Beranda / Fantasi / Kuro Dan Naga Warisan / Perlindungan Sementara

Share

Perlindungan Sementara

Penulis: Khomairoh
last update Terakhir Diperbarui: 2025-02-16 23:05:12
Kuro, Kaien, dan Sylva bergerak cepat, menembus hutan dengan tujuan mencari tempat yang lebih aman untuk merencanakan langkah selanjutnya. Mereka tidak bisa menunggu lama, karena Takuro dan pasukannya semakin dekat. Kuro merasa seolah ada gelombang energi yang semakin kuat menghampirinya, seolah memberi sinyal bahwa musuh mereka tidak akan berhenti begitu saja.

"Ke arah sana," kata Kaien, menunjuk ke sebuah lembah yang tampaknya lebih tersembunyi. "Tempat itu mungkin bisa memberi kita perlindungan sementara."

Mereka berlari menuju lembah itu, meskipun Kuro merasa setiap langkah semakin berat. Setiap detik berlalu, semakin terasa beban dari kekuatan naga kuno yang terus mengalir dalam tubuhnya. Sementara itu, Sylva meliriknya dengan khawatir, seolah merasakan kegelisahan yang semakin membesar dalam diri Kuro.

"Semuanya akan baik-baik saja," kata Sylva, mencoba memberikan semangat. "Kamu sudah melalui banyak hal, Kuro. Kamu lebih kuat dari yang kamu kira."

Kuro mengangguk pelan, namu
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Kuro Dan Naga Warisan   Langkah Terakhir

    Waktu berlalu dengan cepat. Penghalang alam yang diciptakan Kuro masih berdiri kokoh, memberikan perlindungan sementara bagi mereka. Namun, meskipun mereka memiliki waktu untuk merencanakan langkah selanjutnya, ketegangan di dalam hati Kuro tak bisa dipungkiri. Setiap detik yang berlalu membawa ancaman yang semakin mendekat, dan meskipun dia telah memanfaatkan sebagian dari kekuatan alamnya, Kuro tahu bahwa itu hanya awal dari pertempuran yang lebih besar. Kaien berdiri di samping Kuro, matanya menilai penghalang yang melindungi mereka. "Kekuatanmu sangat besar, Kuro," katanya dengan nada serius. "Namun, kita harus memikirkan cara untuk menghadapi Takuro secara langsung. Dia pasti sudah tahu kita ada di sini." Kuro menghela napas panjang, mencoba menenangkan pikirannya. "Aku tahu. Penghalang ini hanya bertahan sebentar. Jika Takuro mengetahui keberadaan kita, dia akan mencoba merobohkannya. Kita harus siap menghadapi segala kemungkinan." Sylva berjalan mendekat, matanya tajam dan

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-18
  • Kuro Dan Naga Warisan   Pertempuran Penentuan Takdir

    Langit malam dipenuhi awan gelap yang berputar dengan liar, sesekali disambar kilat ungu yang menyayat langit seperti retakan di dimensi. Angin kencang menerbangkan debu dan puing-puing, menambah kesan bahwa dunia seakan menahan napas menunggu benturan dahsyat yang akan terjadi.Di tengah hamparan tanah yang bergetar akibat tekanan energi, Kuro berdiri tegap. Matanya yang tajam memantulkan sinar merah dari api yang berkobar di tangannya. Di sisi lain, Takuro berdiri dengan senyum penuh kesombongan, diselimuti aura gelap yang meliuk-liuk seperti ular berbisa.Di belakang Kuro, Sylva dan Kaien sudah bersiap. Sylva menggenggam tongkat sihirnya erat, sementara Kaien menghunus pedangnya yang berkilauan di bawah cahaya bulan.Takuro menyeringai."Aku sudah menunggu lama untuk saat ini," katanya dingin. "Tunjukkan padaku seberapa besar kekuatan yang kau warisi, Kuro."Takuro mengangkat satu tangan ke langit. Seketika, langit bergemuruh. Petir menyambar tanah dengan ledakan yang mengguncang m

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-18
  • Kuro Dan Naga Warisan   Warisan Kegelapan Bangkit

    Langit yang sebelumnya gelap kini mulai menunjukkan tanda-tanda ketenangan. Sisa-sisa pertempuran masih terasa di udara, dengan tanah yang retak dan bebatuan yang hangus akibat benturan energi yang luar biasa.Kuro berusaha berdiri, meski tubuhnya terasa berat. Sisa api emas di tubuhnya mulai redup, menandakan betapa banyak energi yang telah ia keluarkan dalam pertarungan melawan Takuro.Sylva dan Kaien segera mendekatinya."Kuro, kau butuh istirahat," kata Sylva, meletakkan tangan di bahunya.Kaien mengangguk. "Kau nyaris menghabiskan seluruh kekuatanmu. Jangan memaksakan diri."Kuro menghela napas, lalu mengangkat wajahnya ke langit. Ia merasa sesuatu yang janggal. Meski Takuro telah dikalahkan, perasaan gelisah masih menyelimuti hatinya.Di kejauhan, dari balik reruntuhan, sebuah energi gelap mulai berkumpul. Takuro memang telah menghilang, tapi warisan kegelapannya belum benar-benar lenyap.Tiba-tiba, suara tawa pelan terdengar."Heh... hehehe..."Kaien dan Sylva langsung bersiaga

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-18
  • Kuro Dan Naga Warisan   Keputusan Raizen

    Angin dingin bertiup kencang, membawa aroma tanah yang terbakar. Langit yang semula gelap kini tampak lebih mencekam, seolah menyatu dengan energi kegelapan yang terus berputar di sekitar medan pertempuran. Kuro berdiri dengan napas terengah-engah, tubuhnya nyaris kehabisan tenaga setelah pertarungan sengit melawan Takuro.Di hadapannya, Raizen masih berdiri tegak dengan senyum tipis yang tidak pernah luntur dari wajahnya.Kaien dan Sylva berdiri di samping Kuro, keduanya juga terlihat kelelahan, namun tetap memasang kewaspadaan penuh. Mereka tahu, sosok di depan mereka bukan lawan yang bisa diremehkan. Raizen bukan sekadar penerus Takuro—auranya menunjukkan bahwa ia lebih berbahaya.Raizen melangkah maju perlahan, setiap jejak kakinya seakan membuat tanah bergetar."Kalian ini menarik," ujarnya dengan suara tenang, tapi penuh tekanan. "Kuro, kau sudah berhasil mengalahkan Takuro, tapi... kau benar-benar berpikir bisa melawan aku dalam keadaan seperti ini?"Kuro mengepalkan tangannya,

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-18
  • Kuro Dan Naga Warisan   Jejak Naga Perak

    Langit masih kelam ketika Kuro, Sylva, dan Kaien akhirnya mencapai tepian hutan. Udara malam membawa kesejukan yang sedikit meredakan ketegangan mereka setelah pertemuan yang mengerikan dengan Raizen. Namun, meski mereka telah melarikan diri, perasaan gelisah tetap menghantui hati Kuro."Kuro, kita harus istirahat," kata Sylva, menepuk pundaknya. "Kau hampir tidak bisa berdiri. Kalau kita terus memaksa diri, kita tidak akan bertahan lama."Kuro menatap sekeliling. Tempat mereka berdiri sekarang adalah sebuah perbukitan kecil dengan pepohonan yang cukup lebat. Dari sini, mereka bisa melihat medan pertempuran yang kini hanya menyisakan kehancuran."Aku tahu," jawab Kuro pelan. "Tapi aku tidak bisa menghilangkan perasaan bahwa kita masih dalam bahaya."Kaien menghela napas panjang lalu duduk di atas batu besar. "Raizen membiarkan kita pergi, tapi aku tidak percaya dia akan begitu saja mengabaikan kita selamanya.""Kuro," Sylva menatapnya serius. "Kita butuh tempat aman. Kita harus mencar

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-18
  • Kuro Dan Naga Warisan   Ujian Para Penjaga

    Fajar menyingsing dengan perlahan, cahaya keemasan menyapu lembut lembah tempat Kuro dan yang lainnya beristirahat. Udara pagi terasa sejuk, membawa ketenangan setelah perjalanan panjang yang mereka tempuh. Namun, di balik ketenangan ini, ada misi besar yang harus mereka lanjutkan—mencari Kuil Naga Perak.Kuro berdiri di tepi danau, membasuh wajahnya dengan air dingin yang menyegarkan. Ia menatap bayangannya di permukaan air. Meskipun tubuhnya lelah, semangatnya tetap menyala."Kau sudah siap?" suara Sylva terdengar di belakangnya.Kuro mengangguk. "Ya. Kita harus segera berangkat sebelum Raizen atau Takuro beserta pasukannya menemukan jejak kita."Kaien mendekat sambil mengamati peta yang diberikan Elder Ragnor. "Pegunungan Utara cukup jauh dari sini. Kita butuh waktu beberapa hari untuk mencapainya, dan itu kalau kita tidak menghadapi rintangan di jalan."Kuro mengambil napas dalam. "Kalau begitu, mari kita mulai perjalanan ini."Mereka bertiga kemudian berkemas dan memulai perjalan

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-18
  • Kuro Dan Naga Warisan   Ujian Penjaga Naga Perak

    Kuro, Sylva, dan Kaien berdiri di tengah hutan yang masih diselimuti kabut pagi. Puluhan sosok berbaju hitam dengan topeng yang menutupi wajah mereka mengepung mereka dalam diam. Mata mereka yang tajam mengamati setiap gerakan Kuro dan yang lainnya, seolah menunggu momen yang tepat untuk menyerang.Kaien mencabut pedangnya, tubuhnya menegang. "Siapa mereka?" bisiknya pada Kuro.Sylva memperhatikan mereka dengan seksama. "Mereka bukan prajurit Raizen, tapi aku juga tidak yakin mereka adalah sekutu kita."Salah satu sosok bertopeng melangkah maju, berbeda dari yang lain—jubahnya lebih panjang dan terdapat simbol naga perak di dadanya.Sosok tersebut bertanya pada Kuro."Apakah kamu yang disebut pewaris cahaya?" suaranya dalam, terdengar penuh kewibawaan.Kuro menatapnya dengan waspada. "Siapa kalian?"Sosok itu menundukkan kepala sedikit, tanda penghormatan yang tidak mereka duga. "Kami adalah penjaga jalur menuju Kuil Naga Perak. Hanya kamu yang layak yang dapat melanjutkan perjalanan

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-18
  • Kuro Dan Naga Warisan   Menembus Kabut Kegelapan

    Setelah golem-golem itu hancur, udara di sekitar mereka terasa lebih berat. Namun, pemimpin penjaga naga perak masih berdiri diam, seolah menunggu Kuro dan teman-temannya untuk bergerak maju.Kuro merasakan ketegangan yang belum terlepas sepenuhnya. Ia tahu ini baru awal dari perjalanan yang lebih berbahaya. Kabut di hutan semakin tebal, dan waktu tampaknya berjalan begitu cepat meskipun mereka belum melangkah jauh."Kita harus hati-hati," kata Kuro dengan suara rendah. "Aku merasa ada sesuatu yang lebih besar menunggu kita di depan sana."Sylva mengangguk. "Aku juga merasakannya. Sepertinya ada kekuatan gelap yang mengintai."Kaien menatap ke depan, di mana kabut semakin tebal. "Jangan biarkan kabut ini menipu kita. Fokus pada perjalanan."Pemimpin penjaga naga perak, yang sebelumnya diam, kini berbicara lagi. "Kalian sudah membuktikan diri kalian layak melanjutkan perjalanan, tetapi ada satu ujian terakhir yang harus kalian lewati untuk mencapai Kuil Naga Perak."Kuro menatap pria b

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-18

Bab terbaru

  • Kuro Dan Naga Warisan   Akhir Dari Perjalanan: Sebuah Legenda, Sebuah Pilihan

    Debu mulai mengendap. Angin berhembus lembut, membawa aroma tanah basah dan kehidupan baru. Dunia telah selamat. Pertempuran dahsyat melawan Sang Penenun dan ancaman yang lebih besar telah berakhir. Namun, jejaknya tetap terukir dalam setiap sudut dunia. Bekas luka menganga di permukaan bumi, mengingatkan akan kekuatan dahsyat yang hampir menghancurkan segalanya. Kota-kota hancur, desa-desa porak-poranda, dan jutaan jiwa telah hilang. Namun, di tengah kehancuran itu, tumbuh tunas-tunas kehidupan baru. Tanaman-tanaman mulai tumbuh kembali, menunjukkan kekuatan regenerasi alam yang luar biasa. Manusia, yang telah kehilangan begitu banyak, mulai membangun kembali kehidupan mereka, mencari harapan di tengah keputusasaan. Kuro, pahlawan yang telah menyelamatkan dunia, tidak ada di sana untuk menyaksikannya. Pengorbanannya telah menyelamatkan alam semesta, tetapi dengan harga yang sangat mahal—kehidupannya sendiri. Ia telah lenyap, menjadi bagian dari alam semesta. Namun, kisahnya tetap hid

  • Kuro Dan Naga Warisan   Harmoni Terakhir – Keseimbangan yang Sempurna

    Kuro terhuyung, tubuhnya hancur lebur, luka menganga di sekujur tubuhnya seperti peta bintang yang mengerikan. Darah segar membasahi tanah yang sudah retak dan terbakar, mencampur dengan debu dan abu yang beterbangan. Namun, di tengah kehancuran itu, cahaya emas Kekuatan Naga Emas masih menyala, suatu suar harapan yang gigih melawan kegelapan yang hampir membenamkan segalanya. Ia telah menggunakan hampir semua kekuatannya, mengeluarkan seluruh kemampuannya hingga ke titik kering. Namun, Sang Penenun, entitas kekacauan itu, masih berdiri teguh, pusaran energi gelapnya semakin besar, semakin ganas, menelan segalanya dalam cengkeramannya yang tak kenal ampun. Harmoni yang Kuro coba ciptakan, harmoninya yang merupakan benteng terakhir melawan kekacauan, terasa rapuh, seperti kaca yang siap hancur berkeping-keping. Ia merasakan kelelahan yang luar biasa, tubuhnya terasa seperti akan runtuh, namun tekadnya tetap membara. Ia tidak boleh menyerah. Ia harus menang.Pandan

  • Kuro Dan Naga Warisan   Harmoni Yang Hilang

    Bab 149: Harmoni yang Hilang – Pertempuran SengitAlam semesta bergetar. Bukan getaran lembut, namun guncangan dahsyat yang mengguncang realitas itu sendiri. Kekuatan tiga naga – Muzunoryu, Tsuchiryu, dan Arashiryu – berbenturan dengan kekuatan Sang Penenun, menciptakan gelombang energi yang tak terbayangkan. Air, tanah, dan angin beradu dengan kegelapan, menciptakan pusaran yang mengerikan, pusaran yang mengancam untuk menghancurkan segalanya. Kuro, di tengah badai itu, merasakan kekuatan dahsyat yang mengguncang jiwanya.Tubuhnya, yang sudah penuh luka, terasa seperti akan hancur. Setiap inci kulitnya terasa perih, setiap tulang terasa remuk. Ia telah menggunakan hampir semua kekuatannya, namun Sang Penenun masih berdiri teguh, pusaran energi gelapnya semakin besar dan semakin ganas. Harmoni yang ia coba ciptakan, harmoninya yang merupakan benteng terakhir melawan kekacauan, terasa rapuh, hampir hancur.Kuro tahu bahwa ia harus melakukan sesuatu, dan cepat.

  • Kuro Dan Naga Warisan   Kekalahan dan Kebangkitan – Harapan yang Memudar

    Kelelahan mencengkeram Kuro. Tubuhnya, yang biasanya dipenuhi dengan energi kosmik yang tak terbatas, kini terasa lemah dan remuk. Luka-luka yang ia derita dalam pertempuran sebelumnya masih terasa perih, ditambah dengan luka-luka baru yang ia dapatkan dari serangan Sang Penenun. Darah segar mengalir dari sudut bibirnya, menodai jubahnya yang sudah compang-camping. Ia merasakan kekuatannya terkuras, semakin menipis, seperti lilin yang hampir padam.Sang Penenun, entitas kosmik yang mengerikan itu, mengeluarkan kekuatannya yang sebenarnya. Ia melepaskan serangan yang mampu memanipulasi realitas itu sendiri. Waktu dan ruang menjadi terdistorsi, berputar-putar seperti pusaran air yang tak berujung. Ilusi-ilusi yang membingungkan muncul di mana-mana, menciptakan pemandangan yang surealis dan mengerikan. Kuro merasa seperti terjebak dalam mimpi buruk yang tak berujung, di mana realitas dan ilusi bercampur aduk, di mana ia tidak bisa membedakan mana yang nyata dan mana y

  • Kuro Dan Naga Warisan   Kebangkitan Naga

    Kekalahan di awal pertempuran telah meninggalkan jejak yang dalam pada Kuro. Tubuhnya terasa remuk, namun tekadnya tetap membara. Darah masih mengalir dari sudut bibirnya, menodai jubahnya yang sudah compang-camping. Ia menatap Sang Penenun, pusaran energi gelap yang tak berujung itu, dengan mata yang dipenuhi dengan campuran rasa sakit, kemarahan, dan tekad yang tak tergoyahkan. Ia tahu bahwa ia harus menggunakan semua kekuatannya, semua kemampuannya, untuk melawan entitas kosmik yang mengerikan ini. Ia harus menciptakan harmoni yang sempurna, keseimbangan yang mutlak, untuk melawan kekacauan yang mengancam untuk menelan segalanya.Dengan napas yang tersengal-sengal, Kuro memanggil Kuchiyose Kinpika Ryu (Naga Emas). Api emas berkilauan menerangi kegelapan yang mencekam, menciptakan kontras yang dramatis antara cahaya dan bayangan. Kinpika Ryu, naga emas yang megah dan perkasa, muncul dari dimensi lain, sisiknya berkilauan seperti emas murni yang dilebur oleh mat

  • Kuro Dan Naga Warisan   Serangan Awal

    Langit bukan lagi langit. Ia adalah kanvas gelap yang tercabik-cabik, dirobek oleh tentakel-tentakel energi hitam yang tak terhitung jumlahnya. Tentakel-tentakel itu, tebal seperti gunung dan hitam pekat seperti jurang maut, menari-nari dengan kejam di antara bintang-bintang yang meredup. Mereka bukan sekadar energi; mereka adalah manifestasi dari kekacauan itu sendiri, perpanjangan dari kehendak Sang Penenun, entitas kosmik yang haus akan jiwa. Jiwa-jiwa manusia, terhisap oleh tentakel-tentakel itu, menghasilkan jeritan yang menyayat hati, simfoni kematian yang mengerikan yang bergema di seluruh dunia. Di tengah badai ini, Kuro berdiri tegak, sebuah patung marmer yang tak tergoyahkan di tengah badai yang mengerikan.Rambut putihnya yang panjang berkibar ditiup angin yang berputar-putar, menyerupai api yang siap menyala. Wajahnya, yang biasanya dipenuhi dengan ketenangan, kini dikerutkan oleh tekad yang tak tergoyahkan. Ia bukanlah manusia biasa lagi; ia adalah m

  • Kuro Dan Naga Warisan   Gerbang Roh – Mencari Jawaban Terakhir

    Kuro, yang telah mencapai usia lanjut namun tetap teguh dalam semangatnya, merasakan sebuah panggilan yang kuat dari dalam dirinya. Bukan panggilan untuk bertempur, melainkan panggilan untuk mencari pemahaman yang lebih mendalam. Selama beberapa dekade terakhir, ia telah memimpin dunia menuju perdamaian dan kemakmuran, namun sebuah pertanyaan besar tetap terngiang dalam pikirannya: apakah perdamaian ini akan bertahan selamanya? Apakah ancaman kegelapan benar-benar telah musnah? Ataukah masih ada misteri yang tersembunyi, mengintai di balik kedamaian yang tampak sempurna ini?Pertanyaan-pertanyaan ini telah menghantuinya selama bertahun-tahun. Ia telah berkonsultasi dengan para bijak, para pendeta, dan para ilmuwan, namun tak satu pun dari mereka mampu memberikan jawaban yang memuaskan. Ia merasa ada sesuatu yang masih tersembunyi, sesuatu yang hanya dapat ditemukan di tempat yang terdalam dan terjauh—dunia roh.Ia telah mendengar legenda tentang dunia roh, dunia di m

  • Kuro Dan Naga Warisan   Takdir Sang Pelindung

    Debu pertempuran masih menyelimuti lembah, mengingatkan akan pertarungan sengit yang baru saja berakhir. Aroma tanah basah bercampur dengan bau darah—bau yang tak akan pernah hilang dari ingatan Kuro, Sylva, dan Kaien. Kemenangan atas entitas kegelapan terasa pahit, dibumbui oleh kehilangan dan kelelahan yang mendalam. Banyak sekutu mereka telah gugur, korban dari pertempuran yang hampir menghancurkan dunia. Keheningan yang menyelimuti mereka dipenuhi oleh kesedihan yang dalam, namun juga oleh rasa syukur yang tak terhingga. Mereka telah berhasil. Mereka telah menyelamatkan dunia.Kuro, dengan luka-luka yang masih menganga di tubuhnya, duduk bersila di tengah reruntuhan. Ia menatap langit yang mulai dipenuhi bintang, merasakan beban tanggung jawab yang luar biasa di pundaknya. Ia bukan hanya seorang pemimpin bagi pasukan mereka, tetapi juga seorang pemimpin bagi dunia yang baru saja mereka selamatkan—dunia yang hancur, dunia yang membutuhkan pemulihan yang panjang dan

  • Kuro Dan Naga Warisan   Ancaman Muncul

    Setelah berhasil mengendalikan kekuatan Naga Bumi dan menyeimbangkan energi di dalam dirinya melalui ritual purba, Kuro merasakan kedamaian yang belum pernah ia rasakan sebelumnya. Namun, kedamaian itu hanyalah sementara. Ia tahu bahwa entitas kegelapan yang telah merasukinya belum sepenuhnya hilang. Ia masih merasakan bisikan-bisikan jahat di dalam pikirannya, dan ia masih melihat kilasan-kilasan gambar yang mengerikan. Ia tahu bahwa ancaman itu masih mengintai, menunggu saat yang tepat untuk menyerang kembali.Ia menghabiskan beberapa bulan berikutnya untuk berlatih dan bermeditasi, menjaga keseimbangan antara kekuatan cahaya dan kegelapan di dalam dirinya. Ia juga menghabiskan waktu bersama Sylva dan Kaien, menikmati kedamaian dan kebersamaan yang telah lama dirindukannya. Namun, ia selalu waspada, selalu siap untuk menghadapi ancaman yang mungkin datang kapan saja.Suatu hari, saat ia sedang berlatih di hutan, ia merasakan perubahan di udara. Udara terasa dingin da

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status