Share

Bab 28

Penulis: VERARI
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

"Di negara mana kamu belajar memasak?" tanya Yudha.

"Saya?"

"Ya, kamu! Siapa lagi?!" bentak Yudha.

"Saya dulu sekolah di jurusan tata boga, Tuan."

"Nggak belajar di luar negeri?" Yudha mengerutkan kening keheranan.

"Tidak, Tuan. Mana mampu saya sekolah ke luar negeri."

"Siapa namamu?"

"Yuna, Tuan."

"Yuna, apa kamu tahu kalau Bi Minah dan Rini dulu pernah menimba ilmu di Prancis untuk belajar masak?"

Kedua alis Yuna terangkat. "Sungguh?"

"Ya, Thomas Volker, ayah mertuaku yang membiayai pendidikan para asisten rumah tangga pilihan. Karena itu, mereka bisa bekerja sebagai koki di rumah ini. Kami tidak bisa makan sembarangan."

Yuna mengangguk-angguk. Tidak tahu arah pembicaraan sang tuan besar.

"Masakanmu jauh lebih nikmat dari masakan buatan mereka berdua, Yuna. Aku saja sampai kaget," sambung Diana.

"Aku belum pernah makan masakan ini," ucap Yudha seraya menyuap makanan.

"Itu saya sendiri yang mengombinasikan beberapa jenis masak
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Kristanti Marikaningrum
Kan udah pada tahu kalau Yuna masih perawan... Berarti kan belum diapa-apain sama Aldo... Kenapa Emilia jahat banget sama Yuna... Sampai membahayakan nyawa adiknya...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Kupu-Kupu Malang   Bab 29

    Yuna berlari ke ruang perawatan di belakang pria tadi yang bernama Dedi. Setelah bertanya nomor kamar Eric, mereka bergegas menuju kamar VVIP.Eric terbaring di tempat tidur dengan selang infus dan kanula hidung. Wajahnya pucat pasi dan belum sadarkan diri.Dua dokter muncul setelah kedatangan mereka. Profesor Darian mengenalkan diri kepada Dedi kemudian mulai menjelaskan keadaan Eric."Kenapa bisa keracunan, Dok?" tanya Dedi."Saya juga tidak tahu. Nanti bisa kami tanyakan setelah tuan muda sadar. Saya sendiri yang akan merawatnya. Jadi Anda tidak perlu khawatir.""Baik. Terima kasih banyak."Yuna kehilangan keseimbangan. Ia jatuh terduduk di atas sofa.Bayangan-bayangan mengerikan terlintas dalam benaknya. Dari sikap Emilia yang tiba-tiba berubah pada Yuna. Bahkan berbohong dengan menggunakan nama kedua orang tuanya. Sampai menyuruh Yuna memberikan makan siang untuk Eric.'Nggak mungkin kalau masakanku yang membuat Eric jadi seperti ini. Jelas-jelas

  • Kupu-Kupu Malang   Bab 30

    Eric membuka mata lalu bersandar di kepala tempat tidur sambil memegang perut. Mendapati Yuna yang berbaring tidak nyaman di kursi dengan kepala menempel di tepi ranjang. Eric pun mengerang keras agar Yuna terbangun.Yuna yang beberapa jam terlelap itu akhirnya terbangun setelah Eric sengaja menyenggol bahunya. Setelah melihat Eric kesakitan, Yuna memanggil perawat dengan mata setengah terbuka."Kak, pasien di kamar VVIP 1 barusan bangun kesakitan," kata Yuna kepada perawat jaga."Baik, saya ke sana. Dokternya tiga puluh menit lagi baru sampai."Yuna melihat jam di ponsel. Banyak panggilan tak terjawab dari Emilia. Kemudian memasukkan lagi ke saku celana tanpa membalas atau balik menghubungi.Sebenarnya Yuna sedikit kesal pada Emilia. Meskipun Yuna masih ragu jika Emilia merupakan pelaku yang meracuni Eric. Tetap saja, yang tahu Yuna membawa makan siang dan yang menyuruhnya hanya Emilia. Tidak ada tersangka lain."Sudah selesai, Kak. Silakan masuk," kata salah satu perawat."Gimana k

  • Kupu-Kupu Malang   Bab 31

    "Sakit kok. Tadi kamu juga dengar sendiri penjelasan dari dokter, kan?"Yuna memicingkan sebelah mata. "Dari mana Kak Eric tahu apa yang dikatakan dokter tadi? Apa Kak Eric menguping?""N-Nggak lah! Badanku kan lemah! Mana bisa jalan sampai pintu!" Eric gelagapan.Namun, Yuna dapat merasakan kerasnya benda pusaka milik Eric mengganjal di perut."Apa orang sakit parah masih bisa merasa bergairah?" tanya Yuna semakin curiga."B-Bisa lah! Kecuali kalau orang itu nggak normal!"Yuna jadi ingin menggoda Eric. Lama-lama sang tuan muda itu terlihat sekali sedang bohong padanya."Kalau begitu, apa Kak Eric mau bermain di sini sekarang? Seperti kemarin waktu aku sakit," goda Yuna sembari melihat perubahan ekspresi Eric.Eric menatap Yuna dalam. Kemudian meluncurkan kecupan di bibir Yuna.Biasanya Yuna hanya menerima perlakuan dan suruhan Eric, tapi kali ini berbeda. Ia merasa lebih dekat dengan Eric dan mulai berani menuntut ciuman.Eric membalas kecupan-kecupan singkat yang berubah jadi lumat

  • Kupu-Kupu Malang   Bab 32

    Di ranjang, Eric tengah memeluk intim dengan tangan yang menghilang di balik rok si pembantu baru. Dan pembantu baru itu nyaris telanjang dengan bekas-bekas merah yang tercetak sempurna di atas dada polosnya."B-Bos!""Keluar," hardik Eric.Tanpa disuruh pun Dina tidak mau melihat adegan panas pria yang ditaksirnya sejak lama. Dina tidak menyangka, bos dingin itu bisa berwajah sayu penuh nafsu."Masuk," perintah Eric setengah berteriak.Dina sungguh tidak mau mempercayai matanya sendiri. Perempuan yang pernah mencari Eric dan mengaku sebagai pembantu itu sangat tidak tahu malu dan masih duduk menempel manja dekat bos dingin kesayangan Dina."Kenapa? Mana berkasku?"Melihat kekalutan Dina, Eric tidak mau diam saja. Ia ingin sekaligus menunjukkan pada si sekretaris jika ia sudah ada yang punya dan agar Dina berhenti menggoda di kantor.Ketika Dina menaruh berkas dan menjelaskan beberapa hal yang terjadi di perusahaan, Eric sengaja memasukkan tangannya k

  • Kupu-Kupu Malang   Bab 33

    Mata Yuna membola sempurna. Rasa sesal setelah melepas kegadisan saja belum juga hilang. Dan Eric bilang mau memperpanjang lagi dosanya?Tidak bisa dipungkiri, Yuna sering terhanyut oleh permainan terlarang itu. Tidak jarang juga ia merasa nyaman berada dalam pelukan Eric. Namun, Yuna sungguh ingin mengakhiri ini semua.Yuna takut mulai terbiasa dengan Eric. Hanya Eric pria yang setiap hari ada bersamanya. Siapa yang tidak akan terpesona oleh pria tampan itu? Apalagi, Eric semakin lembut dan manja pada Yuna. Perlakuan Eric itu sukses membuat jantung Yuna berdebar tak karuan.Walaupun Eric ingin memperpanjang jangka waktu kontrak, Yuna tetaplah wanita sewaan. Eric bisa saja bosan dengannya setelah ini. Yuna takut dibuang, takut tidak diinginkan lagi setelah semua yang terjadi. Pemikiran itu mematik rasa nyeri di dada. Tanpa Yuna sadari, hatinya telah menumbuhkan benih-benih harapan."Kenapa diam saja?" Eric mengusap-usapkan kepalanya ke kepala Yuna.Yuna

  • Kupu-Kupu Malang   Bab 34

    Hari berikutnya Aldo datang lagi. Kali ini ia sungguh menunggu Emilia sampai pagi. Karena satpam tidak tega, mereka pun membiarkan Aldo tidur di ruang satpam depan.Hawa dingin tidak jadi persoalan besar baginya. Aldo yang tumbuh sederhana di desa sudah terbiasa dengan suasana itu.Yang paling penting sekarang, Aldo ingin Emilia membatalkan perceraian. Aldo sudah tidak memiliki apa-apa lagi di kota. Rumahnya dijual untuk membayar sejumlah uang yang ia korupsi. Biaya kontrakan rumah juga baru dibayar setengah.Mana berani Aldo berlarut-larut mengabaikan tuntutan sang presiden direktur? Ancaman Eric saja sudah sangat menakutkan. Apalagi Billy Volker yang katanya pernah membunuh seseorang di masa lalu.Tadinya Aldo kira itu semua hanya gosip belaka. Tapi setelah melihat sendiri pergerakan Billy yang setiap hari meminta uang yang dicurinya datang bersama pengawal menyeramkan, Aldo jadi semakin yakin gosip itu benar adanya.Hutang pada Volker Corp pun belum lunas semu

  • Kupu-Kupu Malang   Bab 35

    Bagaimana reaksi Yuna ketika tahu pria yang hampir tidur dengannya malam itu adalah Aldo? Eric penasaran dengan jawaban pertanyaan itu sejak lama. Namun, setelah mengenal Yuna lebih baik, ia bisa mengira-ngira jawaban yang akan diberikan perempuan itu.Kemungkinan yang pertama, Yuna akan bersujud dan memohon ampun kepada Emilia. Kedua, Yuna memilih pergi meninggalkan kediaman Volker karena rasa bersalah yang teramat dalam sampai tidak peduli dengan kontraknya.Yang terakhir, Yuna bisa saja membenci Eric. Yuna pasti tahu jika Eric sengaja menyewanya untuk membalas dendam Emilia. Dan yang telah ia lakukan selama ini, juga ketika Yuna kecelakaan, pasti akan terbongkar semua.Eric tidak mau satu atau ketiga perkiraan itu terjadi suatu hari nanti. Eric tidak ingin Yuna membencinya.Sekarang Eric telah mengakui perasaannya sendiri. Yuna tidak hanya membuat Eric tertarik atau bergairah. Kupu-kupu sayang itu terlanjur hinggap di hati."Kenapa sih, Kak?" tanya Yuna lagi.

  • Kupu-Kupu Malang   Bab 36

    "Uhuk... Uhuk..."Eric tersedak sampai gigitan kecil makanan yang awalnya berada dalam mulut mengotori meja di depannya. Yuna sigap mengambil kain lap dan membersihkan."Eric! Jangan jorok di meja makan! Berapa sih umurmu sekarang?! Makan aja sampai muncrat begitu." Diana melempar tisu bekas mengelap mulut tepat di wajah Eric."Mama sendiri, lihat... Jorok!" Eric menyentil tisu kotor yang jatuh di pangkuan.Yuna mondar-mandir membersihkan kekacauan yang dibuat ibu dan anak itu. Sementara Yudha justru terkekeh-kekeh melihat tingkah dua orang kesayangannya.Sudah lama suasana keluarga mereka tidak sehangat ini. Tidak sebentar pula mereka bisa bercakap-cakap lama. Dan baru sekarang Yudha bisa tertawa lepas dengan anaknya lagi.Pandangan Yudha kini terfokus kepada Yuna. Usulnya tadi bukan tanpa sebab. Perempuan itu dapat mengembuskan udara segar di keluarganya. Walaupun Yudha tahu betul asal-usul Yuna yang pernah jadi kupu-kupu malam meski hanya semalam.Yudha pun yakin jika Diana menyukai

Bab terbaru

  • Kupu-Kupu Malang   Bab 137

    "Buat apa kamu ke sini? Mau mengganggu Yuna lagi, hah?" bentak Diana sambil berkacak pinggang menghalangi pintu rumah."Bukan, Ma. Saya bukan mau bertemu Yuna.""Ma? Jangan memanggilku seolah-olah kamu itu anakku!" cerca Diana. Mata Diana melotot tajam kepada Aldo."Maaf, Bu- Nyonya. Saya mau bertemu dengan Pak Herman, sekalian Anda," kata Aldo sopan.Herman yang mendengar suara kencang besannya pun keluar dari dalam kamar. "Ada apa?" Ia memicingkan mata ke arah Aldo."Boleh saya bicara sebentar dengan Anda? Lima menit saja," pinta Aldo.Herman akhirnya mengizinkan Aldo masuk. Meskipun Diana masih menggerutu terus-menerus. Bahkan, ketika Bi Jumi mau menyiapkan minuman, Diana dengan tegas melarangnya.Yudha dan Eric datang setelahnya. Mereka ikut duduk karena ingin tahu apa yang akan Aldo katakan."Bapak mungkin sudah tahu siapa saya," kata Aldo kepada Herman."Ya, saya tahu," jawab Herman datar.Aldo tiba-tiba bersimpuh di depan kaki Herman. Namun, Herman langsung mencegahnya. Aldo te

  • Kupu-Kupu Malang   Bab 136

    "Nggak mau," tolak Eric sambil menggeleng-geleng tidak percaya dengan permintaan aneh sepupunya."Kembalilah ke kota, Kak. Kamu bisa kembali menjadi Presiden Direktur Volker Corp. Aku cuma mau Yuriana, nggak ingin kekuasan yang seharusnya jadi hakmu," lanjutnya.Billy mendesah lelah. "Kamu pulang besok. Sekarang sudah hampir malam. Dan Yuriana pergi pakai jalur laut, jangan naik helikopter, suaranya berisik.""Baik, Kak. Berikan dulu Yuriana. Aku ingin menggendongnya."Billy menyerahkan Yuriana setelah bayi itu puas meminum susunya dan Eric selesai mencuci tangan. Eric langsung memeluk erat Yuriana ke dalam pelukan.Tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata bagaimana lega dan bahagia dirinya sekarang. Sampai air mata haru meleleh di pipinya. Eric juga tidak bisa berhenti menciumi seluruh wajah Yuriana.Billy menghela napas, lalu berdecak-decak masuk ke dalam rumah. Entah sudah berapa kali, sejak kedatangan Eric menjemput Yuriana, Billy selalu menghela napas. Suasana hatinya jadi memburuk

  • Kupu-Kupu Malang   Bab 135

    "Kita bicarakan masalah ini nanti, setelah Yuriana pulang."Eric tentunya senang oleh permintaan maaf Yuna, tetapi ia masih ingin mengamati perubahan Yuna. Eric tidak ingin lagi ada masalah di kemudian hari dengan persoalan yang sama. Cukup sekali Eric merasakan kesal, marah, dan sedih karena tidak dipercaya dan tidak dihargai istrinya sendiri. Bagaimanapun juga, semua yang ia lakukan demi masa depan keluarganya. "Baiklah. Lalu, berapa lama Mas Eric pergi?""Belum tahu. Aku berangkat dulu, ya. Jangan lemah, Yuna. Kamu sudah menjadi ibu sekarang. Pikirkan Yuriana nanti kalau pulang. Kamu tidak boleh sakit."Hanya mendengar kata-kata perhatian dari Eric saja, Yuna sudah tahu jika Eric telah memaafkan dirinya. Sebelum Eric berbalik, Yuna meraih pundaknya."Ada apa lagi, Yuna?"Yuna mengecup bibir Eric begitu lembut. Sejuta kerinduan yang tertutupi akibat kesedihan dan pikiran negatifnya, akhirnya dapat ia salurkan.Yuna melepaskan ciuman itu, tetapi tangan Eric sudah lebih dulu mendara

  • Kupu-Kupu Malang   Bab 134

    "Tuan, sebaiknya kita mengembalikan anak ini kepada orang tuanya." Suara Lima begitu lemah karena seharian kecapekan mengurus Yuriana.Di pulau pribadi Billy Volker, tidak ada satu pun pelayan, hanya ada lusinan bodyguard dan semuanya pria. Lima merasa kesulitan karena tidak terbiasa menggendong bayi.Sejak kemarin, Billy sendiri yang mengasuh Yuriana. Tetapi, hari ini, Billy sedang ingin santai-santai dan tidak ingin diganggu oleh siapa pun."Malas. Kamu saja yang mengembalikan kalau mau.""Bagaimana saya pergi dari pulau ini kalau cuma Tuan yang bisa menerbangkan helikopter," gerutu Lima."Jangan berisik di dekatku kalau nggak mau aku hukum," ancam Billy.Billy berbaring santai sambil menikmati jus buah segar yang dipetik Lima beberapa saat lalu. Matanya terlihat hampir terpejam karena angin sepoi-sepoi yang menerpa wajah tampannya.Suara Yuriana menangis membuat Billy melompat dari kursi santai. Dadanya naik turun dengan cepat karena sangat terkejut."Lima!! Kamu ini nggak becus se

  • Kupu-Kupu Malang   Bab 133

    "Lepaskan aku!" Emilia meronta-ronta ketika dua petugas polisi mencekal lengannya. "Brengsek! Aku akan membunuh kalian semua! Siapa yang berani melaporkan aku?!"Eric terdiam. Keputusan memenjarakan Emilia juga sangat berat baginya. Yudha dan Diana awalnya juga menentang, tetapi tidak ada cara lain untuk menghentikan kegilaan Emilia.Untung saja, penangkapan Emilia terjadi di tempat terpencil. Mereka masih bisa menyembunyikan kasus itu dari media.Setelah Emilia pergi, beberapa petugas kesehatan yang berjaga-jaga sebelumnya masuk dan memeriksa semua orang. Aldo yang paling parah lukanya. Hampir semua jahitan di perut Aldo terlepas. Ia cukup beruntung karena organ dalam yang tadinya terluka masih baik-baik saja.Rombongan Yuna dan Eric bersama-sama menuju ke kantor polisi terdekat untuk menginterogasi Emilia. Selama berjam-jam, Emilia hanya mengamuk dan mengucap sumpah serapah.Akhirnya, Emilia lelah dan mulai mengakui perbuatannya. Selama berjam-jam tadi, Emilia sengaja mengulur wakt

  • Kupu-Kupu Malang   Bab 132

    "Jangan bohong! Cepat katakan di mana anakku!" pekik Yuna sambil berurai air mata.Aldo mendekati Emilia. "Sayang, ayolah, kita jemput Yuriana, lalu pulang ke rumah kita. Atau ... kita tinggal di sini saja berdua. Nggak akan ada yang mengganggu kita. Kita bisa punya anak sendiri. Sekarang, kembalikan dulu Yuriana."Iris mata Emilia berpindah ke arah pintu. Dua pria lain menerobos masuk ke dalam rumahnya. Eric dan Rendra akhirnya sampai, setelah berlarian ke tempat itu.Tanpa memedulikan apa yang baru terjadi, Eric langsung menarik kemeja Aldo dan memutar badan Aldo ke arahnya. Ia langsung meninju wajah Aldo sampai Aldo tersungkur jatuh."Brengsek!" umpat Eric."Kenapa kamu memukul Aldo, Mas?!" Yuna menarik lengan Eric yang bersiap memukul Aldo sekali lagi. "Dia membantuku mencari Yuriana, nggak seperti kamu yang nggak peduli sama sekali!""Kamu membelanya?!" bentak Eric. "Aku nggak membelanya. Kamu datang-datang cuma mau cemburu? Yang ada di pikiran kamu itu apa sebenarnya? Kamu ngga

  • Kupu-Kupu Malang   Bab 131

    Emilia membawa Yuriana ke praktik dokter terdekat. Dokter mengatakan jika Yuriana harus dirujuk ke rumah sakit untuk pemeriksaan penunjang."Sakit apa anak saya, Dok?" tanya Emilia panik. Emilia khawatir jika dokter itu akan membawa Yuriana ke rumah sakit. Keberadaan mereka bisa langsung ditemukan oleh keluarganya."Dari gejala yang Ibu sebutkan, putri Ibu kemungkinan mengalami intolerasi laktosa. Jadi, sebaiknya Ibu memeriksakan putri Ibu ke rumah sakit yang memiliki fasilitas lengkap," kata sang dokter."Apa tidak bisa di sini saja, Dok?""Maaf, Bu. Seperti yang bisa Anda lihat, kami hanya datang sesekali melakukan pemeriksaan umum gratis dan tidak memiliki peralatan memadai untuk pemeriksaan lengkap. Tetapi, kami bisa membantu Ibu untuk merujuk putri Ibu ke rumah sakit."Emilia melihat sekeliling ruangan. Hanya ada dua kamar saja di tempat itu. Satu untuk mendaftar, kamar lain untuk memeriksa. Hanya ada beberapa alat medis minim di sana."Saya ke rumah sakit sendiri saja, Dok. Ter

  • Kupu-Kupu Malang   Bab 130

    "Bukankah Mas Eric nggak peduli dengan kami lagi? Urusi saja pekerjaan dan sekretaris Mas Eric itu," ujar Yuna dengan suara lirih.'Yuna! Pulang sekarang! Kamu benar-benar nggak bisa mematuhi aku, hah?!' bentak Eric."Nggak, aku mau mencari Yuriana!" Yuna balas membentak Eric.Yuna mematikan ponsel Hilman supaya Eric tidak dapat menghubungi. Ia juga tidak mau Eric melacak lokasinya saat ini. Ia hanya ingin Eric melihat, dirinya tidak butuh bantuan Eric untuk menemukan Yuriana."Nyonya ... Bagaimana kalau kita kembali dulu? Saya takut ...."Yuna memotong ucapan Hilman, "Kalau kamu nggak mau mengantar aku, biar aku pergi ke sana dengan orang ini."Hilman tidak berani memprotes lagi. Lebih baik ia menurut daripada meninggalkan Yuna sendirian. Pulang-pulang, ia pasti akan kehilangan kepala jika sampai terjadi sesuatu pada Yuna.Aldo yang tadinya juga ingin membujuk Yuna agar mereka memutar mobil untuk kembali, urung mengatakannya. Aldo juga ingin segera menemukan anak Yuna. Jika terjadi ap

  • Kupu-Kupu Malang   Bab 129

    "Mas Eric ... malas denganku?" Air mata mulai menetes di wajah cantik Yuna. "Karena itu, Mas Eric cuma sibuk di sini, bukan malah mencari Yuriana ....""Aku juga mencari Yuriana, Yuna! Jangan sembarangan bicara! Pulanglah! Di sini kantor, bukan untuk bicara masalah pribadi," tegas Eric.Yuna menggeleng-geleng pelan. Ia tidak percaya jika Eric tega membentak dan mengusirnya. Prasangka buruk Yuna bertambah ketika melihat kehadiran Dina tadi. Dan sekarang makin menjadi-jadi.Karena Yuna tak kunjung pergi, Eric yang memilih keluar dari ruangan, meninggalkan Yuna seorang diri. Eric harus cepat-cepat menyelesaikan pekerjaan supaya bisa menyusul Rendra untuk mencari Yuriana.Eric sepenuhnya mengabaikan Yuna yang terluka oleh kata-katanya. Yuna mengusap air mata, lalu berbalik pergi. Langkah Yuna terhenti ketika melihat sosok Dina. Yuna mendatangi Dina, tetapi Dina cepat-cepat memalingkan muka dan pergi menjauh. "Mbak Dina!!"Namun, Yuna malah memanggil Dina dengan suara lantang. Seperti k

DMCA.com Protection Status