Share

Bab 9. Diculik

Penulis: Iin Romita
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Nilam memberontak setelah sadar melihat tubuh dan kakinya diikat di sebuah kursi kayu dengan erat.

”Lepaskan aku! Siapa kamu sebenarnya?" teriak Nilam kencang begitu melihat pria berpakaian serba hitam lengkap dengan penutup kepala dan hanya menyisakan kedua mata, hidung dan mulut.

Pria berperawakan tinggi, kekar bagai mafia itu, sontak menatap tajam ke arah Nilam.

Diarahkannya senapan yang siap membidik perempuan itu kapan saja dia inginkan.

”Maaf, Nona. Saya tidak bisa melepaskan, Anda! Seseorang telah membayar saya mahal untuk menghabisi Anda sekarang!"

"Siapa orang yang menyuruhmu?" Nilam masih belum diam. Tubuhnya bergerak ke sana ke mari–berusaha melepaskan diri dari ikatan.

Sayangnya, nihil! Dia justru kelelahan sendiri setelahnya.

Nilam pun menghela nafas berulang kali, berusaha tenang.

Dia tidak ingin mati konyol sebelum membalas dendamnya. Dia pun yakin William akan menyelamatkan dirinya.

Perlahan, Nilam bersikap biasa saja meski sekarang berada dalam ujung maut.

"K
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Noor Sukabumi
msh penasaran Sama tuh perempuan knp dia bilang nilam sebagai pelakor
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Kupinjam Wajah Istrimu (Dendam Istri dikhianati)   Bab 10. Ditemukan

    Kini, Nilam sudah terkapar lemas di lantai berdebu.Samar-samar, dia dapat melihat Widya dan mafia yang menyiksanya datang kembali.“Haha …. Direktur Utama Nilam, bagaimana kabar Anda? Rasanya sedang tidak baik-baik saja, ya? Apalah arti kekuasaanmu itu jika sekarang kau sama seperti sampah yang tidak bisa didaur ulang. Sangat menjijikkan!” Wanita itu tiba-tiba menginjak tangan Nilam dan menggoyangkan ke sana kemari, hingga terluka karena high heelsnya. “Arggh!” Nilam menjerit kesakitan. ‘Dasar wanita kurang ajar! Dia belum jelaskan siapa dirinya padaku! Jika aku bertanya, aku tidak akan selamat darinya ataupun dari keluarga Bagaskara!' Nilam hanya bisa memaki dalam hati.Baru beberapa bulan menjadi Nilam, ia sudah mendapatkan kejutan besarnya. Bagaimana setelah ini jika ada yang seperti ini lagi?“Sebenarnya, aku ingin sekali membunuhmu, tapi aku tidak ingin polisi mencariku dan memasukkan aku ke dalam penjara,” ujarnya Widya senyum sinis lalu menendang perut Nilam, hingga meringk

  • Kupinjam Wajah Istrimu (Dendam Istri dikhianati)   Bab 11. Permintaan "Suami"

    William memeluk Nilam erat. Dia sangat khawatir padanya, bahkan dia nyaris gila saat tak bisa melihat wanita itu beberapa hari ini.Cukup sudah Nilam meninggalkan dia koma beberapa minggu. Melihatnya kini seperti ini, rasanya ia gagal menjadi suami yang bisa menjaga dirinya. Di sisi lain, sebenarnya, Nilam ingin menolak pelukan pria itu, tapi tangannya masih lemas untuk melakukannya. Anehnya, Nilam merasakan William menangis. “Kenapa kamu menangis, Mas?” Mencoba untuk bisa tetap tersenyum, William pun membalasnya, “Maafkan aku, Sayang. Aku tidak bisa menjagamu. Tugasku sebagai suamimu, tidak kulaksanakan dengan baik. Lihatlah dirimu sekarang, tubuhmu penuh luka, mari kita pergi ke rumah sakit untuk memeriksanya.” Nilam menggeleng. “Tidak perlu, cukup dirawat dari rumah saja! Aku bosan dengan bau rumah sakit. Biar nanti Mas William memanggil perawat pribadi ke rumah.” “Baiklah.” *****Kini keduanya di dalam kamar.Sebenarnya, bukan kesalahan Nilam jika William putus dengan wanit

  • Kupinjam Wajah Istrimu (Dendam Istri dikhianati)   Bab 12. WIlliam Semakin Agresif

    Beberapa hari berlalu, kedua pasangan itu masih tampak biasa meski William berkali-kali gagal mendapatkan jatah.Namun, Nilam baru sadar, ia memiliki sopir baru. “Mas, di mana sopir lamaku?” “Sudah kupecat, Sayang,” jawab William ringan. “Kenapa kamu memecatnya tanpa persetujuan dariku, Mas? Apa kamu tidak memikirkan pekerjaan apa yang ia dapatkan sekarang ini, dia akan menjadi pengangguran jika tidak mendapatkan pekerjaan secepatnya?”Dari wajah Nilam, sepertinya ia tidak setuju dengan tindakan William yang egois. Padahal ia merasa pekerjaannya bagus. William yang sudah berada satu mobil bersama Nilam di belakang kursi kemudian menarik dagu istrinya. "Tahu tidak? Gara-gara keteledorannya, kamu sampai disekap oleh Widya. Dia tidak menjagamu dengan baik. Jadi, dia harus mendapatkan hukuman yang seimbang. Ya sudah aku tidak suka kamu membicarakan dia, aku sudah tidak percaya dengan pekerjaannya lagi.” William mengalah karena tidak mau Nilam berlama-lama memasang wajah cemberutnya

  • Kupinjam Wajah Istrimu (Dendam Istri dikhianati)   Bab 13 Rencana Meeting

    Nilam mengeluarkan sungut di kepalanya, dia akan melepaskan kemarahan karena Willy tidak bisa menghargai dia sebagai wanita.“Bisa tidak kamu bilang dulu sebelum menyambar bibirku?” ucap Nilam dengan meletakkan tangannya di pinggang.Tidak pernah wajah manis ditunjukkan pada William. Sampai Willy berpikir jika ia kesal, rasanya ingin ia menggendong dan membanting wanita itu di atas ranjang.Willy merasa bersalah dan mendekati tubuh Nilam yang membelakanginya, wanita itu tidak berani melihat wajah suaminya.Kali ini dia terkejut, pria itu melingkarkan kedua tangannya di perut Luna. Dia tidak tahu bagaimana cara menghindari pria itu lagi. 'Please, jangan apa-apakan lagi, demi apapun.'Karena semakin dia menghindar maka semakin dia ingin mendekatinya lebih dari itu, saat ini tubuhnya gemetaran. Wajahnya pucat, keringat dingin mulai bercucuran kembali.Sambil membaca doa, ia berusaha untuk lepas dari pria itu-meskipun sedikit aneh. Karena memang benar status mereka sudah menikah. Namun dir

  • Kupinjam Wajah Istrimu (Dendam Istri dikhianati)   Bab 14 Ardiansyah Grup

    Sudah seperti yang dibayangkan tadi, bahwa ternyata benar, perusahaan tersebut memanglah milik Daffa, suaminya. Nama Ardiansyah Group sudah melekat di pikiran Nilam. Air matanya mulai menenggelamkan bola mata nya, menyatu membentuk butiran air mata dan terjatuh bebas melewati pelupuk mata dan membasahi pipi.Entah kenapa dia harus menangis, bukankah dia sudah bahagia bersama Willy? Lalu Daffa? Bagaimana dengan pria itu? Surat perceraian itu sudah selesai dan mereka sudah sah bercerai?Dalam hati sudah mulai bergejolak, akankah ia siap saat berhadapan dengan pria itu di tempat tertutup nanti? Rasanya belum melihat wajahnya saja hatinya sudah hancur.‘Oh Tuhan, apa ini suatu pertanda jika hamba harus segera mengakhiri drama ini? Tapi hamba tidak akan kuat jika nantinya akan dihadapkan pada pria yang tidak bertanggung jawab seperti Mas Daffa.’ Nilam menyeka air matanya tak ingin ada siapapun yang melihat dia seperti ini. Ia mulai mengatur nafasnya kembali. Bukan waktunya sekarang untuk

  • Kupinjam Wajah Istrimu (Dendam Istri dikhianati)   Bab 15 Dasar Pelakor!

    Nialm dengan angkuhnya berjalan tanpa memperdulikan pria itu-yang sedang memperhatikannya.“Silahkan Ibu Nilam dan Pak Willy!” Seorang pebisnis sok baik dan ramah mempersilahkan mereka duduk.Nilam tidak segera menjawab, hanya mengangguk pelan. Wanita itu dengan sengaja memilih kursi yang berdekatan langsung dengan Daffa.Sudah sangat agresif sekali dia langsung berjabat tangan dengan Nilam. Wanita itu tersenyum sinis, dia memang mengangkat tangannya, namun tidak untuk membalas jabatan tangan Daffa. Ia menepis tangan pria itu hingga jatuh dan terasa sangat dipermalukan sekali.Daffa terbelalak, tidak disadarinya perempuan itu bisa menolak uluran tangannya. Shireen berbicara dengan lengus, “Sudah aku bilang jaga kesopananmu! Jadi pria jangan suka tebar pesona, Mas!” ucapnya sembari melihat Luna dengan sinis.“Aku tidak tebar pesona! Aku hanya ingin berkenalan dengan beliau, perusahaan beliau sudah berkembang pesat atas kepemimpinannya, kamu jangan cemberut gitu ya, Sayang!” balas Daffa

  • Kupinjam Wajah Istrimu (Dendam Istri dikhianati)   Bab 16 Sudah Jadi Mayat

    Daffa berjalan dengan langkah kaki panjang mendahului Shireen. Dengan wajah pucat, karena baru pertama kali ia dipermalukan oleh pebisnis penting di acara yang teramat berharga bagi kelangsungan perusahaannya.Shireen mengikuti Daffa yang berjalan lebih jauh darinya. “Sayang! Tunggu! Jangan berjalan cepat seperti itu, aku tidak bisa mengiringimu!” teriak Shireen, membuat seluruh orang yang bekerja disana memperhatikannya.Daffa berhenti dan memperhatikan Shireen. “Bisa diam tidak kamu Shireen! Seharusnya aku tidak menerimamu sebagai sekretarisku! Kau hanya pembawa masalah! Lihatlah Apa yang kau lakukan di meja meeting tadi, kau membuatku malu bahkan kau menjatuhkan perusahaan yang sudah ku besarkan itu!" Shireen sangat menyesal karena dia tidak bisa sabar untuk menjaga ucapannya, seharusnya dia bisa lebih profesional pada semua klien bisnis di sana.Sebagai dampaknya perusahaan Daffa Ardiansyah Grup sudah di blacklist sepihak oleh pihak penyelenggara. “Maafkan aku Daffa, aku benar-be

  • Kupinjam Wajah Istrimu (Dendam Istri dikhianati)   Bab 17 Rencana Makan Malam

    Daffa berada di dalam kamar seorang diri, ia hanya ingin sekedar menghindar dari Shireen beberapa saat. Membuka pintu dengan cepat, dan membantingnya dengan keras.Gegas ia berjalan menuju ranjang miliknya, dan duduk di tepi, ia terdiam beberapa saat, melintas wajah Nilam dalam pikirannya."Shit!"Pikirannya tertuju pada wajah cantik Nilam saja. “Astaga, pikiranku sangat kacau, kenapa wanita itu sangat menggoda? Ah, bahkan tubuhnya lebih berisi daripada Shireen."Daffa yang semula duduk di tepi ranjang, menjatuhkan tubuhnya disana, membayangkan ia bisa bermain setiap malam bersamanya. "Akhir-akhir ini aku seperti orang tidak waras!"Sungguh pria yang mudah terperdaya pada wanita yang menonjolkan tubuhnya. “Haish, kapan aku bisa melakukannya dengan wanita itu? sementara William pasti mendampinginya selalu. Aku sudah tergila-gila pada pandangan pertama!”Senyuman nakal sudah terukir dari bilik bibirnya yang membuat wanita selalu terpikat padanya.“Tidak masalah kamu istri Willy, pemilik

Bab terbaru

  • Kupinjam Wajah Istrimu (Dendam Istri dikhianati)   Bab 128 Pembelahan Buah Mengkudu

    "Tidak, Dokter. Saya akan menemani istri saya, saya tidak akan meninggalkan dia.""Oke baiklah. Anda bisa masuk ke ruangannya. Ada ruang khusus didalam untuk Anda beristirahat. Jika Anda lapar cafe dekat dengan ruangan ini.""Terimakasih, Dokter."*****Saat yang ditunggu William telah berlalu. Ia melihat jari Luna bergerak-gerak. Terlihat kedua matanya mengerjap beberapa kali. Dan tak lama kemudian -- kedua mata itu terbuka."Luna? Kamu sudah sadar?" William bertanya dengan mata berkaca-kaca.Luna kesulitan berbicara, karena kulit wajahnya masih terasa kaku, dan perih. "Ya"Hanya jawaban singkat yang dia bisa dengar. William bergegas keluar, dan memberitahu dokter, jika istrinya telah sadar.Tak lama kemudian William kembali bersama dokter. Pria berkulit putih susu, berambut pirang itu segera mengecek kondisi Luna.Beberapa peralatan medis ia gunakan untuk mengecek keadaan Luna. "Kondisi fisik Nyonya Luna baik. Kita bisa menunggu sampai besok. Saya akan buka perban besok pagi.""Syu

  • Kupinjam Wajah Istrimu (Dendam Istri dikhianati)   Bab 127 Baby Feby

    Beberapa saat berlalu -- Angel telah sembuh dan diperbolehkan pulang.Wajahnya terlihat penuh dengan sukacita. Karena sebentar lagi, Anita mengatakan jika orang tuanya akan melangsungkan sebuah pernikahan.Sebenarnya gadis kecil itu merasa bingung -- meski ia masih batita, ia sempat berpikir, kenapa mereka harus menikah lagi? Bukankah mereka sudah menjadi pasangan suami istri? Ia tidak berani menanyakan hal itu pada Mama atau Papanya. Cukup melihat mereka bahagia -- ia juga merasakan kebahagiaan yang sama. Dan mamanya telah menjanjikan jika adik baby sudah sembuh -- boleh dibawa pulang. Ia telah menyiapkan nama yang indah untuk Putri Shiren itu. Hari yang ditunggu-tunggu telah tiba. Luna dan William tampak menggendong seorang bayi mungil. Dengan riangnya Angel berlari ke arah mereka dan menyambut kedatangan bayi itu di rumahnya."Mama ... Angel telah menyiapkan sebuah nama untuk adik Baby. Bolehkah aku memberi nama Feby?" tanya Angel."Tentu boleh, dong, Sayang." Luna memberi seny

  • Kupinjam Wajah Istrimu (Dendam Istri dikhianati)   Bab 126 Kamu Akan menjadi milikku Selamanya

    Mereka terkejut melihat mangkuk berisi bubur itu terjatuh setelah seseorang membuangnya paksa.Luna melihat siapa yang melakukan itu -- ternyata Papa Seno. Lekas ia berdiri. "Tega sekali Papa melakukan semua ini? Tidak-kah Papa tahu, jika Angel tidak mau makan? Lihatlah keadaannya sekarang?" bantah Luna.Seno mengacungkan jari telunjuknya. "Siapa kamu? Atas izin siapa kamu berani bicara lantang terhadapku, hah!""Aku minta maaf, Papa. Tapi baru saja Angel mau membuka mulutnya. Dan sekarang, bubur itu sudah dilantai.""Cukup! Aku tidak mau kamu memanggilku dengan sebutan Papa! Siapa yang mengizinkan kalian menginjakkan kaki di rumah ini?" bentak Seno -- wajahnya tampak merah padam."Aku, Mas! Sudah! Biarkan mereka disini menemani Angel." Anita meminta Seno dengan harapan."Oppa ... Kenapa Oppa kejam pada Mama dan Papa Angel? Kenapa Oppa memisahkan Angel dengan mereka?" tanya Angel dengan terisak.Anita memeluk tubuh kecil Angel. Ia tidak ingin gadis kecil itu menangis. Baru saja ia te

  • Kupinjam Wajah Istrimu (Dendam Istri dikhianati)   Bab 125 Shireen Meninggalkan Dunia

    Sudah beberapa waktu lamanya akhirnya pintu ruang persalinan kembali terbuka. Mereka yang menunggu dari tadi segera menghampiri dokter yang baru keluar melewati pintu -- wajahnya terlihat sedih. Seperti ada sesuatu yang baru saja terjadi.Namun pikiran itu segera ditepis oleh Luna, semoga yang ia pikirkan tidak seperti yang sedang terjadi."Bagaimana keadaan istri saya, Dokter? Apakah kalian berhasil menyelamatkan keduanya?" Daffa memulai pertanyaan. Dalam beberapa saat pria yang mengenakan jas putih itu diam. Membuat semua yang berada di sana merasa tidak tenang. Diamnya dokter itu -- sudah mewakili jawabannya. Daffa yang memiliki status sebagai suami Shireen, lekas masuk begitu saja ke ruangan persalinan tersebut. Diikuti oleh Luna dan William.Langkah mereka terhenti, setelah melihat seorang perawat menutup tubuh Shireen dengan kain putih sampai atas kepala. Dan perawat lain sibuk membersihkan bayi yang tampak masih merah berlumuran darah -- Setelah beberapa saat -- mereka men

  • Kupinjam Wajah Istrimu (Dendam Istri dikhianati)   Bab 124 Ternyata Daffa Mandul

    "Luna ... Perutku sakit!"Luna seketika panik. Ia lekas berteriak meminta pertolongan. Beberapa pria berseragam datang, dan memapahnya."Bawa dia kerumah sakit!" titah seorang polisi dengan pangkat tinggi."Berapa usia kandungannya? Apa dia akan melahirkan?" gumam Luna.Ia ikut mendampingi Shireen ke rumah sakit. Dengan mobil salah satu anggota polisi. "Bertahanlah Shireen ..." ucap Luna menguatkan.Ia menggenggam tangan Shireen erat. Ia tidak tahu bagaimana rasanya akan melahirkan. Banyak wanita mengatakan jika sakitnya luar biasa. Kontraksi menjelang persalinan sedikit banyak mirip dengan kram saat menstruasi. Bedanya, kontraksi ini akan terasa beberapa kali lebih berat daripada kram perut menstruasi. Rasa kontraksi juga mirip seperti perut kembung atau 'begah'.Sudah berbagai upaya Luna untuk bisa mendapatkan momongan. Namun tidak ada hasilnya. Selama tujuh tahun ia mendambakan seorang bayi, namun ia masih belum diberi kepercayaan juga.Teringat saat William melakukan dengannya.

  • Kupinjam Wajah Istrimu (Dendam Istri dikhianati)   Bab 123 Membesuk Shireen

    Hari itu William sedikit sibuk. Mengurus semua kasus Luna dengan polisi. Ia telah membawa banyak bukti bersama saksi dan pengacara handalnya.Ia tidak perlu mengajak Luna ke kantor. Ia akan tangani sendiri -- tanpa melibatkan Luna. Wanita itu cukup diam saja dikontrakkan menunggu kabar dari William. Pekerjaan itu akan segera ia atasi. Namanya akan kembali bersih. Dan ia akan menikahinya. Dengan identitas aslinya 'LUNA'.Hari itu wanita yang biasanya suka menyibukkan diri dengan banyak pekerjaan rumah hanya diam saja berpangku tangan.Bingung mau melakukan pekerjaan apa. Setelah semua pekerjaan rumah sudah ia kerjakan. Tidak seperti kediaman Bhaskara -- luasnya berhektar-hektar. Ia hanya cukup membersihkan kontrakan itu dalam waktu sesaat saja.Luna berjalan keluar, dan mendaratkan bobotnya dikursi kayu bersandar dinding depan. Celingukan melihat dari kejauhan -- satu kontrakan jauh yang disewa William."Jaraknya jauh, aku tidak mampu menjangkau wajah pria tampan itu. Ah, aku rindu p

  • Kupinjam Wajah Istrimu (Dendam Istri dikhianati)   Bab 122 Hukum Harus ditegakkan

    "Kamu?"Luna terkejut akan siapa yang datang malam ini. Ia mendorong Luna masuk. Seketika ia menguncinya dengan cepat."Apa yang kau lakukan? Bagaimana kau tahu aku tinggal di sini?" Luna bertanya dalam keadaan takut."Kebetulan kontrakan aku juga dekat dari sini -- aku bisa mengunjungi atm-ku lebih dekat lagi," ucapnya dengan senyum menyeringai."Maksudmu?" Pria itu mendorong tubuh Luna sampai sudut tembok.Luna ingin tetap tenang, meski pikirannya ketakutan. Tubuhnya dingin dan gemetar. "Kenapa sih? Biasanya saja kamu sok jadi bos, sekarang? Uda miskin ya?" ejeknya -- belum tahu kebenaran."Tolong kamu jangan banyak bicara. To the points saja -- kau mau apa? Dan mengapa kau mengunci pintunya?" Luna mengangkat alisnya menguatkan diri. Meski sebenarnya ia paham pria itu akan melakukan apa."Sebenarnya aku mau uangmu, beberapa bulan terakhir, tidak ada job apapun darimu atau boss lain," ucapnya memberi alasan."Aku tidak ada uang!" bantahnya dengan membulatkan kedua mata ."Oh ya, ka

  • Kupinjam Wajah Istrimu (Dendam Istri dikhianati)   Bab 121 Siapa malam-malam Bertamu

    "Tidak! Sampai kapanpun aku tidak akan menerimanya!"Perkataan itu membuat hati Anita tersentak. Ia harus menyadarkan suaminya untuk menerima Luna.Anita tidak melanjutkan obrolan ditelpon. "Pa, kita bicarakan lagi di rumah nanti ya, Mama tutup telponnya," ujarnya -- menghentikan serangan pertanyaan dari William.Ia melihat keatas kaca spion. Terlihat jelas kedua insan yang bukan anak kandungnya itu tertawa bahagia. Ia tidak akan merusaknya. Ia sudah ikhlas menerima kenyataan jika putrinya telah meninggal dunia. "Ma, kenapa diam setelah melakukan panggilan pada Papa? Apa yang Papa katakan?" tanya William -- membuyarkan lamunannya."Ah! Tidak! Tidak ada yang Papa katakan." Anita terdengar gugup. Setelah menjawabnya.Luna merasa jika Seno tidak akan mau menerima dirinya disana. Luna sangat tahu diri. Ia pun bisa merasakan hal yang sama dengan Seno.Kehilangan seseorang yang dikasihi -- dan parahnya dia sendiri yang memanfaatkan kesempatan itu untuk memakai identitasnya. Ia lebih memil

  • Kupinjam Wajah Istrimu (Dendam Istri dikhianati)   Bab 120 Menerima Cinta William

    William menciumi tangan Luna beberapa kali. Ia yakin dan sadar -- jika dia sangat mencintai Luna.Perasaan sedihnya-- berganti kebahagiaan, karena menemukan Luna di sini."Sudah lepaskan Mas, tidak enak dilihat banyak orang. Lihatlah orang-orang memperhatikan kita. Aku sangat malu sekali."Luna mencoba menyingkirkan genggaman tangan William. Tampaknya ia enggan melepasnya. Semakin Luna menyuruh melepaskan, ia semakin erat menggenggamnya.Dua sudut bibir Willy mengembang selalu. Terpancar kebahagiaan di kedua matanya. Luna tidak pernah melihat pria itu sebahagia ini."Aku tidak mau melepaskan tanganmu, apa lagi melepaskan dirimu untuk pergi. Sungguh aku tidak akan bisa bertahan tanpamu, Luna." Perkataan William membuat air mata Luna berlinang.Jemari Willy mengusap air mata yang tiba-tiba bergulir. Ia tidak tahu -- Apa yang menyebabkan dia menjatuhkan air hangat dari kedua bola matanya?"Kenapa kamu menangis? Apa kamu tidak bahagia jika akan hidup bersamaku? Hem?" tanya William mengan

DMCA.com Protection Status