Share

Bab 72 Mengunjungi Pabrik

Author: Iin Romita
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Dengan hati ketar ketir, akhirnya Nilam akhirnya menyajikan makanan itu di dinner plate.

"Tara ... Silahkan di cicipi ... Ini adalah spagehty ala ala Mama Nilam, untuk Marni dan Bibi Kira! Kalian jangan berebut ya, ini adalah karya terbaik saya. Coba di cicipi!"

Satu desert plate di berikan pada William yang menunggunya dengan sabar. William mengangkat sudut bibirnya melihat usaha Nilam menyenangkan hatinya.

"Silahkan, Sayangku ..." ucap Nilam, ia tidak membiarkan suaminya makan sendiri. Ia membantu menyuapinya.

"Cie ... Cie ... Mama sama Papa, ehem!" Angel mulai menggoda mereka. Sementara Marni dan Kita duduk di meja pojok, berjauhan dengan majikannya. Mereka ingat kasta mereka berbeda.

Meski Nilam tidak seberapa mempermasalahkan nya akhir-akhir ini. Jika yang disana Nilam asli, itu tidak akan terjadi.

"Nona Angel ... Tidak boleh gitu. Dosa," ingat Marni yang selalu mengajarkan kebaikan.

Saat satu suapan masuk ke dalam mulut William, ia merespon. "Sayang ... Duh kamu mau buat aku d
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Harmony^-
Menegangkan banget hem
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Kupinjam Wajah Istrimu (Dendam Istri dikhianati)   Bab 73 Bekerjalah Dengan Cantik

    "Sedang apa Anda disini?"Nilam menunggu pria itu berbalik badan. Setelah beberapa saat pria itu menoleh ke arah Nilam, ia memberikan senyum dan berjalan ke arahnya."Seperti yang Anda lihat, saya sedang melihat perkembangan yang bagus pada pabrik Anda. Lebih bagus dari semula. Semua atas ide cemerlang Anda sebagai direktur."Nilam tidak lekas menyanggah. 'Cih! Pria bedebah! Brengsek! Rasanya aku muak mendengarkan dia berkata! Benar dia mantan suamiku, tapi saat ini aku sangat membencinya! Ah, kapan rencana balas dendamku terlaksana ... Aku betul -betul butuh seseorang untuk mendukungku.'"Jika Anda kekurangan dana, saya akan tambahkan berapapun Anda mau."Ucapan Daffa Ardiansyah itu membuat satu ide terlintas dalam benaknya. Ia akan memanfaatkan untuk menguras uangnya. Ya, benar. Kesempatan emas untuk menghabiskan uang Daffa. Bertahap dan pasti.Tempo hari sudah berapa banyak uang yang di pakai Shireen bersama ibu-ibu sosialita itu, lumayan untuk permulaan."Sebenarnya aku malu untuk

  • Kupinjam Wajah Istrimu (Dendam Istri dikhianati)   Bab 74 Suspensi Saham

    Ia kembali menuju perusahaan Bhaskara group. Seperti biasanya semua pekerja menghormatinya."Selamat siang Ibu Nilam ..."Sapa semua pegawai yang di laluinya. Ia memberikan senyum tipis yang dipaksakan. Entahlah ia kehilangan mood untuk sekedar basa basi saat ini.Ia akan bekerja lebih cepat, dan akan segera mengakhiri semua ini. Kehidupannya di perusahaan ini tidak akan lama lagi.Tidak ada bangkai yang berlarut-larut tersimpan. Sepandai-pandainya tupai melompat, ia akan jatuh juga."Siang!"Senyum hambar ia tunjukkan pada mereka. Terserah mereka bicara apa dibelakangnya. Tidak ada secuil pun ia perduli sekarang.Ia hanya ingin prestasinya di perusahaan ini membantu kemajuan perusahaan William semata.Ia duduk di kursi kebesarannya. Meski sedikit malu, akan siapa dia di sana. Tidak sepantasnya ia melakukan perbuatan ini. Tapi, biarkanlah saja untuk sementara waktu.Ia mengulik berkas-berkas yang belum ia kerjakan, beberapa diantaranya harus ia periksa. Sembari menunggu pergerakan ma

  • Kupinjam Wajah Istrimu (Dendam Istri dikhianati)   Bab 75 Rencana Buruk

    'Apa? Dia memanggilku Mas? Haha rupanya wanita itu sudah terlalu jauh mengagumi diriku ini. Dalam satu sentuhan lagi, ia akan mengejar perhatian dariku!' Daffa penuh percaya diri, di balik kesedihannya, masih bisa tersenyum gembira atas pencapaiannya membuat Nilam simpatik padanya."Ah, saya lebih senang Anda memanggil saya dengan sebutan Mas saja."Tanpa basa basi, Daffa mengatakan hal tersebut. Membuat Nilam tercengang. Ternyata pria ini lebih dari sekedar buaya darat. Pikirnya.Beberapa kali mereka bertemu untuk sekedar makan siang. *****Pada suatu saat, kembali Nilam mengadakan kembali pertemuan dengan Daffa, namun kali ini pada acara meeting di perusahaan Bhaskara. Tanpa William di sana.Daffa memainkan mata melihat Nilam yang setiap saat ia melihatnya semakin cantik mempesona. Tiara ikut dalam acara meeting yang menurutnya tidak terlalu penting, Nilam tanpa bantuan Daffa pun bisa menyelesaikan nya.Dari pandangan nya, ia melihat suatu ketidak benaran terhadap Nilam. Sala

  • Kupinjam Wajah Istrimu (Dendam Istri dikhianati)   Bab 76 Tanpa Basa Basi

    Mobil Nilam melesat cepat, pria suruhan Shireen membuntuti dibelakangnya.Melihat kearah spion, berulang kali. Nilam merasa aneh terhadap mobil berwarna hitam yang sedari tadi mengikutinya.Saat mencoba berbelok, mobil itupun mengikutinya lagi. Menghindari sesuatu yang akan terjadi, ia menambah laju kendaraanya. Ia lekas menelpon beberapa anak buah nya. Memberi tahu apa yang saat ini ia alami. Gegas, mereka menjalankan tugasnya. Nilam masuk sebuah gang sepi, dan mobil itu menghimpit nya. Mobil Nilam terpaksa berhenti.Ia tidak gusar, karena ia yakin anak buah mereka lebih banyak dari seseorang yang akan bertindak buruk terhadapnya.Ia mencoba memancingnya. Berdiam seolah ketakutan. Seseorang keluar dari mobil hitam tersebut, dengan mengenakan penutup kepala. Ia membawa senjata tajam yang di sembunyikan dibelakang tubuhnya."Keluar!" teriaknya.Klek!Tanpa basa-basi Nilam membuka pintu mobilnya.Brak!!Tubuh pria itu terjatuh ketanah, pisaunya terpental jauh.Sebuah pukulan bebera

  • Kupinjam Wajah Istrimu (Dendam Istri dikhianati)   Bab 77 Dia Cantik dan Manis

    Malam itu William tidak dapat memejamkan mata. Beberapa laporan issue tentang Nilam bersama pebisnis rekan kerja, mengganggu pikirannya.Ada beberapa yang mengatakan jika kedekatan mereka terlihat tidak hanya sekali dua kali saja, berkali-kali laporan itu mengusik pikirannya.Ia tidak akan berdiam diri, meski kondisinya seperti ini.Tubuhnya yang semula menatap langit-langit kamar, bergeser memandangi wajah Nilam yang telah memejamkan mata.Beberapa saat, terlihat ia menggeliat dan membuka mata, ia melihat William memperhatikannya.Nilam menyipitkan mata, dan membukanya lebar. Melihat ke arah didinding. Jam sudah menunjukkan pukul 02.00 dini hari."Mas? Kamu belum tidur?" tanya wanita yang terpaksa bangun dari pembaringan."Aku tidak bisa tidur, Sayang," jawab nya, masih melihat Nilam dengan raut wajah sedih."Ada apa? Kenapa sepertinya ada hal yang mengusik pikiran kamu, Mas? Kamu cerita saja padaku!" titahnya dengan sabar.'Nilam, kenapa aku sudah tidak dapat mengenali kamu lagi. En

  • Kupinjam Wajah Istrimu (Dendam Istri dikhianati)   Bab 78 Terkuat Tentang Kecelakaan Luna

    Bug!"Ah, kamu berbohong, kamu sudah bangun ya dari tadi, Sayang?"Willy mencubit pipi Nilam yang tertangkap mata Willy sedang menahan senyum."Gitu dong, jangan marah lagi. Aku tidak kuat melihat kamu marah seperti tadi malam," keluh Nilam."Mama ... Mama ...!"Terdengar teriakan Angel dari luar pintu. Nilam bangun dan segera melompat turun.Ia mengambil langkah panjang, dan cepat sampai di pintu kamar. Kriet ..."Pagi malaikat kecil Mama ..." sapa Nilam, wajah ceria ia tunjukkan pada buah hati Willy."Sini cium!" Nilam menengadahkan tangan membuka pelukan untuk Angel, namun gadis kecil itu menolak dengan centil."Tidak mau! Mama belum mandi, masih bau!" sungutnya, ia menekan kuat lubang hidungnya, meski ia tidak sungguh-sungguh bicara."Haa, Angel bilang, Mama bau? Angel si princes-nya Mama juga belum mandi lho ..."Nilam akan mengejar Angel yang berusaha untuk kabur, berlari menuju ke atas ranjang bersama Willy yang tertawa melihat mereka."Papa ... Tolong ...! Hahaha ..."Tawa

  • Kupinjam Wajah Istrimu (Dendam Istri dikhianati)   Bab 79 Bisa Berjalan Kembali

    Nilam menyeka air mata itu segera. Meyakinkan pada dirinya sendiri, 'Please ku mohon, Jangan buang air matamu yang berharga hanya demi pria brengsek itu!'"Silahkan minum dulu Ibu Nilam, sepertinya berita ini sangat mengagetkan Ibu!"Dengan menyodorkan minuman yang baru saja diantarkan oleh pramusaji. Segera Nilam perlahan meneguknya."Apakah keadaan ibu sudah membaik?""Aku tidak apa-apa, kamu jangan khawatirkan aku," ucapnya meyakinkan pria suruhannya. Ia adalah criminal profiler juga merangkap sebagai detektif, ia tidak memiliki hubungan intelegensi dengan pihak kepolisian."Oke, semua bukti sudah kau dapatkan?""Sudah, Ibu Nilam. Pekerjaan ini sudah memakan waktu, sebenarnya pria itu menyuruh seorang tenaga mekanik handal, hingga pekerjaan itu terlihat bersih, tanpa jejak. Polisi pun sudah menutup kasus itu, sebagai kecelakaan atas kesalahan Ibu Luna sendiri," paparnya.Satu tangan mengepal kuat, ia menggertakkan giginya, dan memukul meja dengan keras.Untung saja cafe dalam kon

  • Kupinjam Wajah Istrimu (Dendam Istri dikhianati)   Bab 80 Membuatnya Cemburu

    Berita tentang keterpurukan perusahaan Daffa Ardiansyah terdengar di semua penjuru negeri. Berita itu sudah tersebar dari berbagai media sosial. Meski pria itu sudah menyewa hacker untuk menghentikan dan menghapus pemberitaan itu, tetap saja, informasi tersebut tidak dapat di hentikan.Saat bersama Willy di ruang keluarga, Nilam tersenyum lebar, melihat informasi sebuah penayangan televisi tentang kabar pebisnis terkenal tentang keuangan yang hampir kolab.William melihat ke arah Nilam, ia melihat wajah wanita itu bahagia dengan informasi yang baru dilihatnya saat ini."Sayang, kenapa kamu terlihat sangat bahagia sekali dengan kabar itu?' tanya Willy dengan menyatukan kedua alisnya.Ia melihat mimik bibir Nilam yang berat untuk bicara. Seperti sedang tertangkap basah pada satu hal yang keliru."Ah, tidak. Tidak ada apapun. Aku hanya bahagia melihat Daffa sampai pada fase ini," tuturnya. Sebelum membuat William merasa aneh.Harusnya ia ikut berduka, karena mereka sama-sama pebisnis. K

Latest chapter

  • Kupinjam Wajah Istrimu (Dendam Istri dikhianati)   Bab 128 Pembelahan Buah Mengkudu

    "Tidak, Dokter. Saya akan menemani istri saya, saya tidak akan meninggalkan dia.""Oke baiklah. Anda bisa masuk ke ruangannya. Ada ruang khusus didalam untuk Anda beristirahat. Jika Anda lapar cafe dekat dengan ruangan ini.""Terimakasih, Dokter."*****Saat yang ditunggu William telah berlalu. Ia melihat jari Luna bergerak-gerak. Terlihat kedua matanya mengerjap beberapa kali. Dan tak lama kemudian -- kedua mata itu terbuka."Luna? Kamu sudah sadar?" William bertanya dengan mata berkaca-kaca.Luna kesulitan berbicara, karena kulit wajahnya masih terasa kaku, dan perih. "Ya"Hanya jawaban singkat yang dia bisa dengar. William bergegas keluar, dan memberitahu dokter, jika istrinya telah sadar.Tak lama kemudian William kembali bersama dokter. Pria berkulit putih susu, berambut pirang itu segera mengecek kondisi Luna.Beberapa peralatan medis ia gunakan untuk mengecek keadaan Luna. "Kondisi fisik Nyonya Luna baik. Kita bisa menunggu sampai besok. Saya akan buka perban besok pagi.""Syu

  • Kupinjam Wajah Istrimu (Dendam Istri dikhianati)   Bab 127 Baby Feby

    Beberapa saat berlalu -- Angel telah sembuh dan diperbolehkan pulang.Wajahnya terlihat penuh dengan sukacita. Karena sebentar lagi, Anita mengatakan jika orang tuanya akan melangsungkan sebuah pernikahan.Sebenarnya gadis kecil itu merasa bingung -- meski ia masih batita, ia sempat berpikir, kenapa mereka harus menikah lagi? Bukankah mereka sudah menjadi pasangan suami istri? Ia tidak berani menanyakan hal itu pada Mama atau Papanya. Cukup melihat mereka bahagia -- ia juga merasakan kebahagiaan yang sama. Dan mamanya telah menjanjikan jika adik baby sudah sembuh -- boleh dibawa pulang. Ia telah menyiapkan nama yang indah untuk Putri Shiren itu. Hari yang ditunggu-tunggu telah tiba. Luna dan William tampak menggendong seorang bayi mungil. Dengan riangnya Angel berlari ke arah mereka dan menyambut kedatangan bayi itu di rumahnya."Mama ... Angel telah menyiapkan sebuah nama untuk adik Baby. Bolehkah aku memberi nama Feby?" tanya Angel."Tentu boleh, dong, Sayang." Luna memberi seny

  • Kupinjam Wajah Istrimu (Dendam Istri dikhianati)   Bab 126 Kamu Akan menjadi milikku Selamanya

    Mereka terkejut melihat mangkuk berisi bubur itu terjatuh setelah seseorang membuangnya paksa.Luna melihat siapa yang melakukan itu -- ternyata Papa Seno. Lekas ia berdiri. "Tega sekali Papa melakukan semua ini? Tidak-kah Papa tahu, jika Angel tidak mau makan? Lihatlah keadaannya sekarang?" bantah Luna.Seno mengacungkan jari telunjuknya. "Siapa kamu? Atas izin siapa kamu berani bicara lantang terhadapku, hah!""Aku minta maaf, Papa. Tapi baru saja Angel mau membuka mulutnya. Dan sekarang, bubur itu sudah dilantai.""Cukup! Aku tidak mau kamu memanggilku dengan sebutan Papa! Siapa yang mengizinkan kalian menginjakkan kaki di rumah ini?" bentak Seno -- wajahnya tampak merah padam."Aku, Mas! Sudah! Biarkan mereka disini menemani Angel." Anita meminta Seno dengan harapan."Oppa ... Kenapa Oppa kejam pada Mama dan Papa Angel? Kenapa Oppa memisahkan Angel dengan mereka?" tanya Angel dengan terisak.Anita memeluk tubuh kecil Angel. Ia tidak ingin gadis kecil itu menangis. Baru saja ia te

  • Kupinjam Wajah Istrimu (Dendam Istri dikhianati)   Bab 125 Shireen Meninggalkan Dunia

    Sudah beberapa waktu lamanya akhirnya pintu ruang persalinan kembali terbuka. Mereka yang menunggu dari tadi segera menghampiri dokter yang baru keluar melewati pintu -- wajahnya terlihat sedih. Seperti ada sesuatu yang baru saja terjadi.Namun pikiran itu segera ditepis oleh Luna, semoga yang ia pikirkan tidak seperti yang sedang terjadi."Bagaimana keadaan istri saya, Dokter? Apakah kalian berhasil menyelamatkan keduanya?" Daffa memulai pertanyaan. Dalam beberapa saat pria yang mengenakan jas putih itu diam. Membuat semua yang berada di sana merasa tidak tenang. Diamnya dokter itu -- sudah mewakili jawabannya. Daffa yang memiliki status sebagai suami Shireen, lekas masuk begitu saja ke ruangan persalinan tersebut. Diikuti oleh Luna dan William.Langkah mereka terhenti, setelah melihat seorang perawat menutup tubuh Shireen dengan kain putih sampai atas kepala. Dan perawat lain sibuk membersihkan bayi yang tampak masih merah berlumuran darah -- Setelah beberapa saat -- mereka men

  • Kupinjam Wajah Istrimu (Dendam Istri dikhianati)   Bab 124 Ternyata Daffa Mandul

    "Luna ... Perutku sakit!"Luna seketika panik. Ia lekas berteriak meminta pertolongan. Beberapa pria berseragam datang, dan memapahnya."Bawa dia kerumah sakit!" titah seorang polisi dengan pangkat tinggi."Berapa usia kandungannya? Apa dia akan melahirkan?" gumam Luna.Ia ikut mendampingi Shireen ke rumah sakit. Dengan mobil salah satu anggota polisi. "Bertahanlah Shireen ..." ucap Luna menguatkan.Ia menggenggam tangan Shireen erat. Ia tidak tahu bagaimana rasanya akan melahirkan. Banyak wanita mengatakan jika sakitnya luar biasa. Kontraksi menjelang persalinan sedikit banyak mirip dengan kram saat menstruasi. Bedanya, kontraksi ini akan terasa beberapa kali lebih berat daripada kram perut menstruasi. Rasa kontraksi juga mirip seperti perut kembung atau 'begah'.Sudah berbagai upaya Luna untuk bisa mendapatkan momongan. Namun tidak ada hasilnya. Selama tujuh tahun ia mendambakan seorang bayi, namun ia masih belum diberi kepercayaan juga.Teringat saat William melakukan dengannya.

  • Kupinjam Wajah Istrimu (Dendam Istri dikhianati)   Bab 123 Membesuk Shireen

    Hari itu William sedikit sibuk. Mengurus semua kasus Luna dengan polisi. Ia telah membawa banyak bukti bersama saksi dan pengacara handalnya.Ia tidak perlu mengajak Luna ke kantor. Ia akan tangani sendiri -- tanpa melibatkan Luna. Wanita itu cukup diam saja dikontrakkan menunggu kabar dari William. Pekerjaan itu akan segera ia atasi. Namanya akan kembali bersih. Dan ia akan menikahinya. Dengan identitas aslinya 'LUNA'.Hari itu wanita yang biasanya suka menyibukkan diri dengan banyak pekerjaan rumah hanya diam saja berpangku tangan.Bingung mau melakukan pekerjaan apa. Setelah semua pekerjaan rumah sudah ia kerjakan. Tidak seperti kediaman Bhaskara -- luasnya berhektar-hektar. Ia hanya cukup membersihkan kontrakan itu dalam waktu sesaat saja.Luna berjalan keluar, dan mendaratkan bobotnya dikursi kayu bersandar dinding depan. Celingukan melihat dari kejauhan -- satu kontrakan jauh yang disewa William."Jaraknya jauh, aku tidak mampu menjangkau wajah pria tampan itu. Ah, aku rindu p

  • Kupinjam Wajah Istrimu (Dendam Istri dikhianati)   Bab 122 Hukum Harus ditegakkan

    "Kamu?"Luna terkejut akan siapa yang datang malam ini. Ia mendorong Luna masuk. Seketika ia menguncinya dengan cepat."Apa yang kau lakukan? Bagaimana kau tahu aku tinggal di sini?" Luna bertanya dalam keadaan takut."Kebetulan kontrakan aku juga dekat dari sini -- aku bisa mengunjungi atm-ku lebih dekat lagi," ucapnya dengan senyum menyeringai."Maksudmu?" Pria itu mendorong tubuh Luna sampai sudut tembok.Luna ingin tetap tenang, meski pikirannya ketakutan. Tubuhnya dingin dan gemetar. "Kenapa sih? Biasanya saja kamu sok jadi bos, sekarang? Uda miskin ya?" ejeknya -- belum tahu kebenaran."Tolong kamu jangan banyak bicara. To the points saja -- kau mau apa? Dan mengapa kau mengunci pintunya?" Luna mengangkat alisnya menguatkan diri. Meski sebenarnya ia paham pria itu akan melakukan apa."Sebenarnya aku mau uangmu, beberapa bulan terakhir, tidak ada job apapun darimu atau boss lain," ucapnya memberi alasan."Aku tidak ada uang!" bantahnya dengan membulatkan kedua mata ."Oh ya, ka

  • Kupinjam Wajah Istrimu (Dendam Istri dikhianati)   Bab 121 Siapa malam-malam Bertamu

    "Tidak! Sampai kapanpun aku tidak akan menerimanya!"Perkataan itu membuat hati Anita tersentak. Ia harus menyadarkan suaminya untuk menerima Luna.Anita tidak melanjutkan obrolan ditelpon. "Pa, kita bicarakan lagi di rumah nanti ya, Mama tutup telponnya," ujarnya -- menghentikan serangan pertanyaan dari William.Ia melihat keatas kaca spion. Terlihat jelas kedua insan yang bukan anak kandungnya itu tertawa bahagia. Ia tidak akan merusaknya. Ia sudah ikhlas menerima kenyataan jika putrinya telah meninggal dunia. "Ma, kenapa diam setelah melakukan panggilan pada Papa? Apa yang Papa katakan?" tanya William -- membuyarkan lamunannya."Ah! Tidak! Tidak ada yang Papa katakan." Anita terdengar gugup. Setelah menjawabnya.Luna merasa jika Seno tidak akan mau menerima dirinya disana. Luna sangat tahu diri. Ia pun bisa merasakan hal yang sama dengan Seno.Kehilangan seseorang yang dikasihi -- dan parahnya dia sendiri yang memanfaatkan kesempatan itu untuk memakai identitasnya. Ia lebih memil

  • Kupinjam Wajah Istrimu (Dendam Istri dikhianati)   Bab 120 Menerima Cinta William

    William menciumi tangan Luna beberapa kali. Ia yakin dan sadar -- jika dia sangat mencintai Luna.Perasaan sedihnya-- berganti kebahagiaan, karena menemukan Luna di sini."Sudah lepaskan Mas, tidak enak dilihat banyak orang. Lihatlah orang-orang memperhatikan kita. Aku sangat malu sekali."Luna mencoba menyingkirkan genggaman tangan William. Tampaknya ia enggan melepasnya. Semakin Luna menyuruh melepaskan, ia semakin erat menggenggamnya.Dua sudut bibir Willy mengembang selalu. Terpancar kebahagiaan di kedua matanya. Luna tidak pernah melihat pria itu sebahagia ini."Aku tidak mau melepaskan tanganmu, apa lagi melepaskan dirimu untuk pergi. Sungguh aku tidak akan bisa bertahan tanpamu, Luna." Perkataan William membuat air mata Luna berlinang.Jemari Willy mengusap air mata yang tiba-tiba bergulir. Ia tidak tahu -- Apa yang menyebabkan dia menjatuhkan air hangat dari kedua bola matanya?"Kenapa kamu menangis? Apa kamu tidak bahagia jika akan hidup bersamaku? Hem?" tanya William mengan

DMCA.com Protection Status