Share

Rasa Bersalah?

Penulis: Ndaka
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Julvri sempat mengatakan bahwa Arum harus mengetahuinya secara langsung begitu sampai ke lokasi, tempat di mana pasar malam terakhir diadakan. Itu berhubungan dengan dukun yang selama ini telah meramalkan nasib Arum.

Meskipun begitu, entah mengapa kata-kata dari dukun kerap kali diingat olehnya dalam benak sampai membuat Arum tidak bisa fokus. Lalu keadaan keluarga ini masih belum cukup jelas, tak terlihat ada kedua orang tua Julvri dalam rumah, nampaknya mereka sudah lama pergi.

“Neng, mau ke mana pergi sepagi ini?” tanya bibi pembantu.

Arum mengenakan pakaian tergolong biasa, baju berlengan pendek dan berkancing serta rok panjang berwarna hitam. Tidak biasanya ia mengenakan pakaian serapi dan sesopan itu, namun kecantikannya sungguh tidak pernah luntur terkait apa pun pakaiannya.

“Bibi, maafkan aku. Tempo hari aku melakukan hal memalukan. Tapi sekarang tidak akan lagi,” ucap Arum tulus seraya mengambil stopmap coklat dan rantang tiga tingkat di atas meja.

“Sejak kapan Neng Arum m
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Kunkungan Pernikahan Suami Psikopat   Bertepuk Sebelah Tangan

    Makanan yang dibuatkan untuk Julvri, ia menyukainya. Julvri menikmati makanan itu dengan sangat tenang dan elegan sampai-sampai Arum dibuat terpana walau hanya untuk sesaat. 'Padahal cuman makan,' batin Arum merasa aneh sendiri. “Julvri, ada hal yang ingin aku tanyakan kepadamu. Tidak, maksudku aku sedang meminta ijin darimu.” Tinggal sesuap terakhir, Julvri menghentikannya. Lalu bertanya, “Ijin untuk apa? Jika kamu ingin pergi maka aku akan mengantarmu ke tempat itu.”Arum menggelengkan kepala setelah itu baru menjawab, “Tidak. Bukan itu. Aku meminta ijin agar dapat bertemu dengan Eka, temanku. Kamu ingat pria yang ada di restoran itu 'kan? Itu dia.”Satu suapan memenuhi sendok. Julvri mendadak berhenti makan, lantas ia menaruh kembali sisa makanannya itu di tempat bekal. Ekpresinya jauh lebih tenang namun entah mengapa terasa menakutkan.“Julvri, sudah pasti kamu akan marah ya? Tapi aku hanya akan meminta maaf dengannya. Karena sudah mengikuti rencananya sewaktu itu.”“Minta maaf

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Kunkungan Pernikahan Suami Psikopat   Mimpi Seolah Nyata

    “Lari! Aku harus lari!” seru Arum pada dirinya sendiri. Wanita berambut hitam panjang itu terus berlari tanpa henti dan tanpa menoleh ke belakang sedikit pun. Raut wajahnya terlihat begitu cemas, ada rasa takut serta panik yang membuat Arum terburu-buru. Langkah cepat dengan bertelanjang kaki, keringat bercucuran deras dan jantung berdegup lebih kencang dari biasanya. “Tidak! Kumohon! Tolong!” teriak Arum. Tak peduli seberapa cepat ia berlari, lelaki yang mengejarnya jauh lebih cepat darinya. Dalam sekejap lelaki itu sudah berada tepat di belakangnya dengan pisau di tangan sambil menyeringai lebar seakan sedang bersenang-senang.“Hehe ...”Sekujur tubuhnya bergidik dan terasa dingin. Wanita yang sudah susah payah berlari itu berakhir tersandung lalu terjatuh. Ia pun membeku di tempat dengan menatap takut pada sosok lelaki di hadapannya. “Aku akan mati,” ucap Arum tak berdaya. Brak!Begitu membuka kedua mata, Arum berada di ranjang luas itu sendirian. Suara bantingan keras itu be

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Kunkungan Pernikahan Suami Psikopat   Cemburu dan Rindu

    Diletakkannya tanaman lavender beserta dengan pot itu di sudut kamar, senja datang bermandikan langit jingga yang terang. Tanda hari akan gelap, sosok Julvri yang sehabis membersihkan diri pun terpampang jelas di depan mata. Bertelanjang dada, Julvri keluar dari kamar mandi kamar hanya dengan handuk putih menutupi bagian bawahnya. Ia tersenyum pada Arum saat mereka saling bertukar tatap, namun dalam sekejap Arum memalingkan wajahnya yang bersemburat merah. "Astaga, padahal aku sudah melewati malam pertama dengannya tapi entah kenapa aku masih belum terbiasa dengan perut kotak-kotak itu," batin Arum merasa aneh sendiri. “Padahal dia sibuk di kantor, tapi dia masih punya waktu untuk fitnes ya. Berbeda denganku yang sekarang terlihat kurus,” gumam Arum sembari menggigit jari. “Istriku kok berpaling dari suaminya? Ada ada? Jangan bilang masih malu ya?” sindir Julvri, yang secara tiba-tiba berasa dekat dengan wajahnya.“Wah! Mengagetkan saja!” seru Arum terkejut, ia menarik tubuhnya be

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Kunkungan Pernikahan Suami Psikopat   Acara Pembukaan

    Perusahaan Game yang dibangun oleh inisiatif Julvri sendiri, mengadakan acara perilisan game pertamanya ke publik. Bagian demo dalam permainan tersebut sudah banyak yang memainkannya, jadi untuk merayakan kesuksesan saat awal game itu liris pun diadakanlah acara pembukaan pada malam hari.“Seharusnya kamu pergi sendiri saja, sayang.” Agaknya istri Julvri tidak senang dalam acara seperti ini. Pakaian formal namun elegan, berwarna putih yang berbanding terbalik dengan jas suaminya, Arum sedikit canggung. Ia bahkan tak melepas rangkulannya ke lengan Julvri. “Apakah ini pertama kalinya kamu datang ke acara formal?” tanya Julvri lantas meraih pundak sang istri, merasa gemas.“Iya. Acara yang selalu aku hadiri hanyalah acara pesta ulang tahun temanku. Aku tidak pernah ke acara formal ini.” “Pakaianmu hari ini tertutup rapat, kamu bahkan menggunakan syal berbulu untuk menutupi dada dan pundakmu. Ataukah kamu sedang kedinginan?”“Dibilang dingin, tidak juga sih.”Setelah turun dari kendara

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Kunkungan Pernikahan Suami Psikopat   Telepon yang Membuatnya Curiga

    Arum hendak menerima telepon dari nomor yang tertera nama kontaknya, tiba-tiba dikejutkan dengan lampu yang padam. Entah apa yang terjadi namun sebagian orang mulai berteriak panik terutama para wanita. Arum berdiri diam kebingungan sembari mencari jalan. “Ya ampun. Lampunya padam? Di saat sendirian seperti ini lagi? Duh, ini gawat. Aku takut jika tersesat. Bagaimana kalau aku tiba-tiba hilang arah nanti,” gerutu Arum tak berdaya, seraya berjalan ke depan.Saat menekan tombol senter di ponsel, tanpa sengaja ia menekan tombol menerima telepon itu juga. Meski cahaya bulan tetap menerangi namun tetap saja terasa gelap di mata Arum. “Julvri! Julvri!” panggil Arum berulang kali, sedang mencari keberadaan suaminya itu. Tapi mungkin karena kekacauan dan kebisingan di sekitar, membuat Julvri tidak dapat mendengar teriakan istrinya itu. Duk!Seseorang menyenggol bahu Arum dan terjatuh di tempat kemudian. Terkejut akan hal itu, Arum lekas berdiri namun karena banyak orang berlari ke arah bel

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Kunkungan Pernikahan Suami Psikopat   Genggaman Tangan yang Menyakitkan

    Semenjak pemadaman lampu terjadi, sikap Julvri dari waktu ke waktu semakin aneh. Membuat Arum tidak nyaman dan kebingungan pada saat itu juga. Ada perasaan cemas namun tidak lebih besar dari ketakutan. “Julvri, tunggu sebentar!”“Arum, berhentilah berbicara untuk saat ini.”“Apa? Tidak. Bukan begitu. Tanganku—”Genggaman tangan Julvri semakin erat saja, seolah-olah ingin mematahkan pergelangan tangan. Tidak peduli seberapa besar Arum merengek, Julvri tidak mendengarkan. Hingga suatu ketika, Julvri membawanya ke bangku taman yang terletak tak jauh dari pusat acara diadakan. Julvri menyuruh istrinya duduk namun tanpa berusaha melepas genggaman tangannya itu.“Julvri, tanganmu membuatku kesakitan. Aku mohon lepaskan, aku berjanji tidak akan ke mana-mana dan menghubungi siapa pun tanpa seijinmu,” ucap Arum. Julvri menghela napas panjang, lantas duduk berjongkok di hadapannya. Pelan, ia melepas genggaman tangan itu. Fokus Julvri teralihkan dengan kedua kaki Arum yang gemetaran. “Kamu t

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Kunkungan Pernikahan Suami Psikopat   Arum Hilang, Diculik

    Situasi hening diselimuti angin semilir yang dingin, nuansa pada malam ini terasa begitu mengerikan. Arum bergidik merinding, namun kedua kakinya yang mengenakan sepatu sandal tanpa hak tetap berusaha melangkah keluar dari toilet sembari meraba-raba ke sekitar. “Ada apa ini sebenarnya?” Perasaan takut dan cemas bercampur aduk, Arum yang tak kuasa berteriak itu sedang berusaha menemukan jalan keluar. Namun saat beberapa langkah lagi ia sampai ke luar toilet, seseorang membekap mulutnya dari belakang."Apa? Siapa?!" Arum menjerit dalam batin, memberontak dan ingin segera lepas dari orang yang melakukan ini namun dirinya sudah tidak kuat setelah beberapa waktu menghirup sesuatu di kain yang telah membekap hingga jatuh tak sadarkan diri.***Suatu kecerobohan didapat, lengah sedikit terjadilah hal buruk seperti ini. Julvri yang sejak tadi berbincang dengan kawan lama, secara kebetulan mereka bertemu. Telah lewat beberapa menit usai kejadian dalam toilet, barulah Julvri sadar lampu pada

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Kunkungan Pernikahan Suami Psikopat   Wanita Lain Yang Mencintai Julvri

    Suatu insiden terjadi pada malam hari, tak seorang pun menyangka bahwa itu akan terjadi pada Arum. Arum memang memiliki banyak musuh sejak kecil, namun sepertinya orang yang menculik Arum tidaklah berkaitan dengan semasa sekolahnya dulu. Melainkan karena mantan Julvri. “Ya ampun. Siapa pelakor di sini? Kau tidak sadar diri ya hah?!” sahut Arum dengan berani. “Apa katamu!?”Plak!Wanita itu sudah tidak dapat menahan amarah lagi sehingga ia pun melayangkan tamparan keras ke wajah Arum. “Mentang-mentang kau sudah menikahinya dan sekarang kau mengejek aku? Dasar wanita kurang ajar!” pekiknya mengamuk.Arum terdiam dengan mengernyitkan dahi. Sampai detik ini juga ia masih sangat marah namun apa yang bisa dirinya lakukan dalam kondisi tangan dan kaki terikat seperti ini. Pergerakan Arum terbatas, selain dari mulut untuk berbicara, tidak banyak hal yang bisa dilakukan. “Apa kau tahu? Suamimu itu selalu saja memamerkan dirimu yang dipantau olehnya langsung. Dari kamar kalian berdua, mobil,

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29

Bab terbaru

  • Kunkungan Pernikahan Suami Psikopat   Cinta Kematian

    Kehadiran seorang lelaki adalah pendamping bagi seorang wanita dan begitu juga dengan sebaliknya. Akan tetapi pasutri yang terikat pernikahan suci selama setengah tahun ini memiliki persepsi berbeda dari lainnya. Mereka memiliki sisi buruk yang tak terbayangkan serta sisi baik tak terduga. "Aku ... akan mati." Pikiran Arum hanya tertuju pada kematian saja. Dirinya berpikir ini sudah berakhir hingga beberapa petugas kepolisian menerobos masuk ke dalam rumah sembari menodongkan senjata. “Angkat tanganmu!” Luka lecet, lebam, bekas tusukan, darah terus mengalir di bagian lukanya, bahkan bekas luka jeratan tali masih terlihat. Tidak hanya itu, luka di hati pun sudah terpampang jelas di hadapan mereka. Arum sudah lemas dan tak sanggup bergerak di sisa napasnya yang sedikit. “Gawat! Orang ini tidak mau berhenti!”“Biar saya yang melakukannya!” seru seorang lelaki berpakaian jas coklat muda. Lelaki itu bergegas menghampiri lalu mem

  • Kunkungan Pernikahan Suami Psikopat   Sosok Iblis yang Dicintai

    “Ah!” Arum terbangun dalam keadaan tubuh basah berkeringat dingin. Wajahnya memucat, pupil matanya pun bergetar kuat dengan mengingat semua hal buruk yang ia pikir sedang terjadi saat ini. Namun ternyata Arum salah, begitu kesadarannya pulih dan mendapati dirinya berada di atas ranjang, ia mulai merasa tenang dan lega.“Syukurlah,” ucap Arum. “Ada apa, Arum?” Sampai melupakan sosok lelaki yang membuat Arum bermimpi buruk itu bertanya. Julvri yang telah membuka mata, lantas meraih wajah Arum dan memberinya kecupan pagi.Perasaan gelisah kembali hadir, seolah kabur hitam mengitari sekeliling tubuh mereka. Merinding tanpa bisa berekspresi lebih selain terdiam merasa takut.“Arum?” Sekali lagi sang suami memanggil dan bertanya apa masalahnya. “Ada apa?”“Julvri ... aku hanya kembali bermimpi buruk.” Perlahan Arum berucap sembari menyentuh punggung tangan kekar itu. “Mimpi buruk? Apakah itu tentang aku?”Awalnya Arum terkejut, dengan mata terbelalak dan mulut sedikit menganga, nyaris

  • Kunkungan Pernikahan Suami Psikopat   Persidangan

    Semilir angin membawa pergi dedaunan gugur, beterbangan bagai sehelai bulu yang ringan dan entah ke mana perginya mereka kala angin terus menggerakkannya. Sejenak suasana terasa tenang, Arum merasa begitu memejamkan mata maka dirinya akan cepat terlelap. “Julvri, apa kamu benar-benar akan membunuhku?” Dari sekian banyaknya pertanyaan, hanya kalimat itu yang terlontar dari bibir tipisnya. Sosok lelaki yang hadir berada di sampingnya itu hanya bisa terdiam dengan mulut setengah terbuka seakan hendak mengatakan sesuatu tapi tertahan. Setelah beberapa saat lelaki itu melengos dan kembali menghadap arah depan sambil menggandeng tangan sang istri dengan kuat."Ada apa dengan Julvri?" batin Arum bertanya-tanya dalam kebingungan. Sebab tak pernah merasa bahwa Julvri akan bersikap begini karena ini adalah pertama kalinya. Rasa bimbang ataupun bingung, resah dan gelisah. Entah apa yang sebenarnya Julvri pikirkan. “Tidak menjawab itu artinya benar. Lalu kenapa nggak lakukan saja sekarang? Aku

  • Kunkungan Pernikahan Suami Psikopat   Rahasia Ibu dan Ayah

    “Lalu kamu akan melakukan apa setelah menemukan sesuatu di laptopku?” Bagai disambar petir di siang bolong, Arum tersentak kaget mendapat pertanyaan yang jelas adalah sebuah sindiran. Arum mengubah posisinya menjadi duduk, sekali lagi terkejut, ia menatap tajam pada Julvri seolah sedang berbalik menghakimi.Julvri lantas bangkit dan berkata, “Ayo katakan sesuatu. Jangan sampai aku dibuat penasaran.” Di lain sisi ia merasa ada seseorang yang memperhatikan mereka. Spontan Arum menoleh ke arah pintu yang terdapat celah sedikit. “Julvri, pintunya tidak ditutup?” tanyanya sembari berusaha mengalihkan pembicaraan. “Ah, benar. Aku melupakannya,” ucap Julvri. Di celah pintu terbuka, Arum melihat sosok siluet familiar. Ia pun turun dari ranjang dan berjalan ke arah pintu dan membukanya.“Bibi Elli?” Rasanya tak pernah habis keterkejutan Arum dalam hidupnya. Ia dikagetkan oleh bibinya sendiri yang ternyata mengintip.“Ikut aku sebentar, rum.” Begitulah bibi memanggil, lalu Arum hanya mengi

  • Kunkungan Pernikahan Suami Psikopat   Berkas Kosong

    Bibi Ella dan Elli adalah kembar seiras, yah, meskipun dari sifat mereka berbanding terbalik. Bibi Ella orang yang lembut sedangkan bibi Elli orangnya galak. Lalu sekarang bibi Elli berhadapan dengannya, dan entah kenapa seperti sedang marah. “Aku tidak berharap kamu mengerti ucapanku, Arum. Tapi kupikir sebaiknya ...,”“Bibi membicarakan apa?” Seolah tak ingin membahas sesuatu hal buruk itu, Arum kembali melanjutkan jahitannya yang belum selesai. Mulai dari pakaian hingga ke taplak meja, dengan sangat giat Arum mengerjakannya sepenuh hati hingga kembali sempurna seperti sedia kala. Sementara ia merasakan punggungnya dingin akibat tatapan tajam dari bibi Elli. “Aku belum selesai bicara,” katanya.Arum menelan ludah, bibir bawahnya sedikit tergigit. Setelah selesai menjahit, ia lantas menoleh ke belakang. Arum sangat terkejut akan tatapan yang dirasa semakin tajam dan menakutkan itu. “Iya, baiklah. Aku akan mendengarkannya tapi tentang apa? Bibi Elli selalu bicara setengah-setenga

  • Kunkungan Pernikahan Suami Psikopat   Aura yang Sama

    Suasana di kampung halaman yang terasa lebih sejuk membuat Arum merasa rileks sejenak. Saat ini ia sedang membantu nenek menjahit pakaian yang sedikit rusak dengan cara manual. Nenek tampak sehat dengan kegesitan yang ia gunakan tuk menjahit. Sungguh hebat. “Arum, jujurlah pada nenekmu ini tentang satu hal.”Nenek memulai percakapan yang sejujurnya terdengar seolah Arum menyembunyikan sesuatu. Arum pun menghentikan gerakan tangannya terkejut. “Iya, nek. Kenapa?”“Ibumu sudah tiada dan aku ingin tahu bagaimana keadaan Ayahmu.” Rasa terkejut kembali bertambah, Arum sepenuhnya bungkam karena tak mengira bahwa nenek tidak mengetahui kabar tentang Ayahnya.“Ayahku ...,” Arum menggumam. Pikirannya mulai kalut dalam kebingungan, ia bimbang apakah perlu menceritakan yang sebenarnya atau tidak lantaran ibunya sendiri pun sengaja tidak memberitahukan hal tersebut. "Kenapa Ibu menyembunyikan hal ini? Kejadiannya sudah cukup lama. Apa aku perlu menceritakannya?" batin Arum yang memiliki bany

  • Kunkungan Pernikahan Suami Psikopat   Melepas Rindu di Kampung Halaman

    Arum mencercanya habis-habisan tanpa kenal takut, ia sudah tidak peduli bila suaminya akan marah karena hal ini sebab Arum pun merasa bahwa dirinya sudah tidak bisa menahannya lebih lama lagi. "Aku ingin merekam bagian ini tapi tak aku sangka aku kehabisan cara dan yang aku andalkan sekarang kata-kata meskipun tenggorokanku terasa kering sekarang," batin Arum. Rasa takut adalah hal wajar, ia berpikir sudah tak mungkin menyembunyikan kekesalannya lagi tapi di luar dugaan Julvri merespon seolah ini candaan. “Hahaha! Apa yang kamu bicarakan, Arum?” sahut Julvri yang juga tertawa bahak-bahak.“Sejak tadi kamu sepertinya berusaha membuatku marah ya? Tapi tidak masalah,” imbuhnya. “Kamu lah yang mempermainkan aku, membuatku marah dan jengkel karena terus memperlakukan aku seperti hewan ternak. Kalau kamu kesal seharusnya bunuh saja aku!” Senyum terukir semakin lebar di wajahnya yang tampan. Jemari yang besarnya dua kali lipat itu lantas kembali meraih dan membelai wajahnya dengan penuh

  • Kunkungan Pernikahan Suami Psikopat   Trik Bermain II

    Dengan memanfaatkan paras tampannya, Julvri Vandam selalu mencari kesempatan untuk bermain dengan banyak wanita. Bohong kalau ia sungguhan mencintai mereka, sebab kenyatannya ia hanya mempermainkan para wanita saja. Ia bersenang-senang demi dirinya sendiri. Julvri adalah seorang lelaki tidak waras. “Hei, bagaimana kalau kita kencan besok?” Paras tampan, berduit dan memiliki hati yang baik. Itu semua terlihat di mata para wanita, ketika diajak kencan, siapa yang akan menolak? Tentu saja tidak akan ada kecuali orang buta.“B-boleh saja.” Wanita berambut pendek sebahu menjawab dengan gugup. Namun satu syarat mutlak bagi Julvri, ia memilih wanita yang sama sekali tidak berguna di kemasyarakatan. Julvri akan mengencani setiap wanita yang statusnya kadang tidak jelas, ada yang buron, setengah tidak waras, peminum dan masih banyak lagi. Rata-rata wanitanya tidak bisa dibilang wanita normal sehingga akan mudah bagi Julvri yang akan menghabisi mereka jika sudah bosan. “Julvri, hari ini kit

  • Kunkungan Pernikahan Suami Psikopat   Trik Bermain I

    “Jangan kamu kira aku tidak tahu.”“Kenapa kamu berpikir begitu? Bisa saja bukan aku 'kan?” “Tapi kupikir begitu.”Semenjak perilaku Julvri yang sebenarnya terungkap jelas di depan mata, Arum dengannya selalu berdebat dan beradu kemampuan di samping ada rasa keinginan untuk melenyapkan. Kehidupan yang didambakan oleh Arum selama ini nyatanya takkan pernah terwujud karena orang yang sekarang berada di hadapannya. Apa yang Arum masukan ke dalam makanan Julvri adalah obat pencahar sementara Julvri memasukan obat pelemas otot sehingga dengan kondisi Arum saat ini akan cepat berefek, ia lemas dan sudah tak bertenaga lagi. “Taksi online pesanan kita sudah sampai. Ayo cepat pulang ke kampung halaman rumahmu, Arum.” Sambil tersenyum pria itu kembali menuntunnya masuk ke taksi online, Arum hanya bisa pasrah kala Julvri sepenuhnya mengendalikan dirinya seperti sekarang ini. “Ayo pak, jalan.”“Baik.” Perasaan mual kembali muncul setelah sekian lama, kehamilannya membuat keadaan Arum semaki

DMCA.com Protection Status