Beberapa waktu telah berlalu. Aku sudah tidak sabar untu bisa bertemu Vina. Tapi untuk bertemu dengannya di depan orangtuanya, Aku agak takut. Jangan-jangan Vina masih menyimpan video mesumku bersama Alwa waktu itu? Kalau iya, apa jadinya kalau dia memperlihatkan video memalukan itu pada mantan mertuaku. Bisa-bisa mampuslah sandiwaraku kemarin. Aju harus mencari cara agar Vina mau menghapus semua foto dan video tidak senonohku itu. Perempuan itu memang licik. Entah dari mana dia bisa mendapatkan semua itu. Kalau orang tuanya Vina tahu perselingkuhanku, sudah pasti mereka tidak akan mau memberi bagianku dari hasil jual rumah kami. Aku benar-benar kalut. Sudah beberapa hari ini Aku izin tidak masuk kerja. Ku buat saja alasanku sedang sakit. Bagaimana bisa fokus kerja kalau banyak
Hari ini Aku akan menemuimu, Vina. Kau tidak bisa lagi melarikan diri dariku. Akan ku perhitungkan perbuatanmu.sudah cukup kau merusak kebahagiaanku. Andai saja bukan karena ulahmu, sudah pasti sekarang Aku sudah bahagia bersama Alwa. Dengan semangat 45, Aku dengan taksi online menuju alamat yang telah dikirimkannya padaku. Memang taksi onlinelah yang menjadi kendaraan andalanku saat ini. Tanpa harus melakukan pencarian berarti, cukup dengan kecemerlangan akalku, kau sendiri yang mengirimkan alamatmu padaku. Bodohmu kelihatan, Vna. Jauh juga rupanya tempat kau tinggal sekarang. Mahal juga nih harus membayar jasa driver. Rugi juga sebenarnya Aku. Serasa tubuhku capek, pegal. Di tambah pikiranku yang gelisah. Setelah melalui perjalanan yang melelahkan, sampailah kami di seb
Aku sungguh terkejut dengan kedatangan Gavin. Datang kerumahku marah-marah tidak jelas. seperti tidak memiliki etika dalam bertamu saja. "Kau licik sekali. Kau menipuku. Terbuat dari mana hatimu? Rupanya bukan tugas sekolah Ciya Dan Cika yang Ku tanda-tangani waktu itu. Penipu kau, Vin!" "Hahaaa... Bukankah selama ini kamu dan selingkuhanmu selalu mengatakan Aku bodoh kan? Sekarang coba kamu pikirkan siapa yang lebih bodoh? Wanita bermental pembantu ini, atau kamu? Kau pikir selama ini Aku diam saja melihat tingkahmu? tidak, Gavin. Kau ternyata lebih mudah untuk Aku akali. Ternyata kaulah pria penikmat istri orang. Iiiih memalukan. Untung deh kau sudah berlalu dari hidupku. Syukuuur. Saya menyesal mengapa tidak dari dulu saja kita bercerai." "Kau pikir kau pintar? K
Bab 28 Sedikit Tersadar Dengan tangan terborgol terpaksa Aku mengikuti langkah para petugas itu. Apa yang Akan mereka lakukan padaku? Apakah tindakanku benar-benar salah? Entahlah. Mengapa masalah ini menjadi begitu panjang. Vina tidak sedikitpun mau membelaku dari para polisi. Apakah memang tidak ada lagi belas kasihannya padaku? Drrrt.. drrtttt... Ketika dalam perjalanan, tiba-tiba gawaiku berdering. Ku lihat ada sebuah kontak yang membuatku gemetar khawatir. Seorang polisi berseragam menempelkan gawai itu ke telingaku. "Ha...halooo." "Iya selamat siang. Dengan Bapak Gavin Algunawan, Benar kan? "I...iya benar, Pak." "Baik, Ini langsung dari kantor. Berhubung dengan cara kinerja Bapak selama ini, Hari ini kam
Bab 29 Karma Hari ini, Aku ingin menyempatkan diri ke rumah sakit, sekalian ingin berkunjung ke rumah ibuku. Kemarin, Ferdi mengabariku bahwa Alwa sekarang sedang di rawat intensif di rumah sakit. Karena dia di nyatakan terjangkit penyakit kelamin yang sangat serius. Awalnya dia mengidap HPV (Human pappilioma virus). Tapi sekarang dia mengidap kanker serviks yang parah. Sehingga mengharuskannya di rawat intensif di rumah sakit. Kebetulan berada satu arah ke rumah orang tuaku. Sesampainya di sana, Aku mencari-cari ruangan tempat dimana Alwa dirawat. Setelah bertanya pada suster, tidak di sangka, Aku langsung di izinkan masuk oleh petugas. Ketika Aku mulai mendekatinya, ada sejenis bau yang kurang mengenakkan, anyir, dan membuat perutku mual. Astaga apa ruangan ini belum di bersihkan. Ref
Part 30 Belum Berakhir Hari ini, ku sempatkan diri untuk menemui mantan suamiku di penjara, ku dengar kabar dari Ferdi, mantan suamiku itu akan mendekam lama di jeruji besi. Karena dia juga banyak melakukan kesalahan di perusahaan tempat dia bekerja. Aneh si Ferdi, dari mana dia tahu informasi berita yang melibatkan mantan suamiku itu. Mendengar Aku mau menemui Gavin, eh Ferdi juga ikut-ikutan denganku. Dasar. "Nanti saya yang jemput kerumahmu, ya." "Ah nanti malah merepotkan kamu. Aku tidak suka lhoo merepotkan orang lain. Aku bisa kok pergi sendiri." "Kamu tidak usah ngelak deh, pokoknya nanti saya jemput ke rumah." Aku hanya membawa si kecil Praska. Sedangkan si kembar harus se
Part 31 Surprise Beberapa bulan berlalu setelah perceraian kami. Tidak ada ku dengar lagi berita Alwa maupun Mas Gavin. Dan memang Akupun tidak mencari tahu kabar mereka. Aku sudah tenang dengan duniaku dan anak-anak. Tapi terkadang ada rasa rindu kepada Ferdi. Bukan karena apa-apa. Kadang ada rasa bersalah akan penolakanku padanya dulu. Aku tidak bisa munafik. Hati ini terkadang mengingatnya kembali. Masa-masa kecil yang penuh canda dan tawa. Dan dimana kami di pertemukan kembali lewat pengkhianatan pasangan kami masing-masing. Tapi, ah sudahlah semua itu telah berlalu. Tidak perlu di ingat-ingat lagi. Mungkin saja sekarang dia sudah bahagia dengan istri barunya. Oh iya, dia sudah menikah atau belum ya? Ih mengapa Aku harus mengingatnya kembali. ***&nb
Part 32 Sosok Mencurigakan Aku penasaran bagaimana bisa orang tuaku mengetahui keberadaanku, sebelum Aku memberitahu mereka. Tapi ternyata Ferdi yang memberi tahu mereka terlebih dahulu. Aku memang sengaja tidak memberitahu mereka dulu. Karena sikap Ibu yang kurang menyukaiku. Aku tidak begitu dekat dengan Ibu. Dulu setiap kali Aku berkeluh kesah padanya, Aku bukannya mendapatkan solusi, malah omelan dari mulutnya yang kudapatkan. Belakangan Aku tahu, Aku bukanlah anak-kandungnya, melainkan anak dari pernikahan pertama Papa. Ibu kandungku meninggal sewaktu melahirkan Aku ke dunia ini. Papaku menikah lagi ketika usiaku baru 5 bulan. Aku besar dalam asuhan Ibu sambungku. Selama menikah dengan Papa, mereka tidak di karuniai seorang putra pun sampai saat ini. Maka otomatis Akulah anak satu-satunya.