Share

Bab 122. Semangat yang Dibagi

"Aku akan tetap masuk siang, Mas. Boleh kan?"

Senyum yang diulas Zahera terlihat menyedihkan di mata Liam. Senyum lebar yang dipaksakan. Jika sedang bersedih, kenapa harus disembunyikan dalam senyum?

"Baiklah. Besok siang saya tunggu di cafe depan kantor."

"Eh?" sontak Zahera tidak paham.

"Makan siang bersama sebelum kamu masuk kerja. Kalau kamu terlihat sedih, nanti aku yang traktir makan siang. Tapi kalau kamu terlihat senang, kamu yang traktir aku ya?"

Zahera masih bingung. Bukan tidak ingin makan siang bersama Liam. Hanya saja jika masih jam kerja dan lokasinya tepat di depan kantor, Zahera mendadak takut atasannya tersebut mendapatkan gosip miring dari teman kerjanya yang lain.

"Emangnya gak apa-apa kita makan siang berdua di cafe depan kantor? Atau kita bertiga sama Robin kayak biasanya?"

Liam sepertinya paham dengan keresahan Zahera. Zahera pasti takut menjadi bahan gunjingan orang di kantornya. Apalagi jika tahu Zahera besok akan mendapatkan status baru sebagai seorang j
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status