Ekspresi Xi Feng berubah serius.Orang kasar botak di hadapannya, seorang prajurit Lapisan Sepuluh Pemurnian Qi, memang tangguh. Dengan satu tebasan, dia melepaskan dua aura pedang, secara efektif menghalangi pelarian Xi Feng ke kedua sisi.Prestasi ini saja sudah cukup bukti bahwa pria botak itu jauh lebih unggul dari pria gemuk yang baru saja binasa di tangan Xi Feng. Xi Feng tidak bisa menganggapnya enteng. Dia dengan cepat menyulap kekuatan pedang untuk menetralkan aura pedang di sebelah kanannya dan dengan gesit menghindar ke arah itu.Pria botak itu tetap tabah, tidak menunggu pedang panjangnya turun sebelum melancarkan serangan lagi pada Xi Feng.Menggunakan teknik Memotong Ruang, Xi Feng menangkis serangan itu.Bentrokan logam bergema, mengirimkan percikan api cemerlang ke udara, sebuah tontonan yang bisa dilihat bahkan di siang hari bolong.Tampaknya hanya terjadi satu kali pertukaran, namun dalam sekejap, mereka telah bentrok tiga kali. Kecepatan mereka sangat tinggi sehing
"Kakak kedua, kakak ketiga," pria botak itu bergumam sambil bangkit dari tanah, matanya berkaca-kaca saat melihat pemandangan di hadapannya.Namun, dia ragu-ragu. Alih-alih membalas dendam pada Xi Feng, dia mengatupkan rahangnya dan memutar ekornya, berlari menuju pintu masuk lembah dengan cepat. Dengan musuhnya yang memiliki kekuatan dan Senjata Roh yang begitu hebat, menyerang ke dalam pertempuran kemungkinan besar berarti kematian.Wajah Xi Feng menjadi pucat setelah melepaskan semburan aura pedang yang kuat, yang telah menghabiskan seperempat penuh energi aslinya. Dia beruntung telah mencapai puncak Pemurnian Qi Lapis Delapan; jika kurang maju, maka langkah itu akan menghabiskan cadangannya sepenuhnya.Melihat pria botak itu melarikan diri, Xi Feng tertawa dingin. Mencengkeram Belati Mimpi Dunia Bawah, dia mengejar buruannya tanpa henti. Dengan teknik Langkah Bayangan Cahaya Mengambang, dia dengan cepat menutup celah di antara mereka, kemajuannya terlihat jelas."Bajingan, aku men
Xi Feng sesaat kehilangan kata-kata.Tetapi kemudian sebuah ide muncul di benaknya, dan dia berkata, "Saya sangat membutuhkan untuk berbicara dengan Pengurus Rumah Tangga Sun. Apa Anda melihatnya?"Wanita muda itu, mendengar nada tulus Xi Feng, berpikir dia benar-benar memiliki masalah yang mendesak dan kemarahannya dengan cepat mereda. "Mencari Pengurus Rumah Tangga Sun? Aku yakin aku melihatnya di aula utama Istana Tuan Kota. Kapten Cai dan beberapa orang lainnya bersamanya; mereka tampaknya sedang dalam perjalanan untuk menemui Tuan Kota."Xi Feng mengangguk sebagai penghargaan. "Terima kasih. Aku akan pergi mencari Pengurus Rumah Tangga Sun sekarang juga."Dengan itu, dia berbalik untuk pergi."Tunggu sebentar," wanita itu memanggilnya."Apakah kamu butuh yang lain?" Xi Feng bertanya sambil berbalik.Rona merah mulai muncul di wajah wanita itu saat dia dengan ragu-ragu bertanya, "Tentang apa yang kamu katakan padaku beberapa hari yang lalu—apakah kamu sudah melupakannya?"Suaranya
Pegunungan Yuan San di negara Chu Agung, benua Han. Di tempat itu terdapat markas sekte luar dari sebuah sekte terkenal yang bernama sekte Alam Agung Di salah satu sudut sekte luar ini, tampaklah hiruk pikuk banyak orang yang sedang menonton suatu tontonan. Seorang pemuda berumur 18 tahun sedang dihajar oleh seorang pemuda berumur 19 tahun di bawah tontonan banyak pasang mata yang bersorak-sorai. Pemuda berumur 18 tahun itu yang memakai baju putih sudah babak belur karena sudah dihajar hampir sejam oleh lawannya "Hajar Xi Feng itu, Zhong Li! Buat dia tidak mampu lagi berjalan.""Ya. Hajar dia! Kalau perlu, buat dia sudah tidak mampu bangun lagi supaya dia tidak lagi menjadi rebutan cewek-cewek di sekte luar kita."Itulah kata-kata penyemangat dari orang-orang yang dari tadi menikmati pemukulan yang dilakukan oleh Zhong Li ini kepada pemuda belia bernama Xi Feng. Sudah ratusan pukulan yang dilakukan oleh seorang pemuda sombong yang terus memukuli pemuda berumur 17 tahun itu. Pem
Tubuh Xi Feng terus meluncur ke arah bawah menerobos awan-awan gelap hingga menerobos kabut yang menyelimuti jurang tanpa dasar ini. Hingga suatu saat dia merasakan tubuhnya mendarat di dedaunan dan ranting pohon yang sangat besar yang tumbuh di tebing. Hal ini yang menghentikan laju jatuhnya. Tapi kemudian tubuhnya menerobos dedaunan itu dan kembali turun ke bawah. Dia Kembali jatuh di beberapa dedaunan yang semakin menghambat laju jatuhnya hingga akhirnya dia terhenti di dedaunan yang berjarak sekitar 2 meter dari atas permukaan tanah. Xi Feng yang hampir saja pingsan dengan pengalaman yang baru saja dia alami, kini membuka matanya kemudian berusaha meraih cabang pohon besar di samping kirinya. Kemudian dia mengintip dari balik daunSaat itulah dia baru sadar kalau dia sudah berada 2 meter dari permukaan tanah. Melihat permukaan tanah itu, tanpa terasa dia berkata, "ternyata jurang tanpa dasar ini ternyata memiliki dasar juga."Xi Feng mulai mencari jalan turun ke bawah hingga d
Sambil menahan nafas dan memejamkan matanya, Xi Feng mulai meminum air mendidih itu. Dia jadi sangat kaget dan membuka matanya saat dia meminum cairan itu, karena cairan itu ternyata tidaklah panas. Bahkan cairan itu boleh dibilang ternyata berisi air dingin. Xi Feng meminum air itu sebanyak-banyaknya hingga perutnya terasa kembung. Dia pikir tungku itu sudah hampir kosong. Tapi saat dia menurunkan tungku itu dan melirik ke arah tungku itu Ternyata isinya masih banyak, hingga sepertinya dia tidak pernah meminum isinya. Dia tidak lagi memusingkan keanehan itu. Setelah itu, dia mulai siap-siap untuk mandi dengan air dalam tungku itu. Setelah itu, dia pun mengikuti instruksi dari uap itu untuk menyiram air mendidih itu ke tubuhnya. Dia sudah tidak setakut sebelumnya karena dia sudah merasakan Air ini yang ternyata tidaklah panas seperti yang dia pikir. Karena itu dia langsung menyiramkan air itu ke sekujur tubuhnya dari rambut hingga seluruh tubuhnya. Saat itulah dia berteriak ke
"Kamu jangan khawatir soal itu. Saat sudah waktunya, aku akan datang dengan cara seperti ini. Aku akan menulis di tembok atau batu atau di mana saja untuk menberimu jurus berikutnya saat sudah waktunya." jawab sang guru itu lewat tulisan di dindingAkhirnya Xi Feng mengangguk. "Baiklah kalau begitu aku kan ikuti maumu, guru. Oh iya bolehkah aku tahu namamu, guru?"Xi Feng kembali menemukan jawabannya di dinding belakang. "Untuk sementara ini kamu tidak perlu tahu akan namaku dan tidak perlu bertanya siapa namaku. Panggil saja aku guru. Suatu hari nanti aku akan memberitahu namaku kepadamu.""Baik, guru. Aku akan naik ke atas dan setelah aku berhasil menyempurnakan jurus pertama, aku akan minta petunjukmu. Kalau begitu aku pergi dulu."Xi Feng berjalan keluar gua. Dalam hatinya dia berkata, "nampaknya guruku akan terus mengikutiku kemanapun aku pergi. Nampaknya patung yang kulihat semalam itu bukan sekedar patung tapi seorang manusia berilmu sangat tinggi dan seorang kultivator yang sa
"Kenapa dia bisa sehebat itu?" Banyak orang bertanya-tanya di antara mereka sendiri sambil menatap ke arah Xi Feng. Xi Feng sangat senang tapi kemudian dia memilih untuk melangkah pergi, meninggalkan yang lain yang masih terus menetapnya dengan pandangan heran dan tak percaya. Saat itulah beberapa orang nampak datang mendekat. Salah satu diantaranya adalah Zhong Li. Dia dengan kawanannya mendekati Xi Feng. Dia sudah mendengar desas-desus tentang pengakuan Xi Feng kalau dia tidak pernah jatuh di jurang dari kejauhan. Dia juga sempat melihat dari jauh saat anak buahnya, Ge Fei, dipukul hingga pingsan oleh Xi Feng. Dengan gaya Arogan, Zhong Li mendekati Xi Feng. "Aku tidak tahu mengapa kamu bisa memukul Ge Fei, tetapi yang kutahu adalah, sedikit lagi aku akan menghancurkanmu!"Setelah berkata seperti itu, Zhong Li langsung meledakkan kultivasi tahap kelima Alam Qi Kong miliknya, siap untuk menghajar Xi Feng. Xi Feng yang baru saja memukuli Ge Fei, sebenarnya merasa tidak terlalu per