Beranda / Rumah Tangga / Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya / Bab 281 Tragedi yang Menghancurkan

Share

Bab 281 Tragedi yang Menghancurkan

Penulis: Dhesu Nurill
last update Terakhir Diperbarui: 2024-07-15 18:02:57

Selang beberapa menit kemudian mereka pun sudah sampai di rumah Devan. Maura membayar argo dari uang yang sebelumnya diberikan oleh Devan.

“Pak, tolong bantu saya.”

Devan yang masih saja meracau dipapah oleh sopir itu. Untunglah gerbang rumah Devan tidak dikunci, jadi bisa masuk dengan mudah. Sang gadis sempat tercengang melihat halaman rumah Devan yang luas dan indah.

“Ini mau dibawa ke mana, Non?”

Maura terkesiap. Hampir saja lupa sebab melihat keindahan rumah Devan.

“Bawa masuk saja, Pak. Ayo!”

Maura menemukan kunci rumah Devan dari saku jas dalam pria itu. Sang gadis tidak boleh terlihat mencurigakan di depan sopir, bisa-bisa dia dicurigai.

Setelah berhasil masuk rumah, Maura meminta agar Devan dibiarkan di sofa.

“Terima kasih, ya, Pak.”

“Sama-sama, Non. Kasihan Mas nya, jaga baik-baik kakaknya, Non.”

Maura hanya bisa menganggukkan kepala saja. Setelah kepergian sopir taksi, Maura malah melihat ke sekeliling rumah Devan yang mewah dan estetik.

“Wah, ini sih lebih bagus dari rumah
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Arianti Kurnia Ningsih
Benarkah tebakan saya author anj**g,pshkopat,sama saja dengan author yg lain du godnovel ini,hanya menulis cerita sampah semua.
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 282 Tawaran Devan untuk Maura

    “Maura?!” tanya Devan, sedikit menaikkan nada bicara.Sebab sedari tadi Maura hanya diam saja. Malah terlihat berpikir dan gelisah.“A-aku takut, Mas,” ucap Maura, tergagap dan gugup.Devan mengusap kasar wajahnya, entah untuk kesekian kalinya. Kalau Maura tidak menceritakan semuanya, bagaimana bisa dia tahu semua kejadian itu.Sang pria melihat jam di nakas dekat ranjang. Sudah jam 2 siang. Hari ini dia belum ke restoran. Sang pria melihat ponsel di dekat jas tergeletak di sofa, pinggir Maura berada.Ada banyak panggilan, salah satunya dari Arya dan Amanda. Pasti semua orang sedang mencarinya. Tetapi, dia tidak bisa keluar rumah tanpa mendengar keterangan dari Maura.Sang pria kembali menatap Maura dengan wajah tenang, meskipun hati dan pikirannya sedang benar-benar kacau.“Kamu jangan takut. Aku tidak akan melakukan apa-apa kepadamu. Aku hanya ingin tahu, bagaimana semua ini bisa terjadi, ya?”Maura tidak langsung menjawab, tetapi memberikan tatapan memelas dan sedih. Setelahnya, sa

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-16
  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 283 Pengecut

    “Lalu, aku bagaimana, Mas? Siapa yang akan menerimaku, jika keadaanku sudah tidak virgin lagi?”Wajah wanita itu tampak frustasi. Dia memikirkan nasib ke depannya.“Aku juga butuh status dan seorang pendamping hidup, Mas. Aku tidak mau sendiri. Percuma kalau kamu memberiku materi berlimpah, tapi tanpa status. Apa bedanya aku sama simpanan, Mas.”Devan sudah benar-benar bingung. Kalau Maura sudah bersikukuh seperti ini, sang pria harus mencari cara lain agar wanita itu mau mengerti kondisinya.“Ra, kalau kamu menikah denganku juga percuma. Kita tidak akan bahagia, tidak ada perasaan dalam hubungan itu.”Maura berdecak. Selalu saja ada alasan, intinya pria itu tidak mau menerimanya.“Kamu juga masih di bawah umur, aku tidak bisa menikahimu.”Maura sudah lelah berdebat dengan Devan. Sang wanita pun memilih untuk memungut pakaian yang berserakan dan membersihkan diri di kamar mandi.Melihat tingkah Maura yang diam saja, membuat Devan bingung. Dia belum mendapat jawaban dari sang wanita. B

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-17
  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 284 Ternyata Tes DNA itu ....

    “Ah, tidak apa-apa. Maksudnya, ide untuk membawa Lusi ke rumah sakit itu benar. Jadi, si Mila harus mau menerima kenyataan ini.”Raka hanya ber-oh ria saja. Yang terpenting baginya, sekarang Lusi sudah mau dengan sang pria.“Ya sudah, Bu. Aku harus kembali kerja.”Panggilan itu pun diakhiri. Bu Sinta tersenyum sinis, penuh arti. Dia merasa puas sekali.“Untunglah aku cepat-cepat ke rumah sakit pagi itu. Jadi, masih sempat untuk mengganti surat tes DNA.”Ternyata sebelumnya saat pagi hari Bu Sinta pergi, wanita paruh baya itu pergi ke rumah sakit untuk menyogok petugas yang berjaga agar mengganti hasil tes DNA. Kebetulan, pagi itu dokter yang bertugas di sana belum datang.Awalnya sulit, tapi setelah menaikkan harga menjadi 2x lipat, akhirnya berhasil juga. Sebagai timbal baliknya, Bu Sinta harus kehilangan uang simpanannya. Untuk mengganti itu semua, lagi-lagi sang wanita paruh baya harus melerakan barang branded-nya.“Gak apa-apa lah, yang penting anakku kembali sama Lusi. Nanti juga

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-18
  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 285 Kecurigaan Mila

    Dengan keadaan yang kacau, Mila masih berusaha untuk tetang tenang dan mengendalikan diri sendiri. Wanita itu sadar, kalau dirinya sudah tidak punya siapa-siapa di sini. Tidak ada yang bisa diandalkan kecuali diri sendiri.“Aku sudah keluar banyak untuk tes ini. Tapi, kalau hasilnya janggal, tentu saja tak bisa aku terima begitu saja.”Mila memejamkan mata dan berusaha untuk kembali tenang, agar bisa berpikir jernih. Sang wanita yakin pasti ada yang salah di sini.Terlebih sebelumnya Bu Sinta yang awal mula meminta tes DNA dilakukan. Pasti, wanita tua itu yang sudah mengacaukan semuanya.Mila tidak tahu apa yang salah. Tetapi, dia akan memulai semuanya dari rumah sakit itu. Sang wanita akan menyelidikinya lagi.Mila tidak mau menunggu lama. Sampai sang wanita pun mengambil keputusan untuk kembali ke rumah sakit, untuk bertemu dengan dokter yang mengambil sampel DNA dari bayi yang ada dalam kandungannya waktu itu.Selama perjalanan ke rumah sakit, Mila sangat gusar. Ada ketakutan yang

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-19
  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 286 Memasang Penyadap

    “Apa maksud dari perkataanmu tadi, hah?!” tanya Bu Sinta to the point.Mila tidak langsung menjawab pertanyaan Bu Sinta, melainkan melihat ke sekitar. Mencari tempat yang sekiranya cocok untuk menempatkan penyadap itu.“Heh! Jawab! Kenapa kamu diam saja? Ayo, katakan apa maksud ucapanmu barusan?!”Bu Sinta benar-benar takut kalau Mila tahu yang sesungguhnya. Bisa-bisa wanita hamil itu melakukan sesuatu yang merugikan dirinya dan Raka.‘Kayanya kalau di ruang tamu enggak cocok. Harus cari tempat yang sekiranya bisa kusimpan dengan aman dan memungkinkan wanita tua ini berbicara,’ gumam Mila dalam hati.Wanita hamil itu lalu berjalan ke ruang tengah, membuat Bu Sinta keheranan sendiri bercampur kaget. Sebab wanita paruh baya itu tak menjawab pertanyaannya.“Heh, ngapain kamu ke situ?!” seru Bu Sinta mengikuti langkah Mila.Sang wanita masih enggan menjawab pertanyaan Bu Sinta, masih fokus melihat ke sekitar. Sampai Mila melihat vas bunga yang ada di sebelah TV. Posisinya trategis dan mas

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-20
  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 287 Penangkal

    “Jadi, apa tujuan kedatanganmu ke sini?” tanya seorang pria yang memakai ikat kepala dari batik dan pakaian serba hitam.Mila meneguk saliva dengan susah payah. Untuk pertama kalinya dia mendatangi ‘orang pintar.’ Kalau bukan karena rasa penasaran sebab perubahan Lusi yang mendadak, wanita hamil itu tidak mau melakukan ini semua.“Saya mau cari tahu, apakah teman saya kena ilmu hitam. Soalnya, tiba-tiba saja sikapnya berubah dan aneh.”“Boleh saya lihat foto, nama dan tanggal lahirnya?”Mila langsung menganggukkan kepala. Dia membuka ponselnya. Untunglah masih punya foto Lusi saat mereka masih berteman.Setelah Mila memberitahukan apa yang ditanyakan oleh pria itu, sang dukun pun langsung membacakan mantra sembari memejamkan mata. Hingga tak lama kemudian, hasil yang diharapkan Mila keluar juga.“Benar, temanmu ini kena pelet asihan. Tapi, pelet ini lemah dan bisa dihilangkan.”Mendengar itu, Mila kaget dan senang secara beramaan. Bagaimana tidak? Kecurigaannya ternyata benar, ada yan

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-21
  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 288 Tak Jadi Istri Pelakor pun Jadi

    Entah sudah berapa lama Adiba mondar-mandir di kamarnya. Sesekali berdecak dengan wajah frustrasi. Dia yakin, Lusi itu sedang dalam masalah. Tetapi, dia tidak tahu harus melakukan apa.Hingga Adiba menyerah dan memilih untuk tidur. Besok harus pergi bekerja dan dia tidak bisa hanya memikirkan Lusi saja.Keesokan harinya, Lusi sudah berangkat duluan dengan Alia, menyisakan Maura dan Adiba. Bahkan hari ini Lusi yang membuatkan sarapan untuk mereka, ada catatan atas meja. Lusi mengatakan akan pulang telat dan makanan itu untuk mereka berdua.Adiba hanya bisa menghela napas berat, lalu melihat pada Maura yang sudah makan duluan dengan wajah murung. Wanita itu bahkan belum mandi dan masih memakai piyama.“Kamu gak sekolah?” tanya Adiba, membuat Maura mendongak.“Lagi gak enak badan,” jawab Maura sekenanya.Adiba menautkan kedua alisnya, menelisik penampilan wanita itu yang memang agak lain. Tetapi, Adiba tidak mau memikirkan itu dulu dan memilih untuk mengurusi Lusi.Sebenarnya, Maura buka

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-23
  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 289 Akhirnya Mila Tahu Semuanya

    “Sial! Padahal tinggal sedikit lagi, aku pasti bisa membuat Lusi sadar. Tapi, malah seperti ini. Enggak! Aku tidak bisa seperti ini. Apa pun yang terjadi, Lusi harus tetap pisah dengan Mas Raka.”Wanita hamil itu duduk di kursi kebesarannya. Dia memikirkan apa yang harus dilakukan. Ternyata, hanya bisa langsung mendatangi rumah Lusi di saat tidak ada orang.Dia tidak tahu tentang keberadaan Adiba dan Maura di rumah itu. Jadi, tanpa berpikir panjang langsung pergi ke tempat tujuan.Sesampainya di sana, betapa terkejutnya saat melihat seorang perempuan keluar dari rumah Lusi. Orang itu adalah Adiba. Kebetulan saat itu, sang gadis pulang sebenatar untuk mengambil file penting.Gara-gara memikirkan Maura dan Lusi, dia sampai lupa dengan pekerjaannya sendiri. Setelah Adiba masuk mobil, Mila menunduk di balik kemudi, jangan sampai gadis itu melihatnya.“Tunggu, itu siapa? Aku yakin, teman Lusi itu hanya aku. Jangan-jangan rumah ini dijual?”Mila merasa telah melewatkan sesuatu. Selama ini t

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-25

Bab terbaru

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 511 Mila Mulai Lelah

    Suara dering ponsel membuat Mila terkesiap dan kontan menghentikan tangisannya. Ternyata dari karyawannya. Tampaknya wanita itu harus segera kembali ke butik, sebab pasti kerjaannya semakin banyak.Dia tidak mungkin terus-terusan larut dalam kesedihan karena menangisi Raka, sementara ada usaha yang harus terus dijalankan. Kalau tidak, dirinya akan jatuh miskin dan benar-benar kehilangan Raka. Pria itu tidak mungkin mau hidup susah dengannya, jadi cara satu-satunya mempertahankan Raka yaitu dengan banyak uang. Miris, bukan? Harusnya di sini seorang pria yang melakukan ini semua, tetapi Mila mau tidak mau harus menghasilkan banyak uang demi mempertahankan Raka.Ya, demi agar anaknya bisa merasakan kasih sayang seorang Ayah. Demi dirinya yang tidak lagi dijandakan oleh pria itu. Mila hanya bisa tersenyum miris, tetapi tak urung tetap kembali menjalankan mobilnya. Berusaha untuk tegar. Wanita hamil itu mengelus-elus perutnya yang mulai membesar. "Sabar ya, Nak. Ibu akan berusaha sebaik

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 510 Tolong Jaga Rahasia!

    "Kamu sudah gila, ya? Apa yang baru saja kamu katakan?!" tanya Bu Sinta, kali ini wanita paruh baya itu marah karena anaknya malah merahasiakan pernikahan dengan Winda. Harusnya biarkan saja diberi tahu semua orang, termasuk Mila. Agar ketahuan bagaimana reaksi wanita hamil itu, berharap kalau Mila mau tahu diri dan memilih untuk pergi dari kehidupan Raka. Tetapi tampaknya Raka sama sekali enggan untuk mempublikasikan hubungannya dengan Winda. "Aku tidak gila, Bu. Karena aku waras, makanya merahasiakan semua ini.""Lalu, bagaimana dengan perasaan Winda?" "Aku yakin, Winda juga pasti akan mengerti dengan situasi ini. Kami sudah saling sepakat. Jadi, aku harap Ibu tidak merecoki rencana kami.""Apa yang sedang kamu rencanakan sebenarnya, Raka? Ibu kasihan kalau Winda statusnya disembunyikan dari siapa pun." "Bu, aku melakukan ini demi kebaikan bersama. Bahkan Winda juga berkata, dia tidak akan ikut campur urusan aku dan juga Mila. Sebaliknya, Mila juga tidak boleh ikut campur urusan

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 509 Bagaimana Kalau itu Ibu?

    "Itulah masalahnya, Bu. Mila tidak sebodoh yang kita kira. Dia bisa saja mengantisipasi untuk mendapatkan hak asuh anak dengan cara menahanku. Dia pasti sudah melakukan berbagai cara agar aku bisa berada di sisinya, termasuk anak itu." "Lalu, bagaimana? Kalau memang kamu tidak mau terikat dengan Mila, lepaskan anak itu. Kalau misalkan kamu ingin anak itu, cari cara menyingkirkan Mila. Mudah, kan?" "Tidak semudah itu, Bu. Aku tahu Ibu benci Mila, tapi tolong jangan benci anakku. Dia tidak tahu apa-apa. Bukankah bayi yang ada di dalam kandungan setiap Ibu hamil itu tidak berdosa? Kalau pun memang harus disalahkan, Mila sendiri dan aku. Jadi, kumohon kali ini saja Ibu mau menuruti permintaanku." Bu Sinta menghela napas kasar. Dalam hatinya tidak mau mengurusi cucunya itu. Lagi pula menurutnya cucu yang baik itu hanya Alia. Walaupun dia tidak tahu bagaimana nanti anak Mila, tapi wanita paruh baya sudah menafsirkan kalau sifat Mila pasti akan turun kepada anaknya sendiri. "Ya, terserah

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 508 Tanggapan Bu Sinta

    "Bagus, bagus! Ibu setuju dengan keputusanmu. Kan sudah Ibu bilang, Winda itu adalah istri yang baik untuk kamu. Dibandingkan dengan Mila, Ibu lebih setuju dengan Winda. Dia itu baik hati, tidak perhitungan dan juga mengerti keadaan kamu dan Ibu. Jadi, menurut Ibu kamu itu memang harus memilih Winda. Bagus-bagus," papar Bu Sinta dengan semangat. Dia bahkan terus-terusan tersenyum sembari membereskan piring bekas makan Raka. Pria itu belum berani untuk mengatakan apa yang sebenarnya terjadi. Tetapi, kalau diam saja pun tidak akan mengubah situasi yang ada. Keadaan semakin kacau karena pasti Bu Sinta akan menyerang Mila atau malah melakukan sesuatu yang sangat membahayakan untuk rencana ke depannya."Iya, Bu. Tapi aku akan menjadikannya istri kedua."Bu Sinta hampir saja melepaskan piring yang ada di tangan saat Raka mengatakan hal tersebut. Wanita paruh baya itu langsung menyimpan piring kotor dan kembali ke hadapan anaknya dengan wajah kaget. "Apa kamu bilang tadi? Istri kedua? Maks

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 507 Masakan Rumah

    Wanita hamil itu hanya bisa pergi dengan perasaan kesal. Mungkin Mila bisa saja menerobos masuk, tetapi dia khawatir kalau Raka akan benar-benar murka kepadanya dan semua perkataan pria itu menjadi kenyataan. Membayangkannya saja membuat Mila ketakutan, apalagi kalau benar Raka akan meninggalkannya dan anak yang ada di dalam kandungan. Akhirnya Mila tidak punya pilihan lain, kecuali mengalah terlebih dahulu. Dia akan mencoba kembali untuk membujuk Raka setelah 3 hari, berharap kalau pria itu benar-benar akan kembali kepadanya. Setelah kepergian Mila, Raka dan Bu Sinta pun sedang duduk berhadapan di meja makan, tepat di depannya tampak sekali makanan yang sudah terhidang dan aromanya begitu menggugah selera Raka. Kebetulan pria itu hanya makan ala kadarnya. Saat melihat semua ini, tentu rasa lapar pria itu menyeruak. Tetapi sebelumnya Raka harus memberitahukan kedatangan dirinya kepada Bu Sinta. "Ibu masak untukku?" "Tentu saja. Kamu pikir Ibu akan masak untuk siapa? Istrimu? Ibu

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 506 Mulai Muak (2)

    "Mas, aku mohon. Pulanglah bersamaku, jangan seperti ini." Mila sekarang menghiba sembari menangis. "Tolong, jangan buat aku merasa menderita dan tertekan seperti ini. Aku janji, aku tidak akan mengekangmu lagi. Kamu boleh keluar, asalkan kamu bicara dulu kepadaku." "Tidak, ini sudah ketiga kalinya kamu mengatakan hal yang sama, tetapi kenyataannya seperti apa? Kamu tetap saja mengganggu dan menuduhku macam-macam.""Lalu, aku dengan siapa, Mas? Aku tidak mungkin sendiri.""Ada Maura."Seketika Mila malah terdiam. Dia sedang berusaha untuk akting sebaik mungkin agar Raka mau pulang dengannya. Tetapi malah nama Maura yang disebutkan. Dia benar-benar kesal karena adiknya itu malah masuk dalam permasalahan rumah tangganya. "Dia kan bukan siapa-siapa kita. Lagi pula di sini yang harus tanggung jawab atas keselamatan aku dan anak ini kan kamu, Mas." Mila sama sekali tidak bisa diajak berbicara baik-baik. Sekeras apa pun Raka menjelaskan, Mila juga sama kerasnya. Tidak mau mengalah. Rak

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 505 Mulai Muak (1)

    "Tidak sekarang, Mila. Aku akan pulang setelah semua urusanku selesai." Mila menautkan kedua alis dengan perasaan bingung. "Apa maksud kamu, Mas? Urusan apa yang kamu lakukan di sini?" Raka menghela napas panjang sembari memijat pelipisnya yang berdenyut. Tidak mungkin dia mengatakan kalau besok dirinya akan menikah dengan Winda. Yang pasti pria itu harus mengelabui Mila. Jangan sampai wanita itu benar-benar menghancurkan semua rencananya. Karena kalau Mila tahu kalau dirinya ingin mencari Lusi dan juga Alia, maka saat itu juga dia mendapat tekanan lagi dari wanita ini. "Aku hanya ingin bertemu dengan ibuku, menghabiskan waktu dengan ibuku." "Lalu, kamu meninggalkan istrimu?" tanya Mila. Matanya berkaca-kaca. Dia tidak menyangka Raka akan melakukan hal seperti ini. Padahal yang harus ditemani adalah Mila. Dia sedang hamil. Kenapa Raka tidak mau melakukan itu? "Dia anakku. Hak dia dong untuk menemani ibunya!"Mila kesal karena Bu Sinta malah ikut campur. Harusnya wanita paruh bay

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 504 Pertengkaran Mertua dan Menantu (4)

    Bu Sinta maupun Mila kaget mendengar suara Raka yang menggelegar, tampak sekali wajahnya memerah seperti menahan emosi karena sudah dari tadi kedua wanita berbeda usia ini terus saja bertengkar. "Apa kalian tidak bisa diam?! Jangan terus-terusan mengoceh dengan berbagai macam alasan! Aku punya keputusan sendiri," ucap Raka, membuat Bu Sinta dan Mila kaget bersamaan. Mereka takut jika Raka mengambil keputusan yang salah dan merugikan kedua belah pihak. Mila berharap kalau Raka tidak meninggalkannya, berbeda dengan Bu Sinta yang ingin anaknya kembali kepada Bu Sinta dan menceraikan Mila. Pria itu menoleh kepada Mila dengan tatapan sinis. Dia sudah jengah dengan semua perlakuan istrinya ini. Mila berbeda jauh dengan wanita yang dulu pernah menjalin hubungan dengannya. Apa mungkin memang sifat asli Mila seperti ini? Begitu pikir Raka atau hanya karena perubahan hormon Ibu hamil akhirnya Mila lebih protektif dan temperamental? Semua itu masih bergerilya di pikiran Raka, belum bisa menga

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 503 Pertengkaran Mertua dan Menantu (3)

    "Jangan percaya sama Ibu, Mas! Kamu tahu sendiri, kan? Gara-gara Ibu, kamu hampir kehilangan anak ini. Dia yang memalsukan tes DNA anak ini!" seru Mila tiba-tiba saja mengalihkan pembicaraan, membuat Bu Sinta terdiam dan wanita paruh baya itu benar-benar kaget kala Mila membahas lagi masalah yang sudah berlalu. Padahal sekarang permasalahan utamanya adalah Mila yang tidak pernah bisa membebaskan Raka, selalu saja mengekang dan harus berada di samping wanita itu. "Kenapa kamu malah ngomongin itu sekarang? Bukan waktunya kamu berbicara hal yang sudah berlalu.""Oh, kenapa tidak, Bu? Tentu saja aku harus bicara dengan Mas Raka, kalau Ibu itu tidak mau melihat anak ini lahir, kan?" Keadaan semakin genting saat ini. Kalau Mila mengatakan hal seperti itu, tentu saja Bu Sinta tidak mau kalah. Baginya pertarungan ini harus dimenangkan olehnya, karena ini adalah satu-satunya cara dan kesempatan yang langka untuk mendapatkan anaknya kembali. "Jaga bicaramu! Itu sudah berlalu, aku melakukan

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status