Kali ini, semua bangsa jin yang hadir ditempat itu terdiam mendengar kata-kata Jejaka Emas. Melihat semuanya terdiam, Jejaka Emas melanjutkan kata-katanya, “Aku yakin, Sang Hyang Guru Dewa pasti juga akan mendukung perjuanganku kali ini! Karena bila sampai kita kalah dalam peperangan kali ini. Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal pasti juga akan menyerang para dewa di negeri atas langit!”Sementara Jejaka Emas terus memberikan pidato perjuangannya, Jiu Long dan Jaka Samudra telah tiba dihadapan ketiga dara jelita yang tak lain adalah Ruhcinta, Ruhrembulan dan Dewi Awan Putih.Bagi ketiga dara jelita ini, apa yang disampaikan oleh Jejaka Emas sama sekali tidak menarik minat mereka, karena yang mereka khawatirkan saat ini adalah keberadaan Bintang yang tidak diketahui rimbanya. Bintang seolah lenyap bagaikan ditelan bumi.“Maaf nona-nona cantik...” Jaka Samudra lebih dulu menyapa ketiganya hingga membuat ketiga dara jelita itu berpaling ke arahnya. Dan ketiganya menatap heran kearah pemuda b
“Tidak! Aku tidak kenal siapa gadis itu”“Apa bisa kakak katakan ciri-ciri gadis itu?” tanya Dewi Awan Putih terlihat tak sabar.Jejaka Emas lalu mengatakan bagaimana ciri gadis yang menarik perhatiannya itu. Dewi Awan Putih, Ruhcinta dan Ruhrembulan kembali saling pandang satu sama lain. “Utusan maharaja jin!” ucap ketiganya hampir bersamaan saat mengenali ciri-ciri gadis itu dari penuturan Jejaka Emas.“Ini gawat! Bintang dalam bahaya!” seru Ruhrembulan khawatir.“Benar! Bisa-bisa Bintang dibawa ke Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal!” sambung Dewi Awan Putih dengan cemas.“Kita harus segera menyelamatkan Bintang, apapun yang terjadi” seru Ruhrembulan.“Bagaimana menurutmu, Ruhcinta?” tanya Ruhrembulan berbalik menatap ke arah Ruhcinta. Dewi Awan Putih juga ikut menatap kearahnya.“Ya.. Ayo kita selamatkan Bintang. Walaupun nyawa taruhannya” sahut Ruhcinta akhirnya setelah terdiam sejenak.Tanpa basa basi, ketiga gadis berparas sangat jelita inipun segera ingin beranjak pergi dari tempa
Puri Kebahagiaan. Dan kesanalah kini Una Lyn membawa Bintang. Awalnya, Bintang berharap bisa bertemu dengan istri-istrinya ditempat itu, tapi setelah tiba disana, ternyata ketiga istrinya tidak lagi berada disana.Semalaman Una Lyn berusaha menyembuhkan kondisi Bintang dengan menyalurkan hawa murninya ke tubuh Bintang, tapi sampai pagi datang menjelang. Ternyata kondisi Bintang tidak juga membaik. Hal ini bukan saja membuat Una Lyn heran, tapi juga mengkhawatirkan.“Sudah. Cukup Lyn” pinta Bintang yang melihat Una Lyn sudah kelelahan karena kehabisan hawa murninya untuk mengobati dirinya.“Apa yang sebenarnya terjadi Bintang? Kenapa hawa murniku tidak bisa menyembuhkanmu?” bertanya Una Lyn dengan heran.“Ini semua karena ilmu kesaktian yang aku gunakan untuk melawan mahluk Anubis itu, Lyn”Wajah Una Lyn berubah, lalu dia bertanya dengan penasaran, “Ilmu kesaktian apa?”“Aku menggunakan Mode Cosmic”“M-Mode Cosmic!” ucap Una Lyn dengan suara bergetar. Baru pertama kali Una Lyn mendenga
Una Lyn langsung menjulurkan lidahnya mengejek, saat mendengar ucapan Bintang. Walaupun dihatinya berbunga-bunga mendengar kata-kata yang begitu sangat indah ditelinganya itu.Bintang tersenyum melihat tingkah Una Lyn, Bintang tahu, Una Lyn sangat senang mendengar kata-katanya tadi. Makanya Bintang kemudian menundukkan wajahnya dan menggesekkan hidungnya di hidung bangir Una Lyn.Sejenak keduanya saling pandang satu sama lain. Entah apa yang ada dipikiran Una Lyn saat ini, yang jelas saat ini, Bintang sangat mengagumi akan kecantikan dan pesona yang begitu indah dari wajah cantik Una Lyn.Sangking terpesonanya Bintang, sampai-sampai Bintang tak menyadari saat Una Lyn telah melingkarkan kedua lengannya kembali dilehernya, lalu menariknya ke arah wajahnya.Sesaat Bintang tersadar dan menahan gerakan Una Lyn yang ingin melumat bibirnya. “Kau tidak lapar Lyn, yuk kita cari makan dulu” kata Bintang.“Tidak! Sebelum kau benar-benar pulih. Kita akan terus melakukannya”“Bagaimana kalau keada
Puncaknya, akhirnya kedua anak manusia inipun terkapar setelah mencapai puncak birahi yang sangat dahsyat, entah untuk yang keberapa kalinya hari ini. Baik Bintang maupun Una Lyn sama-sama tertelentang dengan mata yang terpejam, nafas yang memburu dan tubuh yang gemetaran. Sungguh dahsyat percintaan dan nafsu birahi keduanya dalam berpacu hasrat birahi.Una Lyn terlebih dulu membuka kedua matanya, walau rasa lelah mendera sekujur tubuhnya, tapi pancaran aura kebahagiaan dan kepuasan terlihat jelas di wajahnya. Senyum menawannya terlihat sumringah saat berpaling menatap kearah Bintang yang masih terkapar, terpejam ditempatnya.Una Lyn mengangkat dirinya dan menatap wajah Bintang yang masih terpejam yang ada disebelahnya. Terlihat pandangan Una Lyn begitu penuh arti ke arah Bintang.‘Kau memang gagah dan perkasa sayang. Sungguh bahagia diriku bila bisa menjadi istrimu’ membatin Una Lyn seraya terus menatapi wajah Bintang yang ada dihadapannya. Una Lyn benar-benar telah jatuh cinta. Cint
Bintang sendiri menatap kagum kearah sosok yang berada ditengah. Sosok berpakaian kain putih bintik-bintik emas dengan selempang selendang putih dibahunya. Wajahnya sudah lanjut usia. Seluruh rambutnya dan jenggotnya putih rata. Rambut putihnya tampak digelung diatas kepalanya. Wajahnya mengambarkan kebijakan dan keagungan yang sangat sulit untuk diungkapkan dengan kata-kata. Ada pancaran aura keemasan yang meringkupi wajahnya. Sungguh penampilan yang sangat berkharisma sekali.Sedangkan dua orang lagi yang berdiri agak sedikit dibelakangnya, berdiri layaknya seorang pengawal di kiri dan kanannya. Keduanya masih berusia muda. Pancaran aura wajahnya mengambarkan pribadi yang sangat tegas dan berkharisma tinggi. Keduanya mengenakan pakaian yang sama, yaitu pakaian yang terbuat dari lempengan-lempengan emas yang membentuk sebuah zirah, zirah perang. Tatapan matanya terlihat begitu tajam, lebih tajam dari mata pedang sekalipun. Tapi mata keduanya tampak memandang tak berkedip ke arah soso
Wusshh!Sang Hyang Guru Dewa tiba-tiba saja mengibaskan tangannya, selendang selempang yang tadi ada di tubuhnya, tiba-tiba saja sudah melesat memanjang ke arah Bintang dan Una Lyn. Begitu cepatnya, sampai-sampai Una Lyn dan Bintang tidak sempat bereaksi. Selendang yang memanjang itu dengan sangat cepatnya, melilit tubuh keduanya.Kini tubuh keduanya sudah terbungkus oleh selendang putih milik Sang Hyang Guru Dewa, dan seketika saja keduanya merasakan tenaga mereka lenyap seperti tertelan ke dalam sebuah dasar yang tak berujung. Una Lyn yang masih memiliki kekuatan tenaga dalam, berusaha untuk melepaskan diri dari lilitan selendang itu, tapi tetap saja Una Lyn tak merasakan tenaga miliknya bereaksi, sementara Bintang yang memang sudah tidak memiliki tenaga inti didalam tubuhnya, tak bisa berbuat apa-apa.Bukan hanya tubuh yang tidak bisa mereka gerakkan, bahkan Bintang dan Una Lyn merasakan suara merekapun tidak bisa keluar dari mulut mereka. Beberapa kali keduanya mencoba berbicara u
Pertarungan keduanya menimbulkan ledakan-ledakan dahsyat yang mengakibatkan energi gelombang ledakan itu menyebar kemana-mana.Tak!Jari tangan Sang Hyang Guru Dewa kembali bergerak, putaran ingatan Una Lyn kembali berhenti. Lagi-lagi ada sesuatu yang menarik perhatian Sang Hyang Guru Dewa hingga Dia menghentikan putaran ingatan Una Lyn. Di mana di putaran ingatan itu, Sang Hyang Guru Dewa dapat melihat bagaimana energi gelombang ledakan yang terjadi dari pertarungan Anubis dan Jejaka Emas yang telah mengancam semua yang ada ditempat itu, tiba-tiba saja sebuah medan energi terbentuk hingga menyelamatkan semuanya. Yang membuat Sang Hyang Guru Dewa tertarik adalah, orang yang datang dan membentuk medan energi itu adalah pemuda biasa itu yang tiba-tiba saja muncul ditempat itu. Kali ini Sang Hyang Guru Dewa kembali menghentikan perputaran ingatan itu.‘Dia datang secara tiba-tiba dan melindungi semua orang, lalu Anubis yang menjadi lawannya dimana? Apakah dia berhasil mengalahkannya’ mem
Setelah melihat Jejaka Emas memahami maksud perkataannya, Bintang segera melangkah ke arah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Berjarak 3 tombak dari Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal, Bintang menghentikan langkahnya.“Tidak ada yang kalah juga tidak ada yang menang dalam sebuah peperangan. Lebih baik kita berdamai dan hidup berdampingan Ayah Mertua” ucap Bintang dengan menyebut Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sebagai ayah mertuanya. Tentu saja kenyataan itu tak bisa Bintang pungkiri. Walau bagaimana, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal adalah ayah mertua baginya.Tatapan Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal masih terlihat dingin kearahnya, dan terdengar suara beratnya. “Kenapa kau menolak untuk menjadi penguasa dunia, Bintang? Bukankah itu keinginan semua laki-laki didunia ini! Tahta dan Kekuasaan?!”Bintang menggeleng, lalu berkata, “Aku lebih suka kedamaian. Buat apa meraih kekuasaan, kalau hidup selalu tidak tenang” Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terdiam saat mendengar kata-kata Bintang.Binta
Semua terdiam!Sunyi!Tak ada satu suarapun yang terdengar, kecuali desau angin!Sementara itu, keadaan semua orang yang tadinya terpaku, kini sudah bisa bergerak, masing-masing saling menatap satu sama lain, lalu mengedarkan pandangan mereka ke arah sekitar. Apa yang baru saja terjadi, berasa seperti mimpi.Sementara itu, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal pun masih terpaku berdiri ditempatnya, memandangi jari manis tangan kanannya yang sudah kosong, tidak ada lagi Cincin Sulaiman yang biasa terpatri.Di pihak Jejaka Emas, Bintang lebih dulu tersadar dengan keadaan yang terjadi. Masih terlihat keringat dingin di sekujur tubuh Bintang. Rasa sakit yang baru saja dialami oleh Bintang bukan sekedar dalam angan-angan, tapi Bintang benar-benar dapat merasakan bagaimana tubuhnya terhempas dengan keras ke sebuah alam, dimana di alam itu, berbagai macam orang dengan segala macam siksaannya. Bintang benar-benar merasakan kesakitan yang amat sangat yang membuat tubuhnya seperti ditusuk oleh ribuan
“Bangunlah kalian berdua!” kembali suara lembut tapi tegas itu terdengar menyapa keduanya, hampir bersamaan Bintang dan Jejaka Emas memalingkan wajah mereka kearah depan. Wajah keduanya berubah. Berjarak hanya beberapa tombak dihadapan mereka, terlihat sosok seorang laki-laki tua berwajah agung dan teduh. Mengenakan pakaian putih disekujur tubuhnya. Senyumnya terlihat begitu agung dan teduh. Bintang dan Jejaka Emas terkejut, karena tadi, tidak ada seorangpun yang ada ditempat itu selain mereka berdua.Lelaki tua berparas agung itu terlihat duduk diatas sebuah batu putih yang bila diperhatikan dengan seksama. Batu itu tidaklah menyentuh tanah, alias mengapung diudara.“Kemari!” Terdengar suara lembut dan tegas kembali menyapa Bintang dan Jejaka Emas. Walau keduanya tak melihat bibir lelaki tua itu bergerak, tapi Bintang dan Jejaka Emas yakin, kalau lelaki tua itulah yang menyuruh mereka.Lagi-lagi Bintang dan Jejaka Emas diliputi keheranan, karena tubuh mereka tiba-tiba saja bangkit be
Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terlihat geram saat melihat tak satupun dari pihak lawan yang mau bersikap setia kepadanya. “Kalian semua rupanya benar-benar ingin mati, jangan katakan kalau aku tidak memberikan kalian kesempatan...” ucap Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal. Lalu Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal berpaling kearah seluruh pasukannya yang ada dibelakangnya.“Bunuh mereka semua!”Satu perintah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sudah cukup untuk membuat pasukannya bergerak kedepan dengan senjata terhunus. Siap untuk membunuh lawan-lawan mereka yang sudah tak berdaya ditempatnya.Mendengar perintah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal, membuat pucat wajah-wajah dari pihak lawannya. Sebagian mengeluarkan keringat dingin membayangkan kematian yang akan segera mendatangi mereka, sementara sebagian lagi tampak mampu bersikap tenang dan sudah siap menerima nasib, karena memang sejak awal pertempuran, mereka sudah siap untuk mati. Ada satu hal yang setidaknya membuat mereka mati dengan tenan
Sementara itu dipihak Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal juga ikut bingung melihat kejadian itu, Bintang yang kini tampak tengah diperebutkan oleh ke-4 wanita cantik. Di benak mereka terbersit pikiran, ‘Apa mereka tidak menyadari kalau saat ini tengah berperang’. Hal ini membuat semua orang geleng-geleng kepala melihatnya.Sementara itu, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terlihat menatap ke arah Bintang dengan tatapan dingin. Lalu Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal maju beberapa langkah kedepan. Seketika keadaan riuh ditempat itu langsung berhenti. Hening. Bahkan keributan kecil diantara Bintang dengan ke-4 gadisnya juga ikut terhenti dan kini mereka ikut menatap kearah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Tak ada yang bersuara, semua perhatian tertuju langsung ke arah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Tiba-tiba saja dari pihak seberang, sesosok tubuh melangkah kehadapan Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal. Dia adalah Jejaka Emas. Jejaka Emas memang sangat kesal melihat keberuntungan Bintang yang dike
“Hai! Utusan Dewa. Kami akan menghentikan peperangan ini bila Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sudah terkalahkan, tapi bila tidak. Bahkan Sang Hyang Guru Dewa sendiripun tak akan bisa berbuat apa-apa!” Raja Munaliq Dari Timur memberikan jawaban diiringi anggukan oleh kedua raja jin lainnya, juga para prajurit yang berada dibawah kendali mereka.Apa yang dikatakan oleh Raja Munaliq Dari Timur memang tidak salah. Selama Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal tidak bisa dikalahkan, maka kemenangan akan selalu menjadi milik mereka. Bahkan Sang Hyang Guru Dewa sendiripun tak akan bisa berbuat apa-apa.Kini balik Una Lyn yang terlihat terdiam ditempatnya. Jejaka Emas yang melihat hal itu, segera beranjak maju untuk memberikan tanggapannya.Bleegaarrr!Sebuah suara keras ledakan terdengar keras membahana di tempat itu, begitu kerasnya sampai membuat tempat itu bergetar laksana digoncang gempa skala sedang. Ada yang jatuh terduduk karena tak kuat menahan getaran yang terjadi, tapi masih banyak pula y
Una Lyn sendiri terlihat melakukan salto beberapa kali diudara hingga akhirnya berhasil mendarat dengan mulus ditanah, sedangkan Ifrit juga mampu mendaratkan kedua kakinya ditanah, setelah terseret cukup jauh kebelakang. Darah terlihat merembes dimulut keduanya, sebagai tanda luka dalam yang mereka derita.Seakan tak ingin membuat waktu percuma, Una Lyn terlihat langsung mengangkat tangannya yang tengah memegang pedang naga emas keatas.Wusshh..!Bayangan seekor naga emas melesat keluar dari hulu pedang ditangan Una Lyn. Sementara itu di ujung sana, Ifrit pun terlihat tak ingin tinggla diam.Dugghh!Tongkat ditangannya dihentakkan ke tanah.Wusshh..! Wusshh..! Wusshh..!Banyak sosok bayangan hitam yang keluar dari kepala tongkat dan sosok-sosok bayangan hitam itu tampak membentuk wujud-wujud jin yang tak terhitung jumlahnya yang hampir memenuhi langit. Di tempatnya, Una Lyn cukup terkejut melihat pamer kesaktian yang diperlihatkan oleh Ifrit. Ternyata Ifrit mampu mengeluarkan banyak j
Dughh! Seiring dengan itu Ifrit menghentakkan tongkat ditangannya ke bawah.Werrrr...! gelombang energi terpancar keluar dari tubuh Ifrit yang langsung menyapu seluruh tempat itu. Terjadi keanehan! Pemandangan mencengangkan terjadi. Waktu seolah berhenti, bangsa jin yang tengah bertempur satu sama lain, terdiam seperti patung. Semuanya berhenti bergerak, bukan saja yang ada di tanah, tapi juga yang ada diudara ikut berhenti bergerak.Baik bangsa manusia, bangsa jin, maupun para dewa-dewi, bahkan Jejaka Emas pun ikut berdiri mematung ditempatnya berada. Terlihat perubahan diwajah semua orang, termasuk Jejaka Emas yang berusaha sekuat tenaga untuk melepaskan dirinya agar bisa kembali bergerak, tapi sejauh ini hanya gerakan yang sangat lamban yang terlihat. Tak ada yang mampu menggerakan tubuh mereka. Sementara itu, di pihak Ifrit, mereka semua tahu, kalau ini adalah salah satu kemampuan Ifrit yang bisa menghentikan waktu.Di depan sana, terlihat Ifrit tersenyum sinis melihat ke arah Jej
Jejaka Emas tak memberi kesempatan sedikitpun bagi Ifrit untuk menghela nafas. Serangan gelang dewanya terus menghantam sosok Ifrit.Sosok Ifrit yang melayang diatas tanah, terus terdesak mundur. Entah sudah belasan ataupun berpuluh-puluh kali serangan gelang dewa menghantam sosoknya, tapi walaupun terdesak. Ifrit sedikitpun tidak terlihat terluka.Jejaka Emas yang melihat hal itu, harus mengakui kekuatan dan kekebalan tubuh Ifrit, tapi anehnya seraya terus melesatkan serangan gelang-gelang dewanya, Jejaka Emas justru tertawa-tawa. Hal ini dikarenakan sosok Ifrit yang terkena serangan beruntun gelang dewanya dari berbagai arah, membuat tubuh Ifrit yang melayang diudara itu tampak terdorong ke kanan, ke kiri, ke belakang dan kedepan, Ifrit seperti tengah berjoget atau bergoyang dangdut. Hal ini pula yang membuat Jejaka Emas kemudian tertawa tergelak-gelak. Bangsa Jin yang ada ditempat itupun bingung dan heran, kenapa Jejaka Emas bertarung sambil tergelak-gelak sendiri.Ifrit terus dig