Beranda / Pendekar / Ksatria Pengembara Season 1 / Kemelut Perkumpulan Pengemis - 7

Share

Kemelut Perkumpulan Pengemis - 7

Penulis: KSATRIA PENGEMBARA
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

“Kita bantu adik sakar, kakang”. ucap salah seorang diantara mereka lagi dan ucapannya langsung disambut anggukan oleh yang satunya lagi, maka : “Hyyatttt..hiyattt.....wuuttttt”. hampir bersamaan keduanya saling melompat menyerang dengan tongkat-tongkat ditangan mereka.

Menghadapi ketiga orang pengikut Perkumpulan Pengemis ini memang bukanlah pekerjaan sulit bagi Bintang, tapi juga bukan perjuangan yang mudah bagi Bintang, karena ketiganya ternyata memiliki tingkat ilmu kanuragan yang rata-rata cukup tinggi, hingga mau tak Bintang terpaksa harus menggunakan jurus Kijang Kelananya yang lain.

Malam itu benar-benar terjadi satu pertarungan sengit diantara mereka dan pertarungan sudah memasuki jurus ke 42, tapi ketiga lawan Bintang belum mampu untuk mengalahkan Bintang dan ini disadari betul oleh ketiganya, maka saat bersamaan ketiganya melompat mundur kebelakang dan terlihatlah bagaimana ketiganya berusaha mengatur nafas mereka yang terlihat membur

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Ksatria Pengembara Season 1   Kemelut Perkumpulan Pengemis - 8

    “Sudah jangan menangis lagi, ayo kakang antar Melati pulang”. ucap Bintang dengan lembut dan tersenyum, tanpa menjawab, Melati hanya tersenyum dan mengangguk. Maka pada malam itu Bintang mengantarkan Melati kembali ke tempat Ki Lantuk di desa Lubuksirah.Setelah mengantarkan Melati, malam itu juga Bintang kembali ke Perkumpulan Pengemis, tapi baru saja memasuki halaman Perkumpulan Pengemis, tiba-tiba saja Bintang menghentikan langkahnya dimana puluhan bahkan ratusan anggota Perkumpulan Pengemis langsung bergerak mengepungnya, walau tidak tahu apa yang telah terjadi, tapi kemudian pandangan Bintang tertuju pada sosok yang baru saja muncul dari dalam bangunan yang ada dihadapannya.“Sebaya”. ucap Bintang perlahan.“Kau tak perlu bersandiwara lagi kisanak, sekarang katakan siapa kau dan apa tujuanmu datang kemari. ?”. ucap Sebaya lagi seraya melangkah kehadapan Bintang.“Aku... Aku tak mengerti maksudmu Sebaya ?&rdqu

  • Ksatria Pengembara Season 1   Kemelut Perkumpulan Pengemis - 9

    “Baiklah kang, kalau tidak salah di kebun kelapa ini ada sebuah gudang kelapa yang sudah lama tak digunakan, ayo kang”. ucap Sangkawuni lagi seraya kembali menggebah kudanya untuk mencari gudang kelapa tersebut, Bintang hanya mengikutinya dari belakang, setelah seberapa lama akhirnya mereka menemukan juga gudang kelapa tersebut, setelah menambatkan kedua kuda mereka, Bintang dan Sangkawuni segera memasuki gudang kelapa tersebut, ternyata didalamnya tidak terdapat banyak kelapa kering milik para petani dan untunglah gudang kelapa itu dipenuhi oleh tumpukan jerami yang mungkin juga biasa digunakan oleh pak tani untuk beristirahat didalam gudang tersebut.Bintang segera membuatkan api unggun untuk menghangatkan tubuh mereka, sementara itu diluar, rintik demi rintik hujan mulai berjatuhan dan akhirnya mengguyur dengan lebatnya.***Hujan semakin lebat mengguyur bumi, digudang kelapa tempat Bintang dan Sangkawuni berteduh, terl

  • Ksatria Pengembara Season 1   Kemelut Perkumpulan Pengemis - 10

    Keduanya terus tenggelam dalam suatu lumatan hangat dan indah dan penuh perasaan. Bintang dan Sangkawuni terlihat saling berdekapan dan berciuman erat, larut dalam galau emosi dan birahi yang sekian lama tak tertahankan. Cukup lama keduanya saling tenggelam dalam lumatan hangat dan indah bibir keduanya.Sangkawuni terlihat memperbaiki tubuhnya yang kini duduk di pangkuan Bintang. Sementara kedua bibir mereka terus saja berciuman, semakin dalam dan semakin membara. Entah sadar atau tidak, secara perlahan tapi pasti, Bintang mulai melepaskan pakaian yang dikenakan oleh Sangkawuni, dan satu demi satu pakaian tersebut mulai terlepas dari tempatnya, Sangkawunipun tak tinggal diam, sebisanya berusaha melepaskan satu persatu pakaian Bintang, sementara itu keduanya terus bergumul dalam paduan birahi yang tak terbilang. Tak sadar lagi keduanya bagaimana masing-masing kehilangan kain penutup tubuh satu persatu, sampai akhirnya mereka hanya tinggal mengenakan kain penutup tubuh ya

  • Ksatria Pengembara Season 1   Kemelut Perkumpulan Pengemis - 11

    Cerita yang disampaikan oleh Sebaya tentang apa yang terjadi dalam beberapa hari ini tentu saja sangat mengejutkan bagi guru besar Sangkawaru sendiri, apalagi saat dia mendengar kalau Jaka Laksono sebenarnya hanyalah penipu dan kini dia telah menculik Sangkawuni.“Kurang ajar”. hanya itu yang terdengar dari kemarahan guru besar Sangkawaru.“Tapi guru tidak usah khawatir, aku sudah mengutus murid-murid untuk mencari dimana keberadaan mereka”. ucap Sebaya lagi.“Tapi jangan kau bunuh mata-mata itu, aku ingin tahu siapa dia, dan apa maksudnya melakukan semua ini.”. ucap guru besar Sangkawaru.“Baik guru”. ucap Sembaya dengan tatapan penuh arti.***Malam kembali datang menyelimuti kegelapan malam. Seorang anggota Perkumpulan Pengemis terlihat datang menghadap kepada guru besar Sangkawaru.“Maaf guru, kedatangan saya kemari karena ingin menyampaikan surat in

  • Ksatria Pengembara Season 1   Kemelut Perkumpulan Pengemis - 12

    “Sepertinya kau benar-benar ingin mengadu jiwa denganku Pranggoro.”“Kau tak memberiku pilihan lain Sebaya”. ucap Pranggoro.“Tak perlu sungkan Pranggoro”. ucap Sebaya lagi dengan tenangnya, sementara itu Pranggoro sendiri terlihat mulai mengangkat tongkatnya didepan dadanya dan ; “Bleezghhh.”. dari tongkat ditangannya, terlihat aliran-aliran cahaya hijau.“Tongkat Pengemis Pelebur Sukma heaa.....wusshhh....”. Pranggoro melesat kedepan dengan tongkat yang sudah mengeluarkan cahaya hijau tersebut kearah Sebaya. Ditempatnya Sebaya justru masih berdiri dengan tenangnya, hingga saat serangan itu sudah semakin dekat.“Hiyatt....bleppp....bbrusshh.”. tiba-tiba saja Sebaya menghentakkan kakinya ketanah dan bersamaan dengan itu, tongkatnya yang tertancap ditanah langsung melesat keatas, tapi yang mengejutkan adalah tongkat itu kinipun telah mengeluarkan cahaya, hanya saja tidak seperti cahaya

  • Ksatria Pengembara Season 1   Kemelut Perkumpulan Pengemis - 13

    “Tak perlu mengungkit masa-masa yang lalu guru, kedatanganku kemari adalah untuk meminta baik-baik padamu untuk menyerahkan jabatan guru besar di Perkumpulan Pengemis ini kepadaku!!”.“Jangan pernah bermimpi Sebaya, kau takkan pernah mendapatkannya.”. ucap guru besar Sangkawaru lagi dengan tegas.“Kalau begitu aku terpaksa harus menyingkirkan guru”. ucap Sebaya lagi.“Apa kau kira kau sanggup untuk melakukan itu Sebaya”.“Kita lihat saja guru.”. ucap Sebaya lagi seraya mempersiapkan tongkat ditangannya.“Ayo guru, jangan sungkan-sungkan, ingat bagaimana rasanya ketika aku menikmati tubuh putri guru seperti seorang wanita murahan”. ucap Sebaya tertawa.“Akan kubunuh kau dengan tanganku sendiri Sebaya.”. ucap guru besar Sangkawaru lagi menggeram penuh kemarahan.“Hyatttt.....wuuttt.....weeessshhh.”. segelombang angin dasyat menyertai serangan

  • Ksatria Pengembara Season 1   Kemelut Perkumpulan Pengemis - 14

    Tiba-tiba saja Bintang menghentikan langkah kaki kudanya, Sangkawuni yang ada disebelahnya ikut menghentikan langkah kaki kudanya seraya menatap kearah Bintang.“Ada apa kang ?”. tanyanya.“Waspadalah Wuni, sepertinya kita tidak sendiri ditempat ini”. ucap Bintang lagi hingga kontan saja membuat Sangkawuni terperanjat kaget, sejenak pandangannya diedarkannya kearah sekelilingnya, tapi tak ada sesuatupun yang mencurigakan selain padang ilalang yang tumbuh subur ditempat itu.Bintang kembali memacu kudanya dengan perlahan, walaupun bingung, Sangkawuni yang ada dibelakangnya tetap mengikuti gerakan Bintang dengan kembali memacu kudanya.Baru sepenanakan nasi mereka memacu kuda, tiba-tiba saja pandangan Sangkawuni dikejutkan saat didepan sana dia melihat sosok-sosok yang tengah berdiri menghadang mereka dan Sangkawuni lebih terkejut lagi saat dari arah yang berlawananpun bermunculan sosok-sosok lelaki yang berpakain compang camping hin

  • Ksatria Pengembara Season 1   Kemelut Perkumpulan Pengemis - 15

    “Sebaiknya kau menyerah saja kisanak, tidak ada gunanya kau melawan.”. ucap Sasongko lagi hingga cukup membuat Bintang menjadi serba salah, tapi kemudian Bintang tak dapat berbuat apa-apa saat beberapa orang pengikut Perkumpulan Pengemis mendekatinya, bahkan ; “Dakk......akhhh”. Bintang langsung tak sadarkan diri saat satu pukulan keras menghantam tengkuknya.“Apa yang harus kita lakukan sekarang kang Sasongko ?”. ucap yang lain lagi.“Aku akan membawa den ayu Sangkawuni kembali ke perkumpulan, sedangkan kalian bawa pemuda ini terus ke bukit Sibayak”. ucap Sasongko lagi memberi perintah yang langsung disambut anggukan oleh para pengikutnya. Maka pada malam itu juga mereka membawa sosokBintang yang sedang tak sadarkan diri itu menuju ke Bukit sibayak.***Pagi baru saja datang, bahkan raut mentaripun belum terlihat diufuk timur, hanya biasa keemasannya yang terlihat menghampar mene

Bab terbaru

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 20

    Bintang yang melihat kekuatan puncak yang telah dikerahkan oleh Datuk Malenggang Dilangit, segera ikut menghimpun tenaganya. Uap tipis putih terlhat keluar dari tubuh Bintang, uap putih yang mengeluarkan hawa dingin yang sangat menyengat.Dari uap tipis itu, terlihat membentuk sebuah bayangan diatas kepala Bintang, bayangan seekor naga berwarna putih tercipta.“Ledakan besar, khhaaaa!”Tiba-tiba saja sosok Datuk Malenggang Dilangit yang sudah diselimuti magma lahar panas langsung berlari kearah Bintang.Buumm! Buumm! Buumm! Buumm!Di setiap langkah Datuk Malenggang Dilangit terdengar suara ledakan-ledakan akibat tapak magma panas Datuk Malenggang Dilangit yang menjejak tanah, bagaikan seekor banteng ganas, sosok Datuk Malenggang Dilangit yang sudah berubah menjadi monster magma lahar terus berlari kearah Bintang. Beberapa tombak dihadapan Bintang, monster magma Datuk Malenggang Dilangit melompat dan ;Wuussshhh!M

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 19

    Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr!Ledakan-ledakan dahsyat dan beruntun terjadi diudara hingga terasa menggetarkan alam. Tinju-tinju magma bertemu dengan taburan Bintang-bintang putih kecil yang terang milik Bintang.Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr!Baik Bintang maupun Datuk Malenggang Dilangit terus melepaskan serangan dahsyatnya, hingga ledakan demi ledakan terus terjadi membahana ditempat itu, dalam sekejap saja, pohon-pohon yang ada dipulau itu langsung berterbangan dan bertumbangan entah kemana, tempat itu langsung luluh lantah dibuat oleh ledakan dahsyat oleh serangan Bintang dan Datuk Malenggang Dilangit.Saat Bintang berhasil turun kebawah, pulau itu sudah terbakar setengahnya akibat ledakan yang tadi terjadi, wajah Bintang kembali berubah saat melihat Datuk Malenggang Dilangit terlihat menghimpun tenaganya, magma lahar panas terlihat berkumpul ditelapak tangan Datuk Malenggang Dilangit.Bintang yang melihat hal itu segera ikut mengumpulkan haw

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 18

    SEBUAH pulau kosong tak berpenghuni dipilih oleh Bintang untuk menjadi tempat pertarungannya dengan Datuk Malenggang Dilangit. Kini kedua-duanya sudah saling berdiri berhadapan, Bintang kini sudah kembali ke sosoknya semula, demikian pula Datuk Malenggang Dilangit yang kini sudah berdiri diatas tanah tempatnya berpijak. Kedua-duanya saling berhadapan dengan tatapan tajam.Wweerrrr..!Tanpa banyak bicara, sosok Datuk Malenggang Dilangit tiba-tiba saja mengeluarkan magma lahar panas dari sekujur tubuhnya, terutama dibagian kedua tangan, kedua kaki dan kepala. Sedangkan sebagian besar tubuhnya belum berubah menjadi magma lahar panas.Bintang yang melihat hal itupun tak tinggal diam, dan ;Blesshhhh...!Tiba-tiba saja tubuh Bintang telah diliputi energi putih keperakan, rambut Bintangpun telah berubah menjadi berwarna putih keperakan dengan balur-balur keemasan yang mengeluarkan hawa dingin. Rupanya Bintang langsung menggunakan wujud Pangeran Bulan

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 17

    Wuusshhh!Tombak melesat dengan sangat cepat dan kuat kearah Datuk Malenggang Dilangit.Blepp!Kembali tombak yang dilemparkan oleh Sutan Rajo Alam hangus terbakar begitu menyentuh sosok Datuk Malenggang Dilangit.“Cepat ungsikan paduka rajo” teriak Datuk Rajo Dilangit memperingatkan para pejabat istana yang berdiri bersama Paduka Ananggawarman.“Tidak, aku takkan lari!” ucap Paduka Ananggawarman dengan keras hati hingga membuat Datuk Rajo Dilangit dan Sutan Rajo Alam hanya menarik nafas panjang melihat kekerasan hati Paduka Ananggawarman.Sementara itu magma lahar panas terus semakin banyak menjalar menutupi halaman istana Nagari Batuah.Datuk Rajo Dilangit dan Sutan Rajo Alam terlihat tengah memikirkan rencana untuk mengatasi hal itu, waktu yang sempat dan mendesak membuat keduanya sedikit khawatir dengan keadaan yang terjadi, hingga ;“Datuak Malenggang Di

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 16

    Istana Nagari Batuah terlihat begitu sibuk dengan segala macam aktivitasnya, karena hari ini adalah janji yang ditetapkan oleh Datuak Malenggang Dilangit terhadap wilayah Nagari Batuah, dengan dipimpin oleh Datuk Rajo Dilangit, Paduka Ananggawarman berniat untuk melawan Datuk Malenggang Dilangit dengan segenap kekuatan istana Nagari Batuah, para hulubalang, panglima dan pejabat istana Nagari Batuahpun memberikan tanda kesiapan mereka berjuang hidup atau mati demi mempertahankan kedaulatan istana Nagari Batuah.Datuk Rajo Dilangit dipercaya oleh Paduka Ananggawarman untuk memimpin seluruh pasukan yang ada di istana Nagari Batuah dan Datuk Rajo Dilangit menerimanya untuk menjalankan taktik yang akan digunakan untuk melawan amukan Datuk Malenggang Dilangit. Seluruh masyarakat kotaraja Nagari Batuah sudah diungsikan demi keselamatan mereka. Paduka Ananggawarman menolak untuk ikut me

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 15

    Pagi itu di Istana Bunian, panglima Kitty yang tiba-tiba saja datang menghadap, disaat Bintang dan Ratu Bunian tengah bercengkrama mesra berdua. “Sembah hormat hamba paduka, ratu” ucap panglima Kitty berlutut dihadapan keduanya. Ratu Bunian terlihat mengangkat tangannya sebagai tanda menerima hormat panglima Kitty. “Ada apa Kitty?” “Ampun ratu, Datuak Malenggang Dilangit sudah muncul kembali” ucap Kitty lagi hingga membuat wajah Ratu Bunian berubah pucat. Bintang yang ada didekatnya mulai tertarik mendengarnya. “Untung saja kita cepat memindahkan Negeri Bunian jauh dari gunung marapi. Kalau tidak, Datuak Malenggang Dilangit pasti sudah datang kemari” ucap Ratu Bunian lagi. Panglima Kitty terlihat mengangguk-anggukkan kepalanya. “Dimana Datuak Malenggang Dilangit muncul Kitty?” tanya Bintang cepat hingga membuat Ratu Bunian dan panglima Kitty memandang kearah Bintang. “Ampun paduka, Datuak Malenggang Dilangit mengacau di istana Nagari Batuah” “Istana Nagari Batuah?!” ulang Bintan

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 14

    “Maafkan kelancangan ambo datuak” ucap Datuk Rajo Dilangit lagi. Entah apa maksud Datuk Rajo Dilangit yang tiba-tiba saja berjongkok. Perlahan sosok Datuk Rajo Dilangit mulai berubah menjadi seekor harimau loreng yang sangat besar, 2x ukuran harimau dewasa, sama besarnya dengan harimau putih jelmaan Datuk Malenggang Dilangit.Grraaauuummm!Grraaauuummm!Dua harimau besar ini saling mengaum dengan dahsyat, begitu dahsyatnya banyak para prajurit yang ada ditempat itu jatuh terduduk karena lemas lututnya.Grraaauuummm!Grraaauuummm!Kembali kedua harimau besar ini saling mengaum, tapi kali ini disertai dengan sama-sama saling menerkam kedepan.Kembali terjadi dua pertarungan raja rimba yang sama-sama berwujud besar. Saling terkam, saling cakar dan saling gigit, dilakukan oleh kedua harimau berbeda warna ini. Kali ini harimau belang jelmaan Datuk Rajo Dilangit mampu memberikan perlawanan sen

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 13

    Sekarang Datuk Malenggang Dilangit telah dikeroyok oleh dua pengguna harimau dan macan kumbang, tapi bukannya terdesak, Datuk Malenggang Dilangit justru tertawa-tawa senang melayani serangan keduanya.“Hahaha.. sudah lama aku tidak bertarung sesenang ini” ucap Datuk Malenggang Dilangit lagi.Sebenarnya jurus-jurus harimau putih milik Datuk Malenggang Dilangit tidaklah jauh berada diatas jurus harimau singgalang milik Wijaya dan jurus macan kumbang milik Panglima Kumbang, hanya saja perbedaan kekuatan dan pengalaman yang membuat Datuk Malenggang Dilangit lebih unggul.Memasuki jurus ke 88, Wijaya dan Panglima Kumbang terlihat sama-sama melompat mundur kebelakang.Graaauumm!Ggrraaamm!Tiba-tiba saja Wijaya dan Panglima Kumbang terdengar mengaum. Sosok Wijaya sendiri yang sudah berjongkok merangkak tiba-tiba saja berubah wujud menjadi seekor harimau belang kuning dewasa, sedangkan sosok Panglima Kumbang y

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 12

    Wusshhh!Seperti melempar karung saja, Datuk Malenggang Dilangit dengan ringannya melemparkan sosok Rajo mudo Basa kehadapan Paduka Ananggawarman.Tapp!Sesosok tubuh tampak langsung bergerak didepan Paduka Ananggawarman dan langsung menangkap tubuh Rajo mudo Basa yang dilemparkan oleh Datuk Malenggang Dilangit. Rupanya dia adalah Panglima Kumbang.“Rajo mudo, anakku” ucap Panglima Kumbang dengan wajah berubah yang melihat keadaan Rajo mudo Basa yang babak belur. Panglima Kumbang dengan cepat memeriksa keadaan putranya tersebut. Walaupun babak belur, Panglima Kumbang masih dapat merasakan tanda-tanda kehidupan ditubuh Rajo mudo Basa walaupun sangat lemah sekali. Panglima Kumbang segera memerintahkan beberapa prajurit untuk membawa sosok Rajo mudo Basa.“Apa yang datuak lakukan pada putra hamba?” tanya Panglima Kumbang lagi. Nada suara Panglima Kumbang sedikit meninggi.“Putramu, siapa kau?&rdqu

DMCA.com Protection Status