Share

87. Bagian 4

last update Terakhir Diperbarui: 2022-08-12 01:04:13

“Jangan dipaksakan datuak, pukulanku berikutnya akan membuat datuak kehilangan nyawa” ucap Bintang menggertak Datuk Rajo Marapi, terbukti ucapan Bintang membuat wajah Datuk Rajo Marapi berubah.

“Tak mungkin ajian welut putihku bisa ditembus, dia pasti hanya menggertakku saja” batin Datuk Rajo Marapi.

Datuk Rajo Marapi tiba-tiba saja memandang kearah harimau putih yang ada tak jauh darinya. Dan tiba-tiba saja, Datuk Rajo Marapi berlari kearah harimau putih, ditengah jalan, Datuk Rajo Marapi terlihat merapatkan kedua tangannya, seiring dengan itu ;

Hupp!

Datuk Rajo Marapi melompat kearah harimau putih, ditengah lompatan ;

Creebbb!

Tiba-tiba saja sosok Datuk Rajo Marapi berubah menjadi seekor belut putih yang terus melayang kearah harimau putih. Dan belut putih berukuran kecil itu jatuh tepat didepan harimau putih yang masih tampak duduk. Belut itu merayap naik ke tubuh harimau putih dan tiba-tiba saja masuk ked

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 5

    “Auuhhh.” sebuah erangan lirih mengejutkan Bintang yang seketika saja membuat Bintang langsung berpaling. Kedua mata Bintang membesar saat melihat sesosok wanita yang tampak terkapar ditanah, tapi bukan kondisi wanita tersebut yang membuat Bintang melotot, melainkan keadaannya, wanita berparas cantik nan jelita ini hanya tampak mengenakan kain tipis dari kulit harimau putih yang menutupi bagian bawah tubuhnya, itupun hanya menutupi bagian paling sensitif ditubuhnya, sedangkan dari ujung kaki hingga pangkal paha atas sedikitpun tidak tertutup apapun. Bukan hanya bagian bawah, tapi bagian atas tubuh wanita cantik jelita inipun tak tertutup oleh apapun, hingga kulit tubuhnya yang putih mulus terlihat dengan jelas dipandangan mata Bintang.Glek..Bintang tak kuasa untuk menahan ludahnya melihat sosok menantang wanita yang ada dihadapannya, sepasang gunung kembarnya yang besar menantang tampak tertutup oleh rambutnya yang menjuntai bak air terjun membelah dua me

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-12
  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 6

    SEBUAH istana megah terbentang didepan mata Bintang yang saat ini sedang berada disebelah sosok wanita cantik jelita yang tadi membawanya. Bintang tampak menatap kagum istana megah yang ada dihadapannya. Tapi Bintang tidak banyak bertanya, hanya mengikuti langkah wanita cantik jelita yang ada disebelahnya. Sesampai didepan istana, terlihat dua orang penjaga pintu gerbang istana langsung menjura hormat kepadanya. Kedua penjaga pintu gerbang adalah wanita yang berpakaian seperti seorang prajurit dengan tombak ditangan kanan, perisai ditangan kiri.“Selamat datang ratu” ucap kedua prajurit wanita itu langsung menjura hormat. Wanita cantik jelita itu tampak mengangkat telapak tangan kanannya sebagai tanda menerima juraan hormat kedua prajurit tersebut.“Mari paduka” ucap wanita cantik jelita itu lagi kepada Bintang untuk mengajak Bintang masuk kedalam gerbang istana yang megah itu. Kedua prajurit penjaga pintu gerbang tampak saling menatap satu sama

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-12
  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 7

    “Coba ceritakan padaku, siapa kalian ini dan dimana aku berada saat ini?” ucap Bintang lagi.Ratu Bunian kembali menjura hormat, dan ;“Ini adalah negeri para bunian paduka, saat ini paduka sedang berada di istana hamba, Istana Bunian” ucap Ratu Bunian lagi menjelaskannya kepada Bintang.“Negeri bunian, negeri apa itu?”“Negeri bunian adalah orang-orang yang dulunya adalah manusia, tapi kemudian masuk dan menyatu ke negeri alam ghaib dan menjadi penduduk dinegeri bunian ini” jelas Ratu Bunian lagi.“Apakah semua penghuni di negeri ini adalah wanita?”“Benar paduka, semua orang-orang dari negeri bunian ini adalah wanita, karena merupakan suatu pantangan besar bila ada lelaki yang negeri ini” ucap Ratu Bunian lagi. “Tapi untuk orang-orang yang memiliki kesaktian tinggi seperti paduka,

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-12
  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 8

    Dari negeri bunian, kita kembali ke gunung marapi, saat ini sudah beberapa hari setelah terjadinya pertarungan antara Bintang dan Datuk Rajo Marapi. Hal ini sebenarnya sangat aneh, padahal Bintang belum ada satu hari berada di Istana Bunian, tapi didunia nyata sudah berjalan beberapa hari. Untuk diketahui para pembaca, perbedaan waktu dinegeri bunian dan dialam nyata sangatlah jauh, satu hari dinegeri bunian bisa satu minggu di alam manusia. Dan inilah yang telah terjadi saat ini di gunung marapi.Sementara itu dipuncak gunung marapi, terlihat larva yang terus menyembur dahsyat keluar dari kawah marapi, tapi hal ini sudah berlangsung lama, gunung marapi hanya menyemburkan larvanya, tapi tidak meletus dahsyat.Wrrrr! Wrrrr! Wrrrr!Tiba-tiba gunung marapi dilanda getaran yang sangat hebat, semakin lama goncangan itu semakin kuat, seperti tengah terjadi gempa.Dhhhhuuuuaaaarrr!Kawah puncak marapi meledak dahsyat, menyemburkan laharnya dengan

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-12
  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 9

    MALAM kembali menyelimuti permukaan alam, bulan dan Bintang-bintang tampak bersinar cukup terang malam itu, di negeri bunian juga tak jauh berbeda dengan alam manusia, walau berbeda alam, tapi negeri bunian juga mengalami siang dan juga malam, hanya saja waktu yang dirasakan normal berjalan bagi orang-orang bunian, didunia nyata waktu berjalan begitu cepat. Istana megah bunian yang bila malam terlihat berkilau-kilau karena ditimpa sinar rembulan, dimana dinding-dinding Istana Bunian terbuat dari batu pualam yang memancarkan cahaya begitu diterpa sinar bulan. Sementara itu dikamar Ratu Bunian. “Apakah tidak ada jalan lain untuk menghilangkan kutukan itu Ratu Bunian?” tanya Bintang yang saat itu tengah duduk ditepi peraduan, sementara itu sosok jelita Ratu Bunian sudah juga duduk dihadapan Bintang dengan wajah tertunduk. “Tidak ada paduka, hanya itu jalan satu-satunya” ucap Ratu Bunian lagi. Bintang terdiam seraya menatap sosok Ratu Bunian yang ada dihadapannya, Bintang memang harus m

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-12
  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 10

    “Kau cantik Ningrum” kata Bintang mulai merayu. Hingga membuat Ratu Bunian tersipu malu. Tangan Ratu Bunian semakin keras memegang paha dan tangan Bintang. Wajahnya nampak kemerahan dan bibirnya terlihat basah, apalagi di tambah tubuhnya menebar bau harum. “Paduka juga tampan dan gagah” ucap Ratu Bunian. Ratu Bunian hanya tersenyum malu, lalu matanya terpejam. Dengan spontan Bintang dekati wajahnya lalu Bintang cium keningnya, terus pipinya yang kiri dan kanan, setelah itu Bintang cium bibirnya, ternyata Ratu Bunian membalas. “Aaahh..” desahnya. Dengan penuh kelembutan. Setelah Bintang rasa cukup pelayaran birahinya, Bintangpun bersiap untuk melakukan puncak birahinya. “Hati-hati paduka, hamba tak ingin paduka celaka” katanya tetapi pahanya tetap terbuka lebar. “Jangan kuatir Ningrum, serahkan semuanya padaku.” Ucap Bintang tersenyum penuh birahi. Akhirnya Bintang mampu membuktikan keperkasaannya dengan mampu menaklukkan segel kutukan selaput dara welut putih. Saat semuanya be

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-12
  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 11

    SATU BULAN sudah Bintang menghilang tanpa kabar, keberadaan Bintang benar-benar bagaikan raib ditelan bumi. Hal ini menyebabkan kepanikan orang-orang yang memiliki hubungan dengan Bintang, baik itu orang-orang ditempat Datuk Rajo Dilangit maupun orang-orang istana Nagari Batuah, yang paling khawatir tentunya adalah Putri Aurellya, istri tercintanya.Paduka Ananggawarman sudah beberapa kali memerintahkan beberapa hulubalang untuk kembali ke gunung marapi guna mencari jejak keberadaan Bintang, tapi hasilnya tetap sama, jejak keberadaan Bintang tetap tidak ditemukan.Siang itu Paduka Ananggawarman kembali mengadakan pertemuan dengan para pejabat istana Nagari Batuah.“Bagaimana, apakah hulubalang Rajo mudo Basa sudah kembali dari gunung marapi?” tanya Paduka Ananggawarman lagi kepada para pejabat istana yang ada dihadapannya.Para pejabat tampak saling pandang.“Putra hamba belum kembali paduka&rdq

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-12
  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 12

    Wusshhh!Seperti melempar karung saja, Datuk Malenggang Dilangit dengan ringannya melemparkan sosok Rajo mudo Basa kehadapan Paduka Ananggawarman.Tapp!Sesosok tubuh tampak langsung bergerak didepan Paduka Ananggawarman dan langsung menangkap tubuh Rajo mudo Basa yang dilemparkan oleh Datuk Malenggang Dilangit. Rupanya dia adalah Panglima Kumbang.“Rajo mudo, anakku” ucap Panglima Kumbang dengan wajah berubah yang melihat keadaan Rajo mudo Basa yang babak belur. Panglima Kumbang dengan cepat memeriksa keadaan putranya tersebut. Walaupun babak belur, Panglima Kumbang masih dapat merasakan tanda-tanda kehidupan ditubuh Rajo mudo Basa walaupun sangat lemah sekali. Panglima Kumbang segera memerintahkan beberapa prajurit untuk membawa sosok Rajo mudo Basa.“Apa yang datuak lakukan pada putra hamba?” tanya Panglima Kumbang lagi. Nada suara Panglima Kumbang sedikit meninggi.“Putramu, siapa kau?&rdqu

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-12

Bab terbaru

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 20

    Bintang yang melihat kekuatan puncak yang telah dikerahkan oleh Datuk Malenggang Dilangit, segera ikut menghimpun tenaganya. Uap tipis putih terlhat keluar dari tubuh Bintang, uap putih yang mengeluarkan hawa dingin yang sangat menyengat.Dari uap tipis itu, terlihat membentuk sebuah bayangan diatas kepala Bintang, bayangan seekor naga berwarna putih tercipta.“Ledakan besar, khhaaaa!”Tiba-tiba saja sosok Datuk Malenggang Dilangit yang sudah diselimuti magma lahar panas langsung berlari kearah Bintang.Buumm! Buumm! Buumm! Buumm!Di setiap langkah Datuk Malenggang Dilangit terdengar suara ledakan-ledakan akibat tapak magma panas Datuk Malenggang Dilangit yang menjejak tanah, bagaikan seekor banteng ganas, sosok Datuk Malenggang Dilangit yang sudah berubah menjadi monster magma lahar terus berlari kearah Bintang. Beberapa tombak dihadapan Bintang, monster magma Datuk Malenggang Dilangit melompat dan ;Wuussshhh!M

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 19

    Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr!Ledakan-ledakan dahsyat dan beruntun terjadi diudara hingga terasa menggetarkan alam. Tinju-tinju magma bertemu dengan taburan Bintang-bintang putih kecil yang terang milik Bintang.Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr!Baik Bintang maupun Datuk Malenggang Dilangit terus melepaskan serangan dahsyatnya, hingga ledakan demi ledakan terus terjadi membahana ditempat itu, dalam sekejap saja, pohon-pohon yang ada dipulau itu langsung berterbangan dan bertumbangan entah kemana, tempat itu langsung luluh lantah dibuat oleh ledakan dahsyat oleh serangan Bintang dan Datuk Malenggang Dilangit.Saat Bintang berhasil turun kebawah, pulau itu sudah terbakar setengahnya akibat ledakan yang tadi terjadi, wajah Bintang kembali berubah saat melihat Datuk Malenggang Dilangit terlihat menghimpun tenaganya, magma lahar panas terlihat berkumpul ditelapak tangan Datuk Malenggang Dilangit.Bintang yang melihat hal itu segera ikut mengumpulkan haw

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 18

    SEBUAH pulau kosong tak berpenghuni dipilih oleh Bintang untuk menjadi tempat pertarungannya dengan Datuk Malenggang Dilangit. Kini kedua-duanya sudah saling berdiri berhadapan, Bintang kini sudah kembali ke sosoknya semula, demikian pula Datuk Malenggang Dilangit yang kini sudah berdiri diatas tanah tempatnya berpijak. Kedua-duanya saling berhadapan dengan tatapan tajam.Wweerrrr..!Tanpa banyak bicara, sosok Datuk Malenggang Dilangit tiba-tiba saja mengeluarkan magma lahar panas dari sekujur tubuhnya, terutama dibagian kedua tangan, kedua kaki dan kepala. Sedangkan sebagian besar tubuhnya belum berubah menjadi magma lahar panas.Bintang yang melihat hal itupun tak tinggal diam, dan ;Blesshhhh...!Tiba-tiba saja tubuh Bintang telah diliputi energi putih keperakan, rambut Bintangpun telah berubah menjadi berwarna putih keperakan dengan balur-balur keemasan yang mengeluarkan hawa dingin. Rupanya Bintang langsung menggunakan wujud Pangeran Bulan

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 17

    Wuusshhh!Tombak melesat dengan sangat cepat dan kuat kearah Datuk Malenggang Dilangit.Blepp!Kembali tombak yang dilemparkan oleh Sutan Rajo Alam hangus terbakar begitu menyentuh sosok Datuk Malenggang Dilangit.“Cepat ungsikan paduka rajo” teriak Datuk Rajo Dilangit memperingatkan para pejabat istana yang berdiri bersama Paduka Ananggawarman.“Tidak, aku takkan lari!” ucap Paduka Ananggawarman dengan keras hati hingga membuat Datuk Rajo Dilangit dan Sutan Rajo Alam hanya menarik nafas panjang melihat kekerasan hati Paduka Ananggawarman.Sementara itu magma lahar panas terus semakin banyak menjalar menutupi halaman istana Nagari Batuah.Datuk Rajo Dilangit dan Sutan Rajo Alam terlihat tengah memikirkan rencana untuk mengatasi hal itu, waktu yang sempat dan mendesak membuat keduanya sedikit khawatir dengan keadaan yang terjadi, hingga ;“Datuak Malenggang Di

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 16

    Istana Nagari Batuah terlihat begitu sibuk dengan segala macam aktivitasnya, karena hari ini adalah janji yang ditetapkan oleh Datuak Malenggang Dilangit terhadap wilayah Nagari Batuah, dengan dipimpin oleh Datuk Rajo Dilangit, Paduka Ananggawarman berniat untuk melawan Datuk Malenggang Dilangit dengan segenap kekuatan istana Nagari Batuah, para hulubalang, panglima dan pejabat istana Nagari Batuahpun memberikan tanda kesiapan mereka berjuang hidup atau mati demi mempertahankan kedaulatan istana Nagari Batuah.Datuk Rajo Dilangit dipercaya oleh Paduka Ananggawarman untuk memimpin seluruh pasukan yang ada di istana Nagari Batuah dan Datuk Rajo Dilangit menerimanya untuk menjalankan taktik yang akan digunakan untuk melawan amukan Datuk Malenggang Dilangit. Seluruh masyarakat kotaraja Nagari Batuah sudah diungsikan demi keselamatan mereka. Paduka Ananggawarman menolak untuk ikut me

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 15

    Pagi itu di Istana Bunian, panglima Kitty yang tiba-tiba saja datang menghadap, disaat Bintang dan Ratu Bunian tengah bercengkrama mesra berdua. “Sembah hormat hamba paduka, ratu” ucap panglima Kitty berlutut dihadapan keduanya. Ratu Bunian terlihat mengangkat tangannya sebagai tanda menerima hormat panglima Kitty. “Ada apa Kitty?” “Ampun ratu, Datuak Malenggang Dilangit sudah muncul kembali” ucap Kitty lagi hingga membuat wajah Ratu Bunian berubah pucat. Bintang yang ada didekatnya mulai tertarik mendengarnya. “Untung saja kita cepat memindahkan Negeri Bunian jauh dari gunung marapi. Kalau tidak, Datuak Malenggang Dilangit pasti sudah datang kemari” ucap Ratu Bunian lagi. Panglima Kitty terlihat mengangguk-anggukkan kepalanya. “Dimana Datuak Malenggang Dilangit muncul Kitty?” tanya Bintang cepat hingga membuat Ratu Bunian dan panglima Kitty memandang kearah Bintang. “Ampun paduka, Datuak Malenggang Dilangit mengacau di istana Nagari Batuah” “Istana Nagari Batuah?!” ulang Bintan

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 14

    “Maafkan kelancangan ambo datuak” ucap Datuk Rajo Dilangit lagi. Entah apa maksud Datuk Rajo Dilangit yang tiba-tiba saja berjongkok. Perlahan sosok Datuk Rajo Dilangit mulai berubah menjadi seekor harimau loreng yang sangat besar, 2x ukuran harimau dewasa, sama besarnya dengan harimau putih jelmaan Datuk Malenggang Dilangit.Grraaauuummm!Grraaauuummm!Dua harimau besar ini saling mengaum dengan dahsyat, begitu dahsyatnya banyak para prajurit yang ada ditempat itu jatuh terduduk karena lemas lututnya.Grraaauuummm!Grraaauuummm!Kembali kedua harimau besar ini saling mengaum, tapi kali ini disertai dengan sama-sama saling menerkam kedepan.Kembali terjadi dua pertarungan raja rimba yang sama-sama berwujud besar. Saling terkam, saling cakar dan saling gigit, dilakukan oleh kedua harimau berbeda warna ini. Kali ini harimau belang jelmaan Datuk Rajo Dilangit mampu memberikan perlawanan sen

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 13

    Sekarang Datuk Malenggang Dilangit telah dikeroyok oleh dua pengguna harimau dan macan kumbang, tapi bukannya terdesak, Datuk Malenggang Dilangit justru tertawa-tawa senang melayani serangan keduanya.“Hahaha.. sudah lama aku tidak bertarung sesenang ini” ucap Datuk Malenggang Dilangit lagi.Sebenarnya jurus-jurus harimau putih milik Datuk Malenggang Dilangit tidaklah jauh berada diatas jurus harimau singgalang milik Wijaya dan jurus macan kumbang milik Panglima Kumbang, hanya saja perbedaan kekuatan dan pengalaman yang membuat Datuk Malenggang Dilangit lebih unggul.Memasuki jurus ke 88, Wijaya dan Panglima Kumbang terlihat sama-sama melompat mundur kebelakang.Graaauumm!Ggrraaamm!Tiba-tiba saja Wijaya dan Panglima Kumbang terdengar mengaum. Sosok Wijaya sendiri yang sudah berjongkok merangkak tiba-tiba saja berubah wujud menjadi seekor harimau belang kuning dewasa, sedangkan sosok Panglima Kumbang y

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 12

    Wusshhh!Seperti melempar karung saja, Datuk Malenggang Dilangit dengan ringannya melemparkan sosok Rajo mudo Basa kehadapan Paduka Ananggawarman.Tapp!Sesosok tubuh tampak langsung bergerak didepan Paduka Ananggawarman dan langsung menangkap tubuh Rajo mudo Basa yang dilemparkan oleh Datuk Malenggang Dilangit. Rupanya dia adalah Panglima Kumbang.“Rajo mudo, anakku” ucap Panglima Kumbang dengan wajah berubah yang melihat keadaan Rajo mudo Basa yang babak belur. Panglima Kumbang dengan cepat memeriksa keadaan putranya tersebut. Walaupun babak belur, Panglima Kumbang masih dapat merasakan tanda-tanda kehidupan ditubuh Rajo mudo Basa walaupun sangat lemah sekali. Panglima Kumbang segera memerintahkan beberapa prajurit untuk membawa sosok Rajo mudo Basa.“Apa yang datuak lakukan pada putra hamba?” tanya Panglima Kumbang lagi. Nada suara Panglima Kumbang sedikit meninggi.“Putramu, siapa kau?&rdqu

DMCA.com Protection Status