“Lalu apa yang kau inginkan dari mereka yang telah melecehkanmu?” tanya Mahapatih Suryo Barata.
“Hamba meminta keadilan gusti. Walaupun hamba hanyalah seorang penari, tapi hamba masih memiliki harga diri. Bukankah dihadapan yang maha kuasa kita semua sama derajatnya” ucap Melati lagi dengan wajah tertunduk.
“Sekarang coba kau tunjuk, pejabat mana saja yang telah melecehkanmu” ucap Mahapatih Suryo Barata lagi.
Melati mengangkat wajahnya dan menatapi wajah-wajah pejabat yang ada dihadapannya, Rakryan Tumenggung Subali sendiri tampak menatapnya dengan tajam.
“Dia.. Dia.. Dia.. Dia.. Dia.. Dia.. Dan dia!” tunjuk Melati kepada tujuh orang pejabat istana.
“Baiklah kalau begitu, silahkan tinggalkan tempat ini” ucap Mahapatih Suryo Barata lagi. Dengan dikawal dua orang prajurit, Melati kembali meninggalkan tempat itu.
“Semua pejabat yang tidak terlibat dalam skandal pelecahan ini, segera memisahkan diri!” ucap Mahapatih Suryo Barata lagi denga
“Patih Sahdewa dan patih Ranggalawu bersama senopati dan para prajurit telah kembali gusti” ucap tamtama itu lagi hingga membuat wajah Rakryan Tumenggung Subali dan para pejabat didekatnya berubah. Di pintu gerbang perbatasan kotaraja memang terlihat satu rombongan besar yang baru saja memasuki pintu perbatasan dan langsung berjalan menuju ke istana Setyo Kencana. Barisan paling depan adalah patih Sahdewa dan patih Ranggalawu yang menunggangi kuda, dibelakangnya, ditengah barisan dan dibelakang barisan tampak para senopati-senopati Setyo Kencana yang juga menunggungi kuda. Sisanya adalah prajurit pejalan kaki dan yang menaiki kereta yang ditarik oleh 2 ekor lembu yang sangat besar, tampak jumlahnya ada belasan kereta dan diatas kereta kuda tampak jejeran peti-peti besar yang diletakkan. Kedatangan rombongan besar ini tentu saja mengejutkan semua orang, tapi bukan mereka saja yang terkejut, patih Sahdewa dan patih Ranggalawu juga para senopatipun juga terkejut melihat
“Aku memaafkan semua yang telah kalian lakukan, tapi tidak terhadap kejahatan pelecehan yang telah dilakukan, ini benar-benar mencoreng nama Setyo Kencana, dan kuharap ini akan menjadi pelajaran untuk semuanya. Bahwa aku akan menegakkan keadilan tanpa pandang bulu” ucap Bintang lagi dengan keras dan tegas. “Tolong maafkan kami gusti prabu” ucap 6 orang pejabat yang terlibat, hanya Rakryan Tumenggung Subali yang masih tak bergeming dari tempatnya. “Aku menghargai jasa yang selama ini telah kalian lakukan untuk kemajuan Setyo Kencana.” ucap Bintang kepada 7 orang pejabat yang terlibat skandal pelecehan tersebut. “Karena itu, aku takkan menghukum kalian, tapi aku terpaksa memecat kalian sebagai pejabat di Setyo Kencana. Silahkan tinggalkan wilayah Setyo Kencana, bawa yang bisa kalian bawa, sedangkan rumah, tanah dan harta-harta yang tak bergerak yang kalian miliki akan disita oleh kerajaan” ucap Bintang lagi hingga membuat pucat wajah ke-7 pejabat istana yang terlibat s
“Jangan paksa Aurellya ayahanda, cukup waktu itu Aurellya terpaksa menerima Wira Jagat Kencana sebagai suami Aurellya, walaupun Aurellya terpaksa menerimanya. Padahal Aurellya tidak mencintainya” ucap Aurellya lagi. “Ini semua demi kebaikan Antapura putriku” sambung gusti prabu Antapura lagi. “Tapi ayahanda, Aurellya hanya mencintai kanda Wira. Aurellya tidak ingin menikah lagi setelah kanda Wira tiada” “Nahkan, buktinya kau bisa mencintai Wira setelah pernikahan kalian. Cinta akan datang dengan sendirinya nanti bila kau menikah kembali dengan gusti prabu Bintang, anakku” sambung permaisuri Antapura lagi. “Saat ini Setyo Kencana adalah kerajaan terbesar, termegah dan terkaya putriku... kau takkan menyesal bila menjadi istri gusti prabu Bintang” ucap gusti prabu Antapura lagi. Putri Aurellya hanya terdiam mendengar hal itu, entah apa yang ada dibenak putri Aurellya saat ini. -o0o- Hari itu di Setyo Kencana, Bintan
“Dan ini putri kami, Aurellya” ucap gusti prabu Antapura memperkenalkan Aurellya. Aurellya tampak menjura hormat kepada Bintang tanpa mengangkat wajahnya. Bintang hanya tersenyum menatap kearah sosok jelita Aurellya, lalu balas menjura hormat. “Oh ya, mari.. Mari silahkan duduk gusti prabu” ucap Bintang mempersilahkan rombongan Kerajaan Antapura. Lalu semuanya duduk. “Maaf, kami hanya membawa hasil bumi kerajaan kami sebagai oleh-oleh gusti prabu” ucap gusti prabu Antapura lagi seraya menunjuk rempah-rempah dibawanya. “Kami tidak membawa emas dan permata seperti kerajaan-kerajaan lain, gusti prabu” sambung gusti prabu Antapura lagi. “Oh.. Tidak apa-apa gusti prabu, lagi pula kitakan sudah keluarga. Kenapa harus sungkan” ucap Bintang tersenyum. Ucapan Bintang membuat gusti prabu Antapura dan permaisuri tertegun dan saling pandang. “M-Maksud gusti prabu?” “Ya, kitakan sudah seperti keluarga. Walaupun bagaimanapun gusti prabu dan gusti prabu Jaga
“10 istri bisa hidup rukun, gusti?” tanya Gusti Prabu Antapura lagi. Bintang hanya tersenyum mendengar pertanyaan itu. “Oh maaf.. Maaf gusti, hamba tidak bermaksud mencampuri urusan keluarga gusti prabu” ucap Gusti Prabu Antapura cepat menyadari kesalahan ucapannya. “Tidak apa-apa, gusti” ucap Bintang tersenyum. Lalu keduanya tertawa. Pembicaraan kembali berlangsung hangat dan sangat kekeluargaan, keakraban cepat terjadi diantara mereka. “Owhhh... Jadi nyonya ini adalah putri Ahisma yang selalu menjadi pembicaraan banyak orang itu” ucap Gusti Prabu Antapura lagi. “Oh ya, gusti prabu, dibicarakan tentang apa?” tanya putri Ahisma lagi. “Putri Ahisma adalah pahlawan yang sangat berjasa atas kemenangan Setyo Kencana dalam perang menghadapi Blambang Sewu .... ini sudah menjadi buah bibir diantara semua raja-raja tanah Jawa dwipa ini” ucap Gusti Prabu Antapura lagi hingga membuat putri Ahisma hanya tersenyum tersipu. “Ah.. terkadang
Keesokan harinya setelah sarapan pagi, Gusti Prabu Antapura dan rombongan segera mohon pamit untuk kembali ke Antapura. Bintang dan keluarga segera mengantarnya sampai dipintu gerbang istana. Tapi sebelum rombongan Gusti Prabu Antapura naik kekereta kudanya, serombongan kereta kuda terlihat mendekati pintu gerbang istana. Hingga Gusti Prabu Antapura mengurungkan niatnya untuk naik ke kereta kudanya untuk melihat siapa yang datang. Tiga kereta kuda tampak berhenti didepan pintu gerbang istana. Dari dua kereta didepan, tampak turun 6 orang wanita cantik jelita yang terlihat langsung menuju ke kereta yang ada dibelakang. Tak lama kemudian dari dalam kereta tampak turun laki-laki dan wanita yang sudah berumur yang tampak dibantu turunnya oleh ke-6 wanita cantik tersebut. Gusti Prabu Antapura terlihat dengan kening berkerut saat melihat sosok lelaki tua yang baru saja keluar dari kereta kuda yang kini sudah berjalan kearahnya. Lelaki tua yang tak lain adalah romonya Binta
“Oh ya Setyo, ratih, mari kuperkenalkan dengan putriku. Ini Aurellya” ucap Gusti Prabu Antapura memperkenalkan Putri Aurellya yang langsung menjura hormat kepada Setyo pinangan dan ratih. “Wah.. ini Aurellya yang dulu masih sangat kecil ya, tapi sekarang sudah tumbuh menjadi gadis yang cantik jelita” puji Setyo pinangan lagi. “Kalau begitu pertemuan ini harus kita rayakan Antapura, mari kita masuk” ucap Setyo pinangan lagi. “Aduh.. Mohon maaf nih Setyo, kami sudah dari kemarin berada disini dan hari ini rencananya kami akan kembali ke Antapura” ucap Gusti Prabu Antapura lagi hingga membuat wajah Setyo pinangan berubah. “Ah.. Tambah satu atau dua malam lagi menginap disini juga tidak apa-apa Antapura. Kitakan sudah begitu lama tak bertemu.. hampir belasan tahun lebih” ucap Setyo pinangan lagi. “Benar kakang Antapura, menginaplah satu atau dua malam lagi. Kita mengenang masa lalu” ucap Ratih tersenyum. Gusti Prabu Antapura terlihat terdi
Lagi-lagi Gusti Prabu Antapura menatapi sosok Roro Ajeng dengan seksama. “Dan ini menantu ketujuhku, Putri Liu-xue yang juga merupakan putri Raja Chungjeong dari Goryeo” ucap Setyo pinangan memperkenalkan liu-xue yang terlihat langsung menjura hormat. “Dan ini menantu kedelapanku, Putri Gwang Oamsinn, putri dari Raja Thammaracha dari Sukhothai” ucap Setyo pinangan memperkenalkan Putri Gwang yang terlihat langsung menjura hormat. “Dan ini menantu yang kesembilan, putri Babby Cherry, yang juga merupakan putri dari Raja Thammaracha dari Sukhothai” ucap Setyo pinangan memperkenalkan putri Babby yang juga langsung menjura hormat. “Dan ini menantuku yang terakhir, Sabina” ucap Setyo pinangan memperkenalkan Sabina yang mengenakan pakaian jubah panjang yang sangat berbeda dari yang lainnya, Sabina tampak mengatupkan kedua tangannya sebagai tanda hormat. Penampilan Sabina yang sedikit berbeda dari yang lainnya menjadi perhatian khusus Gusti Prabu Antap
Bintang yang melihat kekuatan puncak yang telah dikerahkan oleh Datuk Malenggang Dilangit, segera ikut menghimpun tenaganya. Uap tipis putih terlhat keluar dari tubuh Bintang, uap putih yang mengeluarkan hawa dingin yang sangat menyengat.Dari uap tipis itu, terlihat membentuk sebuah bayangan diatas kepala Bintang, bayangan seekor naga berwarna putih tercipta.“Ledakan besar, khhaaaa!”Tiba-tiba saja sosok Datuk Malenggang Dilangit yang sudah diselimuti magma lahar panas langsung berlari kearah Bintang.Buumm! Buumm! Buumm! Buumm!Di setiap langkah Datuk Malenggang Dilangit terdengar suara ledakan-ledakan akibat tapak magma panas Datuk Malenggang Dilangit yang menjejak tanah, bagaikan seekor banteng ganas, sosok Datuk Malenggang Dilangit yang sudah berubah menjadi monster magma lahar terus berlari kearah Bintang. Beberapa tombak dihadapan Bintang, monster magma Datuk Malenggang Dilangit melompat dan ;Wuussshhh!M
Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr!Ledakan-ledakan dahsyat dan beruntun terjadi diudara hingga terasa menggetarkan alam. Tinju-tinju magma bertemu dengan taburan Bintang-bintang putih kecil yang terang milik Bintang.Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr!Baik Bintang maupun Datuk Malenggang Dilangit terus melepaskan serangan dahsyatnya, hingga ledakan demi ledakan terus terjadi membahana ditempat itu, dalam sekejap saja, pohon-pohon yang ada dipulau itu langsung berterbangan dan bertumbangan entah kemana, tempat itu langsung luluh lantah dibuat oleh ledakan dahsyat oleh serangan Bintang dan Datuk Malenggang Dilangit.Saat Bintang berhasil turun kebawah, pulau itu sudah terbakar setengahnya akibat ledakan yang tadi terjadi, wajah Bintang kembali berubah saat melihat Datuk Malenggang Dilangit terlihat menghimpun tenaganya, magma lahar panas terlihat berkumpul ditelapak tangan Datuk Malenggang Dilangit.Bintang yang melihat hal itu segera ikut mengumpulkan haw
SEBUAH pulau kosong tak berpenghuni dipilih oleh Bintang untuk menjadi tempat pertarungannya dengan Datuk Malenggang Dilangit. Kini kedua-duanya sudah saling berdiri berhadapan, Bintang kini sudah kembali ke sosoknya semula, demikian pula Datuk Malenggang Dilangit yang kini sudah berdiri diatas tanah tempatnya berpijak. Kedua-duanya saling berhadapan dengan tatapan tajam.Wweerrrr..!Tanpa banyak bicara, sosok Datuk Malenggang Dilangit tiba-tiba saja mengeluarkan magma lahar panas dari sekujur tubuhnya, terutama dibagian kedua tangan, kedua kaki dan kepala. Sedangkan sebagian besar tubuhnya belum berubah menjadi magma lahar panas.Bintang yang melihat hal itupun tak tinggal diam, dan ;Blesshhhh...!Tiba-tiba saja tubuh Bintang telah diliputi energi putih keperakan, rambut Bintangpun telah berubah menjadi berwarna putih keperakan dengan balur-balur keemasan yang mengeluarkan hawa dingin. Rupanya Bintang langsung menggunakan wujud Pangeran Bulan
Wuusshhh!Tombak melesat dengan sangat cepat dan kuat kearah Datuk Malenggang Dilangit.Blepp!Kembali tombak yang dilemparkan oleh Sutan Rajo Alam hangus terbakar begitu menyentuh sosok Datuk Malenggang Dilangit.“Cepat ungsikan paduka rajo” teriak Datuk Rajo Dilangit memperingatkan para pejabat istana yang berdiri bersama Paduka Ananggawarman.“Tidak, aku takkan lari!” ucap Paduka Ananggawarman dengan keras hati hingga membuat Datuk Rajo Dilangit dan Sutan Rajo Alam hanya menarik nafas panjang melihat kekerasan hati Paduka Ananggawarman.Sementara itu magma lahar panas terus semakin banyak menjalar menutupi halaman istana Nagari Batuah.Datuk Rajo Dilangit dan Sutan Rajo Alam terlihat tengah memikirkan rencana untuk mengatasi hal itu, waktu yang sempat dan mendesak membuat keduanya sedikit khawatir dengan keadaan yang terjadi, hingga ;“Datuak Malenggang Di
Istana Nagari Batuah terlihat begitu sibuk dengan segala macam aktivitasnya, karena hari ini adalah janji yang ditetapkan oleh Datuak Malenggang Dilangit terhadap wilayah Nagari Batuah, dengan dipimpin oleh Datuk Rajo Dilangit, Paduka Ananggawarman berniat untuk melawan Datuk Malenggang Dilangit dengan segenap kekuatan istana Nagari Batuah, para hulubalang, panglima dan pejabat istana Nagari Batuahpun memberikan tanda kesiapan mereka berjuang hidup atau mati demi mempertahankan kedaulatan istana Nagari Batuah.Datuk Rajo Dilangit dipercaya oleh Paduka Ananggawarman untuk memimpin seluruh pasukan yang ada di istana Nagari Batuah dan Datuk Rajo Dilangit menerimanya untuk menjalankan taktik yang akan digunakan untuk melawan amukan Datuk Malenggang Dilangit. Seluruh masyarakat kotaraja Nagari Batuah sudah diungsikan demi keselamatan mereka. Paduka Ananggawarman menolak untuk ikut me
Pagi itu di Istana Bunian, panglima Kitty yang tiba-tiba saja datang menghadap, disaat Bintang dan Ratu Bunian tengah bercengkrama mesra berdua. “Sembah hormat hamba paduka, ratu” ucap panglima Kitty berlutut dihadapan keduanya. Ratu Bunian terlihat mengangkat tangannya sebagai tanda menerima hormat panglima Kitty. “Ada apa Kitty?” “Ampun ratu, Datuak Malenggang Dilangit sudah muncul kembali” ucap Kitty lagi hingga membuat wajah Ratu Bunian berubah pucat. Bintang yang ada didekatnya mulai tertarik mendengarnya. “Untung saja kita cepat memindahkan Negeri Bunian jauh dari gunung marapi. Kalau tidak, Datuak Malenggang Dilangit pasti sudah datang kemari” ucap Ratu Bunian lagi. Panglima Kitty terlihat mengangguk-anggukkan kepalanya. “Dimana Datuak Malenggang Dilangit muncul Kitty?” tanya Bintang cepat hingga membuat Ratu Bunian dan panglima Kitty memandang kearah Bintang. “Ampun paduka, Datuak Malenggang Dilangit mengacau di istana Nagari Batuah” “Istana Nagari Batuah?!” ulang Bintan
“Maafkan kelancangan ambo datuak” ucap Datuk Rajo Dilangit lagi. Entah apa maksud Datuk Rajo Dilangit yang tiba-tiba saja berjongkok. Perlahan sosok Datuk Rajo Dilangit mulai berubah menjadi seekor harimau loreng yang sangat besar, 2x ukuran harimau dewasa, sama besarnya dengan harimau putih jelmaan Datuk Malenggang Dilangit.Grraaauuummm!Grraaauuummm!Dua harimau besar ini saling mengaum dengan dahsyat, begitu dahsyatnya banyak para prajurit yang ada ditempat itu jatuh terduduk karena lemas lututnya.Grraaauuummm!Grraaauuummm!Kembali kedua harimau besar ini saling mengaum, tapi kali ini disertai dengan sama-sama saling menerkam kedepan.Kembali terjadi dua pertarungan raja rimba yang sama-sama berwujud besar. Saling terkam, saling cakar dan saling gigit, dilakukan oleh kedua harimau berbeda warna ini. Kali ini harimau belang jelmaan Datuk Rajo Dilangit mampu memberikan perlawanan sen
Sekarang Datuk Malenggang Dilangit telah dikeroyok oleh dua pengguna harimau dan macan kumbang, tapi bukannya terdesak, Datuk Malenggang Dilangit justru tertawa-tawa senang melayani serangan keduanya.“Hahaha.. sudah lama aku tidak bertarung sesenang ini” ucap Datuk Malenggang Dilangit lagi.Sebenarnya jurus-jurus harimau putih milik Datuk Malenggang Dilangit tidaklah jauh berada diatas jurus harimau singgalang milik Wijaya dan jurus macan kumbang milik Panglima Kumbang, hanya saja perbedaan kekuatan dan pengalaman yang membuat Datuk Malenggang Dilangit lebih unggul.Memasuki jurus ke 88, Wijaya dan Panglima Kumbang terlihat sama-sama melompat mundur kebelakang.Graaauumm!Ggrraaamm!Tiba-tiba saja Wijaya dan Panglima Kumbang terdengar mengaum. Sosok Wijaya sendiri yang sudah berjongkok merangkak tiba-tiba saja berubah wujud menjadi seekor harimau belang kuning dewasa, sedangkan sosok Panglima Kumbang y
Wusshhh!Seperti melempar karung saja, Datuk Malenggang Dilangit dengan ringannya melemparkan sosok Rajo mudo Basa kehadapan Paduka Ananggawarman.Tapp!Sesosok tubuh tampak langsung bergerak didepan Paduka Ananggawarman dan langsung menangkap tubuh Rajo mudo Basa yang dilemparkan oleh Datuk Malenggang Dilangit. Rupanya dia adalah Panglima Kumbang.“Rajo mudo, anakku” ucap Panglima Kumbang dengan wajah berubah yang melihat keadaan Rajo mudo Basa yang babak belur. Panglima Kumbang dengan cepat memeriksa keadaan putranya tersebut. Walaupun babak belur, Panglima Kumbang masih dapat merasakan tanda-tanda kehidupan ditubuh Rajo mudo Basa walaupun sangat lemah sekali. Panglima Kumbang segera memerintahkan beberapa prajurit untuk membawa sosok Rajo mudo Basa.“Apa yang datuak lakukan pada putra hamba?” tanya Panglima Kumbang lagi. Nada suara Panglima Kumbang sedikit meninggi.“Putramu, siapa kau?&rdqu