SEBELUM pengangkatan dirinya sebagai seorang raja. Bintang sudah memberitahukan hal ini kepada Mahapatih Suryo Barata dan beberapa petinggi istana, bahwa selama 4 hari Bintang akan berada di Bukit Bayangan, sedangkan 3 hari Bintang akan berada di istana Setyo Kencana untuk menjalankan pemerintahan. Dan semua permintaan Bintang disetujui. Karena itulah Bintang kembali di hari ke-4 ke Bukit Bayangan. Tawaran Mahapatih Suryo Barata untuk memberikan pengawalan prajurit ditolak oleh Bintang, karena ada Danzo dan Yukimura yang mengawalnya diperjalanan.
Sesampai di Bukit Bayangan, Bintang sudah disambut oleh istri-istrinya, kedua orangtuanya, juga masyarakat yang kini memilih tinggal di kaki Bukit Bayangan didekat aliran sungai. Mereka sudah memutuskan untuk tinggal di Bukit Bayangan membentuk satu desa. Dan ini semua tentu setelah memohon izin kepada Bintang. Dan hari itu Bukit Bayanganpun mengadakan sedikit selamatan / syukuran atas kembalinya dan pengangkatan Bintang sebagai Gust
Ahisma sendiri tampak menarik nafas panjangnya, dan ; “Medusa dalam sejarah yunani artinya penjaga atau pelindung. Medusa bertugas menjaga kuil Athena. Awal mulanya Medusa adalah wanita cantik yang di incar oleh para pria. Medusa dikutuk oleh Athena menjadi wanita mengerikan berambut ular atau biasa di sebut Gorgon, karena ia telah melakukan perbuatan hina yakni bersetubuh dengan Poseidon, Poseidon terpesona dengan kecantikan Medusa sehingga dia bernafsu untuk memperkosanya. Siapapun yang menatap langsung pada matanya akan berubah menjadi batu. Medusa tewas di tangan Perseus, yang kemudian menggunakan kepalanya sebagai senjata sebelum diberikan kepada Athena untuk ditempatkan pada perisai.Versi lain dalam mitologi Medusa menceritakan bahwa Medusa awalnya adalah seorang perawan cantik, wanita idaman para lelaki, dan seorang pendeta wanita di kuil milik Athena. Namun kemudian ia disiksa dan diperkosa oleh Poseidon, Sang Dewi Laut di dalam kuil Athena. Tentu saja hal ini
Malam itu, tak tampak bulan dan Bintang bersinar terang di langit, hal ini dikarenakan kegelapan alam yang tampak ditutupi oleh awan-awan bergerombol menghitam disepanjang luas langit yang terbentang.Gllaarrrr!Sesekali terdengar guntur menggelegar diiringi kilat yang sekilas mengeluarkan cahaya putih keperakan melesat cepat entah kemana. Perlahan titik demi titik hujan mulai turun membasahi bumi. Secara perlahan hingga akhirnya turun dengan lebat.Lebatnya hujan, tampak tak begitu berpengaruh pada bangunan tua yang ada di puncak Bukit Langit. Bangunan yang dulunya menjadi tempat tinggal salah satu dedengkot nomor 1 didunia persilatan. Datuk langit. Tapi kini Bukit Langit hanya ditinggali oleh murid tunggal datuk langit. Intan purnama.Di dalam salah satu kamar yang ada ditempat kediaman datuk langit, tampak sepasang muda mudi yang tengah terbaring lemas, keringat tampak mengucur deras dari sekujur tubuh keduanya. Bila melihat keadaan bugil tubuh keduany
KEESOKAN HARINYA, Bintang dan Intanpun berangkat ke Gunung Lawu, tempat tinggal Pertapa Buta Dari Puncak Lawu. Untuk mengetahui tentang Pertapa Buta Dari Puncak Lawu, baca chapter 18 (Dewa Kera). Dengan menggunakan kuda, Bintang dan Intan menuju ke Gunung Lawu.Sepenggalan hari, Bintang dan Intan akhirnya tiba di kaki Gunung Lawu, sebuah gunung yang terlihat berdiri tegarnya, kerasnya hembusan angin seakan tak kuasa untuk mengalahkan sosok keangkeran puncak gunung yang terlihat begitu kokoh dari pandangan mata.Bintang dan Intan tampak berhenti dikaki Gunung Lawu. Keduanya menatap kearah Puncak Lawu yang ada dihadapan mereka.“Ayo kang..”. ucap Intan“Ayo”Keduanya melanjutkan perjalanan mereka. Tapi kali ini tidak menggunakan kuda, karena kuda akan sulit untuk mencapai puncak Gunung Lawu karena jalannya yang curam menanjak. Dengan menggunakan ilmu peringan tubuh yang sempu
“Oh ya Bintang, aku ucapkan selamat atas pengangkatanmu kembali sebagai ketua dunia persilatan. Juga sebagai Gusti Prabu Setyo Kencana yang baru” ucap Pertapa Buta lagi hingga mengejutkan Bintang karena kakek Pertapa Buta sampai tau berita tentang hal itu. Intanpun terkejut mendengar ucapan kakek pertapa, karena Intan belum tau kalau Bintang sudah menjadi seorang raja.“Terima kasih pertapa”“Apakah kalian ini sudah menikah?” tanya Pertapa Buta tiba-tiba hingga mengejutkan Bintang dan Intan.“Sudah kek” ucap Intan dengan tersipu malu.“Wah.. curang, kok ngak ngundang-ngundang sih Intan” ucap Pusara cepat.“Tidak dirayakan kang Pusara, dilakukannya juga secara dadakan“ ucap Intan lagi tersenyum.“Syukurlah kalau kalian sudah menikah, paling tidak sekarang ada yang akan menjagamu, Intan” ucap Pertapa Buta lagi.“
Malam itu, Bintang dan Intan diberikan satu kamar tersendiri oleh ki Tampir. Dan seperti malam sebelumnya, malam itupun kembali turun hujan yang sangat lebat.“Kenapa kakang tak pernah bilang sih” ucap Intan seraya memeluk manja dada bidang Bintang. Keduanya sudah terbaring menikmati empuknya kasur yang ada diranjang tersebut.“Bilang apa, sayang?”Intan tampak mengangkat wajahnya dan menatap kearah Bintang dengan tatapan lembut.“Bilang, kalau kakang sudah menjadi raja”“Ah, itu tidak terlalu penting, kakang hanya menjadi raja sementara saja, sampai pewaris syah Setyo Kencana ditemukan” ucap Bintang menjelaskan.“Kenapa? Intan mau jadi permaisuri kakang di istana ya?” tanya Bintang lagi sambil mencuil hidung Intan.“Ah tidak kang. Intan tak terbiasa dengan kehidupan yang penuh tata krama istana”“Bagus. Kakang juga lebih suka Intan seperti ini. Tapi
Jurus kedua, Buta Mengalahkan Pedang!!Ddengan jurus ini, semua tehnik pedang yang ada di dunia pasti kalah oleh jurus ini” ucap Pertapa Buta seraya terus memperagakan jurus-jurus tangan kosong yang dahsyat. Jurus kedua sangat berbeda dari jurus pertama, dan ini semakin dikagumi oleh Bintang.Jurus ketiga, Buta Mengalahkan Golok!!Dengan jurus ini, semua jurus golok maupun goloknya akan kalah oleh jurus ini, tidak peduli golok tunggal, golok kembar, golok pemancung kuda, ataupun semua ilmu golok pasti kalah.Jurus keempat, Buta Mengalahkan Tombak!!Tehnik ini mampu menangkis semua jenis serangan tombak, tongkat kayu, atau apapun yang berwujud senjata panjang.Jurus kelima, Buta Mengalahkan Cambuk!!Jurus ini berisi cara mengalahkan semua senjata yang berjarak pendek, seperti cambuk, kapak, belati, pasak penotok jalan darah, atau semua alat yang berdaya serang pendek.Jurus keen
“Benar, ajian Remuk Gunung. Kalau pukulan pemecah karang dilakukan tanpa menggunakan tenaga sedikitpun dan hanya membuat lawan tak berdaya, tapi ajian Remuk Gunung ini adalah kebalikannya dari pukulan pemecah karang milik gurumu” ucap Pertapa Buta lagi.“Apa kau pernah mendengar tentang ajian Rengkah Gunung?” tanya Pertapa Buta.“Ya, hamba pernah berhadapan dengan orang yang memiliki ajian Rengkah Gunung” ucap Bintang, kali ini wajah Pertapa Buta yang berubah mendengar hal itu.“Siapa orang yang memiliki ajian Rengkah Gunung itu Bintang?”“Gusti Prabu Blambang Sewu” ucap Bintang“Gusti Prabu Blambang Sewu.. lalu apakah kau bisa menghadapinya?” ulang Pertapa Buta“Ya. Alhamdulillah, hamba masih mampu untuk mengatasinya, Gusti Prabu Blambang Sewu tewas!” ucap Bint
Pertapa Buta tampak merentangkan kedua tangannya, tangan kanannya membentuk kepalan tinju, tangan kiri membentuk tapak. Perlahan kedua tangan Bintang menyatu didepan dada, kepalan tangan kanan menyatu dengan telapak tangan kiri. Bintang yang melihat hal itu terkejut, karena gerakan yang dilakukan oleh Pertapa Buta sangat mirip dengan gerakan Bintang untuk menggunakan pukulan yudha Manggalanya.“Heeaaa!”Pertapa Buta tiba-tiba saja memukulkan telapak tangannya ketanah.Bbbbrrrr...!Tanah ditempat Pertapa Buta memukulkan telapaknya terlihat langsung rengkah. Sedangkan sosok Pertapa Buta terlihat langsung diam seperti patung. Bintang yang melihat hal itu segera mengerahkan mata dewanya, dengan mata dewanya Bintang dapat melihat bagaimana sukma Pertapa Buta tampak melesat keluar dari tubuhnya dan menuju kearah sebuah batu besar yang ada dihadapannya.Daggg! Pertapa Buta memukulk
Bintang yang melihat kekuatan puncak yang telah dikerahkan oleh Datuk Malenggang Dilangit, segera ikut menghimpun tenaganya. Uap tipis putih terlhat keluar dari tubuh Bintang, uap putih yang mengeluarkan hawa dingin yang sangat menyengat.Dari uap tipis itu, terlihat membentuk sebuah bayangan diatas kepala Bintang, bayangan seekor naga berwarna putih tercipta.“Ledakan besar, khhaaaa!”Tiba-tiba saja sosok Datuk Malenggang Dilangit yang sudah diselimuti magma lahar panas langsung berlari kearah Bintang.Buumm! Buumm! Buumm! Buumm!Di setiap langkah Datuk Malenggang Dilangit terdengar suara ledakan-ledakan akibat tapak magma panas Datuk Malenggang Dilangit yang menjejak tanah, bagaikan seekor banteng ganas, sosok Datuk Malenggang Dilangit yang sudah berubah menjadi monster magma lahar terus berlari kearah Bintang. Beberapa tombak dihadapan Bintang, monster magma Datuk Malenggang Dilangit melompat dan ;Wuussshhh!M
Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr!Ledakan-ledakan dahsyat dan beruntun terjadi diudara hingga terasa menggetarkan alam. Tinju-tinju magma bertemu dengan taburan Bintang-bintang putih kecil yang terang milik Bintang.Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr!Baik Bintang maupun Datuk Malenggang Dilangit terus melepaskan serangan dahsyatnya, hingga ledakan demi ledakan terus terjadi membahana ditempat itu, dalam sekejap saja, pohon-pohon yang ada dipulau itu langsung berterbangan dan bertumbangan entah kemana, tempat itu langsung luluh lantah dibuat oleh ledakan dahsyat oleh serangan Bintang dan Datuk Malenggang Dilangit.Saat Bintang berhasil turun kebawah, pulau itu sudah terbakar setengahnya akibat ledakan yang tadi terjadi, wajah Bintang kembali berubah saat melihat Datuk Malenggang Dilangit terlihat menghimpun tenaganya, magma lahar panas terlihat berkumpul ditelapak tangan Datuk Malenggang Dilangit.Bintang yang melihat hal itu segera ikut mengumpulkan haw
SEBUAH pulau kosong tak berpenghuni dipilih oleh Bintang untuk menjadi tempat pertarungannya dengan Datuk Malenggang Dilangit. Kini kedua-duanya sudah saling berdiri berhadapan, Bintang kini sudah kembali ke sosoknya semula, demikian pula Datuk Malenggang Dilangit yang kini sudah berdiri diatas tanah tempatnya berpijak. Kedua-duanya saling berhadapan dengan tatapan tajam.Wweerrrr..!Tanpa banyak bicara, sosok Datuk Malenggang Dilangit tiba-tiba saja mengeluarkan magma lahar panas dari sekujur tubuhnya, terutama dibagian kedua tangan, kedua kaki dan kepala. Sedangkan sebagian besar tubuhnya belum berubah menjadi magma lahar panas.Bintang yang melihat hal itupun tak tinggal diam, dan ;Blesshhhh...!Tiba-tiba saja tubuh Bintang telah diliputi energi putih keperakan, rambut Bintangpun telah berubah menjadi berwarna putih keperakan dengan balur-balur keemasan yang mengeluarkan hawa dingin. Rupanya Bintang langsung menggunakan wujud Pangeran Bulan
Wuusshhh!Tombak melesat dengan sangat cepat dan kuat kearah Datuk Malenggang Dilangit.Blepp!Kembali tombak yang dilemparkan oleh Sutan Rajo Alam hangus terbakar begitu menyentuh sosok Datuk Malenggang Dilangit.“Cepat ungsikan paduka rajo” teriak Datuk Rajo Dilangit memperingatkan para pejabat istana yang berdiri bersama Paduka Ananggawarman.“Tidak, aku takkan lari!” ucap Paduka Ananggawarman dengan keras hati hingga membuat Datuk Rajo Dilangit dan Sutan Rajo Alam hanya menarik nafas panjang melihat kekerasan hati Paduka Ananggawarman.Sementara itu magma lahar panas terus semakin banyak menjalar menutupi halaman istana Nagari Batuah.Datuk Rajo Dilangit dan Sutan Rajo Alam terlihat tengah memikirkan rencana untuk mengatasi hal itu, waktu yang sempat dan mendesak membuat keduanya sedikit khawatir dengan keadaan yang terjadi, hingga ;“Datuak Malenggang Di
Istana Nagari Batuah terlihat begitu sibuk dengan segala macam aktivitasnya, karena hari ini adalah janji yang ditetapkan oleh Datuak Malenggang Dilangit terhadap wilayah Nagari Batuah, dengan dipimpin oleh Datuk Rajo Dilangit, Paduka Ananggawarman berniat untuk melawan Datuk Malenggang Dilangit dengan segenap kekuatan istana Nagari Batuah, para hulubalang, panglima dan pejabat istana Nagari Batuahpun memberikan tanda kesiapan mereka berjuang hidup atau mati demi mempertahankan kedaulatan istana Nagari Batuah.Datuk Rajo Dilangit dipercaya oleh Paduka Ananggawarman untuk memimpin seluruh pasukan yang ada di istana Nagari Batuah dan Datuk Rajo Dilangit menerimanya untuk menjalankan taktik yang akan digunakan untuk melawan amukan Datuk Malenggang Dilangit. Seluruh masyarakat kotaraja Nagari Batuah sudah diungsikan demi keselamatan mereka. Paduka Ananggawarman menolak untuk ikut me
Pagi itu di Istana Bunian, panglima Kitty yang tiba-tiba saja datang menghadap, disaat Bintang dan Ratu Bunian tengah bercengkrama mesra berdua. “Sembah hormat hamba paduka, ratu” ucap panglima Kitty berlutut dihadapan keduanya. Ratu Bunian terlihat mengangkat tangannya sebagai tanda menerima hormat panglima Kitty. “Ada apa Kitty?” “Ampun ratu, Datuak Malenggang Dilangit sudah muncul kembali” ucap Kitty lagi hingga membuat wajah Ratu Bunian berubah pucat. Bintang yang ada didekatnya mulai tertarik mendengarnya. “Untung saja kita cepat memindahkan Negeri Bunian jauh dari gunung marapi. Kalau tidak, Datuak Malenggang Dilangit pasti sudah datang kemari” ucap Ratu Bunian lagi. Panglima Kitty terlihat mengangguk-anggukkan kepalanya. “Dimana Datuak Malenggang Dilangit muncul Kitty?” tanya Bintang cepat hingga membuat Ratu Bunian dan panglima Kitty memandang kearah Bintang. “Ampun paduka, Datuak Malenggang Dilangit mengacau di istana Nagari Batuah” “Istana Nagari Batuah?!” ulang Bintan
“Maafkan kelancangan ambo datuak” ucap Datuk Rajo Dilangit lagi. Entah apa maksud Datuk Rajo Dilangit yang tiba-tiba saja berjongkok. Perlahan sosok Datuk Rajo Dilangit mulai berubah menjadi seekor harimau loreng yang sangat besar, 2x ukuran harimau dewasa, sama besarnya dengan harimau putih jelmaan Datuk Malenggang Dilangit.Grraaauuummm!Grraaauuummm!Dua harimau besar ini saling mengaum dengan dahsyat, begitu dahsyatnya banyak para prajurit yang ada ditempat itu jatuh terduduk karena lemas lututnya.Grraaauuummm!Grraaauuummm!Kembali kedua harimau besar ini saling mengaum, tapi kali ini disertai dengan sama-sama saling menerkam kedepan.Kembali terjadi dua pertarungan raja rimba yang sama-sama berwujud besar. Saling terkam, saling cakar dan saling gigit, dilakukan oleh kedua harimau berbeda warna ini. Kali ini harimau belang jelmaan Datuk Rajo Dilangit mampu memberikan perlawanan sen
Sekarang Datuk Malenggang Dilangit telah dikeroyok oleh dua pengguna harimau dan macan kumbang, tapi bukannya terdesak, Datuk Malenggang Dilangit justru tertawa-tawa senang melayani serangan keduanya.“Hahaha.. sudah lama aku tidak bertarung sesenang ini” ucap Datuk Malenggang Dilangit lagi.Sebenarnya jurus-jurus harimau putih milik Datuk Malenggang Dilangit tidaklah jauh berada diatas jurus harimau singgalang milik Wijaya dan jurus macan kumbang milik Panglima Kumbang, hanya saja perbedaan kekuatan dan pengalaman yang membuat Datuk Malenggang Dilangit lebih unggul.Memasuki jurus ke 88, Wijaya dan Panglima Kumbang terlihat sama-sama melompat mundur kebelakang.Graaauumm!Ggrraaamm!Tiba-tiba saja Wijaya dan Panglima Kumbang terdengar mengaum. Sosok Wijaya sendiri yang sudah berjongkok merangkak tiba-tiba saja berubah wujud menjadi seekor harimau belang kuning dewasa, sedangkan sosok Panglima Kumbang y
Wusshhh!Seperti melempar karung saja, Datuk Malenggang Dilangit dengan ringannya melemparkan sosok Rajo mudo Basa kehadapan Paduka Ananggawarman.Tapp!Sesosok tubuh tampak langsung bergerak didepan Paduka Ananggawarman dan langsung menangkap tubuh Rajo mudo Basa yang dilemparkan oleh Datuk Malenggang Dilangit. Rupanya dia adalah Panglima Kumbang.“Rajo mudo, anakku” ucap Panglima Kumbang dengan wajah berubah yang melihat keadaan Rajo mudo Basa yang babak belur. Panglima Kumbang dengan cepat memeriksa keadaan putranya tersebut. Walaupun babak belur, Panglima Kumbang masih dapat merasakan tanda-tanda kehidupan ditubuh Rajo mudo Basa walaupun sangat lemah sekali. Panglima Kumbang segera memerintahkan beberapa prajurit untuk membawa sosok Rajo mudo Basa.“Apa yang datuak lakukan pada putra hamba?” tanya Panglima Kumbang lagi. Nada suara Panglima Kumbang sedikit meninggi.“Putramu, siapa kau?&rdqu