“Ada berapa dari pihak kita yang menjadi korban paman mahapatih?”
“Dari kalangan pendekar ada sekitar 38 orang Bintang, sedangkan dari prajurit 120 orang, 4 senopati dan 1 orang patih” jelas Mahapatih Suryo Barata lagi.
“Kita menang besar, karena dipihak lawan, ribuan orang tewas” sambung Mahapatih Suryo Barata.
“Tidak ada yang menang besar dalam sebuah peperangan paman mahapatih. Sudah terlalu banyak nyawa yang jatuh akibat perang ini” ucap Bintang lagi menarik nafas panjang. Ucapan Bintang membuat semua orang ditempat itu terdiam.
“Besok aku akan berangkat ke Setyo Kencana, paman mahapatih” ucap Bintang tiba-tiba hingga mengejutkan Mahapatih Suryo Barata dan semua orang yang ada ditempat itu, kecuali para istri-istri Bintang yang masih biasa-biasa saja mendengar ucapan Bintang.
“Apakah tidak terlalu cepat Bintang. Kita belum lagi mempersiapkan semuanya, terutama mengundang para pen
Keesokan harinya, Bintang, Arya, Bayu, Yudho dan Sawungpati segera berangkat dengan menggunakan kuda. Kelimanya tampak memacu kuda mereka menuruni Bukit Bayangan. Sementara itu Mahapatih Suryo Barata segera mempersiapkan semua prajurit Setyo Kencana yang masih tersisa untuk segera mengikuti Bintang dan rombongan menuju ke Setyo Kencana.Satu rombongan besar prajurit Setyo Kencana juga tampak menuruni Bukit Bayangan. Sepeninggalan Bintang dan rombongan prajurit, Ahisma langsung mengumpulkan para istri untuk pertemuan dadakan.“Ada apa dinda Ahisma?” tanya yuan lembut, pertanyaan mewakili istri-istri Bintang yang lain.“Salah satu dari kita harus ikut dengan kak Bintang” ucap Ahisma lagi hingga mengejutkan semua yang ada ditempat itu.“Kenapa memangnya dinda? kak Bintang pasti mampu mengatasi orang-orang Blambang Sewu itu” ucap babby cepat.“Benar. Pasti mudah saja bagi kak Bintang mengatasi mereka” sam
“Jangan terpengaruh dengan ucapannya..!” tiba-tiba saja sebuah suara keras menggelegar terdengar membahana ditempat itu, sosok seorang berkuda tampak muncul ditempat itu, rupanya dialah yang tadi mengeluarkan ucapan keras untuk menyadarikan para prajurit.“Serang mereka! Jangan kasih ampun!” perintah patih kerajaan itu lagi, maka para prajurit yang tadi terlihat ragu kini kembali dengan penuh semangat langsung bersiap untuk bertempur.“Jangan gentar, mereka hanya berlima. Bunuh! Jangan kasih ampun” perintah patih Blambang Sewu lagi.“SIAP!” ucap serentak 500 prajurit dengan penuh semangat. Suaranya membuat tempat itu bergetar.“SERANGG!” 2 Senopati ikut semangat memberikan perintah serang. Hingga 500 orang prajurit langsung bergerak menyerang kearah Bintang dan rombongan.Arya, Bayu, Yudho dan Sawungpati menatap kearah Bintang untuk melihat tindakan yang akan Bintang lakukan, tapi Bintang
Di balik pintu gerbang yang telah hancur, terlihat halaman luas yang sudah dikelilingi oleh ratusan orang prajurit, sementara itu dipintu gerbang istana, tampak sudah berdiri gusti prabu Blambang Sewu, pangeran Blambang Sewu dan pejabat-pejabat tinggi kerajaan Blambang Sewu yang seperitnya memang sudah menanti kedatangan Bintang dan rombongan.Dengan langkah mantap, Bintang melangkah masuk diikuti rombongan dibelakangnya. Setelah melewati pintu gerbang terlihat halaman besar istana Setyo Kencana tampak sudah dipenuhi oleh para prajurit.Gusti prabu Blambang Sewu tampak dengan penuh wibawa berjalan maju kedepan. Dan berhenti tepat beberapa langkah dihadapan Bintang. Gusti prabu Blambang Sewu tampak menatap sosok Bintang dari ujung kaki hingga ujung kepala.“Jadi kau orangnya yang bergelar Ksatria Pengembara itu, anak muda?” tanya Gusti prabu Blambang Sewu.“Benar”“Kau telah merusak rencanaku anak muda, rencana untuk me
“Menghadapiku saja kau hampir mati pangeran, apalagi menghadapi suamiku” ucap Roro dengan lantangnya, hingga membuat wajah pangeran Blambang Sewu berubah merah.“Kau jangan sombong Roro, kali ini kau yang kalah ditanganku Roro. Pangeran Blambang Sewu yang sekarang bukanlah pangeran Blambang Sewu yang dulu.” ucap pangeran Blambang Sewu dengan geram.“Hik hik hik.. jangan mimpi disiang bolong pangeran, kemampuanku sekarang jauh berada diatasmu!” ucap Roro sehingga semakin membuat pangeran Blambang Sewu semakin bergetar menahan amarah.“Kalau begitu ayo kita buktikan!” ucap pangeran Blambang Sewu lagi.“Ayo, aku takkan menggunakan ilmu-ilmu eyangku untuk mengalahkanmu seperti dulu, tapi akan kugunakan ilmu yang kudapat dari pengembaraanku dinegeri jauh” ucap Roro lagi.“Kurang ajar, sombong kau Roro. Rasakan jurus Kitiran sewuku ini!”. Ucap Pangeran Blambang Sewu seraya m
Sosok Roro dihantam bertubi-tubi oleh Pangeran Blambang Sewu dengan kitiran sewunya.“Kitiran sewu, heaaaa..!” lagi-lagi Pangeran Blambang Sewu mengerahkan Kitiran sewunya jauh lebih dahsyat.Glarr !! Glarr !! Glarr !! Glarr !!Ledakan-ledakan dahsyat kembali, terlihat jelas kini serangan Pangeran Blambang Sewu benar-benar dahsyat dan emmatikan, kilat petir yang menyamar dari kedua tangan Pangeran Blambang Sewu seperti tak habis-habisnya menghantam sosok Roro.Dari bibir Roro terlihat darah merembes keluar. Roro yang merasakan pertahanannya yang sudah mulai goyah, sebelum dirinya jatuh terduduk, Roro segera bertindak.Taap !! Roro kembali merapatkan kedua tangannya didepan dada.Bllesshhhh !Kali ini sosok Roro mengeluarkan aura Biru dari tubuhnya. Pada tahap ini, Otot diseluruh tubuh mengeras seperti baja, takkan dapat ditembus senjata kecuali oleh senjata mestika. Dapat menghancurkan batu
Inilah Tahap Hitam kungfu pengubah otot yang menggunakan kekuatan alam raya tanpa batas, tak ada lagi titik kelemahan. Saat ini Roro tengah menggunakan Permulaan tahap Hitam, yang dapat menyerap seluruh energi dari alam semesta, hawa murni tak terputus-putus. Tubuh menjadi kebal luar dalam dan tak dapat dilukai serta memiliki daya serang yang dasyat.Di tempatnya Pangeran Blambang Sewu tak perduli lagi dengan apa yang dilakukan oleh Roro, saat ini dia lebih berkonsentrasi dengan kekuatan Pecahan Batu Bintangnya.“Pecahan Batu Bintang, Heaa!”. apa yang dilakukan oleh Pangeran Blambang Sewu benar-benar mengerikan, dengan kedua tangannya dia membuka dadanya, dari dadanya yang terbelah tampak pecahan-pecahan batu berwarna hitam yang menyeruak keluar, melayang terbang kearah Roro putri.Bllaaarrr ! Bllaaarrr ! Bllaaarrr ! Bllaaarrr !Ledakan maha dahsyat terjadi ditubuh Roro yang dihantam Pecahan Batu B
Konon siapa yang dapat memiliki salah satu ilmu Ajian Braja, akan menjadi pendekar sakti tanpa tanding didunia persilatan, apalagi bila menguasai ketiganya sekaligus, tak dapat dibayangkan bagaimana hebatnya Gusti prabu Blambang Sewu.Ajian Braja Sengkala berfungsi untuk melengkapi ilmu Kanuragan yang berhubungan dengan kekebalan menghadapi ancaman senjata ghaib seperti, sihir, teluh, santet, dan tenung.Ajian Braja geni, sangat efektif dalam menghadapi kekuatan yang berunsur panas (api), seperti ajian Segoro Geni, Ajian Tapak Saketi, ajaian Kelabang Ireng, ajian Gelang-Gelang, dan yang lainnya.Sedangkan Ajian Brajamusti sangat efektif dalam menghadapi ancaman serangan yang mengarah ke arah fisik, seperti senjata tajam, dan peluru … aji Brajamusti ini merupakan perisai badan yang ampuh sekali. Orang yang mempunyai aji Brajamusti mempunyai kekuatan badan dan kekuatan ghaib yang tidak ada tandinggannya.
“Apa bisamu hanya menghindar saja Ksatria Pengembara, ayo hadapi aku secara ksatria!” bentak Gusti prabu Blambang Sewu lagi.Ucapan Gusti prabu Blambang Sewu cukup memancing jiwa kependekaran Bintang, maka ;Blesshhhh...!Tiba-tiba saja tubuh Bintang sudah diliputi energi putih keperakan, rambut Bintang secara perlahan berubah menjadi berwarna putih keperakan dengan balur-balur keemasan yang mengeluarkan hawa dingin, inilah sosok pangeran bulan milik Bintang.Ditempatnya Gusti prabu Blambang Sewu cukup terkejut melihat perubahan sosok Bintang, bukan saja Gusti prabu Blambang Sewu yang terkejut, tapi semua orang yang ada ditempat itu ikut terkejut. Hawa dingin langsung menyergap tempat itu.“Ayo gusti prabu!” ucap Bintang lagi kembali mempersilahkan Gusti prabu Blambang Sewu untuk menyerangnya kembali.Ditantang, emosi Gusti prabu Blambang Sewu naik lagi. Tenaga kembali dihimpun, Maka ;Serrr !Sosok Gust
Bintang yang melihat kekuatan puncak yang telah dikerahkan oleh Datuk Malenggang Dilangit, segera ikut menghimpun tenaganya. Uap tipis putih terlhat keluar dari tubuh Bintang, uap putih yang mengeluarkan hawa dingin yang sangat menyengat.Dari uap tipis itu, terlihat membentuk sebuah bayangan diatas kepala Bintang, bayangan seekor naga berwarna putih tercipta.“Ledakan besar, khhaaaa!”Tiba-tiba saja sosok Datuk Malenggang Dilangit yang sudah diselimuti magma lahar panas langsung berlari kearah Bintang.Buumm! Buumm! Buumm! Buumm!Di setiap langkah Datuk Malenggang Dilangit terdengar suara ledakan-ledakan akibat tapak magma panas Datuk Malenggang Dilangit yang menjejak tanah, bagaikan seekor banteng ganas, sosok Datuk Malenggang Dilangit yang sudah berubah menjadi monster magma lahar terus berlari kearah Bintang. Beberapa tombak dihadapan Bintang, monster magma Datuk Malenggang Dilangit melompat dan ;Wuussshhh!M
Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr!Ledakan-ledakan dahsyat dan beruntun terjadi diudara hingga terasa menggetarkan alam. Tinju-tinju magma bertemu dengan taburan Bintang-bintang putih kecil yang terang milik Bintang.Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr!Baik Bintang maupun Datuk Malenggang Dilangit terus melepaskan serangan dahsyatnya, hingga ledakan demi ledakan terus terjadi membahana ditempat itu, dalam sekejap saja, pohon-pohon yang ada dipulau itu langsung berterbangan dan bertumbangan entah kemana, tempat itu langsung luluh lantah dibuat oleh ledakan dahsyat oleh serangan Bintang dan Datuk Malenggang Dilangit.Saat Bintang berhasil turun kebawah, pulau itu sudah terbakar setengahnya akibat ledakan yang tadi terjadi, wajah Bintang kembali berubah saat melihat Datuk Malenggang Dilangit terlihat menghimpun tenaganya, magma lahar panas terlihat berkumpul ditelapak tangan Datuk Malenggang Dilangit.Bintang yang melihat hal itu segera ikut mengumpulkan haw
SEBUAH pulau kosong tak berpenghuni dipilih oleh Bintang untuk menjadi tempat pertarungannya dengan Datuk Malenggang Dilangit. Kini kedua-duanya sudah saling berdiri berhadapan, Bintang kini sudah kembali ke sosoknya semula, demikian pula Datuk Malenggang Dilangit yang kini sudah berdiri diatas tanah tempatnya berpijak. Kedua-duanya saling berhadapan dengan tatapan tajam.Wweerrrr..!Tanpa banyak bicara, sosok Datuk Malenggang Dilangit tiba-tiba saja mengeluarkan magma lahar panas dari sekujur tubuhnya, terutama dibagian kedua tangan, kedua kaki dan kepala. Sedangkan sebagian besar tubuhnya belum berubah menjadi magma lahar panas.Bintang yang melihat hal itupun tak tinggal diam, dan ;Blesshhhh...!Tiba-tiba saja tubuh Bintang telah diliputi energi putih keperakan, rambut Bintangpun telah berubah menjadi berwarna putih keperakan dengan balur-balur keemasan yang mengeluarkan hawa dingin. Rupanya Bintang langsung menggunakan wujud Pangeran Bulan
Wuusshhh!Tombak melesat dengan sangat cepat dan kuat kearah Datuk Malenggang Dilangit.Blepp!Kembali tombak yang dilemparkan oleh Sutan Rajo Alam hangus terbakar begitu menyentuh sosok Datuk Malenggang Dilangit.“Cepat ungsikan paduka rajo” teriak Datuk Rajo Dilangit memperingatkan para pejabat istana yang berdiri bersama Paduka Ananggawarman.“Tidak, aku takkan lari!” ucap Paduka Ananggawarman dengan keras hati hingga membuat Datuk Rajo Dilangit dan Sutan Rajo Alam hanya menarik nafas panjang melihat kekerasan hati Paduka Ananggawarman.Sementara itu magma lahar panas terus semakin banyak menjalar menutupi halaman istana Nagari Batuah.Datuk Rajo Dilangit dan Sutan Rajo Alam terlihat tengah memikirkan rencana untuk mengatasi hal itu, waktu yang sempat dan mendesak membuat keduanya sedikit khawatir dengan keadaan yang terjadi, hingga ;“Datuak Malenggang Di
Istana Nagari Batuah terlihat begitu sibuk dengan segala macam aktivitasnya, karena hari ini adalah janji yang ditetapkan oleh Datuak Malenggang Dilangit terhadap wilayah Nagari Batuah, dengan dipimpin oleh Datuk Rajo Dilangit, Paduka Ananggawarman berniat untuk melawan Datuk Malenggang Dilangit dengan segenap kekuatan istana Nagari Batuah, para hulubalang, panglima dan pejabat istana Nagari Batuahpun memberikan tanda kesiapan mereka berjuang hidup atau mati demi mempertahankan kedaulatan istana Nagari Batuah.Datuk Rajo Dilangit dipercaya oleh Paduka Ananggawarman untuk memimpin seluruh pasukan yang ada di istana Nagari Batuah dan Datuk Rajo Dilangit menerimanya untuk menjalankan taktik yang akan digunakan untuk melawan amukan Datuk Malenggang Dilangit. Seluruh masyarakat kotaraja Nagari Batuah sudah diungsikan demi keselamatan mereka. Paduka Ananggawarman menolak untuk ikut me
Pagi itu di Istana Bunian, panglima Kitty yang tiba-tiba saja datang menghadap, disaat Bintang dan Ratu Bunian tengah bercengkrama mesra berdua. “Sembah hormat hamba paduka, ratu” ucap panglima Kitty berlutut dihadapan keduanya. Ratu Bunian terlihat mengangkat tangannya sebagai tanda menerima hormat panglima Kitty. “Ada apa Kitty?” “Ampun ratu, Datuak Malenggang Dilangit sudah muncul kembali” ucap Kitty lagi hingga membuat wajah Ratu Bunian berubah pucat. Bintang yang ada didekatnya mulai tertarik mendengarnya. “Untung saja kita cepat memindahkan Negeri Bunian jauh dari gunung marapi. Kalau tidak, Datuak Malenggang Dilangit pasti sudah datang kemari” ucap Ratu Bunian lagi. Panglima Kitty terlihat mengangguk-anggukkan kepalanya. “Dimana Datuak Malenggang Dilangit muncul Kitty?” tanya Bintang cepat hingga membuat Ratu Bunian dan panglima Kitty memandang kearah Bintang. “Ampun paduka, Datuak Malenggang Dilangit mengacau di istana Nagari Batuah” “Istana Nagari Batuah?!” ulang Bintan
“Maafkan kelancangan ambo datuak” ucap Datuk Rajo Dilangit lagi. Entah apa maksud Datuk Rajo Dilangit yang tiba-tiba saja berjongkok. Perlahan sosok Datuk Rajo Dilangit mulai berubah menjadi seekor harimau loreng yang sangat besar, 2x ukuran harimau dewasa, sama besarnya dengan harimau putih jelmaan Datuk Malenggang Dilangit.Grraaauuummm!Grraaauuummm!Dua harimau besar ini saling mengaum dengan dahsyat, begitu dahsyatnya banyak para prajurit yang ada ditempat itu jatuh terduduk karena lemas lututnya.Grraaauuummm!Grraaauuummm!Kembali kedua harimau besar ini saling mengaum, tapi kali ini disertai dengan sama-sama saling menerkam kedepan.Kembali terjadi dua pertarungan raja rimba yang sama-sama berwujud besar. Saling terkam, saling cakar dan saling gigit, dilakukan oleh kedua harimau berbeda warna ini. Kali ini harimau belang jelmaan Datuk Rajo Dilangit mampu memberikan perlawanan sen
Sekarang Datuk Malenggang Dilangit telah dikeroyok oleh dua pengguna harimau dan macan kumbang, tapi bukannya terdesak, Datuk Malenggang Dilangit justru tertawa-tawa senang melayani serangan keduanya.“Hahaha.. sudah lama aku tidak bertarung sesenang ini” ucap Datuk Malenggang Dilangit lagi.Sebenarnya jurus-jurus harimau putih milik Datuk Malenggang Dilangit tidaklah jauh berada diatas jurus harimau singgalang milik Wijaya dan jurus macan kumbang milik Panglima Kumbang, hanya saja perbedaan kekuatan dan pengalaman yang membuat Datuk Malenggang Dilangit lebih unggul.Memasuki jurus ke 88, Wijaya dan Panglima Kumbang terlihat sama-sama melompat mundur kebelakang.Graaauumm!Ggrraaamm!Tiba-tiba saja Wijaya dan Panglima Kumbang terdengar mengaum. Sosok Wijaya sendiri yang sudah berjongkok merangkak tiba-tiba saja berubah wujud menjadi seekor harimau belang kuning dewasa, sedangkan sosok Panglima Kumbang y
Wusshhh!Seperti melempar karung saja, Datuk Malenggang Dilangit dengan ringannya melemparkan sosok Rajo mudo Basa kehadapan Paduka Ananggawarman.Tapp!Sesosok tubuh tampak langsung bergerak didepan Paduka Ananggawarman dan langsung menangkap tubuh Rajo mudo Basa yang dilemparkan oleh Datuk Malenggang Dilangit. Rupanya dia adalah Panglima Kumbang.“Rajo mudo, anakku” ucap Panglima Kumbang dengan wajah berubah yang melihat keadaan Rajo mudo Basa yang babak belur. Panglima Kumbang dengan cepat memeriksa keadaan putranya tersebut. Walaupun babak belur, Panglima Kumbang masih dapat merasakan tanda-tanda kehidupan ditubuh Rajo mudo Basa walaupun sangat lemah sekali. Panglima Kumbang segera memerintahkan beberapa prajurit untuk membawa sosok Rajo mudo Basa.“Apa yang datuak lakukan pada putra hamba?” tanya Panglima Kumbang lagi. Nada suara Panglima Kumbang sedikit meninggi.“Putramu, siapa kau?&rdqu