Dua sosok bayangan berkelebat kedepan formasi pasukan Blambang Sewu. Rupanya sosok Budha Hitam dan Dewa Api es yang tak sabar untuk melibatkan diri. Tepat di saat itu, hujan anak panah kembali datang.
“Biar aku yang tangani.” ucap Budha Hitam seraya merangkum kekuatannya. Dewa Api es hanya tersenyum sinis.
Saat hujan anak panah sudah semakin dekat.
“Sirna!” tiba-tiba saja Budha Hitam mengeluarkan sebuah ucapan dengan membuka kedua telapak tangannya kedepan.
Tak ada angin dan tak ada hujan, tiba-tiba saja ratusan hujan anak panah langsung Sirna menjadi debu. Hal ini bukan saja mengejutkan pihak Setyo Kencana, tapi pihak Blambang Sewupun cukup terkejut melihat kesaktian yang diperlihatkan oleh Budha Hitam.
“Jangan takut, lepaskan terus anak panah!” perintah Tumenggung Sahdewa mencoba memberikan semangat kepada para prajurit.
Mendengar perintah itu, para prajurit kembali me
Gusti prabu Blambang Sewu tampak terdiam, lalu menatap kearah Jadeblin yang masih berada didekatnya. Jadeblin masih tampak terdiam ditempatnya, diamnya Jadeblin merupakan suatu persetujuan bagi gusti prabu Blambang Sewu.“Baik, kerahkan 3.000 prajurit untuk menyerang!” perintah gusti prabu Blambang Sewu.“Baik ayahanda”“Prajurit. Ayo serang!” perintah Pangeran Blambang Sewu lagi memberikan perintah.“Serangg!”“Serangg!”“Serangg!”3.000 prajurit Blambang Sewu langsung menyerbu kedepan. Hentakan kaki mereka terasa membuat tempat itu bergetar dengan hebat.Sementara itu dipuncak Bukit Bayangan, sosok putri jelita tengah menunggu, putri jelita yang tak lain adalah putri Ahisma Raya.3.000 prajurit Blambang Sewu yang menyerbu dengan penuh semangat tak menyadari, bahaya tengah mengancam mereka. Jebakan yang telah dipersiapkan oleh putri Ahisma
Kemenangan sementara pihak Setyo Kencana langsung disambut dengan sorak sorai para prajurit Setyo Kencana yang melihat prajurit Blambang Sewu yang berlari kalang kabut ketakutan.Gusti prabu Blambang Sewu sendiri sangat terkejut melihat kenyataan yang terjadi didepan matanya.“Jadeblin. Bagaimana ini?” tanya gusti prabu Blambang Sewu kepada Jadeblin yang ada disebelahnya.“Ini benar-benar taktik perang yang luar biasa gusti prabu, tidak sembarang orang yang mengetahui taktik perang seperti ini” ucap Jadeblin mengagumi taktik perang lawan.“Budha Hitam. Dewa Api es, kalian maju duluan untuk membuka jalan!” perintah Jadeblin“Baik tuan Jadeblin” ucap Budha Hitam dan Dewa Api es bersamaan.Budha Hitam dan Dewa Api es segera melangkah kedepan, menuju Bukit Bayangan. Ditempatnya, Ahisma Raya tampak menatap dari kejauhan. Tadi Ahisma Raya sudah melihat bagaimana ke
Sosok yang satu lagi adalah sosok seorang wanita muda berparas cantik nan jelita dengan pipi merona merah yang terlihat mengenakan pakaian putih yang berlapis dengan pakaian sutra berwarna merah. Rambutnya yang panjang terlihat ditatanya dengan begitu indah dengan sebuah mahkota emas beruntai permata ungu tersampir dikeningnya yang indah, sepasang anting mutiara tersampir indah dikedua belah telinganya, dilehernya yang jenjang dan indah itu tersampir sebuah kalung berlian bermata ungu, bibirnya yang merah merekah begitu menggoda untuk setiap lelaki yang memandangnya, sosoknya yang begitu anggun dan cantik ditambah penampilannya yang begitu memikat, membuat sosok putri Liu-xue begitu mempesona. Mengenakan sebuah jubah indah yang melekat dipunggungnya.Kehadiran kedua wanita ini tentu saja sedikit mengejutkan bagi Budha Hitam dan Dewa Api es.“Huh! rupanya dua bidadari cantik yang datang” ucap Dewa Api es tertawa.“Kalian orang-
HUTAN BELANTARA disebelah selatan Bukit Bayangan terlihat dipenuhi oleh pepohonan lebat yang tumbuh liar di kaki Bukit Bayangan sebelah selatan. Dari kejauhan terlihat ratusan mahluk lelembut yang berjalan semberawutan menuju ke Bukit Bayangan, yang menjadi komandan 500 orang mahluk lelembut itu adalah sosok Buto Ijo, dialah Gonggong, mahluk lelembut pengikut setia mak Jonggrang.Gonggong memang diperintahkan oleh mak Jonggrang yang kini berubah nama menjadi nyai Jonggrang untuk memimpin para mahluk lelembut untuk menyerbu Bukit Bayangan dari arah selatan, tugas mereka adalah untuk mengacau dan membuat huru hara di Bukit Bayangan.Langkah para lelembut dibawah pimpinan Gonggong, si Buto Ijo, tampak tiba disebuah dataran luas tanpa pepohonan hingga cukup luas untuk memandang. Tapi Gonggong tiba-tiba saja mengangkat tangannya sebagai tanda berhenti bagi para pengikutnya dibelakang. Ratusan mahluk lelembut tampak menghentikan l
“Dewa agung. Dewa agung siapa?” tanya Gonggong heran.“Ggrrr... Kalian tak perlu tahu, sebaiknya kalian segera tinggalkan tempat ini sebelum terlambat” ucap Dasamuka lagi keras.“Ggrrr... Jangan kau kira kami takut terhadap kalian, Raksasa Gunung Bromo” ucap Gonggong tak kalah keras.“Serangg!” Gonggong memberikan perintah kepada semua mahluk lelembut yang ikut bersamanya, maka ;“Grrrrr...... Grrrrr...... Grrrrr...... Grrrrr...”Ratusan mahluk lelembutpun dengan serentak maju menyerang kedepan.“Ggrr.. Wahai rakyatku, jadikan mahluk-mahluk lelembut ini sebagai santapan kalian.” ucap Dasamuka dengan keras yang langsung disambut erangan mengerikan dari para mahluk raksasa yang ada dibelakangnya.“Sudah lama rasanya kita tidak menyantap daging lelembut seperti mereka” ucap Dasamuka lagi.Bam...bam....bammmm.....Para mahluk raksasa
Seiring dengan munculnya kelimanya sosok wanita jelita ini, para prajurit yang tadi naik ke puncak Bukit Bayangan mulai turun dan langsung membentuk formasi perang. Formasi cangkang kura-kura, dimana 1.000 orang prajurit tampak membagi kelompok, setiap kelompok terdiri dari 100 orang prajurit, jadi semuanya ada 10 kelompok.Dan setiap 2 kelompok prajurit yang terdiri dari 200 orang prajurit, tampak langsung berdiri disetiap belakang wanita cantik tersebut, seakan-akan mereka berada dibawah komando kelima wanita jelita yang baru saja muncul.Kita lihat sosok wanita jelita yang berada paling ujung kiri, sosok seorang wanita berparas cantik nan jelita dengan pipi merona merah yang terlihat mengenakan pakaian putih yang berlapis dengan pakaian sutra beralur emas. Kulitnya mulus dan putih. Rambutnya yang panjang terlihat ditatanya dengan begitu indah dengan sebuah mahkota emas kecil bertahtakan diatas kepalanya dan dihiasi dengan sekuntum bunga teratai, sepasang an
Sosok terakhir yang berada di ujung kanan, adalah Sosok seorang wanita muda berparas cantik nan jelita dengan pipi merona merah yang terlihat mengenakan pakaian merah mewah layaknya seorang putri, mengenakan sarung tangan berwarna merah hingga sampai ke lengan, bibir dan rambutnya juga terlihat berwarna merah menyala, sebuah mahkota emas terlihat tersampir diujung rambutnya. Sosoknya begitu menggoda sangat cantik sekali tapi juga sedikit angker, dia adalah Babby Cherry si Putri Api.Sesuai rencana yang telah disusun oleh Ahisma, kelima istri Bintang ini akan memimpin 200 orang pasukan yang akan terbagi menjadi 2 kelompok. Hanya putri Kim saja yang terlihat duduk dengan kecapi ditangan.Di hadapan mereka, tampak pertarungan antara Budha Hitam melawan Roro Putri Srikandi, Dewa Api es menghadapi Liu-xue yang semakin sengit, ke-4nya seakan tak perduli dengan keadaan disekitar mereka.Budha Hitam menggunakan jurus andalannya, Jalan Menuju Nirwana, s
“Tak perlu khawatir, dinda Roro memiliki kungfu pengubah otot yang akan melindungi dirinya, sedangkan dinda Liu-xue memiliki jubah ajaib dipunggungnya.” ucap Ahisma lagi memberikan alasan.“Cepat siapkan!” perintah Ahisma lagi cepat.“Baik putri.” ucap para prajurit dengan cepat menyiapkan kain raksasa tersebut.Werrr !!! Weerrr !!! Werrr !!! Weerrr !!! Werrr !!!Lima kain raksasa dilesatkan terbang kebawah Bukit Bayangan.Settt !!! Settt !!! Settt !!! Settt !!! Settt !!!Selagi kain api raksasa terbang diudara, panah api sudah menyambarnya hingga kini lima kain terbang raksasa sudah siap menyambar apa saja yang ada dibawahnya.Bagi Roro, Liu-xue, Budha Hitam dan Dewa Api es, hal itu bukanlah sesuatu yang mengejutkan, semuanya dapat dengan mudah menghindarinya, tapi ribuan prajurit yang sudah menyerang bagaikan air bah tak mampu untuk menghindar.“Akkhhh !!! A
Bintang yang melihat kekuatan puncak yang telah dikerahkan oleh Datuk Malenggang Dilangit, segera ikut menghimpun tenaganya. Uap tipis putih terlhat keluar dari tubuh Bintang, uap putih yang mengeluarkan hawa dingin yang sangat menyengat.Dari uap tipis itu, terlihat membentuk sebuah bayangan diatas kepala Bintang, bayangan seekor naga berwarna putih tercipta.“Ledakan besar, khhaaaa!”Tiba-tiba saja sosok Datuk Malenggang Dilangit yang sudah diselimuti magma lahar panas langsung berlari kearah Bintang.Buumm! Buumm! Buumm! Buumm!Di setiap langkah Datuk Malenggang Dilangit terdengar suara ledakan-ledakan akibat tapak magma panas Datuk Malenggang Dilangit yang menjejak tanah, bagaikan seekor banteng ganas, sosok Datuk Malenggang Dilangit yang sudah berubah menjadi monster magma lahar terus berlari kearah Bintang. Beberapa tombak dihadapan Bintang, monster magma Datuk Malenggang Dilangit melompat dan ;Wuussshhh!M
Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr!Ledakan-ledakan dahsyat dan beruntun terjadi diudara hingga terasa menggetarkan alam. Tinju-tinju magma bertemu dengan taburan Bintang-bintang putih kecil yang terang milik Bintang.Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr!Baik Bintang maupun Datuk Malenggang Dilangit terus melepaskan serangan dahsyatnya, hingga ledakan demi ledakan terus terjadi membahana ditempat itu, dalam sekejap saja, pohon-pohon yang ada dipulau itu langsung berterbangan dan bertumbangan entah kemana, tempat itu langsung luluh lantah dibuat oleh ledakan dahsyat oleh serangan Bintang dan Datuk Malenggang Dilangit.Saat Bintang berhasil turun kebawah, pulau itu sudah terbakar setengahnya akibat ledakan yang tadi terjadi, wajah Bintang kembali berubah saat melihat Datuk Malenggang Dilangit terlihat menghimpun tenaganya, magma lahar panas terlihat berkumpul ditelapak tangan Datuk Malenggang Dilangit.Bintang yang melihat hal itu segera ikut mengumpulkan haw
SEBUAH pulau kosong tak berpenghuni dipilih oleh Bintang untuk menjadi tempat pertarungannya dengan Datuk Malenggang Dilangit. Kini kedua-duanya sudah saling berdiri berhadapan, Bintang kini sudah kembali ke sosoknya semula, demikian pula Datuk Malenggang Dilangit yang kini sudah berdiri diatas tanah tempatnya berpijak. Kedua-duanya saling berhadapan dengan tatapan tajam.Wweerrrr..!Tanpa banyak bicara, sosok Datuk Malenggang Dilangit tiba-tiba saja mengeluarkan magma lahar panas dari sekujur tubuhnya, terutama dibagian kedua tangan, kedua kaki dan kepala. Sedangkan sebagian besar tubuhnya belum berubah menjadi magma lahar panas.Bintang yang melihat hal itupun tak tinggal diam, dan ;Blesshhhh...!Tiba-tiba saja tubuh Bintang telah diliputi energi putih keperakan, rambut Bintangpun telah berubah menjadi berwarna putih keperakan dengan balur-balur keemasan yang mengeluarkan hawa dingin. Rupanya Bintang langsung menggunakan wujud Pangeran Bulan
Wuusshhh!Tombak melesat dengan sangat cepat dan kuat kearah Datuk Malenggang Dilangit.Blepp!Kembali tombak yang dilemparkan oleh Sutan Rajo Alam hangus terbakar begitu menyentuh sosok Datuk Malenggang Dilangit.“Cepat ungsikan paduka rajo” teriak Datuk Rajo Dilangit memperingatkan para pejabat istana yang berdiri bersama Paduka Ananggawarman.“Tidak, aku takkan lari!” ucap Paduka Ananggawarman dengan keras hati hingga membuat Datuk Rajo Dilangit dan Sutan Rajo Alam hanya menarik nafas panjang melihat kekerasan hati Paduka Ananggawarman.Sementara itu magma lahar panas terus semakin banyak menjalar menutupi halaman istana Nagari Batuah.Datuk Rajo Dilangit dan Sutan Rajo Alam terlihat tengah memikirkan rencana untuk mengatasi hal itu, waktu yang sempat dan mendesak membuat keduanya sedikit khawatir dengan keadaan yang terjadi, hingga ;“Datuak Malenggang Di
Istana Nagari Batuah terlihat begitu sibuk dengan segala macam aktivitasnya, karena hari ini adalah janji yang ditetapkan oleh Datuak Malenggang Dilangit terhadap wilayah Nagari Batuah, dengan dipimpin oleh Datuk Rajo Dilangit, Paduka Ananggawarman berniat untuk melawan Datuk Malenggang Dilangit dengan segenap kekuatan istana Nagari Batuah, para hulubalang, panglima dan pejabat istana Nagari Batuahpun memberikan tanda kesiapan mereka berjuang hidup atau mati demi mempertahankan kedaulatan istana Nagari Batuah.Datuk Rajo Dilangit dipercaya oleh Paduka Ananggawarman untuk memimpin seluruh pasukan yang ada di istana Nagari Batuah dan Datuk Rajo Dilangit menerimanya untuk menjalankan taktik yang akan digunakan untuk melawan amukan Datuk Malenggang Dilangit. Seluruh masyarakat kotaraja Nagari Batuah sudah diungsikan demi keselamatan mereka. Paduka Ananggawarman menolak untuk ikut me
Pagi itu di Istana Bunian, panglima Kitty yang tiba-tiba saja datang menghadap, disaat Bintang dan Ratu Bunian tengah bercengkrama mesra berdua. “Sembah hormat hamba paduka, ratu” ucap panglima Kitty berlutut dihadapan keduanya. Ratu Bunian terlihat mengangkat tangannya sebagai tanda menerima hormat panglima Kitty. “Ada apa Kitty?” “Ampun ratu, Datuak Malenggang Dilangit sudah muncul kembali” ucap Kitty lagi hingga membuat wajah Ratu Bunian berubah pucat. Bintang yang ada didekatnya mulai tertarik mendengarnya. “Untung saja kita cepat memindahkan Negeri Bunian jauh dari gunung marapi. Kalau tidak, Datuak Malenggang Dilangit pasti sudah datang kemari” ucap Ratu Bunian lagi. Panglima Kitty terlihat mengangguk-anggukkan kepalanya. “Dimana Datuak Malenggang Dilangit muncul Kitty?” tanya Bintang cepat hingga membuat Ratu Bunian dan panglima Kitty memandang kearah Bintang. “Ampun paduka, Datuak Malenggang Dilangit mengacau di istana Nagari Batuah” “Istana Nagari Batuah?!” ulang Bintan
“Maafkan kelancangan ambo datuak” ucap Datuk Rajo Dilangit lagi. Entah apa maksud Datuk Rajo Dilangit yang tiba-tiba saja berjongkok. Perlahan sosok Datuk Rajo Dilangit mulai berubah menjadi seekor harimau loreng yang sangat besar, 2x ukuran harimau dewasa, sama besarnya dengan harimau putih jelmaan Datuk Malenggang Dilangit.Grraaauuummm!Grraaauuummm!Dua harimau besar ini saling mengaum dengan dahsyat, begitu dahsyatnya banyak para prajurit yang ada ditempat itu jatuh terduduk karena lemas lututnya.Grraaauuummm!Grraaauuummm!Kembali kedua harimau besar ini saling mengaum, tapi kali ini disertai dengan sama-sama saling menerkam kedepan.Kembali terjadi dua pertarungan raja rimba yang sama-sama berwujud besar. Saling terkam, saling cakar dan saling gigit, dilakukan oleh kedua harimau berbeda warna ini. Kali ini harimau belang jelmaan Datuk Rajo Dilangit mampu memberikan perlawanan sen
Sekarang Datuk Malenggang Dilangit telah dikeroyok oleh dua pengguna harimau dan macan kumbang, tapi bukannya terdesak, Datuk Malenggang Dilangit justru tertawa-tawa senang melayani serangan keduanya.“Hahaha.. sudah lama aku tidak bertarung sesenang ini” ucap Datuk Malenggang Dilangit lagi.Sebenarnya jurus-jurus harimau putih milik Datuk Malenggang Dilangit tidaklah jauh berada diatas jurus harimau singgalang milik Wijaya dan jurus macan kumbang milik Panglima Kumbang, hanya saja perbedaan kekuatan dan pengalaman yang membuat Datuk Malenggang Dilangit lebih unggul.Memasuki jurus ke 88, Wijaya dan Panglima Kumbang terlihat sama-sama melompat mundur kebelakang.Graaauumm!Ggrraaamm!Tiba-tiba saja Wijaya dan Panglima Kumbang terdengar mengaum. Sosok Wijaya sendiri yang sudah berjongkok merangkak tiba-tiba saja berubah wujud menjadi seekor harimau belang kuning dewasa, sedangkan sosok Panglima Kumbang y
Wusshhh!Seperti melempar karung saja, Datuk Malenggang Dilangit dengan ringannya melemparkan sosok Rajo mudo Basa kehadapan Paduka Ananggawarman.Tapp!Sesosok tubuh tampak langsung bergerak didepan Paduka Ananggawarman dan langsung menangkap tubuh Rajo mudo Basa yang dilemparkan oleh Datuk Malenggang Dilangit. Rupanya dia adalah Panglima Kumbang.“Rajo mudo, anakku” ucap Panglima Kumbang dengan wajah berubah yang melihat keadaan Rajo mudo Basa yang babak belur. Panglima Kumbang dengan cepat memeriksa keadaan putranya tersebut. Walaupun babak belur, Panglima Kumbang masih dapat merasakan tanda-tanda kehidupan ditubuh Rajo mudo Basa walaupun sangat lemah sekali. Panglima Kumbang segera memerintahkan beberapa prajurit untuk membawa sosok Rajo mudo Basa.“Apa yang datuak lakukan pada putra hamba?” tanya Panglima Kumbang lagi. Nada suara Panglima Kumbang sedikit meninggi.“Putramu, siapa kau?&rdqu