Melihat kakak mereka, Hamzah yang langsung mencium tangan tuan Syekh Muhammad Azis Bin Ibrahim yang tentu saja para santri lain belum mengenalinya, kecuali Hamzah yang memang dulu pernah bertemu sewaktu menunaikan ibadah haji bersama Syekh Muhammad Karim Al Qusyairi, para santri-santri yang lain langsung ikut mencium tangan Syekh Muhammad Azis Bin Ibrahim.
“Mari.. Mari silahkan masuk tuan Syekh” ucap Hamzah cepat.
“Buka pintu gerbang!” ucap Hamzah cepat dan keras hingga para santri langsung membuka lebar-lebar pintu gerbang pondok pesantren tersebut, karena mereka yakin orang yang sangat dihormati oleh Hamzah bukanlah orang sembarangan.
“Mari.. Mari silahkan masuk tuan Syekh” ucap Hamzah cepat. Syekh Muhammad Azis Bin Ibrahim tampak tersenyum lembut lalu dengan pelan melangkah masuk, diikuti oleh rombongan yang ikut bersamanya.
Di pintu pondok pesantren, tampak seorang lelaki yang juga sudah tua, kira-kira sudah berumur
Syekh Muhammad Karim Al Qusyairi dan Syekh Muhammad Azis Bin Ibrahim memang bersaudara saat menuntut ilmu bersama-sama dengan seorang ulama besar di kota madinah. Persaudaraan ini pula yang mengikat hubungan keduanya, walaupun tak ada ikatan darah, tapi hubungan persaudaraan dalam iman lebih kental dari hubungan darah.Secara khusus Syekh Muhammad Karim Al Qusyairi dan Syekh Muhammad Azis Bin Ibrahim melakukan pertemuan pribadi, sepertinya ada sesuatu hal yang sangat serius untuk dibicarakan.“Uhuk.. Uhuk..!” Syekh Muhammad Azis Bin Ibrahim membuka pembicaraan dengan batuk dirinya. Syekh Muhammad Karim Al Qusyairi dengan cepat mengusap-usap punggung sahabatnya ini mencoba meringankan beban sakit batuk yang diderita oleh Syekh Muhammad Azis Bin Ibrahim yang rupanya sejak dari datang tadi sudah berusaha ditahan-tahannya.“Sudah berapa lama kau menderita sakit seperti ini saudaraku?” tanya Syekh Muhammad Karim Al Qusyairi pelan.&ldqu
ALUNAN ayat-ayat suci Al-qur’an terdengar menggema didalam sebuah kamar. Gema alunan ayat-ayat suci itu berasal dari 6 orang laki-laki yang tampak mengenakan pakaian putih dan sorban putih dikepalanya, ke-6nya tampak duduk mengelilingi sebuah ranjang tidur dimana diatasnya tampak sesosok tubuh tengah tertidur pulas. Tak jauh dari ke-6nya tampak 4 tetua yang tengah berdiri mengawasi. Juga 4 orang wanita cantik yang juga tampak tengah mengawasi apa yang sedang terjadi.Sosok yang terbaring diatas tempat pembaringan yang sedang tampak tertidur pulas tak lain adalah Bintang adanya. 4 tetua yang ada dikamar tersebut juga tak lain adalah 4 Dewa Penjaga Gerbang, sedangkan 4 wanita cantik jelita yang juga ada diruangan itu tak lain adalah Roro, Liu-xue, Gwang dan Babby. Sedangkan 6 orang yang tengah melantunkan ayat-ayat suci Al-qur’an tak lain adalah Maghribi dan para santri.Entah sudah berapa lama Maghribi dan para santri melantunkan ayat-ayat
Perjuangan Bintang hitam untuk menghancurkan perisai cangkang kura-kura terus berlanjut. Tapi sampai saat ini tak ada hasilnya, hebatnya lagi, walaupun beberapa kali Bintang hitam melepaskan pukulan dahsyatnya hingga menimbulkan ledakan didalam cangkang kura-kura, tapi diluar cangkang kura-kura, suara ledakan itu sedikitpun tak terdengar, sepertinya cangkang kura-kura kedap suara baik yang berasal dari luar maupun dari dalam.Sementara itu Maghribi dan para santri terus membacakan ayat-ayat suci Al-qur’an, anehnya suara lantunan ayat-ayat suci Al-qur’an itu seakan mampu menembus perisai cangkang kura-kura, padahal suara ledakan yang terjadi didalam cangkang kura-kura tidak terdengar dari luar, Bintang hitam terlihat semakin menderita dengan berusaha menutupi kedua kupingnya, tubuh Bintang hitam terlihat berguling-guling kesana kemari hingga ranjang peraduan yang menjadi tempat Bintang hitam terkurung oleh cangkang kura-kura terlihat langsung hanc
PONDOK PESANTREN AS-SIDDIQSyekh Muhammad Karim Al Qusyairi dan Syekh Muhammad Azis Bin Ibrahim masih melakukan pembicaraan berdua, walaupun sore mulai datang menjelang.“Sebelum menghadap Allah SWT, ada satu keinginanku yang sampai saat ini belum tersampaikan saudaraku” ucap Syekh Muhammad Azis Bin Ibrahim. Hingga membuat Syekh Muhammad Karim Al Qusyairi sedikit terkejut mendengarnya.“Katakan padaku, saudaraku. Insya Allah akan ada jalan” ucap Syekh Muhammad Karim Al Qusyairi lagi.“Sebagai seorang ayah. Aku masih memiliki tanggung jawab kepada putriku, Sabina” ucap Syekh Muhammad Azis Bin Ibrahim berhenti sejenak.“Maksudmu, tanggung jawab untuk menikahkan putrimu Sabina, saudaraku?” tanya Syekh Muhammad Karim Al Qusyairi lagi, Syekh Muhammad Azis Bin Ibrahim terlihat menganggukkan kepalanya.“Benar saudaraku. Tanggung jawabku didunia sebagai pertanggung jawabanku dihadapan Allah SWT&r
Syekh Muhammad Karim Al Qusyairi sendiri seakan baru menyadari kalau ditempatnya itu ada 4 wanita cantik. Syekh Muhammad Karim Al Qusyairi terlihat menatapi mereka satu persatu.“Mereka adalah istri-istri Bintang, abi” ucap Maghribi menjelaskan hingga membuat Syekh Muhammad Karim Al Qusyairi mengangguk mengerti.Ke-4 istri Bintang segera menjura hormat kepada Syekh Muhammad Karim Al Qusyairi dengan mengatupkan kedua tangan mereka.Syekh Muhammad Azis Bin Ibrahim sendiri tampak berjalan mendekati Bintang dan Syekh Muhammad Karim Al Qusyairi. Begitu berada didekat keduanya.“Bintang” ucap Syekh Muhammad Azis Bin Ibrahim berubah saat memeriksa keadaan Bintang.“Kau mengenal Bintang saudaraku?” tanya Syekh Muhammad Karim Al Qusyairi lagi.“Tentu saja saudaraku. Bahkan akulah yang menikahkan Bintang dan Nyonya Im” ucap Syekh Muhammad Azis Bin Ibrahim seraya menatap kearah Im Ji Hye yang saat itu han
Bintang hitam tampak menoleh kearah kanan dan kirinya dapat dilihatkan sosok Syekh Muhammad Karim Al Qusyairi dan Syekh Muhammad Azis Bin Ibrahim masih terus membaca lantunan zikir dengan khusu’nya.“Kalian kira dengan zikir seperti itu bisa menaklukkanku” terdengar suara Bintang hitam yang berat dan kasar. Syekh Muhammad Karim Al Qusyairi dan Syekh Muhammad Azis Bin Ibrahim seakan tak memperdulikan hal itu, terus saja dengan khusu’ membaca zikir.“Akan kuhancurkan tempat ini dan kubunuh semua orang yang ada disini” ucap Bintang hitam lagi seraya beranjak bangkit dari tempatnya.Wuutttt !!Tiba-tiba saja sebuah segulungan benang aneh berwarna kilau keemasan melesat kearah Bintang hitam dan langsung melilit tubuh Bintang hitam. Ditempatnya tampak sosok Sabina sudah bangkit berdiri, rupanya Sabinalah yang telah melesatkan Benang Sutra Kayangan kepada Bintang.Benang Sutra Kayangan adalah benda pus
“Darimana kau berasal dan kenapa kau berada didalam tubuh tuan ini?”“Aku tidak berasal dari mana-mana, tapi aku tercipta dari api hitam yang ada didalam tubuh orang ini” ucap Bintang hitam lagi, wajah dari balik hijab yang dikenakan oleh Sabina tampak berubah.“Api hitam” ulang Sabina lagi.“Benar, api hitam dan hawa nafsu orang ini yang membentuk wujudku” ucap Bintang hitam lagi. Sabina terlihat terdiam sejenak.“Aku perintahkan kau untuk pergi dari raga tuan ini!” perintah Sabina lagi. Bintang hitam terlihat terdiam mendengar hal itu. “Jika tidak, akan terus kubakar kau dengan ayat-ayat suciku”“Kau tidak akan bisa membunuhku, karena jika aku mati, maka orang inipun akan mati, karena tidak ada manusia yang bisa hidup tanpa hawa nafsunya” ucap Bintang hitam lagi.Sabina terdiam mendengar hal itu, karena apa yang diucapkan oleh Bintang hitam ada benarnya jug
Dengan ilmu laduni yang dimilikinya, Syekh Muhammad Azis Bin Ibrahim kini menyusup masuk kedalam batin Bintang, tapi didalam batin Bintang hanya kegelapan yang ada. Tak lama dari dalam kegelapan itu terdengar suara Syekh Muhammad Azis Bin Ibrahim melantunkan ayat-ayat suci Al-qur’an.Secara perlahan, keadaan yang gelap gulita itu mulai berubah menjadi terang benderang dan kini terlihatlah sosok Syekh Muhammad Azis Bin Ibrahim yang masih berdiri dengan untaian tasbih ditangannya. Sementara itu dihadapan Syekh Muhammad Azis Bin Ibrahim secara perlahan muncul sesosok wujud yang semakin lama semakin jelas kalau itu adalah wujud Bintang, Bintang hitam karena kedua Bintang yang telah menghitam semuanya.“Siapa kau!?” terdengar suara keras Bintang hitam yang membahana ditempat itu.“Aku adalah hamba Allah” ucap lembut Syekh Muhammad Azis Bin Ibrahim.“Kenapa kau ada disini. Disini adalah tempatku” ucap Bintang h
Bintang yang melihat kekuatan puncak yang telah dikerahkan oleh Datuk Malenggang Dilangit, segera ikut menghimpun tenaganya. Uap tipis putih terlhat keluar dari tubuh Bintang, uap putih yang mengeluarkan hawa dingin yang sangat menyengat.Dari uap tipis itu, terlihat membentuk sebuah bayangan diatas kepala Bintang, bayangan seekor naga berwarna putih tercipta.“Ledakan besar, khhaaaa!”Tiba-tiba saja sosok Datuk Malenggang Dilangit yang sudah diselimuti magma lahar panas langsung berlari kearah Bintang.Buumm! Buumm! Buumm! Buumm!Di setiap langkah Datuk Malenggang Dilangit terdengar suara ledakan-ledakan akibat tapak magma panas Datuk Malenggang Dilangit yang menjejak tanah, bagaikan seekor banteng ganas, sosok Datuk Malenggang Dilangit yang sudah berubah menjadi monster magma lahar terus berlari kearah Bintang. Beberapa tombak dihadapan Bintang, monster magma Datuk Malenggang Dilangit melompat dan ;Wuussshhh!M
Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr!Ledakan-ledakan dahsyat dan beruntun terjadi diudara hingga terasa menggetarkan alam. Tinju-tinju magma bertemu dengan taburan Bintang-bintang putih kecil yang terang milik Bintang.Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr!Baik Bintang maupun Datuk Malenggang Dilangit terus melepaskan serangan dahsyatnya, hingga ledakan demi ledakan terus terjadi membahana ditempat itu, dalam sekejap saja, pohon-pohon yang ada dipulau itu langsung berterbangan dan bertumbangan entah kemana, tempat itu langsung luluh lantah dibuat oleh ledakan dahsyat oleh serangan Bintang dan Datuk Malenggang Dilangit.Saat Bintang berhasil turun kebawah, pulau itu sudah terbakar setengahnya akibat ledakan yang tadi terjadi, wajah Bintang kembali berubah saat melihat Datuk Malenggang Dilangit terlihat menghimpun tenaganya, magma lahar panas terlihat berkumpul ditelapak tangan Datuk Malenggang Dilangit.Bintang yang melihat hal itu segera ikut mengumpulkan haw
SEBUAH pulau kosong tak berpenghuni dipilih oleh Bintang untuk menjadi tempat pertarungannya dengan Datuk Malenggang Dilangit. Kini kedua-duanya sudah saling berdiri berhadapan, Bintang kini sudah kembali ke sosoknya semula, demikian pula Datuk Malenggang Dilangit yang kini sudah berdiri diatas tanah tempatnya berpijak. Kedua-duanya saling berhadapan dengan tatapan tajam.Wweerrrr..!Tanpa banyak bicara, sosok Datuk Malenggang Dilangit tiba-tiba saja mengeluarkan magma lahar panas dari sekujur tubuhnya, terutama dibagian kedua tangan, kedua kaki dan kepala. Sedangkan sebagian besar tubuhnya belum berubah menjadi magma lahar panas.Bintang yang melihat hal itupun tak tinggal diam, dan ;Blesshhhh...!Tiba-tiba saja tubuh Bintang telah diliputi energi putih keperakan, rambut Bintangpun telah berubah menjadi berwarna putih keperakan dengan balur-balur keemasan yang mengeluarkan hawa dingin. Rupanya Bintang langsung menggunakan wujud Pangeran Bulan
Wuusshhh!Tombak melesat dengan sangat cepat dan kuat kearah Datuk Malenggang Dilangit.Blepp!Kembali tombak yang dilemparkan oleh Sutan Rajo Alam hangus terbakar begitu menyentuh sosok Datuk Malenggang Dilangit.“Cepat ungsikan paduka rajo” teriak Datuk Rajo Dilangit memperingatkan para pejabat istana yang berdiri bersama Paduka Ananggawarman.“Tidak, aku takkan lari!” ucap Paduka Ananggawarman dengan keras hati hingga membuat Datuk Rajo Dilangit dan Sutan Rajo Alam hanya menarik nafas panjang melihat kekerasan hati Paduka Ananggawarman.Sementara itu magma lahar panas terus semakin banyak menjalar menutupi halaman istana Nagari Batuah.Datuk Rajo Dilangit dan Sutan Rajo Alam terlihat tengah memikirkan rencana untuk mengatasi hal itu, waktu yang sempat dan mendesak membuat keduanya sedikit khawatir dengan keadaan yang terjadi, hingga ;“Datuak Malenggang Di
Istana Nagari Batuah terlihat begitu sibuk dengan segala macam aktivitasnya, karena hari ini adalah janji yang ditetapkan oleh Datuak Malenggang Dilangit terhadap wilayah Nagari Batuah, dengan dipimpin oleh Datuk Rajo Dilangit, Paduka Ananggawarman berniat untuk melawan Datuk Malenggang Dilangit dengan segenap kekuatan istana Nagari Batuah, para hulubalang, panglima dan pejabat istana Nagari Batuahpun memberikan tanda kesiapan mereka berjuang hidup atau mati demi mempertahankan kedaulatan istana Nagari Batuah.Datuk Rajo Dilangit dipercaya oleh Paduka Ananggawarman untuk memimpin seluruh pasukan yang ada di istana Nagari Batuah dan Datuk Rajo Dilangit menerimanya untuk menjalankan taktik yang akan digunakan untuk melawan amukan Datuk Malenggang Dilangit. Seluruh masyarakat kotaraja Nagari Batuah sudah diungsikan demi keselamatan mereka. Paduka Ananggawarman menolak untuk ikut me
Pagi itu di Istana Bunian, panglima Kitty yang tiba-tiba saja datang menghadap, disaat Bintang dan Ratu Bunian tengah bercengkrama mesra berdua. “Sembah hormat hamba paduka, ratu” ucap panglima Kitty berlutut dihadapan keduanya. Ratu Bunian terlihat mengangkat tangannya sebagai tanda menerima hormat panglima Kitty. “Ada apa Kitty?” “Ampun ratu, Datuak Malenggang Dilangit sudah muncul kembali” ucap Kitty lagi hingga membuat wajah Ratu Bunian berubah pucat. Bintang yang ada didekatnya mulai tertarik mendengarnya. “Untung saja kita cepat memindahkan Negeri Bunian jauh dari gunung marapi. Kalau tidak, Datuak Malenggang Dilangit pasti sudah datang kemari” ucap Ratu Bunian lagi. Panglima Kitty terlihat mengangguk-anggukkan kepalanya. “Dimana Datuak Malenggang Dilangit muncul Kitty?” tanya Bintang cepat hingga membuat Ratu Bunian dan panglima Kitty memandang kearah Bintang. “Ampun paduka, Datuak Malenggang Dilangit mengacau di istana Nagari Batuah” “Istana Nagari Batuah?!” ulang Bintan
“Maafkan kelancangan ambo datuak” ucap Datuk Rajo Dilangit lagi. Entah apa maksud Datuk Rajo Dilangit yang tiba-tiba saja berjongkok. Perlahan sosok Datuk Rajo Dilangit mulai berubah menjadi seekor harimau loreng yang sangat besar, 2x ukuran harimau dewasa, sama besarnya dengan harimau putih jelmaan Datuk Malenggang Dilangit.Grraaauuummm!Grraaauuummm!Dua harimau besar ini saling mengaum dengan dahsyat, begitu dahsyatnya banyak para prajurit yang ada ditempat itu jatuh terduduk karena lemas lututnya.Grraaauuummm!Grraaauuummm!Kembali kedua harimau besar ini saling mengaum, tapi kali ini disertai dengan sama-sama saling menerkam kedepan.Kembali terjadi dua pertarungan raja rimba yang sama-sama berwujud besar. Saling terkam, saling cakar dan saling gigit, dilakukan oleh kedua harimau berbeda warna ini. Kali ini harimau belang jelmaan Datuk Rajo Dilangit mampu memberikan perlawanan sen
Sekarang Datuk Malenggang Dilangit telah dikeroyok oleh dua pengguna harimau dan macan kumbang, tapi bukannya terdesak, Datuk Malenggang Dilangit justru tertawa-tawa senang melayani serangan keduanya.“Hahaha.. sudah lama aku tidak bertarung sesenang ini” ucap Datuk Malenggang Dilangit lagi.Sebenarnya jurus-jurus harimau putih milik Datuk Malenggang Dilangit tidaklah jauh berada diatas jurus harimau singgalang milik Wijaya dan jurus macan kumbang milik Panglima Kumbang, hanya saja perbedaan kekuatan dan pengalaman yang membuat Datuk Malenggang Dilangit lebih unggul.Memasuki jurus ke 88, Wijaya dan Panglima Kumbang terlihat sama-sama melompat mundur kebelakang.Graaauumm!Ggrraaamm!Tiba-tiba saja Wijaya dan Panglima Kumbang terdengar mengaum. Sosok Wijaya sendiri yang sudah berjongkok merangkak tiba-tiba saja berubah wujud menjadi seekor harimau belang kuning dewasa, sedangkan sosok Panglima Kumbang y
Wusshhh!Seperti melempar karung saja, Datuk Malenggang Dilangit dengan ringannya melemparkan sosok Rajo mudo Basa kehadapan Paduka Ananggawarman.Tapp!Sesosok tubuh tampak langsung bergerak didepan Paduka Ananggawarman dan langsung menangkap tubuh Rajo mudo Basa yang dilemparkan oleh Datuk Malenggang Dilangit. Rupanya dia adalah Panglima Kumbang.“Rajo mudo, anakku” ucap Panglima Kumbang dengan wajah berubah yang melihat keadaan Rajo mudo Basa yang babak belur. Panglima Kumbang dengan cepat memeriksa keadaan putranya tersebut. Walaupun babak belur, Panglima Kumbang masih dapat merasakan tanda-tanda kehidupan ditubuh Rajo mudo Basa walaupun sangat lemah sekali. Panglima Kumbang segera memerintahkan beberapa prajurit untuk membawa sosok Rajo mudo Basa.“Apa yang datuak lakukan pada putra hamba?” tanya Panglima Kumbang lagi. Nada suara Panglima Kumbang sedikit meninggi.“Putramu, siapa kau?&rdqu