Share

73. Bagian 13

last update Last Updated: 2022-07-11 01:03:00

“Hamba pernah membaca sebuah kitab pengobatan tentang hal ini, ada satu cara agar nona Sabina bisa melihat lagi....caranya adalah dengan pencangkokan mata.” ucap Bintang masih dalam keadaan terpejam.

“Pencangkokan mata” ulang Syekh Muhammad Azis Bin Ibrahim dengan wajah berubah. “Tapi hal ini membutuhkan sepasang mata yang sehat untuk menggantikan mata nona Sabina” sambung Bintang lagi, dan kali ini wajah Syekh Muhammad Azis Bin Ibrahim terlihat berubah tersenyum, karena dia faham dan mengerti maksud perkataan Bintang.

“Sabina, kau dengar itu.... kau masih bisa melihat dunia yang indah ini putriku” ucap Syekh Muhammad Azis Bin Ibrahim dengan terharu. Sabina hanya terdiam mendengar hal itu, karena sebenarnya Sabina juga faham dan mengerti maksud ucapan Bintang tadi.

“Bintang.... kupersembahkan sepasang mataku ini untuk putriku Sabina” ucap Syekh Muhammad Azis Bin Ibrahim tiba-tiba hingga membuat wajah Bi

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Ksatria Pengembara Season 1   73. Bagian 14

    MALAM itu suasana di pondok pesantren As-Siddiq masih dalam kesedihan, karena mereka baru saja melaksanakan 7 hari setelah wafatnya Syekh Muhammad Azis Bin Ibrahim. Malam itu Syekh Muhammad Karim Al Qusyairi meminta Sabina dan Bintang untuk menemuinya.“Wasiat terakhir Syekh Muhammad Azis Bin Ibrahim adalah menyerahkan putrinya kepadamu Bintang, bagaimana menurutmu?” tanya Syekh Muhammad Karim Al Qusyairi lagi kepada Bintang.Bintang tak menjawab tapi melirik kearah Sabina yang ada disebelahnya. Sabina sendiri hanya tertunduk ditempat duduknya.“Hamba menyerahkan semuanya kepada abi saja, mana yang terbaik. Hamba menurut saja” ucap Bintang lagi akhirnya. Syekh Muhammad Karim Al Qusyairi tampak tersenyum dan mengangguk-anggukkan wajahnya.“Bagaimana denganmu, Sabina?” tanya Syekh Muhammad Karim Al Qusyairi lagi kepada Sabina yang masih tertunduk.“Wasiat ayah adalah kepatuhan yang harus hamba lakukan, abi&rd

    Last Updated : 2022-07-11
  • Ksatria Pengembara Season 1   73. Bagian 15

    Malam itu, Bintang kembali bersama istri-istrinya, dan kali ini kita akan melihat kedalam kamar salah satu istri Bintang, Roro Putri Srikandi. Saat ini Roro tengah merebahkan dirinya dipelukan Bintang diatas ranjang peraduan, tapi keduanya lebih banyak diam. Entah apa yang ada dipikiran keduanya saat ini. “Kanda.” Roro akhirnya memecah kesunyian diantara mereka. Bintang yang sedang melamun langsung menaruh perhatiannya kearah Roro. “Apakah kanda sudah lama kenal dengan Sabina?” tanya Roro akhirnya mengeluarkan uneg-uneg didalam hatinya yang selama ini selalu menganggunya. Bintang sempat terkejut mendengar pernyataan itu. “Tidak dinda... baru disini kanda bertemu dan mengenal nona Sabina” ucap Bintang lagi Roro mengangkat wajahnya, menatap kearah Bintang dengan tajam. “Lalu bagaimana Benang Sutra Kayangan bisa ada pada Sabina, kanda?” tanya Roro lagi. Bintang hanya tersenyum mendengar hal itu, tangan Bintang terangkat dan membelai lembut wajah Roro yang ada dihadapannya. Dengan m

    Last Updated : 2022-07-11
  • Ksatria Pengembara Season 1   73. Bagian 16

    HARI yang ditunggu dan dinantipun tiba. Hari dimana Bintang akan melangsungkan pernikahan. Bukan hanya menikah dengan Sabina, tapi juga Bintang menikahi Gwang Oamsinn dan Babby Cherry, karena Bintang memang belum menikahi keduanya. Hingga pada hari berbahagia ini, Bintang langsung menikahi ketiganya. Tiga wanita yang kecantikannya bagaikan bidadari yang membuat iri semua yang menyaksikan pernikahan tersebut. Di hari yang berbahagia itu, ketiganya tampak berdandan sangat cantik sekali, kecantikan Gwang dan Babby cukup memukau bagi siapa saja yang melihatnya, hanya sosok Sabina yang tetap tak menampakkan wajahnya dibalik hijab indah yang kini dikenakannya.Sosoknya yang terbilang tinggi dengan tubuh proposional, membuat banyak kaum adam yang sangat penasaran dengan wajah yang dimiliki oleh Sabina, karena memang dibawah didikan ayahnya, Syekh Muhammad Azis Bin Ibrahim, Sabina tumbuh menjadi seorang gadis yang sholehah, haram baginya bila harus menampakkan wajahnya didepan orang

    Last Updated : 2022-07-12
  • Ksatria Pengembara Season 1   73. Bagian 17

    Sabina hanya diam, pasrah saat Bintang mulai melepaskan hijab dibagian kepalanya, hingga rambut panjang terurai hitam indah miliknya Sabina yang sebatas pinggang terlihat, diujung kepalanya tampak diikat bagaikan ekor kuda. Kedua mata Bintang membesar melihat hal itu, walau belum melihat seutuhnya wajah dibalik cadar yang dikenakan oleh Sabina, tapi dengan rambut tergerai indah seperti itu, sosok Sabina benar-benar begitu anggun jelita dalam pandangan Bintang dan Bintang semakin penasaran untuk melihat lebih jelas.“Bolehkah aku membuka cadarmu“ ucap Bintang pelan dan bergetar. Sabina tetap diam, hal ini membuat Bintang ragu untuk melepaskan cadar diwajah Sabina.“Tuan adalah suamiku, apapun yang ingin tu...” tiba-tiba Sabina mengeluarkan ucapan, tapi ucapannya terhenti saat Bintang memotong ucapannya.“Jangan panggil aku dengan sebutan tuan, bukankah sekarang kita sudah sah menjadi suami istri. Mulai sekarang panggil aku kanda, dan

    Last Updated : 2022-07-12
  • Ksatria Pengembara Season 1   73. Bagian 18

    Dari kamar Sabina, kita melompat ke kamar pengantin berikutnya, kamar Babby Cherry. Bintang tampak terpaku ketika Babby mulai melepaskan pakaiannya sendiri tepat didepan mata Bintang. Walau Bintang sudah sering bercumbu dan bercinta dengan Babby Cherry, tapi kemolekan dan kecantikan Babby benar-benar membuat Bintang tak pernah bosan bercumbu dengannya. Maka setelah Babby melolosi sendiri seluruh pakaian yang dikenakannya, langsung Bintang tubruk tubuh indah Babby yang menantangnya dalam dalam posisi menelentang diatas peraduan. Sementara itu dikamar pengantin Gwang. Bintang dan Gwang terlihat saling berpandangan dan serentak keduanya berciuman. Begitu hangat sampai-sampai Gwang mengeluarkan suara ; “mphh.. mphh..”, sambil Gwang bergerak menuju ke pangkuan Bintang. Tangannya merangkul di leher Bintang sambil lidah keduanya saling bermain di mulut masing-masing dan bertukar air liur. Ciuman Bintang turun ke leher Gwang yang putih mulus, membuat Gwang menutup matanya sambil mengerang

    Last Updated : 2022-07-12
  • Ksatria Pengembara Season 1   73. Bagian 19

    Dengan menggunakan Sembrani, bersama Sabina. Bintang memacu kudanya menuju Lembah Obat. Jarak lembah cukup jauh, saat malam datang menjelang, Bintang dan Sabina sudah tiba di Lembah Obat. Tempat kediaman salah satu guru Bintang. Peramal 5 Benua. Sabina sendiri tampak duduk dipelana belakang dengan memeluk pinggang Bintang.“Apa kita sudah sampai, kanda?” tanya Sabina yang merasakan Bintang menghentikan lari kudanya.“Benar dinda. Kita sudah sampai” ucap Bintang lagi. Bintang melompat turun dan membantu Sabina untuk turun dari pelana kudanya.Dengan berjalan, Bintang dan Sabina menaiki Lembah Obat dan tiba disebuah gubuk tua yang ada dipuncak Lembah Obat, sebuah pintu gerbang yang tidak terlalu besar tampak menghadang langkah Bintang dan Sabina. Sudah lama sekali Bintang tidak datang ke Lembah Obat, begitu banyak perubahan ditempat itu.“Guru..!” Bintang berteriak cuk

    Last Updated : 2022-07-12
  • Ksatria Pengembara Season 1   74 | Geger Tanah Jawa Dwipa

    LEMBAH OBAT. Malam terlihat begitu sunyi, hanya suara binatang-binatang malam yang sesekali terdengar, sebuah bangunan tua tampak berdiri dipuncak Lembah Obat, keadaan sangat tidak terawat sekali, berbagai macam tanaman tampak tumbuh liar merambat dari satu tempat ketempat yang lain, bahkan dinding-dingin bangunan tua itu tampak dipenuhi oleh tumbuh-tumbuhan yang merambat. Beberapa nyala penerangan terlihat diberbagai sudut bangunan tersebut yang berasal dari terang api obor.Dari dalam bangunan tua itu, sayup-sayup terdengar lantunan ayat-ayat suci Al-Qur’an yang begitu indah terdengar, suara yang berasal dari seorang wanita berhijab panjang yang tampak dengan khusus’ membaca ayat-ayat suci Al-Qur’an, tapi tidak terlihat kitab ditangannya. Sosok itu adalah Sabina adanya, Sabina memang sudah hafal Al-Qur’an sejak berumur 9 tahun. Hal ini tentunya karena bimbingan ayahnya, Syekh Muhammad Azis Bin Ibrahim.Tak jauh dari Sabina yang tengah khusu&rs

    Last Updated : 2022-07-13
  • Ksatria Pengembara Season 1   74. Bagian 2

    “Siapa saja tokoh aliran putih yang tewas Satria? Apakah guru...” ucap Bintang berhenti, maksud guru disini adalah Peramal 5 Benua tentunya, karena Bintang tidak melihat gurunya tersebut saat ini.“Guru tidak apa-apa kang, yang tewas banyak. Selain kakek dan paman Randu. Juga sesepuh Raja Cebol dan sesepuh Raja Jangkung” ucap Satria lagi hingga membuat wajah Bintang berubah, Bintang teringat akan kedua sesepuh aliran putih yang berbeda bentuk ukuran tubuh itu. Tak disangka kalau keduanya sudah tewas.“Yang paling memukul golongan putih adalah kematian Datuk Langit ditangan Malaikat Gila” ucap Satria lagi, kali ini wajah Bintang berubah.“Datuk Langit..” ulang Bintang lagi dengan suara bergetar.“Sebaiknya kakang segera kembali ke Bukit Bayangan, kehadiran kakang akan memberikan dorongan semangat untuk para pendekar yang saat ini benar-benar membutuhkannya untuk mempertahankan dan membela kebenaran dari

    Last Updated : 2022-07-13

Latest chapter

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 20

    Bintang yang melihat kekuatan puncak yang telah dikerahkan oleh Datuk Malenggang Dilangit, segera ikut menghimpun tenaganya. Uap tipis putih terlhat keluar dari tubuh Bintang, uap putih yang mengeluarkan hawa dingin yang sangat menyengat.Dari uap tipis itu, terlihat membentuk sebuah bayangan diatas kepala Bintang, bayangan seekor naga berwarna putih tercipta.“Ledakan besar, khhaaaa!”Tiba-tiba saja sosok Datuk Malenggang Dilangit yang sudah diselimuti magma lahar panas langsung berlari kearah Bintang.Buumm! Buumm! Buumm! Buumm!Di setiap langkah Datuk Malenggang Dilangit terdengar suara ledakan-ledakan akibat tapak magma panas Datuk Malenggang Dilangit yang menjejak tanah, bagaikan seekor banteng ganas, sosok Datuk Malenggang Dilangit yang sudah berubah menjadi monster magma lahar terus berlari kearah Bintang. Beberapa tombak dihadapan Bintang, monster magma Datuk Malenggang Dilangit melompat dan ;Wuussshhh!M

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 19

    Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr!Ledakan-ledakan dahsyat dan beruntun terjadi diudara hingga terasa menggetarkan alam. Tinju-tinju magma bertemu dengan taburan Bintang-bintang putih kecil yang terang milik Bintang.Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr!Baik Bintang maupun Datuk Malenggang Dilangit terus melepaskan serangan dahsyatnya, hingga ledakan demi ledakan terus terjadi membahana ditempat itu, dalam sekejap saja, pohon-pohon yang ada dipulau itu langsung berterbangan dan bertumbangan entah kemana, tempat itu langsung luluh lantah dibuat oleh ledakan dahsyat oleh serangan Bintang dan Datuk Malenggang Dilangit.Saat Bintang berhasil turun kebawah, pulau itu sudah terbakar setengahnya akibat ledakan yang tadi terjadi, wajah Bintang kembali berubah saat melihat Datuk Malenggang Dilangit terlihat menghimpun tenaganya, magma lahar panas terlihat berkumpul ditelapak tangan Datuk Malenggang Dilangit.Bintang yang melihat hal itu segera ikut mengumpulkan haw

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 18

    SEBUAH pulau kosong tak berpenghuni dipilih oleh Bintang untuk menjadi tempat pertarungannya dengan Datuk Malenggang Dilangit. Kini kedua-duanya sudah saling berdiri berhadapan, Bintang kini sudah kembali ke sosoknya semula, demikian pula Datuk Malenggang Dilangit yang kini sudah berdiri diatas tanah tempatnya berpijak. Kedua-duanya saling berhadapan dengan tatapan tajam.Wweerrrr..!Tanpa banyak bicara, sosok Datuk Malenggang Dilangit tiba-tiba saja mengeluarkan magma lahar panas dari sekujur tubuhnya, terutama dibagian kedua tangan, kedua kaki dan kepala. Sedangkan sebagian besar tubuhnya belum berubah menjadi magma lahar panas.Bintang yang melihat hal itupun tak tinggal diam, dan ;Blesshhhh...!Tiba-tiba saja tubuh Bintang telah diliputi energi putih keperakan, rambut Bintangpun telah berubah menjadi berwarna putih keperakan dengan balur-balur keemasan yang mengeluarkan hawa dingin. Rupanya Bintang langsung menggunakan wujud Pangeran Bulan

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 17

    Wuusshhh!Tombak melesat dengan sangat cepat dan kuat kearah Datuk Malenggang Dilangit.Blepp!Kembali tombak yang dilemparkan oleh Sutan Rajo Alam hangus terbakar begitu menyentuh sosok Datuk Malenggang Dilangit.“Cepat ungsikan paduka rajo” teriak Datuk Rajo Dilangit memperingatkan para pejabat istana yang berdiri bersama Paduka Ananggawarman.“Tidak, aku takkan lari!” ucap Paduka Ananggawarman dengan keras hati hingga membuat Datuk Rajo Dilangit dan Sutan Rajo Alam hanya menarik nafas panjang melihat kekerasan hati Paduka Ananggawarman.Sementara itu magma lahar panas terus semakin banyak menjalar menutupi halaman istana Nagari Batuah.Datuk Rajo Dilangit dan Sutan Rajo Alam terlihat tengah memikirkan rencana untuk mengatasi hal itu, waktu yang sempat dan mendesak membuat keduanya sedikit khawatir dengan keadaan yang terjadi, hingga ;“Datuak Malenggang Di

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 16

    Istana Nagari Batuah terlihat begitu sibuk dengan segala macam aktivitasnya, karena hari ini adalah janji yang ditetapkan oleh Datuak Malenggang Dilangit terhadap wilayah Nagari Batuah, dengan dipimpin oleh Datuk Rajo Dilangit, Paduka Ananggawarman berniat untuk melawan Datuk Malenggang Dilangit dengan segenap kekuatan istana Nagari Batuah, para hulubalang, panglima dan pejabat istana Nagari Batuahpun memberikan tanda kesiapan mereka berjuang hidup atau mati demi mempertahankan kedaulatan istana Nagari Batuah.Datuk Rajo Dilangit dipercaya oleh Paduka Ananggawarman untuk memimpin seluruh pasukan yang ada di istana Nagari Batuah dan Datuk Rajo Dilangit menerimanya untuk menjalankan taktik yang akan digunakan untuk melawan amukan Datuk Malenggang Dilangit. Seluruh masyarakat kotaraja Nagari Batuah sudah diungsikan demi keselamatan mereka. Paduka Ananggawarman menolak untuk ikut me

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 15

    Pagi itu di Istana Bunian, panglima Kitty yang tiba-tiba saja datang menghadap, disaat Bintang dan Ratu Bunian tengah bercengkrama mesra berdua. “Sembah hormat hamba paduka, ratu” ucap panglima Kitty berlutut dihadapan keduanya. Ratu Bunian terlihat mengangkat tangannya sebagai tanda menerima hormat panglima Kitty. “Ada apa Kitty?” “Ampun ratu, Datuak Malenggang Dilangit sudah muncul kembali” ucap Kitty lagi hingga membuat wajah Ratu Bunian berubah pucat. Bintang yang ada didekatnya mulai tertarik mendengarnya. “Untung saja kita cepat memindahkan Negeri Bunian jauh dari gunung marapi. Kalau tidak, Datuak Malenggang Dilangit pasti sudah datang kemari” ucap Ratu Bunian lagi. Panglima Kitty terlihat mengangguk-anggukkan kepalanya. “Dimana Datuak Malenggang Dilangit muncul Kitty?” tanya Bintang cepat hingga membuat Ratu Bunian dan panglima Kitty memandang kearah Bintang. “Ampun paduka, Datuak Malenggang Dilangit mengacau di istana Nagari Batuah” “Istana Nagari Batuah?!” ulang Bintan

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 14

    “Maafkan kelancangan ambo datuak” ucap Datuk Rajo Dilangit lagi. Entah apa maksud Datuk Rajo Dilangit yang tiba-tiba saja berjongkok. Perlahan sosok Datuk Rajo Dilangit mulai berubah menjadi seekor harimau loreng yang sangat besar, 2x ukuran harimau dewasa, sama besarnya dengan harimau putih jelmaan Datuk Malenggang Dilangit.Grraaauuummm!Grraaauuummm!Dua harimau besar ini saling mengaum dengan dahsyat, begitu dahsyatnya banyak para prajurit yang ada ditempat itu jatuh terduduk karena lemas lututnya.Grraaauuummm!Grraaauuummm!Kembali kedua harimau besar ini saling mengaum, tapi kali ini disertai dengan sama-sama saling menerkam kedepan.Kembali terjadi dua pertarungan raja rimba yang sama-sama berwujud besar. Saling terkam, saling cakar dan saling gigit, dilakukan oleh kedua harimau berbeda warna ini. Kali ini harimau belang jelmaan Datuk Rajo Dilangit mampu memberikan perlawanan sen

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 13

    Sekarang Datuk Malenggang Dilangit telah dikeroyok oleh dua pengguna harimau dan macan kumbang, tapi bukannya terdesak, Datuk Malenggang Dilangit justru tertawa-tawa senang melayani serangan keduanya.“Hahaha.. sudah lama aku tidak bertarung sesenang ini” ucap Datuk Malenggang Dilangit lagi.Sebenarnya jurus-jurus harimau putih milik Datuk Malenggang Dilangit tidaklah jauh berada diatas jurus harimau singgalang milik Wijaya dan jurus macan kumbang milik Panglima Kumbang, hanya saja perbedaan kekuatan dan pengalaman yang membuat Datuk Malenggang Dilangit lebih unggul.Memasuki jurus ke 88, Wijaya dan Panglima Kumbang terlihat sama-sama melompat mundur kebelakang.Graaauumm!Ggrraaamm!Tiba-tiba saja Wijaya dan Panglima Kumbang terdengar mengaum. Sosok Wijaya sendiri yang sudah berjongkok merangkak tiba-tiba saja berubah wujud menjadi seekor harimau belang kuning dewasa, sedangkan sosok Panglima Kumbang y

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 12

    Wusshhh!Seperti melempar karung saja, Datuk Malenggang Dilangit dengan ringannya melemparkan sosok Rajo mudo Basa kehadapan Paduka Ananggawarman.Tapp!Sesosok tubuh tampak langsung bergerak didepan Paduka Ananggawarman dan langsung menangkap tubuh Rajo mudo Basa yang dilemparkan oleh Datuk Malenggang Dilangit. Rupanya dia adalah Panglima Kumbang.“Rajo mudo, anakku” ucap Panglima Kumbang dengan wajah berubah yang melihat keadaan Rajo mudo Basa yang babak belur. Panglima Kumbang dengan cepat memeriksa keadaan putranya tersebut. Walaupun babak belur, Panglima Kumbang masih dapat merasakan tanda-tanda kehidupan ditubuh Rajo mudo Basa walaupun sangat lemah sekali. Panglima Kumbang segera memerintahkan beberapa prajurit untuk membawa sosok Rajo mudo Basa.“Apa yang datuak lakukan pada putra hamba?” tanya Panglima Kumbang lagi. Nada suara Panglima Kumbang sedikit meninggi.“Putramu, siapa kau?&rdqu

DMCA.com Protection Status