Kemunculan Bintang ditempat itu tentu saja sangat menghebohkan seluruh orang yang ada ditempat itu, termasuk Raja Matahari Terbang yang kini tampak tersenyum lega. Berbeda dengan raut wajah Lian Nishang yang kini sudah memangku sosok Huang Fu Yi yang ada dipangkuannya, Huang Fu Yi sudah tersadar dari keadaannya dan tampak ikut menatap kearah Bintang dan Iblis Gunung yang sudah saling berhadapan.
“Hahaha... punya nyali sekali kau anak muda, berani menantang tuan Iblis Langit!” ucap Iblis Gunung lagi. Bintang hanya tersenyum sinis, tanpa menjawab tantangan Iblis Gunung, Bintang tampak membuka lebar pakaian dibagian dadanya, dan terlihatlah sebuah rajah. Rajah Bintangmas.
Tawa Iblis Gunung sirna, wajahnya berubah pucat. Kedua mata Iblis Gunung tampak menatap kearah Bintang dengan tatapan tak percaya. “Jadi benar, putra maharaja dewa Bintang masih hidup” batin Iblis Gunung lagi tampak terdiam.
“Sampaikan kepada tuanmu Iblis Langit... ak
Gerakan cepat dan lembut yang dilakukan oleh Bintang mengejutkan Iblis Gunung yang hanya mampu menatap kearah telapak tangan kanan Bintang yang menyentuh lembut diperutnya.“Deggg.”. lembut sekali Bintang memukulkan telapak tangannya ke perut Iblis Gunung, tiba-tiba ;“Aaaakhhhhhh......!”. tiba-tiba saja mulut Iblis Gunung berteriak menahan sakit, tubuhnya terlempar dengan sangat hebat keudara dan terpental jauh hingga akhirnya menghilang dari pandangan.Semua orang yang ada ditempat itu terkejut melihat tubuh besar Iblis Gunung yang terpental sangat jauh, sampai tak terlihat jatuhnya dimana. Sementara Bintang segera menutup Segel Dewa Langit, Jubah Sakti Sembilan Dewa dan menarik nafas lega melihat pertarungan yang telah berakhir.Bintang berbalik menghadap kearah 4 wanita cantik yang sudah ada dihadapannya.“Ayo kita pergi dari sini” ucap Bintang lagi.Roro, Liu-xue, Gwang dan Babby tampak menga
SORE ITU, lima penunggang kuda tampak berhenti tepat didepan sebuah bukit yang besar menjulang dihadapan kelimanya. Semuanya tampak menatap kearah bukit yang berdiri megah menjulang dihadapan mereka. Satu sosok laki-laki tampak berkuda diposisi ditengah-tengah, sedangkan dua kiri dan dua kanan adalah wanita berparas cantik nan jelita. Menilik wajah kelimanya, yang berada paling tengah, paling tampan sendiri karena satu-satunya lelaki tak lain adalah Bintang, sedangkan 2 wanita yang ada disebelah kanannya adalah Roro dan Liu-xue, 2 wanita yang ada disebelah kirinya adalah Gwang dan Babby.“Tempat apa ini kanda?” tanya Roro yang berada paling dekat dengan Bintang.“Bukit Batu Bulan”“Untuk apa kita kemari kak?” tanya Gwang lagi.“Aku punya janji dengan beberapa orang ditempat ini” ucap Bintang lagi“Ayo kita naik keatas!” ucap Bintang lagi seraya menggebah kembali kudanya dan
“Mari nyonya-nyonya” ucap Zhu Que lagi. Keempat wanita cantik yang bersama Bintang tampak menatap kearah Bintang, Bintang hanya tersenyum dan menganggukkan kepalanya.Melihat hal itu, Roro, Liu-xue, Gwang dan Babby hanya menurut saja dan bersama Zhu Que mereka segera meninggalkan tempat itu.“Mari ketua” ucap Qing Long kepada Bintang untuk mengikuti kembali langkahnya.Bintang mengangguk dan mengikuti langkah tetua Qing Long. Langkah keduanya tiba disebuah pintu yang memiliki dua daun pintu. Lebh cocoknya dikatakan sebagai pintu gerbang karena besarnya ukuran kedua daun pintu tersebut. Qing Long tampak menggerakkan tangannya dan seketika kedua daun pintu itu terbuka dengan sendirinya, semburat cahaya terang keluar dari balik pintu itu.“Silahkan ketua” ucap Qing Long mempersilahkan Bintang lebih dulu untuk masuk, dengan langkah mantap Bintangpun melangkah masuk.Di dalamnya, terdapat ruangan yang sangat indah den
“Hamba Mahlagha jaberi, putri Dewa Bumi memberi hormat pada ketua” ucap Mahlagha jaberi dengan suara lembutnya. Bintang tersenyum menatap sosok jelita Mahlagha jaberi.Di sebelah Mahlagha jaberi, tampak berdiri sesosok lelaki bertubuh besar dan kekar dengan gagahnya, mengenakan pakaian kimono khas jepang yang terbuka disebelah kanannya, hingga menampakkan tangan kanan dan dadanya yang sangat kekar berotot, dilehernya terlihat melilit gantungan bola-bola batu yang tersusun rapi membentuk semacam kalung raksasa, sebuah samurai hitam panjang juga terlihat dipinggangnya, wajahnya penuh wibawa dengan kumis dan brewok, pandangan matanya tajam laksana pedang. Dia adalah Dewa Pluto si Dewa Pedang. Bintang juga pernah menundukkan si Dewa Pedang ini, untuk mengetahuinya baca chapter 61.“Ketua..!” ucap Dewa Pedang dengan tegas dan berwibawa menjura hormat kepada Bintang. Bintang tampak membalas juraan hormat Dewa Pedang.
“Silahkan duduk ketua” ucap ke-4 Dewa Penjaga Gerbang mempersilahkan Bintang duduk dikursi kebesaran yang telah dipersiapkan. Bintangpun segera berjalan dan duduk dikursi yang telah dipersiapkan untuknya, dari sini, Bintang dapat melihat dengan jelas para Dewa pelindung yang dulu mengabdi kepada ayahnya, Maharaja Dewa Bintang. Dari semua Dewa pelindung yang ada dihadapannya, Bintang sedikit heran melihat sikap Venus kepada Neptunus, terlihat sekali kalau keduanya seperti menjaga jarak dan ada permasalahan atau perselisihan diantara keduanya hingga sangat terlihat jelas dimata Bintang, tapi saat ini Bintang tak memusingkan tentang hal itu, ada hal yang lebih penting.“Apakah semua sudah berkumpul tetua?” tanya Bintang lagi kepada ke-4 Dewa Penjaga Gerbang.“Dewa Merkurius dan perwakilan Dewa Uranus saja yang belum tiba ketua” ucap Qing Long lagi.“Siapa bilang aku belum datang!” sebuah suara terdengar nyaring ditemp
Sosok yang mengenakan pakaian dan jubah putih terlihat maju satu langkah kedepan. Lalu membuka jubah dikepalanya, terlihat seraut wajah cantik nan jelita yang kini terpampang dihadapan Bintang dan yang lain. Beberapa diantaranya tertegun, termasuk Bintang yang mengagumi kecantikan sosok dihadapannya.“Hamba Oltznagel” ucap sosok berjubah putih itu singkat.Sosok yang mengenakan pakaian dan jubah hijau ikut terlihat maju satu langkah kedepan. Lalu membuka jubah dikepalanya, juga terlihat seraut wajah cantik nan jelita yang kini terpampang dihadapan Bintang dan yang lain. Lagi-lagi Bintang mengagumi kecantikan sosok dihadapannya.“Hamba Demiros” ucap sosok berjubah hijau.Sosok yang mengenakan pakaian dan jubah merah ikut terlihat maju satu langkah kedepan. Lalu membuka jubah dikepalanya, juga terlihat seraut wajah cantik nan jelita yang kini terpampang dihadapan Bintang dan yang lain. Kali ini Bintang juga mengagumi kecantikan sosok
Pertemuan larut malam itu akhirnya berakhir. Qing Long mengantarkan Bintang kembali ke kamar-kamar yang telah dipersiapkan untuk Bintang dan istri-istrinya. Semuanya ada 4 kamar. Dan kini Bintang sudah berdiri dihadapan ke 4 kamar tersebut. Qing Long sendiri segera mohon diri untuk membiarkan Bintang beristirahat. Setelah Qing Long menghilang dari pandangannya, Bintang memejamkan matanya, Wrrr !! tubuh Bintang membelah menjadi 4 orang, lalu Bintang berjalan menuju kearah 4 kamar tersebut. Sosok Bintang yang asli sendiri tampak menuju ke kamarnya Liu-xue. Pelan namun pasti Bintang membuka pintu kamar yang tidak terkunci itu. Kamar yang terkesan mewah dan ekslusif itu tampak begitu indah dipandang, sebuah peraduan besar dan mewah juga terdapat didalam kamar tersebut. Bintang berjalan mendekati peraduan tersebut dan Bintang tersenyum saat melihat sosok Liu-xue yang tengah tertidur dengan mengenakan pakaian yang tipis menerawang sehingga lekuk tubuhnya yang indah terpampang jelas dipan
“Semua ini Im lakukan demi Kim si hyang, nenek bilang jangan sampai Kim si hyang mengetahui tentang siapa dirinya sebenarnya. Biarlah orang-orang menganggap Im sebagai Liu-xue yang bangkit dari kematian” sambung Liu-xue lagi.Bintang mengerti dan faham maksud Im ji hye, agar rahasia ini tidak ada yang mengetahuinya selain dirinya, Im ji hye dan nenek Yun Si-u. Karena bila sampai Kim si hyang mengetahui siapa jadi dirinya sebenarnya, entah apa yang akan terjadi.“Dinda benar-benar wanita yang baik, kanda benar-benar bahagia bisa memiliki dinda sebagai istri” ucap Bintang lagi tersenyum. Liu-xue balas tersenyum. “Dinda juga bahagia punya suami seperti kanda” ucap Liu-xue lembut.“Kanda.. Dinda sudah ngak sabar nih” ucap Liu-xue tiba-tiba.“Ngak sabar kenapa dinda?” tanya Bintang pura-pura tak tahu.“Pengen nikmatin punya kanda.” Bisik Liu-xue sambil memelas. Bintang
Bintang yang melihat kekuatan puncak yang telah dikerahkan oleh Datuk Malenggang Dilangit, segera ikut menghimpun tenaganya. Uap tipis putih terlhat keluar dari tubuh Bintang, uap putih yang mengeluarkan hawa dingin yang sangat menyengat.Dari uap tipis itu, terlihat membentuk sebuah bayangan diatas kepala Bintang, bayangan seekor naga berwarna putih tercipta.“Ledakan besar, khhaaaa!”Tiba-tiba saja sosok Datuk Malenggang Dilangit yang sudah diselimuti magma lahar panas langsung berlari kearah Bintang.Buumm! Buumm! Buumm! Buumm!Di setiap langkah Datuk Malenggang Dilangit terdengar suara ledakan-ledakan akibat tapak magma panas Datuk Malenggang Dilangit yang menjejak tanah, bagaikan seekor banteng ganas, sosok Datuk Malenggang Dilangit yang sudah berubah menjadi monster magma lahar terus berlari kearah Bintang. Beberapa tombak dihadapan Bintang, monster magma Datuk Malenggang Dilangit melompat dan ;Wuussshhh!M
Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr!Ledakan-ledakan dahsyat dan beruntun terjadi diudara hingga terasa menggetarkan alam. Tinju-tinju magma bertemu dengan taburan Bintang-bintang putih kecil yang terang milik Bintang.Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr!Baik Bintang maupun Datuk Malenggang Dilangit terus melepaskan serangan dahsyatnya, hingga ledakan demi ledakan terus terjadi membahana ditempat itu, dalam sekejap saja, pohon-pohon yang ada dipulau itu langsung berterbangan dan bertumbangan entah kemana, tempat itu langsung luluh lantah dibuat oleh ledakan dahsyat oleh serangan Bintang dan Datuk Malenggang Dilangit.Saat Bintang berhasil turun kebawah, pulau itu sudah terbakar setengahnya akibat ledakan yang tadi terjadi, wajah Bintang kembali berubah saat melihat Datuk Malenggang Dilangit terlihat menghimpun tenaganya, magma lahar panas terlihat berkumpul ditelapak tangan Datuk Malenggang Dilangit.Bintang yang melihat hal itu segera ikut mengumpulkan haw
SEBUAH pulau kosong tak berpenghuni dipilih oleh Bintang untuk menjadi tempat pertarungannya dengan Datuk Malenggang Dilangit. Kini kedua-duanya sudah saling berdiri berhadapan, Bintang kini sudah kembali ke sosoknya semula, demikian pula Datuk Malenggang Dilangit yang kini sudah berdiri diatas tanah tempatnya berpijak. Kedua-duanya saling berhadapan dengan tatapan tajam.Wweerrrr..!Tanpa banyak bicara, sosok Datuk Malenggang Dilangit tiba-tiba saja mengeluarkan magma lahar panas dari sekujur tubuhnya, terutama dibagian kedua tangan, kedua kaki dan kepala. Sedangkan sebagian besar tubuhnya belum berubah menjadi magma lahar panas.Bintang yang melihat hal itupun tak tinggal diam, dan ;Blesshhhh...!Tiba-tiba saja tubuh Bintang telah diliputi energi putih keperakan, rambut Bintangpun telah berubah menjadi berwarna putih keperakan dengan balur-balur keemasan yang mengeluarkan hawa dingin. Rupanya Bintang langsung menggunakan wujud Pangeran Bulan
Wuusshhh!Tombak melesat dengan sangat cepat dan kuat kearah Datuk Malenggang Dilangit.Blepp!Kembali tombak yang dilemparkan oleh Sutan Rajo Alam hangus terbakar begitu menyentuh sosok Datuk Malenggang Dilangit.“Cepat ungsikan paduka rajo” teriak Datuk Rajo Dilangit memperingatkan para pejabat istana yang berdiri bersama Paduka Ananggawarman.“Tidak, aku takkan lari!” ucap Paduka Ananggawarman dengan keras hati hingga membuat Datuk Rajo Dilangit dan Sutan Rajo Alam hanya menarik nafas panjang melihat kekerasan hati Paduka Ananggawarman.Sementara itu magma lahar panas terus semakin banyak menjalar menutupi halaman istana Nagari Batuah.Datuk Rajo Dilangit dan Sutan Rajo Alam terlihat tengah memikirkan rencana untuk mengatasi hal itu, waktu yang sempat dan mendesak membuat keduanya sedikit khawatir dengan keadaan yang terjadi, hingga ;“Datuak Malenggang Di
Istana Nagari Batuah terlihat begitu sibuk dengan segala macam aktivitasnya, karena hari ini adalah janji yang ditetapkan oleh Datuak Malenggang Dilangit terhadap wilayah Nagari Batuah, dengan dipimpin oleh Datuk Rajo Dilangit, Paduka Ananggawarman berniat untuk melawan Datuk Malenggang Dilangit dengan segenap kekuatan istana Nagari Batuah, para hulubalang, panglima dan pejabat istana Nagari Batuahpun memberikan tanda kesiapan mereka berjuang hidup atau mati demi mempertahankan kedaulatan istana Nagari Batuah.Datuk Rajo Dilangit dipercaya oleh Paduka Ananggawarman untuk memimpin seluruh pasukan yang ada di istana Nagari Batuah dan Datuk Rajo Dilangit menerimanya untuk menjalankan taktik yang akan digunakan untuk melawan amukan Datuk Malenggang Dilangit. Seluruh masyarakat kotaraja Nagari Batuah sudah diungsikan demi keselamatan mereka. Paduka Ananggawarman menolak untuk ikut me
Pagi itu di Istana Bunian, panglima Kitty yang tiba-tiba saja datang menghadap, disaat Bintang dan Ratu Bunian tengah bercengkrama mesra berdua. “Sembah hormat hamba paduka, ratu” ucap panglima Kitty berlutut dihadapan keduanya. Ratu Bunian terlihat mengangkat tangannya sebagai tanda menerima hormat panglima Kitty. “Ada apa Kitty?” “Ampun ratu, Datuak Malenggang Dilangit sudah muncul kembali” ucap Kitty lagi hingga membuat wajah Ratu Bunian berubah pucat. Bintang yang ada didekatnya mulai tertarik mendengarnya. “Untung saja kita cepat memindahkan Negeri Bunian jauh dari gunung marapi. Kalau tidak, Datuak Malenggang Dilangit pasti sudah datang kemari” ucap Ratu Bunian lagi. Panglima Kitty terlihat mengangguk-anggukkan kepalanya. “Dimana Datuak Malenggang Dilangit muncul Kitty?” tanya Bintang cepat hingga membuat Ratu Bunian dan panglima Kitty memandang kearah Bintang. “Ampun paduka, Datuak Malenggang Dilangit mengacau di istana Nagari Batuah” “Istana Nagari Batuah?!” ulang Bintan
“Maafkan kelancangan ambo datuak” ucap Datuk Rajo Dilangit lagi. Entah apa maksud Datuk Rajo Dilangit yang tiba-tiba saja berjongkok. Perlahan sosok Datuk Rajo Dilangit mulai berubah menjadi seekor harimau loreng yang sangat besar, 2x ukuran harimau dewasa, sama besarnya dengan harimau putih jelmaan Datuk Malenggang Dilangit.Grraaauuummm!Grraaauuummm!Dua harimau besar ini saling mengaum dengan dahsyat, begitu dahsyatnya banyak para prajurit yang ada ditempat itu jatuh terduduk karena lemas lututnya.Grraaauuummm!Grraaauuummm!Kembali kedua harimau besar ini saling mengaum, tapi kali ini disertai dengan sama-sama saling menerkam kedepan.Kembali terjadi dua pertarungan raja rimba yang sama-sama berwujud besar. Saling terkam, saling cakar dan saling gigit, dilakukan oleh kedua harimau berbeda warna ini. Kali ini harimau belang jelmaan Datuk Rajo Dilangit mampu memberikan perlawanan sen
Sekarang Datuk Malenggang Dilangit telah dikeroyok oleh dua pengguna harimau dan macan kumbang, tapi bukannya terdesak, Datuk Malenggang Dilangit justru tertawa-tawa senang melayani serangan keduanya.“Hahaha.. sudah lama aku tidak bertarung sesenang ini” ucap Datuk Malenggang Dilangit lagi.Sebenarnya jurus-jurus harimau putih milik Datuk Malenggang Dilangit tidaklah jauh berada diatas jurus harimau singgalang milik Wijaya dan jurus macan kumbang milik Panglima Kumbang, hanya saja perbedaan kekuatan dan pengalaman yang membuat Datuk Malenggang Dilangit lebih unggul.Memasuki jurus ke 88, Wijaya dan Panglima Kumbang terlihat sama-sama melompat mundur kebelakang.Graaauumm!Ggrraaamm!Tiba-tiba saja Wijaya dan Panglima Kumbang terdengar mengaum. Sosok Wijaya sendiri yang sudah berjongkok merangkak tiba-tiba saja berubah wujud menjadi seekor harimau belang kuning dewasa, sedangkan sosok Panglima Kumbang y
Wusshhh!Seperti melempar karung saja, Datuk Malenggang Dilangit dengan ringannya melemparkan sosok Rajo mudo Basa kehadapan Paduka Ananggawarman.Tapp!Sesosok tubuh tampak langsung bergerak didepan Paduka Ananggawarman dan langsung menangkap tubuh Rajo mudo Basa yang dilemparkan oleh Datuk Malenggang Dilangit. Rupanya dia adalah Panglima Kumbang.“Rajo mudo, anakku” ucap Panglima Kumbang dengan wajah berubah yang melihat keadaan Rajo mudo Basa yang babak belur. Panglima Kumbang dengan cepat memeriksa keadaan putranya tersebut. Walaupun babak belur, Panglima Kumbang masih dapat merasakan tanda-tanda kehidupan ditubuh Rajo mudo Basa walaupun sangat lemah sekali. Panglima Kumbang segera memerintahkan beberapa prajurit untuk membawa sosok Rajo mudo Basa.“Apa yang datuak lakukan pada putra hamba?” tanya Panglima Kumbang lagi. Nada suara Panglima Kumbang sedikit meninggi.“Putramu, siapa kau?&rdqu