Share

7. Bagian 20

Penulis: KSATRIA PENGEMBARA
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Disebuah tempat yang tersembunyi, terlihat sesosok tubuh yang tengah mengawasi keadaan didalam benteng tersebut, kedua matanya terlihat mengawasi disetiap sudut benteng tersebut, tidak ada yang terlepas dari pengawasannya.

“Hem.....jumlah mereka ternyata begitu besar, pantas saja sangat sulit untuk dihancurkan”. ucap sosok yang tengah bersembunyi tersebut.

“Tapi dimana si Jarum Beracun itu, sejak tadi aku tidak melihatnya”. ucap sosok itu lagi saat tidak menemukan orang yang tengah dicarinya. Hingga akhirnya kedua matanya membesar saat melihat satu sosok tubuh yang terlihat baru saja memasuki bangunan besar tersebut.

“Jarum Beracun”. ucap sosok itu lagi saat mengenali sosok lelaki tua yang telah memasuki bangunan tersebut. Sesaat kemudian terlihat sosok itu kembali memperhatikan keadaan disekitarnya.

“Penjagaan ditempat ini sungguh ketat sekali, tidak mungkin aku bisa masuk kedalam bangunan itu tanpa diketahui”. ucap sosok bersembunyi itu lagi. Cukup

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Ksatria Pengembara Season 1   7. Bagian 21

    “Hyyattt........wuuttt.....wuuttt”. sosok Dewi Topeng Perak melesat dengan jurus Pedang Anginnya, serangan yang dilancarkan oleh Dewi Topeng Perak terlihat begitu dasyat hingga menimbulkan kibaran angin yang cukup hebat mengiringi serangannya. Dihadapannya sosok Iblis Kapak Merah tampak masih berdiri tegar ditempatnya, pakaian yang dikenakannya terlihat berkibar-kibar karena terkena sambaran angin serangan Dewi Topeng Perak, tapi lagi-lagi Dewi Topeng Perak dibuat terkejut saat melihat sosok Iblis Kapak Merah tidak terlihat sedikitpun akan menghindari serangannya, apalagi menangkisnya karena saat itu Iblis Kapak Merah tidak memegang senjata apapun ditangannya. Aneh, mungkin itulah yang ada dibenak Dewi Topeng Perak saat ini, karena bagaimana tidak, saat serangannya sudah sedemikian dekatnya, sosok Iblis Kapak Merah tidak melakukan gerakan apa-apa dan sudah terlambat bagi Dewi Topeng Perak untuk menarik serangannya hingga ; “Traggg....traggg......akkhhhh” tapi apa yan

  • Ksatria Pengembara Season 1   7. Bagian 22

    Kepulan asap tampak memenuhi tempat itu hingga tak lama kemudian kepulan asap itupun sirna dan terlihat kini sosok Iblis Kapak Merah masih berdiri tegar ditempatnya, hanya saja terlihat sekujur tubuh Iblis Kapak Merah terlihat gosong, bahkan pakaian yang dikenakannya terlihat telah robek terbakar akibat pukulan dasyat yang dilepaskan oleh Dewi Topeng Perak tadi, walau masih terlihat bugar, tapi terlihat rembesan darah keluar dari mulut Iblis Kapak Merah, rupanya pukulan yang dilepaskan oleh Dewi Topeng Perak cukup membuatnya terluka. Walau tidak terlalu parah. Sementara itu semua pengikutnya terlihat masih terpana melihat kejadian yang baru saja mereka saksikan, baru kali ini mereka melihat betapa kesaktian Iblis Kapak Merah sebagai ketua besar dari Gerombolan Kapak Merah benar-benar sangat luar biasa hebatnya, hingga pukulan yang sedemikian dasyat yang dilepaskan oleh Dewi Topeng Perak tidak berarti apa-apa padanya. Dan Iblis Kapak Merah terlihat segera memerintahkan untuk segera m

  • Ksatria Pengembara Season 1   7. Bagian 23

    “Bersabarlah Arya, gusti shang Hiang whidi pasti akan membantu kita untuk menghancurkan mereka.”. ucap pemuda yang satunya lagi terlihat dengan bijak menasehatinya. “Maafkan aku Bayu, hatiku benar-benar telah terbakar dendam oleh keparat itu, aku takkan bisa hidup tenang sebelum membalas kematian saudara-saudara seperguruanku..... kalau saja saat itu aku ada disana......mungkin hal ini tidak akan terjadi.!!”. ucap pemuda yang disebut Arya itu lagi. “Yah aku mengerti perasaanmu Arya, semua ini bukan karena kesalahanmu tapi semua ini sudah menjadi kehendak yang maha kuasa, tidak ada seorangpun yang dapat mengubah sesuatu yang telah ditentukan oleh sang pencipta.....yang penting sekarang kau harus menenangkan dirimu dulu, setelah itu baru kita susun kembali rencana kita.”. ucap pemuda yang dipanggil dengan sebutan Bayu itu lagi tersenyum. Pemuda yang bernama Arya terlihat balas tersenyum mendengar nasehat dari sahabat dekatnya itu. “Terima kasih Bayu, aku tidak

  • Ksatria Pengembara Season 1   7. Bagian 24

    “Utsss.......setttt....setttt......settttt.”. untung saja aji Tatar Netra sudah mendarah daging disemua panca indra ditubuh Bintang, hingga saat lima anak panah yang tengah melesat cepat kearahnya dari arah sebelah kananya dapat dirasakan Bintang dengan cepat, tanpa berpaling Bintang yakin saat itu ada bahaya yang tengah mengincarnya, maka dengan cepat Bintang bergerak menghindar keluar dari tempat persembunyiannya. Tapi baru saja Bintang menjejakkan kakinya kembali ketanah. “Set....sett...hey....huppp.”. kembali Bintang dikejutkan saat lima anak panah kembali memburunya, hingga mau tak mau Bintang kembali mengenjot tubuhnya untuk menghindari serangan kelima anak panah tersebut. Saat masih berada diudara, Bintang kembali dikejutkan saat melihat sosok yang telah menyerangnya adalah sosok pemuda yang sejak malam tadi telah diikutinya, bahkan kini Bintang kembali dikejutkan saat melihat pemuda yang diketahui Bintang bernama Arya itu tampak kembali meraih anak panahnya dan kali

  • Ksatria Pengembara Season 1   8. Gerombolan Kapak Merah

    Sinar kuning keemasan terlihat memancar keluar diufuk timur, sinarnya terasa begitu hangat membelai kulit, bias-bias empun masih terlihat dihelai-helai daun, kicauan burung terdengar merdu diantara dahan dan ranting-ranting pohon-pohon yang tumbuh liar disebuah huta, seakan ikut menyambut gembira akan datangnya pagi yang cerah itu. Tapi suasana indah itu ternyata tidak terlihat pada tiga sosok tubuh yang berdiri saling berhadapan, terlihat jelas ketegangan dan tatapan yang penuh kecurigaan diantara mereka. Yang berada paling barat adalah sosok seorang pemuda yang berparas tampan, pemuda itu tampak mengenakan pakaian serba hitam, hanya wajah saja yang masih terlihat, sorot matanya tajam seperti mata seekor burung rajawali, melihat sosok penampilannya, jelas pemuda ini bukanlah orang biasa, melainkan seorang pendekar. Tapi tidak terlihat sebuah senjatapun yang ada ditubuhnya. Sebagaimana pada kisah sebelumnya (Dewi Topeng Perak), kita ketahui pemuda ini disebut Bayu oleh sahab

  • Ksatria Pengembara Season 1   8. Bagian 2

    “Sabar dulu kisanak, aku sungguh-sungguh berada dipihak kalian”. ucap Bintang mencoba memberitahukan maksudnya. “Huh!! siapa yang bisa menjamin kalau ternyata kau adalah mata-mata Gerombolan Kapak Merah ha!!”. ucap Arya dengan tegas. “Aku...aku”. kali ini justru Bintang tak tahu harus menjawab apa, karena Bintang memiliki tidak memiliki bukti untuk menguatkan ucapannya tadi. “Arya, tunggu!!”. sebelum Arya melepaskan anak panahnya, Bayu dengan cepat mencegahnya. “Jangan halangi aku Bayu, siapa saja yang menjadi pengikut Gerombolan Kapak Merah harus mati ditanganku”. ucap Arya lagi. “Ya aku tahu hal itu Arya, tapi bagaimana jika kita salah dan justru dia memang benar-benar berada dipihak kita”. ucap Bayu lagi hingga membuat Arya terdiam, apa yang diucapkan oleh Bayu barusan memang amat dibenarkan. Bayu yang memang terlihat lebih matang dalam berfikir dan bertindak terlihat maju kedepan beberapa langkah kehadapan Bintang. “Maafkan sahabat

  • Ksatria Pengembara Season 1   8. Bagian 3

    “Aku juga tidak tahu Bayu, tapi aku menemukannya hanyut disungai.”. ucap Arya lagi seraya menurunkan sosok gadis yang berada didalam pondongannya tersebut. Bintang terlihat langsung memeriksa urat nadi gadis tersebut. “Dia masih hidup tapi denyut nadinya amat lemah Bintang”. ucap Arya lagi cepat, tapi Bintang terlihat masih memeriksa keadaan denyut nadi gadis tersebut. Dan Arya sedikit terkejut melihat perubahan diwajah Bintang. “Aa...ada apa Bintang ?”. ucap Arya dengan gugupnya, entah kenapa Arya terlihat sangat mengkhawatirkan keadaan gadis tersebut. “Sepertinya ada racun yang mengidap didalam tubuhnya”. ucap Bintang lagi hingga semakin mengejutkan Arya. “Rr....racun”. “Ya racun, sepertinya dia terkena pukulan beracun oleh seseorang”. ucap Bintang lagi dan entah kenapa saat itu pandangan Bintang justru terarah pada bagian punggung sang gadis yang saat itu karena dalam keadaan basah, jadi dibalik pakaian yang kini telah basah itu, Bint

  • Ksatria Pengembara Season 1   8. Bagian 4

    “Sebelum guruku meninggal, dia meninggalkan satu pesan padaku....guru mengatakan kalau aku tidak boleh menemui romo dan kakakku sebelum usiaku mencapai 28 tahun”. ucap Bayu lagi. “Pesan yang aneh”. ucap Bintang lagi. “Yah, aku juga tidak tahu apa maksud guru, tapi itulah pesan terakhirnya padaku......walau sebenarnya bisa saja aku melanggarnya tapi aku tak ingin membuat guru kecewa diatas sana”. ucap Bayu lagi seraya menatap kearah langit. “Kau memang murid yang berbakti Bayu..... gurumu pasti sangat bangga mempunyai murid sepertimu.....mudah-mudahan tak lama lagi keinginanmu itu akan terwujud”. “Yah, mudah-mudahan saja Bintang”. ucap Bayu tersenyum. “Lalu bagaimana denganmu Bintang, kau belum menjawab pertanyaanku tadi ?”. ucap Bayu tiba-tiba. “Pertanyaan yang mana ?”. “Pertanyaan tentang cinta”. ucap Bayu lagi. Dan akhirnya Bintang terlihat menarik napas panjang mendengar hal itu. “Ah, sebaiknya kau tak perlu menceritakannya

Bab terbaru

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 20

    Bintang yang melihat kekuatan puncak yang telah dikerahkan oleh Datuk Malenggang Dilangit, segera ikut menghimpun tenaganya. Uap tipis putih terlhat keluar dari tubuh Bintang, uap putih yang mengeluarkan hawa dingin yang sangat menyengat.Dari uap tipis itu, terlihat membentuk sebuah bayangan diatas kepala Bintang, bayangan seekor naga berwarna putih tercipta.“Ledakan besar, khhaaaa!”Tiba-tiba saja sosok Datuk Malenggang Dilangit yang sudah diselimuti magma lahar panas langsung berlari kearah Bintang.Buumm! Buumm! Buumm! Buumm!Di setiap langkah Datuk Malenggang Dilangit terdengar suara ledakan-ledakan akibat tapak magma panas Datuk Malenggang Dilangit yang menjejak tanah, bagaikan seekor banteng ganas, sosok Datuk Malenggang Dilangit yang sudah berubah menjadi monster magma lahar terus berlari kearah Bintang. Beberapa tombak dihadapan Bintang, monster magma Datuk Malenggang Dilangit melompat dan ;Wuussshhh!M

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 19

    Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr!Ledakan-ledakan dahsyat dan beruntun terjadi diudara hingga terasa menggetarkan alam. Tinju-tinju magma bertemu dengan taburan Bintang-bintang putih kecil yang terang milik Bintang.Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr!Baik Bintang maupun Datuk Malenggang Dilangit terus melepaskan serangan dahsyatnya, hingga ledakan demi ledakan terus terjadi membahana ditempat itu, dalam sekejap saja, pohon-pohon yang ada dipulau itu langsung berterbangan dan bertumbangan entah kemana, tempat itu langsung luluh lantah dibuat oleh ledakan dahsyat oleh serangan Bintang dan Datuk Malenggang Dilangit.Saat Bintang berhasil turun kebawah, pulau itu sudah terbakar setengahnya akibat ledakan yang tadi terjadi, wajah Bintang kembali berubah saat melihat Datuk Malenggang Dilangit terlihat menghimpun tenaganya, magma lahar panas terlihat berkumpul ditelapak tangan Datuk Malenggang Dilangit.Bintang yang melihat hal itu segera ikut mengumpulkan haw

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 18

    SEBUAH pulau kosong tak berpenghuni dipilih oleh Bintang untuk menjadi tempat pertarungannya dengan Datuk Malenggang Dilangit. Kini kedua-duanya sudah saling berdiri berhadapan, Bintang kini sudah kembali ke sosoknya semula, demikian pula Datuk Malenggang Dilangit yang kini sudah berdiri diatas tanah tempatnya berpijak. Kedua-duanya saling berhadapan dengan tatapan tajam.Wweerrrr..!Tanpa banyak bicara, sosok Datuk Malenggang Dilangit tiba-tiba saja mengeluarkan magma lahar panas dari sekujur tubuhnya, terutama dibagian kedua tangan, kedua kaki dan kepala. Sedangkan sebagian besar tubuhnya belum berubah menjadi magma lahar panas.Bintang yang melihat hal itupun tak tinggal diam, dan ;Blesshhhh...!Tiba-tiba saja tubuh Bintang telah diliputi energi putih keperakan, rambut Bintangpun telah berubah menjadi berwarna putih keperakan dengan balur-balur keemasan yang mengeluarkan hawa dingin. Rupanya Bintang langsung menggunakan wujud Pangeran Bulan

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 17

    Wuusshhh!Tombak melesat dengan sangat cepat dan kuat kearah Datuk Malenggang Dilangit.Blepp!Kembali tombak yang dilemparkan oleh Sutan Rajo Alam hangus terbakar begitu menyentuh sosok Datuk Malenggang Dilangit.“Cepat ungsikan paduka rajo” teriak Datuk Rajo Dilangit memperingatkan para pejabat istana yang berdiri bersama Paduka Ananggawarman.“Tidak, aku takkan lari!” ucap Paduka Ananggawarman dengan keras hati hingga membuat Datuk Rajo Dilangit dan Sutan Rajo Alam hanya menarik nafas panjang melihat kekerasan hati Paduka Ananggawarman.Sementara itu magma lahar panas terus semakin banyak menjalar menutupi halaman istana Nagari Batuah.Datuk Rajo Dilangit dan Sutan Rajo Alam terlihat tengah memikirkan rencana untuk mengatasi hal itu, waktu yang sempat dan mendesak membuat keduanya sedikit khawatir dengan keadaan yang terjadi, hingga ;“Datuak Malenggang Di

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 16

    Istana Nagari Batuah terlihat begitu sibuk dengan segala macam aktivitasnya, karena hari ini adalah janji yang ditetapkan oleh Datuak Malenggang Dilangit terhadap wilayah Nagari Batuah, dengan dipimpin oleh Datuk Rajo Dilangit, Paduka Ananggawarman berniat untuk melawan Datuk Malenggang Dilangit dengan segenap kekuatan istana Nagari Batuah, para hulubalang, panglima dan pejabat istana Nagari Batuahpun memberikan tanda kesiapan mereka berjuang hidup atau mati demi mempertahankan kedaulatan istana Nagari Batuah.Datuk Rajo Dilangit dipercaya oleh Paduka Ananggawarman untuk memimpin seluruh pasukan yang ada di istana Nagari Batuah dan Datuk Rajo Dilangit menerimanya untuk menjalankan taktik yang akan digunakan untuk melawan amukan Datuk Malenggang Dilangit. Seluruh masyarakat kotaraja Nagari Batuah sudah diungsikan demi keselamatan mereka. Paduka Ananggawarman menolak untuk ikut me

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 15

    Pagi itu di Istana Bunian, panglima Kitty yang tiba-tiba saja datang menghadap, disaat Bintang dan Ratu Bunian tengah bercengkrama mesra berdua. “Sembah hormat hamba paduka, ratu” ucap panglima Kitty berlutut dihadapan keduanya. Ratu Bunian terlihat mengangkat tangannya sebagai tanda menerima hormat panglima Kitty. “Ada apa Kitty?” “Ampun ratu, Datuak Malenggang Dilangit sudah muncul kembali” ucap Kitty lagi hingga membuat wajah Ratu Bunian berubah pucat. Bintang yang ada didekatnya mulai tertarik mendengarnya. “Untung saja kita cepat memindahkan Negeri Bunian jauh dari gunung marapi. Kalau tidak, Datuak Malenggang Dilangit pasti sudah datang kemari” ucap Ratu Bunian lagi. Panglima Kitty terlihat mengangguk-anggukkan kepalanya. “Dimana Datuak Malenggang Dilangit muncul Kitty?” tanya Bintang cepat hingga membuat Ratu Bunian dan panglima Kitty memandang kearah Bintang. “Ampun paduka, Datuak Malenggang Dilangit mengacau di istana Nagari Batuah” “Istana Nagari Batuah?!” ulang Bintan

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 14

    “Maafkan kelancangan ambo datuak” ucap Datuk Rajo Dilangit lagi. Entah apa maksud Datuk Rajo Dilangit yang tiba-tiba saja berjongkok. Perlahan sosok Datuk Rajo Dilangit mulai berubah menjadi seekor harimau loreng yang sangat besar, 2x ukuran harimau dewasa, sama besarnya dengan harimau putih jelmaan Datuk Malenggang Dilangit.Grraaauuummm!Grraaauuummm!Dua harimau besar ini saling mengaum dengan dahsyat, begitu dahsyatnya banyak para prajurit yang ada ditempat itu jatuh terduduk karena lemas lututnya.Grraaauuummm!Grraaauuummm!Kembali kedua harimau besar ini saling mengaum, tapi kali ini disertai dengan sama-sama saling menerkam kedepan.Kembali terjadi dua pertarungan raja rimba yang sama-sama berwujud besar. Saling terkam, saling cakar dan saling gigit, dilakukan oleh kedua harimau berbeda warna ini. Kali ini harimau belang jelmaan Datuk Rajo Dilangit mampu memberikan perlawanan sen

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 13

    Sekarang Datuk Malenggang Dilangit telah dikeroyok oleh dua pengguna harimau dan macan kumbang, tapi bukannya terdesak, Datuk Malenggang Dilangit justru tertawa-tawa senang melayani serangan keduanya.“Hahaha.. sudah lama aku tidak bertarung sesenang ini” ucap Datuk Malenggang Dilangit lagi.Sebenarnya jurus-jurus harimau putih milik Datuk Malenggang Dilangit tidaklah jauh berada diatas jurus harimau singgalang milik Wijaya dan jurus macan kumbang milik Panglima Kumbang, hanya saja perbedaan kekuatan dan pengalaman yang membuat Datuk Malenggang Dilangit lebih unggul.Memasuki jurus ke 88, Wijaya dan Panglima Kumbang terlihat sama-sama melompat mundur kebelakang.Graaauumm!Ggrraaamm!Tiba-tiba saja Wijaya dan Panglima Kumbang terdengar mengaum. Sosok Wijaya sendiri yang sudah berjongkok merangkak tiba-tiba saja berubah wujud menjadi seekor harimau belang kuning dewasa, sedangkan sosok Panglima Kumbang y

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 12

    Wusshhh!Seperti melempar karung saja, Datuk Malenggang Dilangit dengan ringannya melemparkan sosok Rajo mudo Basa kehadapan Paduka Ananggawarman.Tapp!Sesosok tubuh tampak langsung bergerak didepan Paduka Ananggawarman dan langsung menangkap tubuh Rajo mudo Basa yang dilemparkan oleh Datuk Malenggang Dilangit. Rupanya dia adalah Panglima Kumbang.“Rajo mudo, anakku” ucap Panglima Kumbang dengan wajah berubah yang melihat keadaan Rajo mudo Basa yang babak belur. Panglima Kumbang dengan cepat memeriksa keadaan putranya tersebut. Walaupun babak belur, Panglima Kumbang masih dapat merasakan tanda-tanda kehidupan ditubuh Rajo mudo Basa walaupun sangat lemah sekali. Panglima Kumbang segera memerintahkan beberapa prajurit untuk membawa sosok Rajo mudo Basa.“Apa yang datuak lakukan pada putra hamba?” tanya Panglima Kumbang lagi. Nada suara Panglima Kumbang sedikit meninggi.“Putramu, siapa kau?&rdqu

DMCA.com Protection Status