“Wuuuussshhhh!” Dewa Iblis lebih dulu melepaskan bijuu damanya kearah Bintang.
“Khhhhaaaa!” Bintang tak mau kalah, energi plasma yang terkumpul ditangannya didorong kedepan dengan posisi kedua tangan terbalik, kali ini tapak tangan kanan berputar keatas dan telapak tapak kiri berputar kebawah.
“Wuusshhh!” gelombang energi plasma dahsyat terlepas dari dorongan kedua tangan Bintang. Sebuah gelombang energi plasma yang begitu besar memancar keluar dari tangan Bintang. Melesat kedepan dengan sangat cepat. Tapi lesatannya kedepan, gelombang cahaya plasma justru terlihat mengerucut mengecil.
“Deeebbbbbb.....” bola energi bijuu dama bertemu dengan gelombang energi plasma. Gelombang energi plasma Bintang yang kecil berbanding terbalik dengan bola energi bijuu dama yang sangat besar.
Dewa Iblis yang tersenyum melihat hal itu terus mengerahkan seluruh tenaga dalamnya untuk mendorong bo
KERAJAAN AYUTTHAYAKerajaan Ayutthaya merupakan kerajaan bangsa Thai yang berdiri pada kurun waktu 1351 sampai 1767 M. Nama Ayyuthaya diambil dari Ayodhya, nama kerajaan yang dipimpin oleh Sri Rama, tokoh dalam Ramayana. Pada tahun 1350 Raja Ramathibodi I (Uthong) mendirikan Ayyuthaya sebagai ibu kota kerajaannya dan mengalahkan dinasti Kerajaan Sukhothai, yaitu 640km ke arah utara, pada tahun 1376.Dalam perkembangannya, Ayyuthaya sangat aktif melakukan perdagangan dengan berbagai negara asing seperti Tiongkok, India, Jepang, Persia dan beberapa negara Eropa. Penguasa Ayyuthaya bahkan mengizinkan pedagang Portugis, Spanyol, Belanda, dan Prancis untuk mendirikan permukiman di luar tembok kota Ayyuthaya. Raja Narai (1656-1688) bahkan memiliki hubungan yang sangat baik dengan Raja Louis XIV dari Prancis dan tercatat pernah mengirimkan dutanya ke Prancis.Setelah melalui pertumpahan darah perebutan kekuasaan antar dinasti, Ayutthaya memasuki
Sosok berjubah sendiri tampak mampu melayani serangan patih dengan kedua tangan kosongnya. Pada suatu kesempatan, patih menebaskan pedang panjangnya kearah sosok berjubah, dengan reflek sosok berjumlah melompat mundur, tapi ujung pedang panjang itu masih sempat menebas ujung jubah dikepala sosok berjubah, hingga jubah itu langsung terlepas dari kepalanya. Kini terlihat sosok wanita jelita yang berdiri dihadapan sang patih. Tapi bukan hal itu yang menarik perhatian si patih, yang menjadi perhatian sipatih adalah tatto yang tampak menghiasi disebagian wajah dan tubuh sosok wanita tersebut.“Tatto Iblis....” ucap si patih mengenali sosok berjubah tersebut. Tatto Iblis merupakan organisasi terlarang yang selama ini selalu menjadi musuh bagi pihak kerajaan. Karena organisasi terlarang itu selalu mengacau didaerah-daerah kekuasan pihak kerajaan.Detik berikutnya, sosok-sosok berjubah yang bertempur dengan pasukan kerajaan tampak mulai membuka jubah-jubah yang men
“Uuhggg....” sebuah erangan terdengar keluar dari bibir seorang gadis jelita yang kita kenal sebagai Paola. Dia seperti baru terbangun dari keadaannya, baru saja membuka matanya kembali dipejamkannya karena silau akan sinar matahari yang menyeruak masuk kedalam matanya.Paola mencoba mengingat apa yang telah terjadi, hingga akhirnya ingatannya tersadar akan sesuatu. nona Paola terlihat langsung membuka matanya dengan tiba-tiba.Walaupun masih sedikit lemas, dicobanya untuk bangkit dari rebahannya saat ini. Setelah berhasil duduk, Paola terlihat menatap keadaan disekitarnya. Dan seketika wajahnya berubah.“Putri Risara..”“Putri Pimcha..” ucapnya mengenali dua sosok tubuh yang terbaring tak sadarkan diri tak jauh darinya. Paola terlihat mencoba mengumpulkan tenaganya dan dengan mengesot dia mendekatinya kedua sosok wanita yang terbaring tak jauh darinya.Setelah berusaha tak kenal lelah, akhirnya dia tiba didekat
“Aahhh..” bersamaan keduanya terkejut bukan kepalang saat kini beberapa langkah dihadapan mereka tampak berdiri seorang pemuda berparas tampan dengan sebuah pedang tersampir dipunggungnya.Paola terlihat langsung bersikap waspada dan Paola seakan baru menyadari kalau pedangnya tidak ada lagi ditangannya dan Paola dapat melihat pedangnya yang tergeletak jauh dimana tempatnya tadi berada. Paola menyesal tadi tidak ikut membawa pedangnya. Putri Risara sendiri tampak berusaha berlindung dibelakang Paola.Sementara itu, pemuda yang ditangannya tampak membawa beberapa bungkusan terlihat mengikuti pandangan Paola yang menatap kearah pedangnya yang tergeletak didekat kakinya. Dengan santai pemuda itu tampak mengambil pedang itu lalu kemudian berjalan mendekati Paola dan Putri Risara yang terus bersikap waspada. Dan tiba-tiba saja pemuda itu berjongkok dihadapan mereka dan melemparkan senyum.“Tak perlu takut apalagi curiga. Hamba hanya berniat membantu
MALAM akhirnya datang. Sebuah api unggun tampak menyala cukup besar untuk memberikan kehangatan ada orang-orang yang tampak duduk melingkar didekat api unggun tersebut, keempat orang tersebut tak lain adalah Bintang, Paola, Putri Risara dan Putri Pimcha. Setelah cukup mengenal dan meyakini kalau Bintang tidak bermaksud jahat, maka Paola, Putri Risara dan Putri Pimcha mengikuti saran Bintang untuk menginap sementara malam itu ditempat itu dan Bintang berjanji besok akan mengantarkan ketujuan mereka.Masing-masing terlihat tengah menyantap ayam panggang ditangan masing-masing.“Hhmm.. enak sekali ayam panggangnya, tuan” ucap Putri Pimcha sambil terus mengunyah dengan lahap ayam panggang ditangannya. “Baru kali ini aku merasakan ayam panggang selezat ini” sambung Putri Pimcha lagi.Sementara yang lain tetap diam seraya terus menikmati ayam panggang ditangan masing-masing. Tapi tiba-tiba saja Bintang menghentikan makannya dan ini sempat menja
Malam dingin tampak menghampar. Bintang sendiri tampak tenggelam dialam semadinya. Bagaimanakah Bintang bisa sampai di wilayah Ayutthaya.Setelah meninggalkan negeri Sakura, Bintang dan Roro, Gwang dan Babby memutuskan untuk mencari tahu keberadaan adik paling kecil dari Gwang dan Babby yang bernama Bunny. Hal ini karena permintaan Gwang dan Babby, karena jika Bintang tidak mengikuti keinginan mereka, Gwang dan Babby memutuskan untuk mencari sendiri keberadaan adik kecil mereka tersebut. Karena itulah Bintang terpaksa mengabulkan permintaan itu untuk mencari keberadaan Bunny. Dengan menggunakan salah satu kapal Perompak Lima Samudra, kapal kapten Abby penguasa laut timur. Merekapun menuju Ayutthaya, tapi jauh diluar Ayutthaya, Bintang memerintahkan kapten Abby untuk melabuhkan kapalnya agar keberadaan mereka tidak memancing perhatian para prajurit Ayutthaya.Bintang meminta kepada Gwang dan Babby untuk memberikan waktu kepada Bintang selama 3 minggu untuk menc
PAGI AKHIRNYA DATANG. Dan Paola adalah orang pertama yang bangun karena tak sabar untuk menanyakan dimana keberadaan Ksatria Pengembara kepada Bintang. Tapi wajah Paola langsung berubah saat menyadari sesuatu. Bukan hanya mereka yang ada ditempat itu.“Putri... Bangun!” ucap Paola dengan pelan mencoba membangunkan Putri Risara.“Ugghh....” Putri Risara terbangun dari tidurnya.Sama seperti halnya Paola, Putri Risara pun terkejut begitu mengetahui ada banyak orang yang mengelilingi mereka.“Paola..” ucap Putri Risara terlihat takut dengan berlindung dibelakang Paola yang masih sama-sama duduk.“Tenang putri. Bangunkan Putri Pimcha...” bisik Paola lagi. Dengan tubuh gemetar, Putri Risara mulai membangunkan Putri Pimcha yang ada disebelahnya.Sepertinya halnya Paola dan Putri Risara, Putri Pimchapun terkejut melihat begitu ramainya orang-orang yang berjubah yang mengelilingi mereka.“
Tapi tak ada satupun dari anak buahnya yang bergerak ditempatnya. Hingga membuat wanita bertato ini membalikkan tubuhnya kearah anak buahnya.“Cepat, tangkap mereka!” kembali wanita bertato memberikan perintah.Tapi lagi-lagi para anak buahnya tidak ada yang bergerak ditempatnya dan kejadian ini sama persis diwaktu yang dulu saat ada orang yang menyelamatkan Paola, Putri Risara dan Putri Pimcha, dan kini wanita bertato justru berpikiran kesitu, karena itulah wanita bertato ini langsung mengedarkan pandangannya kesekitarnya.“Siapapun kau, keluar!” teriak wanita bertato lagi.“Tak perlu berteriak sekeras itu nona, hamba ada disini” tiba-tiba saja sebuah suara lembut terdengar menyapanya dari arah belakang. Wanita bertato segera berbalik, dan ;“Aahhhh..” suara terkejut terdengar dimulut wanita bertato seraya melangkah mundur dengan wajah terkejut. Begitu terkejutnya sampai-sampai senjata api yang tadi
Bintang yang melihat kekuatan puncak yang telah dikerahkan oleh Datuk Malenggang Dilangit, segera ikut menghimpun tenaganya. Uap tipis putih terlhat keluar dari tubuh Bintang, uap putih yang mengeluarkan hawa dingin yang sangat menyengat.Dari uap tipis itu, terlihat membentuk sebuah bayangan diatas kepala Bintang, bayangan seekor naga berwarna putih tercipta.“Ledakan besar, khhaaaa!”Tiba-tiba saja sosok Datuk Malenggang Dilangit yang sudah diselimuti magma lahar panas langsung berlari kearah Bintang.Buumm! Buumm! Buumm! Buumm!Di setiap langkah Datuk Malenggang Dilangit terdengar suara ledakan-ledakan akibat tapak magma panas Datuk Malenggang Dilangit yang menjejak tanah, bagaikan seekor banteng ganas, sosok Datuk Malenggang Dilangit yang sudah berubah menjadi monster magma lahar terus berlari kearah Bintang. Beberapa tombak dihadapan Bintang, monster magma Datuk Malenggang Dilangit melompat dan ;Wuussshhh!M
Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr!Ledakan-ledakan dahsyat dan beruntun terjadi diudara hingga terasa menggetarkan alam. Tinju-tinju magma bertemu dengan taburan Bintang-bintang putih kecil yang terang milik Bintang.Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr!Baik Bintang maupun Datuk Malenggang Dilangit terus melepaskan serangan dahsyatnya, hingga ledakan demi ledakan terus terjadi membahana ditempat itu, dalam sekejap saja, pohon-pohon yang ada dipulau itu langsung berterbangan dan bertumbangan entah kemana, tempat itu langsung luluh lantah dibuat oleh ledakan dahsyat oleh serangan Bintang dan Datuk Malenggang Dilangit.Saat Bintang berhasil turun kebawah, pulau itu sudah terbakar setengahnya akibat ledakan yang tadi terjadi, wajah Bintang kembali berubah saat melihat Datuk Malenggang Dilangit terlihat menghimpun tenaganya, magma lahar panas terlihat berkumpul ditelapak tangan Datuk Malenggang Dilangit.Bintang yang melihat hal itu segera ikut mengumpulkan haw
SEBUAH pulau kosong tak berpenghuni dipilih oleh Bintang untuk menjadi tempat pertarungannya dengan Datuk Malenggang Dilangit. Kini kedua-duanya sudah saling berdiri berhadapan, Bintang kini sudah kembali ke sosoknya semula, demikian pula Datuk Malenggang Dilangit yang kini sudah berdiri diatas tanah tempatnya berpijak. Kedua-duanya saling berhadapan dengan tatapan tajam.Wweerrrr..!Tanpa banyak bicara, sosok Datuk Malenggang Dilangit tiba-tiba saja mengeluarkan magma lahar panas dari sekujur tubuhnya, terutama dibagian kedua tangan, kedua kaki dan kepala. Sedangkan sebagian besar tubuhnya belum berubah menjadi magma lahar panas.Bintang yang melihat hal itupun tak tinggal diam, dan ;Blesshhhh...!Tiba-tiba saja tubuh Bintang telah diliputi energi putih keperakan, rambut Bintangpun telah berubah menjadi berwarna putih keperakan dengan balur-balur keemasan yang mengeluarkan hawa dingin. Rupanya Bintang langsung menggunakan wujud Pangeran Bulan
Wuusshhh!Tombak melesat dengan sangat cepat dan kuat kearah Datuk Malenggang Dilangit.Blepp!Kembali tombak yang dilemparkan oleh Sutan Rajo Alam hangus terbakar begitu menyentuh sosok Datuk Malenggang Dilangit.“Cepat ungsikan paduka rajo” teriak Datuk Rajo Dilangit memperingatkan para pejabat istana yang berdiri bersama Paduka Ananggawarman.“Tidak, aku takkan lari!” ucap Paduka Ananggawarman dengan keras hati hingga membuat Datuk Rajo Dilangit dan Sutan Rajo Alam hanya menarik nafas panjang melihat kekerasan hati Paduka Ananggawarman.Sementara itu magma lahar panas terus semakin banyak menjalar menutupi halaman istana Nagari Batuah.Datuk Rajo Dilangit dan Sutan Rajo Alam terlihat tengah memikirkan rencana untuk mengatasi hal itu, waktu yang sempat dan mendesak membuat keduanya sedikit khawatir dengan keadaan yang terjadi, hingga ;“Datuak Malenggang Di
Istana Nagari Batuah terlihat begitu sibuk dengan segala macam aktivitasnya, karena hari ini adalah janji yang ditetapkan oleh Datuak Malenggang Dilangit terhadap wilayah Nagari Batuah, dengan dipimpin oleh Datuk Rajo Dilangit, Paduka Ananggawarman berniat untuk melawan Datuk Malenggang Dilangit dengan segenap kekuatan istana Nagari Batuah, para hulubalang, panglima dan pejabat istana Nagari Batuahpun memberikan tanda kesiapan mereka berjuang hidup atau mati demi mempertahankan kedaulatan istana Nagari Batuah.Datuk Rajo Dilangit dipercaya oleh Paduka Ananggawarman untuk memimpin seluruh pasukan yang ada di istana Nagari Batuah dan Datuk Rajo Dilangit menerimanya untuk menjalankan taktik yang akan digunakan untuk melawan amukan Datuk Malenggang Dilangit. Seluruh masyarakat kotaraja Nagari Batuah sudah diungsikan demi keselamatan mereka. Paduka Ananggawarman menolak untuk ikut me
Pagi itu di Istana Bunian, panglima Kitty yang tiba-tiba saja datang menghadap, disaat Bintang dan Ratu Bunian tengah bercengkrama mesra berdua. “Sembah hormat hamba paduka, ratu” ucap panglima Kitty berlutut dihadapan keduanya. Ratu Bunian terlihat mengangkat tangannya sebagai tanda menerima hormat panglima Kitty. “Ada apa Kitty?” “Ampun ratu, Datuak Malenggang Dilangit sudah muncul kembali” ucap Kitty lagi hingga membuat wajah Ratu Bunian berubah pucat. Bintang yang ada didekatnya mulai tertarik mendengarnya. “Untung saja kita cepat memindahkan Negeri Bunian jauh dari gunung marapi. Kalau tidak, Datuak Malenggang Dilangit pasti sudah datang kemari” ucap Ratu Bunian lagi. Panglima Kitty terlihat mengangguk-anggukkan kepalanya. “Dimana Datuak Malenggang Dilangit muncul Kitty?” tanya Bintang cepat hingga membuat Ratu Bunian dan panglima Kitty memandang kearah Bintang. “Ampun paduka, Datuak Malenggang Dilangit mengacau di istana Nagari Batuah” “Istana Nagari Batuah?!” ulang Bintan
“Maafkan kelancangan ambo datuak” ucap Datuk Rajo Dilangit lagi. Entah apa maksud Datuk Rajo Dilangit yang tiba-tiba saja berjongkok. Perlahan sosok Datuk Rajo Dilangit mulai berubah menjadi seekor harimau loreng yang sangat besar, 2x ukuran harimau dewasa, sama besarnya dengan harimau putih jelmaan Datuk Malenggang Dilangit.Grraaauuummm!Grraaauuummm!Dua harimau besar ini saling mengaum dengan dahsyat, begitu dahsyatnya banyak para prajurit yang ada ditempat itu jatuh terduduk karena lemas lututnya.Grraaauuummm!Grraaauuummm!Kembali kedua harimau besar ini saling mengaum, tapi kali ini disertai dengan sama-sama saling menerkam kedepan.Kembali terjadi dua pertarungan raja rimba yang sama-sama berwujud besar. Saling terkam, saling cakar dan saling gigit, dilakukan oleh kedua harimau berbeda warna ini. Kali ini harimau belang jelmaan Datuk Rajo Dilangit mampu memberikan perlawanan sen
Sekarang Datuk Malenggang Dilangit telah dikeroyok oleh dua pengguna harimau dan macan kumbang, tapi bukannya terdesak, Datuk Malenggang Dilangit justru tertawa-tawa senang melayani serangan keduanya.“Hahaha.. sudah lama aku tidak bertarung sesenang ini” ucap Datuk Malenggang Dilangit lagi.Sebenarnya jurus-jurus harimau putih milik Datuk Malenggang Dilangit tidaklah jauh berada diatas jurus harimau singgalang milik Wijaya dan jurus macan kumbang milik Panglima Kumbang, hanya saja perbedaan kekuatan dan pengalaman yang membuat Datuk Malenggang Dilangit lebih unggul.Memasuki jurus ke 88, Wijaya dan Panglima Kumbang terlihat sama-sama melompat mundur kebelakang.Graaauumm!Ggrraaamm!Tiba-tiba saja Wijaya dan Panglima Kumbang terdengar mengaum. Sosok Wijaya sendiri yang sudah berjongkok merangkak tiba-tiba saja berubah wujud menjadi seekor harimau belang kuning dewasa, sedangkan sosok Panglima Kumbang y
Wusshhh!Seperti melempar karung saja, Datuk Malenggang Dilangit dengan ringannya melemparkan sosok Rajo mudo Basa kehadapan Paduka Ananggawarman.Tapp!Sesosok tubuh tampak langsung bergerak didepan Paduka Ananggawarman dan langsung menangkap tubuh Rajo mudo Basa yang dilemparkan oleh Datuk Malenggang Dilangit. Rupanya dia adalah Panglima Kumbang.“Rajo mudo, anakku” ucap Panglima Kumbang dengan wajah berubah yang melihat keadaan Rajo mudo Basa yang babak belur. Panglima Kumbang dengan cepat memeriksa keadaan putranya tersebut. Walaupun babak belur, Panglima Kumbang masih dapat merasakan tanda-tanda kehidupan ditubuh Rajo mudo Basa walaupun sangat lemah sekali. Panglima Kumbang segera memerintahkan beberapa prajurit untuk membawa sosok Rajo mudo Basa.“Apa yang datuak lakukan pada putra hamba?” tanya Panglima Kumbang lagi. Nada suara Panglima Kumbang sedikit meninggi.“Putramu, siapa kau?&rdqu