Share

65. Bagian 17

last update Terakhir Diperbarui: 2022-06-07 01:02:26

“Tok...tok!” ketukan terdengar dipintu, didalamnya Hijikata dan Toshizi dan kedelapan pendekar tengah mengadakan pertemuan. Setelah pintu dibuka, seorang prajurit tampak masuk untuk melapor.

“Ada apa prajurit?”

“Tuan Hijikata, tuan Toshizi.. Ada seseorang yang sepertinya menghadang perjalanan kita didepan” ucap prajurit itu lagi hingga membuat wajah orang-orang yang ada didalam ruangan itu berubah.

Dengan cepat mereka semua langsung keluar dan menuju kearah anjungan kapal. Di sudut pandangan jauh, terlihat satu titik hitam. Hijikata terlihat mengambil teropong dan dengan cepat meneropong kearah titik hitam itu.

“Bobou...” ucap Hijikata dengan wajah berubah.

Toshizi dengan cepat mengambil teropong dari tangan Hijikata dan ikut meneropong kedepan.

“Ksatria Pengembara...” ucap Toshizi lagi dengan wajah berubah, dan satu demi satu pendekar sewaan istana selatan meneropong kedepan, dan s

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Ksatria Pengembara Season 1   65. Bagian 18

    Bintang memang saat ini telah berada diatas kapal. Menatap kearah keseluruh orang yang ada diatas kapal yang saat itu juga tengah menatapnya.Bintang tampak dengan tenang berjalan kedepan, ratusan prajurit terlihat langsung bergerak mengepung. Kini Bintang dapat melihat para pendekar-pendekar bayaran yang dulunya pernah bersama-sama dengan dirinya sewaktu di istana selatan.“Akhirnya takdir mempertemukan kita untuk bertarung Bobou” ucap seorang pendekar pedang.“Seribu Pedang.” ucap Bintang datar.Melihat Seribu Pedang bergerak kearah Bintang, ke-7 orang pendekar pedang lainnyapun tak ingin ketinggalan, mereka langsung mengepung sosok Bintang ditengah-tengah. Bintang masih bersikap tenang ditempatnya.“Cringg..!! cringg..!! cringg..!! cringg..!! cringg..!!” tahu siapa yang mereka hadapi, para pendekar pedang terlihat langsung meloloskan senjata mereka masing-masing.“Serang!”“Hyya

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-07
  • Ksatria Pengembara Season 1   65. Bagian 19

    Bintang bukannya tidak mengetahui hal itu, tak ingin berlama-lama, maka Bintangpun melompat menjauh. Ke-8 orang pendekar bergerak memburunya.Bintang tampak mengambil sikap tegak lurus seperti huruf alif, Pedang Bintang Angkasa digenggam dengan kedua tangan perlahan terangkat keatas. Begitu pedang berada diposisi lurus menjulang kelangit, tiba-tiba saja pedang ditangan Bintang menjelma menjadi bayangan beberapa buah banyaknya, tapi hal itu tak berlangsung lama, bayangan pedang kembali menyatu dengan tunggal ditangan Bintang, Bintang memundurkan kaki kanannya kebelakang dengan menarik pedangnya berdiri hingga berada disebelah wajahnya, kedua tangan Bintang masih memegang dengan erat pedang ditanganya. Aura dahsyat terpancar hebat dari sosok Bintang dengan kuda-kuda seperti itu. Ini jurus pertama dari pedang pusaka langit, Membelah Dunia Manusia.“Hiyyatttt!” Bintang melesat kedepan, menyongsong serangan ke-8 orang pendekar bayangan tersebut

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-07
  • Ksatria Pengembara Season 1   65. Bagian 20

    BINTANG dan tiga ketua Perompak Lima Samudra kini sudah berdiri dihadapan Jenderal Sasaki Mushahi.“8.000 pasukanmu sudah kukirim pulang ke selatan, jenderal” ucap Bintang singkat. Tapi cukup membuat wajah Jenderal Sasaki Mushahi berubah. Cukup lama Jenderal Sasaki Mushahi terdiam ditempatnya.“Aku belum kalah, Ksatria Pengembara!” ucap Jenderal Sasaki Mushahi lagi. Tiba-tiba saja dari arah kanan dan kiri Jenderal Sasaki Mushahi muncul beberapa orang prajurit yang membawa dua senjata otomatis. Semua terkejut dengan kemunculan dua senjata besar yang bentuknya sangat khas dan unik tersebut, dibawa dengan menggunakan kereta besi. Bintang sendiri tampak dengan kening berkerut melihat bentuk kedua senjata otomatis tersebut.“Dengan senjata ini, jangankan kau! Ksatria Pengembara, istana utarapun akan hancur dengan kekuatannya” ucap Jenderal Sasaki Mushahi dengan penuh semangat.Kedahsyatan senjata besar otomatis ini memang su

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-07
  • Ksatria Pengembara Season 1   66. Duel Asmara Maut

    DHUARR..!”Ledakan keras terjadi saat jurus pamungkas Jenderal Sasaki Mushahi dan Jenderal Miyamoto Kojiro bertemu, kedua jenderal besar ini terlihat sama-sama terhuyung kebelakang. Jenderal Sasaki Mushahi sendiri terlihat langsung menusukkan pedang samurainya ketanah. Dan langsung merapal jurusnya.Jenderal Miyamoto Kojiro sendiri tak mau kalah. Dengan memegang pedang dan menyatukan keduanya lalu memutarkannya dengan cepat.“Santoryuu Ougi: Sanzen Sekai..!” (Seluk beluk rahasia tiga pedang: 3000 dunia) ucap Jenderal Miyamoto Kojiro mengerahkan jurusnya, sosok Jenderal Miyamoto Kojiro terlihat langsung melesat kearah Jenderal Sasaki Mushahi dengan sangat cepat. Sosok kelebatan Jenderal Miyamoto Kojiro menimbulkan cahaya berbentuk seekor naga putih keperakan yang membuka mulutnya, melesat kearah Jenderal Sasaki Mushahi dengan sangat ganas, karena disepanjang jalur lesatan tubuh Jenderal Miyamoto Kojiro tampak

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-08
  • Ksatria Pengembara Season 1   66. Bagian 2

    Seketika saja ribuan orang prajurit selatan langsung menyerang kedepan. Posisi yang terdekat dari prajurit selatan adalah sosok Bintang yang saat itu tengah berkonsentrasi menyelamatkan Jenderal Miyamoto Kojiro. Dan serangan prajurit-prajurit selatan datang bagaikan air bah kearah Bintang.“Serr...serrr....serrr...” tiga bayangan melesat dihadapan Bintang, rupanya tiga ketua dari Perompak Lima Samudra yang sudah siap melindungi Bintang.“Serrrr....” sebuah bayangan putih juga melesat dihadapan tiga ketua Perompak Lima Samudra, sosok wanita berparas cantik nan jelita yang adalah Gwang Oamsinn.Gwang sendiri terlihat langsung mendorong kedua telapak tangannya kedepan, dan ;“Wussshhh..! wussshhh..!”Segelombang hawa dingin langsung bergerak cepat kearah ribuan prajurit selatan yang menyerang kedepan, seketika saja gelombang angin dingin yang dikerahkan oleh Gwang langsung membekukan apa saja yang dilewatinya, ribua

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-08
  • Ksatria Pengembara Season 1   66. Bagian 3

    Bintang sendiri yang melihat hal itu cukup khawatir, karena bila sampai Jenderal Sasaki Mushahi menjatuhkan gumpalan asap hitam putih itu, dapat dipastikan semua orang yang ada dibawahnya akan lumpuh. Bintang tampak berfikir keras memikirkan jalan keluar dari masalah tersebut, apakah harus mengerahkan Jubah Sakti Sembilan Dewanya untuk melindungi semua orang yang ada ditempat itu, ataukah ada jalan lain yang bisa Bintang lakukan. Bintang ragu dengan sisa tenaganya sekarang, apakah cukup untuk melindungi seluruh orang-orang yang ada ditempat itu.“Zzgghhh.....zzzgghhhh...” tiba-tiba saja Pedang Bintang Angkasa yang ada dipunggung Bintang bergetar dengan keras, dan tiba-tiba saja kecerdasan Bintang yang sudah mencapai tahap sempurna terbersit sesuatu.“Bukankah Pedang Bintang Angkasa mampu menyedot seluruh kekuatan alam yang ada disekitarnya. Apakah Pedang Bintang Angkasa mampu menyedot asap hitam putih milik Jenderal Sasaki Mushahi?” bat

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-08
  • Ksatria Pengembara Season 1   66. Bagian 4

    “Duar...duarr...duarrrr...duarrrrr”Beberapa kali terjadi ledakan saat pedang Bintang dan samurai Jenderal Sasaki Mushahi bertemu. Keduanya terus bertarung dengan sengit. Sama sengitnya dengan pertempuran para prajurit selatan dan utara.Memasuki jurus ke-42, Jenderal Sasaki Mushahi dan Bintang terlihat sama-sama melompat mundur.“Jurus kedua Pembasmi dewa, penghukum langit..!” ucap Jenderal Sasaki Mushahi mempersiapkan jurus keduanya.Bintang sendiri tampak mengambil sikap tegak lurus seperti huruf alif, Pedang Bintang Angkasa digenggam dengan kedua tangan perlahan terangkat keatas. Begitu pedang berada diposisi lurus menjulang kelangit, tiba-tiba saja pedang ditangan Bintang menjelma menjadi bayangan beberapa buah banyaknya, tapi hal itu tak berlangsung lama, bayangan pedang kembali menyatu dengan tunggal ditangan Bintang, Bintang memundurkan kaki kirinya kebelakang dengan menarik pedangnya melintang lurus diseb

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-08
  • Ksatria Pengembara Season 1   66. Bagian 5

    Jurus puncak pembasmi dewa milik Jenderal Sasaki Mushahi bertemu dengan jurus puncak Memusnahkan Dunia Dewa milik Bintang.“Hhiyyattttt..! wuussshhh..!” sosok Jenderal Sasaki Mushahi melesat kebawah dengan dahsyatnya.“Hyyatttt..! wessshhh..!”Sosok Bintang melesat keatas tak kalah dahsyat.“Cleetarr....!”“Gleegarrrr..!”Petir dan guntur tiba-tiba saling menyambar dahsyat memecah telinga. Langit seakan terbelah.“Plasshhhh..!”Pertemuan kedua jurus dahsyat milik Jenderal Sasaki Mushahi dan Bintang bertemu hingga menimbulkan ledakan dan kilauan cahaya putih yang langsung membungkus tubuh Bintang dan Jenderal Sasaki Mushahi hingga tubuhnya keduanya hilang didalam kilauan cahaya tersebut. Untuk sesaat kilauan cahaya putih menyilaukan itu membuat pertempuran hebat yang terjadi diantara pasukan utara dan selatan terhenti, semuanya mengalihkan pandangan ke

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-08

Bab terbaru

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 20

    Bintang yang melihat kekuatan puncak yang telah dikerahkan oleh Datuk Malenggang Dilangit, segera ikut menghimpun tenaganya. Uap tipis putih terlhat keluar dari tubuh Bintang, uap putih yang mengeluarkan hawa dingin yang sangat menyengat.Dari uap tipis itu, terlihat membentuk sebuah bayangan diatas kepala Bintang, bayangan seekor naga berwarna putih tercipta.“Ledakan besar, khhaaaa!”Tiba-tiba saja sosok Datuk Malenggang Dilangit yang sudah diselimuti magma lahar panas langsung berlari kearah Bintang.Buumm! Buumm! Buumm! Buumm!Di setiap langkah Datuk Malenggang Dilangit terdengar suara ledakan-ledakan akibat tapak magma panas Datuk Malenggang Dilangit yang menjejak tanah, bagaikan seekor banteng ganas, sosok Datuk Malenggang Dilangit yang sudah berubah menjadi monster magma lahar terus berlari kearah Bintang. Beberapa tombak dihadapan Bintang, monster magma Datuk Malenggang Dilangit melompat dan ;Wuussshhh!M

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 19

    Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr!Ledakan-ledakan dahsyat dan beruntun terjadi diudara hingga terasa menggetarkan alam. Tinju-tinju magma bertemu dengan taburan Bintang-bintang putih kecil yang terang milik Bintang.Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr!Baik Bintang maupun Datuk Malenggang Dilangit terus melepaskan serangan dahsyatnya, hingga ledakan demi ledakan terus terjadi membahana ditempat itu, dalam sekejap saja, pohon-pohon yang ada dipulau itu langsung berterbangan dan bertumbangan entah kemana, tempat itu langsung luluh lantah dibuat oleh ledakan dahsyat oleh serangan Bintang dan Datuk Malenggang Dilangit.Saat Bintang berhasil turun kebawah, pulau itu sudah terbakar setengahnya akibat ledakan yang tadi terjadi, wajah Bintang kembali berubah saat melihat Datuk Malenggang Dilangit terlihat menghimpun tenaganya, magma lahar panas terlihat berkumpul ditelapak tangan Datuk Malenggang Dilangit.Bintang yang melihat hal itu segera ikut mengumpulkan haw

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 18

    SEBUAH pulau kosong tak berpenghuni dipilih oleh Bintang untuk menjadi tempat pertarungannya dengan Datuk Malenggang Dilangit. Kini kedua-duanya sudah saling berdiri berhadapan, Bintang kini sudah kembali ke sosoknya semula, demikian pula Datuk Malenggang Dilangit yang kini sudah berdiri diatas tanah tempatnya berpijak. Kedua-duanya saling berhadapan dengan tatapan tajam.Wweerrrr..!Tanpa banyak bicara, sosok Datuk Malenggang Dilangit tiba-tiba saja mengeluarkan magma lahar panas dari sekujur tubuhnya, terutama dibagian kedua tangan, kedua kaki dan kepala. Sedangkan sebagian besar tubuhnya belum berubah menjadi magma lahar panas.Bintang yang melihat hal itupun tak tinggal diam, dan ;Blesshhhh...!Tiba-tiba saja tubuh Bintang telah diliputi energi putih keperakan, rambut Bintangpun telah berubah menjadi berwarna putih keperakan dengan balur-balur keemasan yang mengeluarkan hawa dingin. Rupanya Bintang langsung menggunakan wujud Pangeran Bulan

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 17

    Wuusshhh!Tombak melesat dengan sangat cepat dan kuat kearah Datuk Malenggang Dilangit.Blepp!Kembali tombak yang dilemparkan oleh Sutan Rajo Alam hangus terbakar begitu menyentuh sosok Datuk Malenggang Dilangit.“Cepat ungsikan paduka rajo” teriak Datuk Rajo Dilangit memperingatkan para pejabat istana yang berdiri bersama Paduka Ananggawarman.“Tidak, aku takkan lari!” ucap Paduka Ananggawarman dengan keras hati hingga membuat Datuk Rajo Dilangit dan Sutan Rajo Alam hanya menarik nafas panjang melihat kekerasan hati Paduka Ananggawarman.Sementara itu magma lahar panas terus semakin banyak menjalar menutupi halaman istana Nagari Batuah.Datuk Rajo Dilangit dan Sutan Rajo Alam terlihat tengah memikirkan rencana untuk mengatasi hal itu, waktu yang sempat dan mendesak membuat keduanya sedikit khawatir dengan keadaan yang terjadi, hingga ;“Datuak Malenggang Di

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 16

    Istana Nagari Batuah terlihat begitu sibuk dengan segala macam aktivitasnya, karena hari ini adalah janji yang ditetapkan oleh Datuak Malenggang Dilangit terhadap wilayah Nagari Batuah, dengan dipimpin oleh Datuk Rajo Dilangit, Paduka Ananggawarman berniat untuk melawan Datuk Malenggang Dilangit dengan segenap kekuatan istana Nagari Batuah, para hulubalang, panglima dan pejabat istana Nagari Batuahpun memberikan tanda kesiapan mereka berjuang hidup atau mati demi mempertahankan kedaulatan istana Nagari Batuah.Datuk Rajo Dilangit dipercaya oleh Paduka Ananggawarman untuk memimpin seluruh pasukan yang ada di istana Nagari Batuah dan Datuk Rajo Dilangit menerimanya untuk menjalankan taktik yang akan digunakan untuk melawan amukan Datuk Malenggang Dilangit. Seluruh masyarakat kotaraja Nagari Batuah sudah diungsikan demi keselamatan mereka. Paduka Ananggawarman menolak untuk ikut me

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 15

    Pagi itu di Istana Bunian, panglima Kitty yang tiba-tiba saja datang menghadap, disaat Bintang dan Ratu Bunian tengah bercengkrama mesra berdua. “Sembah hormat hamba paduka, ratu” ucap panglima Kitty berlutut dihadapan keduanya. Ratu Bunian terlihat mengangkat tangannya sebagai tanda menerima hormat panglima Kitty. “Ada apa Kitty?” “Ampun ratu, Datuak Malenggang Dilangit sudah muncul kembali” ucap Kitty lagi hingga membuat wajah Ratu Bunian berubah pucat. Bintang yang ada didekatnya mulai tertarik mendengarnya. “Untung saja kita cepat memindahkan Negeri Bunian jauh dari gunung marapi. Kalau tidak, Datuak Malenggang Dilangit pasti sudah datang kemari” ucap Ratu Bunian lagi. Panglima Kitty terlihat mengangguk-anggukkan kepalanya. “Dimana Datuak Malenggang Dilangit muncul Kitty?” tanya Bintang cepat hingga membuat Ratu Bunian dan panglima Kitty memandang kearah Bintang. “Ampun paduka, Datuak Malenggang Dilangit mengacau di istana Nagari Batuah” “Istana Nagari Batuah?!” ulang Bintan

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 14

    “Maafkan kelancangan ambo datuak” ucap Datuk Rajo Dilangit lagi. Entah apa maksud Datuk Rajo Dilangit yang tiba-tiba saja berjongkok. Perlahan sosok Datuk Rajo Dilangit mulai berubah menjadi seekor harimau loreng yang sangat besar, 2x ukuran harimau dewasa, sama besarnya dengan harimau putih jelmaan Datuk Malenggang Dilangit.Grraaauuummm!Grraaauuummm!Dua harimau besar ini saling mengaum dengan dahsyat, begitu dahsyatnya banyak para prajurit yang ada ditempat itu jatuh terduduk karena lemas lututnya.Grraaauuummm!Grraaauuummm!Kembali kedua harimau besar ini saling mengaum, tapi kali ini disertai dengan sama-sama saling menerkam kedepan.Kembali terjadi dua pertarungan raja rimba yang sama-sama berwujud besar. Saling terkam, saling cakar dan saling gigit, dilakukan oleh kedua harimau berbeda warna ini. Kali ini harimau belang jelmaan Datuk Rajo Dilangit mampu memberikan perlawanan sen

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 13

    Sekarang Datuk Malenggang Dilangit telah dikeroyok oleh dua pengguna harimau dan macan kumbang, tapi bukannya terdesak, Datuk Malenggang Dilangit justru tertawa-tawa senang melayani serangan keduanya.“Hahaha.. sudah lama aku tidak bertarung sesenang ini” ucap Datuk Malenggang Dilangit lagi.Sebenarnya jurus-jurus harimau putih milik Datuk Malenggang Dilangit tidaklah jauh berada diatas jurus harimau singgalang milik Wijaya dan jurus macan kumbang milik Panglima Kumbang, hanya saja perbedaan kekuatan dan pengalaman yang membuat Datuk Malenggang Dilangit lebih unggul.Memasuki jurus ke 88, Wijaya dan Panglima Kumbang terlihat sama-sama melompat mundur kebelakang.Graaauumm!Ggrraaamm!Tiba-tiba saja Wijaya dan Panglima Kumbang terdengar mengaum. Sosok Wijaya sendiri yang sudah berjongkok merangkak tiba-tiba saja berubah wujud menjadi seekor harimau belang kuning dewasa, sedangkan sosok Panglima Kumbang y

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 12

    Wusshhh!Seperti melempar karung saja, Datuk Malenggang Dilangit dengan ringannya melemparkan sosok Rajo mudo Basa kehadapan Paduka Ananggawarman.Tapp!Sesosok tubuh tampak langsung bergerak didepan Paduka Ananggawarman dan langsung menangkap tubuh Rajo mudo Basa yang dilemparkan oleh Datuk Malenggang Dilangit. Rupanya dia adalah Panglima Kumbang.“Rajo mudo, anakku” ucap Panglima Kumbang dengan wajah berubah yang melihat keadaan Rajo mudo Basa yang babak belur. Panglima Kumbang dengan cepat memeriksa keadaan putranya tersebut. Walaupun babak belur, Panglima Kumbang masih dapat merasakan tanda-tanda kehidupan ditubuh Rajo mudo Basa walaupun sangat lemah sekali. Panglima Kumbang segera memerintahkan beberapa prajurit untuk membawa sosok Rajo mudo Basa.“Apa yang datuak lakukan pada putra hamba?” tanya Panglima Kumbang lagi. Nada suara Panglima Kumbang sedikit meninggi.“Putramu, siapa kau?&rdqu

DMCA.com Protection Status