Share

61. Bagian 12

last update Last Updated: 2022-05-21 01:04:20

“Tubuh dan pedang sudah menyatu, mampu bergerak tanpa harus berfikir, menyerang dan bertahan selaras antara pemilik pedang dan jurus pedang” ulang Bintang lagi mengingat ucapan Raja Pedang.

Bintang kemudian tampak memejamkan mata, secara perlahan tapi pasti, sosok Bintang tiba-tiba mengeluarkan aura putih kebiru-biruan yang meringkupi sekujur tubuh Bintang. Saat Bintang membuka kedua matanya, kedua bola mata Bintang tak lagi berwarna hitam, tapi berwarna keperak-perakan. Inilah Insting dewa, Sebuah jurus yang mengandalkan naluri bertarung penggunanya, penggunanya bisa bergerak otomatis saat menyerang atau ketika diserang tanpa harus berpikir. Tubuh mereka akan beradaptasi secara otomatis dalam segala pertarungan. Kemampuan ini hanya bisa didapatkan oleh petarung yang sudah sangat terlatih. Dalam keadaan ini, seseorang tidak mengandalkan apa yang mereka pikirkan untuk melakukan gerakan selanjutnya, akan tetapi mengandalkan tubuh mereka yang sudah terlatih

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Ksatria Pengembara Season 1   61. Bagian 13

    “Hamba sungguh tak menyangka masih memiliki kesempatan untuk bertemu dengan tuanku, putra mahkota Maharaja Bintang”“Aku juga terkejut bisa bertemu denganmu disini, Dewa Pedang”“Hamba adalah salah satu dari 9 pelindung Maharaja Bintang, ratusan tahun hamba menunggu tuanku disini!” ucap Dewa Pedang lagi.“Ya.. Aku sudah bertemu beberapa orang diantara kalian” jawab Bintang lagi hingga membuat wajah Dewa Pedang berubah.“Siapakah yang sudah tuanku temui?”“Mahlagha si dewi bumi, Dewa Mars Pyroeis, Venus dan juga kau Dewa Pedang” ucap Bintang lagi. “Oh ya Dewa Pedang. Kalau boleh aku tahu, pedang apakah ini? Aku merasa memiliki hubungan yang sangat dekat dengan pedang ini?” tanya Bintang lagi.“Tentu saja tuanku, pedang ini bernama Pedang Bintang Angkasa, terbuat dari bahan yang sama dengan Bintangmas yang tuanku miliki, pedang ini diberikan Maharaj

    Last Updated : 2022-05-21
  • Ksatria Pengembara Season 1   61. Bagian 14

    Di kaki lembah, tiga ekor kuda yang ditunggangi 3 orang tampak mulai menaiki Lembah Pedang. Bila menilik dari pakaian yang dikenakan oleh ketiganya, mereka tak lain adalah Jenderal Mushahi, Souji dan orang kepercayaan Hijikata. Tapi semakin memasuki Lembah Pedang, ketiganya semakin dibuat terkejut melihat Lembah Pedang yang luluh lantah rata dengan tanah. “Ayah.. Apa yang sebenarnya terjadi?” tanya Souji lagi. “Sepertinya sudah terjadi pertarungan hebat ditempat ini” ucap Jenderal Mushahi lagi. “Ayo cepat!” sambung Jenderal Mushahi lagi dengan cepat menggebah kudanya. Souji dan Hijikata dengan cepat mengikuti Jenderal Mushahi dengan menggebah kuda mereka dengan cepat. Benar saja dugaan mereka, dipuncak Lembah Pedang, keadaan lebih hancur lagi, Lembah Pedang bagaikan baru dilanda gempa dan badai topan yang maha dahsyat yang tak dapat terbayangkan kekuatannya hingga mampu memporak porandakan Lembah Pedang seperti itu. “Dimana tuan Dewa Pedang, ayah?” ta

    Last Updated : 2022-05-21
  • Ksatria Pengembara Season 1   61. Bagian 15

    “Nona Babby..” terdengar suara lembut menyapa yang langsung membangunkan Babby Cherry dari tidurnya.Babby Cherry yang sempat tertidur saat menjaga Bintang tadi, kini mulai terbangun. Dan bibirnya langsung melempar senyum saat melihat sosok Bintang yang sudah duduk dihadapanya. Babby Cherry sedikit terkejut saat melihat luka di lengan Bintang sudah hilang.“Luka tuan?” ucap Babby Cherry bingung.Bintang hanya tersenyum dan menyuruh Babby Cherry untuk duduk didekatnya. Dengan tersenyum Babby Cherry bangkit berdiri dan duduk disebelah Bintang.“Terima kasih sudah merawatku ya nona Babby”“Tidak apa-apa tuan, Babby senang kok melakukannya”Bintang tampak tersenyum.“Siapa sebenarnya tuan ini?” tanya Babby Cherry lagi tiba-tiba hingga mengejutkan Bintang. Bintang seakan baru menyadari kalau penyamaran wajahnya sudah hilang.Dengan menarik nafas panjang“Nama k

    Last Updated : 2022-05-22
  • Ksatria Pengembara Season 1   61. Bagian 16

    Beberapa hari kemudian, Bintang sudah kembali dalam penyamarannya, kembali menuju ke Istana Selatan, dengan Pedang Bintang Angkasa dipinggang kiri dan bong pipa rokok ditangan kanan yang sesekali tampak dihisap oleh Bintang. Setelah beberapa tinggal bersama Babby Cherry, dengan pelayanan dan kehangatan yang diberikan Babby Cherry, kini tenaga Bintang sudah pulih sepenuhnya, bahkan dengan dibantu Babby Cherry pula Bintang menyempurnakan penyamarannya kembali.Begitu sampai dipintu gerbang Istana Selatan, Bintang heran melihat tatapan-tatapan para prajurit kepadanya yang mencurigakan, tapi Bintang seakan tak ambil pusing terus saja melangkah masuk. Tapi baru saja beberapa langkah melewati pintu gerbang.“Kreaakkk!” pintu gerbang ditutup tiba-tiba oleh para prajurit dan puluhan orang prajurit langsung bergerak mengepung Bintang.Bintang sendiri masih bersikap tenang dengan terus menghisap rokok ditangannya seraya terus mengawasi keadaan disekitarnya.

    Last Updated : 2022-05-22
  • Ksatria Pengembara Season 1   61. Bagian 17

    Seakan tak ingin kalah, satu demi satu jago-jago pedang mulai masuk kekancah pertarungan, mengeroyok Bintang seorang diri. Hingga kini Bintang harus menghadapi 11 orang jago-jago Istana Selatan, beberapa pendekar yang lain lebih memilih hanya melihat saja, mungkin karena jiwa ksatrria yang mereka miliki. Sementara itu Toshizi bersama Seribu Pedang hanya melihat saja.“Tranggg !!! trangg !!! tranggg!”“Tranggg !!! trangg !!! tranggg!”“Tranggg !!! trangg !!! tranggg!”Menghadapi belasan orang jago pedang, lama kelamaan Bintang menjadi kewalahan juga, sesekali Bintang memberikan serangan balasan.“Desss....desss” tendangan Bintang berhasil mengenai beberapa orang penyerangnya, tapi begitu roboh mereka kembali bangkit berdiri dan kembali menyerang kearah Bintang.Suasana halaman Istana Selatan benar-benar menjadi ajang pertempuran yang tak seimbang, Bintang yang dikeroyok oleh belasan orang jago-j

    Last Updated : 2022-05-22
  • Ksatria Pengembara Season 1   61. Bagian 18

    PAGI ITU, serombongan orang berkuda tampak memasuki halaman rumah dimana tempat Bintang dan Putri Mi Hee berada.“Tuan Bobou, keluar!” suara keras terdengar dari Toshizi. Disebelah Toshizi tampak pula Hijikata, Souji-sama, Jenderal Mushahi dan beberapa orang ninja putih yang ikut bersama rombongan tersebut.“Kreaakkk!” pintu rumah terbuka, dari balik pintu dua sosok keluar yang langsung membuat orang-orang yang ada diluar memandang dengan pandangan mata terbelalak, terkejut bukan kepalang.Dari balik pintu, muncul sosok Putri Mi Hee dan Bintang, tapi bukan kemunculan keduanya yang mengejutkan semua orang, melainkan sosok Putri Mi Hee yang muncul hanya dengan mengenakan selimut untuk menutupi tubuhnya yang terlihat begitu putih dan mulus, sementara itu Bintang yang ada disebelah Putri Mi Hee juga muncul hanya mengenakan celana. Semua sudah dapat menduga apa yang terjadi dengan Putri Mi Hee dan Bintang.“Serrr....serrrr...serrr

    Last Updated : 2022-05-22
  • Ksatria Pengembara Season 1   61. Bagian 19

    “Souji, bantu mereka !!” ucap Jenderal Mushahi tegas.“Baik ayah... heaa!” Souji masuk kedalam pertarungan dengan samurai hitam miliknya. Jurus pedang roh hitampun dikerahkan.Masuknya Souji, membuat kedudukan Bintang semakin terjepit, Bintang tahu bagaimana kehebatan jurus pedang roh hitam.“Tranggg !!! trangg !!! tranggg!”“Tranggg !!! trangg !!! tranggg!”Sedikitpun Bintang tak diberi kesempatan untuk mengambil nafas apalagi membuka jurus barunya. Sejauh ini dengan mengandalkan jurus kelana pemabuknya, Bintang masih bisa selamat dari maut-maut yang memburu dirinya. Rupanya para ninja putih yang dibawa oleh Jenderal Mushahi benar-benar bukan ninja sembarangan. Selain bergerak dengan sangat cepat, para ninja-ninja putih inipun memiliki serangan yang mengeluarkan percikan-percikan listrik yang berpijar disetiap senjata yang mereka miliki. Ada yang menggunakan samurai, rantai ninja, s

    Last Updated : 2022-05-22
  • Ksatria Pengembara Season 1   62. Misi Maut

    BAYANGAN kematian yang berasal dari segelombang cahaya hitam berkiblat yang berasal dari kibasan samurai hitam milik Jenderal Mushahi, melesat dengan cepat kearah Bintang. Cahaya hitam yang berasal dari jurus Pedang Roh Hitam. Sebuah serangan yang langsung membunuh roh tapi tidak melukai raga. Begitu sinar menghantam tubuh, pemilik raga akan langsung tewas karena kehilangan rohnya. Dan inilah yang saat ini tengah menuju kearah Bintang.Keadaan Bintang benar-benar mengkhawatirkan, sekujur anggota tubuhnya tengah didekap erat oleh Flash, ketua klan Ace Ninja yang menggunakan jurus bayangannya untuk mengunci pergerakan Bintang. Bintang sendiri sudah melihat bagaimana kehebatan jurus Jenderal Mushahi yang saat ini tengah diarahkan kepadanya. Jika Bintang tak segera melepaskan diri dari dekapan Flash ninja, maka keadaan Bintang benar-benar diujung tanduk.Tepat disaat sinar hitam itu hampir mengenai sosok Bintang dan Flash yang mendekapnya dari berbagai penjuru. &l

    Last Updated : 2022-05-23

Latest chapter

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 20

    Bintang yang melihat kekuatan puncak yang telah dikerahkan oleh Datuk Malenggang Dilangit, segera ikut menghimpun tenaganya. Uap tipis putih terlhat keluar dari tubuh Bintang, uap putih yang mengeluarkan hawa dingin yang sangat menyengat.Dari uap tipis itu, terlihat membentuk sebuah bayangan diatas kepala Bintang, bayangan seekor naga berwarna putih tercipta.“Ledakan besar, khhaaaa!”Tiba-tiba saja sosok Datuk Malenggang Dilangit yang sudah diselimuti magma lahar panas langsung berlari kearah Bintang.Buumm! Buumm! Buumm! Buumm!Di setiap langkah Datuk Malenggang Dilangit terdengar suara ledakan-ledakan akibat tapak magma panas Datuk Malenggang Dilangit yang menjejak tanah, bagaikan seekor banteng ganas, sosok Datuk Malenggang Dilangit yang sudah berubah menjadi monster magma lahar terus berlari kearah Bintang. Beberapa tombak dihadapan Bintang, monster magma Datuk Malenggang Dilangit melompat dan ;Wuussshhh!M

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 19

    Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr!Ledakan-ledakan dahsyat dan beruntun terjadi diudara hingga terasa menggetarkan alam. Tinju-tinju magma bertemu dengan taburan Bintang-bintang putih kecil yang terang milik Bintang.Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr!Baik Bintang maupun Datuk Malenggang Dilangit terus melepaskan serangan dahsyatnya, hingga ledakan demi ledakan terus terjadi membahana ditempat itu, dalam sekejap saja, pohon-pohon yang ada dipulau itu langsung berterbangan dan bertumbangan entah kemana, tempat itu langsung luluh lantah dibuat oleh ledakan dahsyat oleh serangan Bintang dan Datuk Malenggang Dilangit.Saat Bintang berhasil turun kebawah, pulau itu sudah terbakar setengahnya akibat ledakan yang tadi terjadi, wajah Bintang kembali berubah saat melihat Datuk Malenggang Dilangit terlihat menghimpun tenaganya, magma lahar panas terlihat berkumpul ditelapak tangan Datuk Malenggang Dilangit.Bintang yang melihat hal itu segera ikut mengumpulkan haw

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 18

    SEBUAH pulau kosong tak berpenghuni dipilih oleh Bintang untuk menjadi tempat pertarungannya dengan Datuk Malenggang Dilangit. Kini kedua-duanya sudah saling berdiri berhadapan, Bintang kini sudah kembali ke sosoknya semula, demikian pula Datuk Malenggang Dilangit yang kini sudah berdiri diatas tanah tempatnya berpijak. Kedua-duanya saling berhadapan dengan tatapan tajam.Wweerrrr..!Tanpa banyak bicara, sosok Datuk Malenggang Dilangit tiba-tiba saja mengeluarkan magma lahar panas dari sekujur tubuhnya, terutama dibagian kedua tangan, kedua kaki dan kepala. Sedangkan sebagian besar tubuhnya belum berubah menjadi magma lahar panas.Bintang yang melihat hal itupun tak tinggal diam, dan ;Blesshhhh...!Tiba-tiba saja tubuh Bintang telah diliputi energi putih keperakan, rambut Bintangpun telah berubah menjadi berwarna putih keperakan dengan balur-balur keemasan yang mengeluarkan hawa dingin. Rupanya Bintang langsung menggunakan wujud Pangeran Bulan

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 17

    Wuusshhh!Tombak melesat dengan sangat cepat dan kuat kearah Datuk Malenggang Dilangit.Blepp!Kembali tombak yang dilemparkan oleh Sutan Rajo Alam hangus terbakar begitu menyentuh sosok Datuk Malenggang Dilangit.“Cepat ungsikan paduka rajo” teriak Datuk Rajo Dilangit memperingatkan para pejabat istana yang berdiri bersama Paduka Ananggawarman.“Tidak, aku takkan lari!” ucap Paduka Ananggawarman dengan keras hati hingga membuat Datuk Rajo Dilangit dan Sutan Rajo Alam hanya menarik nafas panjang melihat kekerasan hati Paduka Ananggawarman.Sementara itu magma lahar panas terus semakin banyak menjalar menutupi halaman istana Nagari Batuah.Datuk Rajo Dilangit dan Sutan Rajo Alam terlihat tengah memikirkan rencana untuk mengatasi hal itu, waktu yang sempat dan mendesak membuat keduanya sedikit khawatir dengan keadaan yang terjadi, hingga ;“Datuak Malenggang Di

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 16

    Istana Nagari Batuah terlihat begitu sibuk dengan segala macam aktivitasnya, karena hari ini adalah janji yang ditetapkan oleh Datuak Malenggang Dilangit terhadap wilayah Nagari Batuah, dengan dipimpin oleh Datuk Rajo Dilangit, Paduka Ananggawarman berniat untuk melawan Datuk Malenggang Dilangit dengan segenap kekuatan istana Nagari Batuah, para hulubalang, panglima dan pejabat istana Nagari Batuahpun memberikan tanda kesiapan mereka berjuang hidup atau mati demi mempertahankan kedaulatan istana Nagari Batuah.Datuk Rajo Dilangit dipercaya oleh Paduka Ananggawarman untuk memimpin seluruh pasukan yang ada di istana Nagari Batuah dan Datuk Rajo Dilangit menerimanya untuk menjalankan taktik yang akan digunakan untuk melawan amukan Datuk Malenggang Dilangit. Seluruh masyarakat kotaraja Nagari Batuah sudah diungsikan demi keselamatan mereka. Paduka Ananggawarman menolak untuk ikut me

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 15

    Pagi itu di Istana Bunian, panglima Kitty yang tiba-tiba saja datang menghadap, disaat Bintang dan Ratu Bunian tengah bercengkrama mesra berdua. “Sembah hormat hamba paduka, ratu” ucap panglima Kitty berlutut dihadapan keduanya. Ratu Bunian terlihat mengangkat tangannya sebagai tanda menerima hormat panglima Kitty. “Ada apa Kitty?” “Ampun ratu, Datuak Malenggang Dilangit sudah muncul kembali” ucap Kitty lagi hingga membuat wajah Ratu Bunian berubah pucat. Bintang yang ada didekatnya mulai tertarik mendengarnya. “Untung saja kita cepat memindahkan Negeri Bunian jauh dari gunung marapi. Kalau tidak, Datuak Malenggang Dilangit pasti sudah datang kemari” ucap Ratu Bunian lagi. Panglima Kitty terlihat mengangguk-anggukkan kepalanya. “Dimana Datuak Malenggang Dilangit muncul Kitty?” tanya Bintang cepat hingga membuat Ratu Bunian dan panglima Kitty memandang kearah Bintang. “Ampun paduka, Datuak Malenggang Dilangit mengacau di istana Nagari Batuah” “Istana Nagari Batuah?!” ulang Bintan

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 14

    “Maafkan kelancangan ambo datuak” ucap Datuk Rajo Dilangit lagi. Entah apa maksud Datuk Rajo Dilangit yang tiba-tiba saja berjongkok. Perlahan sosok Datuk Rajo Dilangit mulai berubah menjadi seekor harimau loreng yang sangat besar, 2x ukuran harimau dewasa, sama besarnya dengan harimau putih jelmaan Datuk Malenggang Dilangit.Grraaauuummm!Grraaauuummm!Dua harimau besar ini saling mengaum dengan dahsyat, begitu dahsyatnya banyak para prajurit yang ada ditempat itu jatuh terduduk karena lemas lututnya.Grraaauuummm!Grraaauuummm!Kembali kedua harimau besar ini saling mengaum, tapi kali ini disertai dengan sama-sama saling menerkam kedepan.Kembali terjadi dua pertarungan raja rimba yang sama-sama berwujud besar. Saling terkam, saling cakar dan saling gigit, dilakukan oleh kedua harimau berbeda warna ini. Kali ini harimau belang jelmaan Datuk Rajo Dilangit mampu memberikan perlawanan sen

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 13

    Sekarang Datuk Malenggang Dilangit telah dikeroyok oleh dua pengguna harimau dan macan kumbang, tapi bukannya terdesak, Datuk Malenggang Dilangit justru tertawa-tawa senang melayani serangan keduanya.“Hahaha.. sudah lama aku tidak bertarung sesenang ini” ucap Datuk Malenggang Dilangit lagi.Sebenarnya jurus-jurus harimau putih milik Datuk Malenggang Dilangit tidaklah jauh berada diatas jurus harimau singgalang milik Wijaya dan jurus macan kumbang milik Panglima Kumbang, hanya saja perbedaan kekuatan dan pengalaman yang membuat Datuk Malenggang Dilangit lebih unggul.Memasuki jurus ke 88, Wijaya dan Panglima Kumbang terlihat sama-sama melompat mundur kebelakang.Graaauumm!Ggrraaamm!Tiba-tiba saja Wijaya dan Panglima Kumbang terdengar mengaum. Sosok Wijaya sendiri yang sudah berjongkok merangkak tiba-tiba saja berubah wujud menjadi seekor harimau belang kuning dewasa, sedangkan sosok Panglima Kumbang y

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 12

    Wusshhh!Seperti melempar karung saja, Datuk Malenggang Dilangit dengan ringannya melemparkan sosok Rajo mudo Basa kehadapan Paduka Ananggawarman.Tapp!Sesosok tubuh tampak langsung bergerak didepan Paduka Ananggawarman dan langsung menangkap tubuh Rajo mudo Basa yang dilemparkan oleh Datuk Malenggang Dilangit. Rupanya dia adalah Panglima Kumbang.“Rajo mudo, anakku” ucap Panglima Kumbang dengan wajah berubah yang melihat keadaan Rajo mudo Basa yang babak belur. Panglima Kumbang dengan cepat memeriksa keadaan putranya tersebut. Walaupun babak belur, Panglima Kumbang masih dapat merasakan tanda-tanda kehidupan ditubuh Rajo mudo Basa walaupun sangat lemah sekali. Panglima Kumbang segera memerintahkan beberapa prajurit untuk membawa sosok Rajo mudo Basa.“Apa yang datuak lakukan pada putra hamba?” tanya Panglima Kumbang lagi. Nada suara Panglima Kumbang sedikit meninggi.“Putramu, siapa kau?&rdqu

DMCA.com Protection Status