Naga Manggala bangkit dan kembali terbang diatas kepala Bintang menatap 6 hewan kociyose dihadapannya.
“Kau tidak apa-apa Manggala?” tanya Bintang.
“Ghraaghhhhh...!!!” Naga Manggala mengeluarkan suara kerasnya. Walau menyadari kekuatan Naga Manggala miliknya lebih unggul, tapi Bintang juga menyadari kalau menghadapi ke-6 hewan kociyose tersebut akan merepotkan.
“Serrr.!” tiba-tiba saja sosok nona Zhang sudah melesat juga keatas Naga Manggala dan kini berdiri disebelah Bintang.
“Nona Zhang, apa yang kau lakukan?” tanya Bintang terkejut.
“Berada diatas sini lebih aman daripada berada dibawah sana tuan” ucap nona Zhang lagi, Bintang membenarkan apa yang diucapkan oleh nona Zhang, karena pertempuran ini sudah pasti akan menghancurkan semua yang ada dibawah.
“Sregggg... pedang Walet Terbang hamba sangat berguna untuk pertarungan diudara tuan Bintang” sambung nona Zha
“Ghraagkkkh...!!!”“Gggrrrkkkhhh...!!!”“Gurrsshhhkkkhhh...!!!”“Kwaaarrkkhhh...!!!”“Ggggharrrrkkkhhh...!!!”“Graauummmkkkhhh...!!!”Ke-6 hewan kociyose berteriak keras seakan merasakan sakit yang amat sangat saat tiba-tiba saja bola keemasan cahaya warna warni yang tadi ada disegitiga tangan Bintang, tiba-tiba saja sudah menghantam ke-6 hewan kociyose didepan sana.“Werrrrr.!”“Plasshh... plasshh... plasshh... plasshh... plasshh... plasshh...dhuarrrr!” tepat disaat ke-6 hewan kociyose itu hancur dan meledak dahsyat, Bijuu dama yang telah terbentuk hampir sempurna, dilesatkan kearah Bintang dan nona Zhang serta Naga Manggala. Sementara itu Agoess sennin dan para anggota-anggota elitnya, terlempar entah kemana.Bijuu dama melesat dengan sangat cepat kearah Bintang dan yang lain. Bintang bergerak cepat melesat
Pertempuran nona Zhang menghadapi para ninja-ninja merah dari Klan Light Ninja ini terus berlangsung dengan sengit, para ninja memberikan perlawanan hebat walau satu demi satu berguguran. Hingga akhirnya ninja terakhirpun menjadi korban kehebatan pedang Walet Terbang milik Zhang Yuqi.“Sreggg..” dengan anggun, nona Zhang kembali menyarungkan samurainya kedalam warangkanya.Suara keramaian menarik perhatian nona Zhang yang segera menolehkan pandangan, dibagian goa penjara, terlihat puluhan orang prajurit utara tampak tengah keluar menghadapi para ninja penjaga yang tak banyak memberikan perlawanan karena jumlah yang tak seimbang, diantara puluhan orang prajurit, nona Zhang dapat melihat sosok Bintang diantara mereka. Nona Zhang yakin Bintanglah yang telah membebaskan para tawanan tersebut.Nona Zhang segera mendekat.“Putri Zhang” puluhan prajurit tampak langsung memberikan hormat kepada nona Zhang, dengan cara berlutut den
KEDATANGAN ratusan orang prajurit yang selama ini menjadi tawanan istana selatan bersama Zhang Yuqi tentu saja menggemparkan istana utara, masyarakat kota istana utara langsung menyambut kedatangan mereka dengan gagap gempita, bagaikan menyambut pahlawan perang yang sudah kembali dari berperang. Di sepanjang jalan ibukota menuju istana selatan, ribuan orang penduduk kota menyambut mereka disepanjang jalan.Di pintu gerbang istana, tampak serombongan orang tengah menanti mereka.“Selamat datang kembali, putri Zhang” ucap seorang laki-laki menjura hormat bersama yang lain. Lelaki ini tampak sangat beribawa dengan pakaian bangsawan yang dikenakannya. Sebelah matanya tampak ditutupi oleh kain hitam.“Jenderal Kojiro” terdengar Putri Zhang membalas juraan hormat lelaki itu yang rupanya adalah Jenderal Miyamoto Kojiro. Jenderal Miyamoto Kojiro merupakan ayah dari Miyamoto Hyuga dan Putri Soda. Untuk mengetahuinya baca Wasiat Raja Pedang (
Malam itu, istana utara merayakan kemeriahan mereka, hampir seluruh masyarakat kotaraja ikut merayakannya, jalan-jalan kota dihiasi dengan lampu warna warni dan bunga-bunga sakura yang bermekaran disana sini disepanjang jalan ibukota.Di istana sendiri menghadirkan penari-penari cantik khas negeri sakura. Bintang sendiri duduk bersebelahan dengan Jenderal Kojiro.“Tuan Bintang..” terdengar Jenderal Kojiro menegur dengan sedikit keras karena kerasnya suara alunan musik ditempat itu. Jenderal Kojiro tampak mendekatkan dirinya kearah Bintang.“Tuan Bintang..” panggil Jenderal Kojiro sedikit lebih pelan, kali ini Bintang menolehkan pandangan.“Ya tuan jenderal, ada apa?”“Darimana asal tuan sebenarnya?”“Hamba berasal dari negeri seberang lautan yang sangat jauh, tuan jenderal..”“Apakah tuan Bintang memiliki julukan?”. tanya Jenderal Kojiro, Bintang menggeleng.
“Tok...tok...tok..” untuk yang ke-8 kalinya pintu kamar diketuk. Dengan sedikit menahan kesal, Bintang bangkit dari peraduannya dan berjalan kearah pintu. “Kreaakk... katakan pada putri Zhang terima kasih dan tak perlu mengi...” ucap Bintang begitu membuka pintu tanpa melihat siapa yang ada didepannya lagi, ucapan Bintang terhenti dengan bibir terbuka saat baru menyadari siapa yang berdiri dihadapannya saat ini. Di hadapan Bintang sudah berdiri sesosok wanita cantik nan jelita dan sangat anggun sekali sosoknya, sangat berbeda dengan sosok-sosok geisha sebelumnya. “Putri Zhang..” ucap Bintang menyebutkan nama wanita cantik jelita dan anggun tersebut yang rupanya adalah nona Zhang atau putri Zhang. Putri Zhang sendiri tampak menatap sosok Bintang yang bertelanjang dada, cukup lama putri Zhang terpana dalam pandangannya. Sosok Bintang tak mengenakan pakaian atas memang cukup menggoda bagi setiap wanita yang memandangnya. “Putri...putri Zhang!” ucap Bintang sedikit lebih keras hingga m
FAJAR baru saja menyingsing, dikamar yang ditempati Bintang, tampak Bintang dan Zhang Yuqi masih tertidur lelap, tubuh polos keduanya tampak diselimuti oleh selimut hingga sebatas dada. Zhang Yuqi tampak tidur dengan nyaman merebahkan dirinya didada Bintang yang bidang.“Oahhh..” Zhang Yuqi tampak bangun dari tidurnya, sejenak Zhang terlihat diam sejenak, tubuhnya terasa pegal-pegal, saat mencoba mengingat apa yang terjadi, Zhang segera membuka kedua matanya, tapi ; “Aakkhhh..” Zhang kembali memejamkan matanya, ada rasa perih yang amat sangat saat Zhang membuka kedua matanya.“Jangan dibuka dulu matamu putri Zhang” terdengar sebuah suara menegurnya, Zhang yakin kalau itu adalah suara Bintang.“Ada apa? kenapa dengan mataku tuan?” ucap Zhang bingung dan juga takut.“Malam tadi aku sudah menurunkan salah satu ilmu kesaktianku padamu..” ucap Bintang lagi hingga membuat Zhang terkejut.“
Jenderal Kojiro bersama beberapa orang petinggi dan prajurit tampak memasuki taman belakang tersebut, tapi untuk sementara mereka hanya berdiri memperhatikan Zhang Yuqi yang tengah berlatih. Semuanya terlihat kagum dengan perkembangan jurus pedang Walet Terbang milik putri Zhang Yuqi, hingga akhirnya sesi latihan itupun usai, barulah Jenderal Kojiro beserta rombongan mendekat.“Hebat! Hebat! Sungguh hebat sekali putri Zhang” ucap Jenderal Kojiro memuji kehebatan Zhang Yuqi. Jenderal Kojiro dan yang lainnya langsung menjura hormat dihadapan putri Zhang. Bintang sendiri menjura hormat kepada Jenderal Kojiro dan yang lain.Lalu mereka segera mengambil tempat duduk yang ada ditaman tersebut.“Ternyata kehebatan tuan Bintang memang bukan omong kosong sudah mampu menyempurnakan ilmu pedang Walet Terbang milik putri Zhang” ucap Jenderal Kojiro lagi.“Hamba hanya memberikan sedikit pengetahuan hamba jenderal, tidak
SIANG itu Zhang Yuqi tampak duduk termangu menatap kosong dari jendela kamarnya, sejak kepergian Bintang bersama Jenderal Kojiro untuk menemui kaisar, Zhang merasakan kekosongan dalam jiwanya, entah kenapa Zhang merasakan hidupnya sepi tanpa Bintang. Zhang Yuqi kini harus mengakui kalau dirinya telah jatuh cinta kepada Bintang.“Tok...tok...tok..” lamunan Zhang Yuqi buyar saat sebuah ketukan dipintu kamarnya, Zhang Yuqi dengan cepat berjalan kearah pintu. “Kreaakkk..” terlihat seorang prajurit yang langsung menjura hormat didepan pintu kamarnya.“Ada apa prajurit?”“Mata-mata kita diperbatasan mengatakan nona Soda dan nona Azumi sudah kembali putri” ucap prajurit itu lagi hingga membuat wajah putri Zhang berubah.“Baik, persiapkan semuanya untuk menyambut kepulangan mereka” ucap putri Zhang lagi.“Baik putri..” ucap sang prajurit seraya menjura hormat dan cepat beranjak pergi.
Bintang yang melihat kekuatan puncak yang telah dikerahkan oleh Datuk Malenggang Dilangit, segera ikut menghimpun tenaganya. Uap tipis putih terlhat keluar dari tubuh Bintang, uap putih yang mengeluarkan hawa dingin yang sangat menyengat.Dari uap tipis itu, terlihat membentuk sebuah bayangan diatas kepala Bintang, bayangan seekor naga berwarna putih tercipta.“Ledakan besar, khhaaaa!”Tiba-tiba saja sosok Datuk Malenggang Dilangit yang sudah diselimuti magma lahar panas langsung berlari kearah Bintang.Buumm! Buumm! Buumm! Buumm!Di setiap langkah Datuk Malenggang Dilangit terdengar suara ledakan-ledakan akibat tapak magma panas Datuk Malenggang Dilangit yang menjejak tanah, bagaikan seekor banteng ganas, sosok Datuk Malenggang Dilangit yang sudah berubah menjadi monster magma lahar terus berlari kearah Bintang. Beberapa tombak dihadapan Bintang, monster magma Datuk Malenggang Dilangit melompat dan ;Wuussshhh!M
Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr!Ledakan-ledakan dahsyat dan beruntun terjadi diudara hingga terasa menggetarkan alam. Tinju-tinju magma bertemu dengan taburan Bintang-bintang putih kecil yang terang milik Bintang.Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr!Baik Bintang maupun Datuk Malenggang Dilangit terus melepaskan serangan dahsyatnya, hingga ledakan demi ledakan terus terjadi membahana ditempat itu, dalam sekejap saja, pohon-pohon yang ada dipulau itu langsung berterbangan dan bertumbangan entah kemana, tempat itu langsung luluh lantah dibuat oleh ledakan dahsyat oleh serangan Bintang dan Datuk Malenggang Dilangit.Saat Bintang berhasil turun kebawah, pulau itu sudah terbakar setengahnya akibat ledakan yang tadi terjadi, wajah Bintang kembali berubah saat melihat Datuk Malenggang Dilangit terlihat menghimpun tenaganya, magma lahar panas terlihat berkumpul ditelapak tangan Datuk Malenggang Dilangit.Bintang yang melihat hal itu segera ikut mengumpulkan haw
SEBUAH pulau kosong tak berpenghuni dipilih oleh Bintang untuk menjadi tempat pertarungannya dengan Datuk Malenggang Dilangit. Kini kedua-duanya sudah saling berdiri berhadapan, Bintang kini sudah kembali ke sosoknya semula, demikian pula Datuk Malenggang Dilangit yang kini sudah berdiri diatas tanah tempatnya berpijak. Kedua-duanya saling berhadapan dengan tatapan tajam.Wweerrrr..!Tanpa banyak bicara, sosok Datuk Malenggang Dilangit tiba-tiba saja mengeluarkan magma lahar panas dari sekujur tubuhnya, terutama dibagian kedua tangan, kedua kaki dan kepala. Sedangkan sebagian besar tubuhnya belum berubah menjadi magma lahar panas.Bintang yang melihat hal itupun tak tinggal diam, dan ;Blesshhhh...!Tiba-tiba saja tubuh Bintang telah diliputi energi putih keperakan, rambut Bintangpun telah berubah menjadi berwarna putih keperakan dengan balur-balur keemasan yang mengeluarkan hawa dingin. Rupanya Bintang langsung menggunakan wujud Pangeran Bulan
Wuusshhh!Tombak melesat dengan sangat cepat dan kuat kearah Datuk Malenggang Dilangit.Blepp!Kembali tombak yang dilemparkan oleh Sutan Rajo Alam hangus terbakar begitu menyentuh sosok Datuk Malenggang Dilangit.“Cepat ungsikan paduka rajo” teriak Datuk Rajo Dilangit memperingatkan para pejabat istana yang berdiri bersama Paduka Ananggawarman.“Tidak, aku takkan lari!” ucap Paduka Ananggawarman dengan keras hati hingga membuat Datuk Rajo Dilangit dan Sutan Rajo Alam hanya menarik nafas panjang melihat kekerasan hati Paduka Ananggawarman.Sementara itu magma lahar panas terus semakin banyak menjalar menutupi halaman istana Nagari Batuah.Datuk Rajo Dilangit dan Sutan Rajo Alam terlihat tengah memikirkan rencana untuk mengatasi hal itu, waktu yang sempat dan mendesak membuat keduanya sedikit khawatir dengan keadaan yang terjadi, hingga ;“Datuak Malenggang Di
Istana Nagari Batuah terlihat begitu sibuk dengan segala macam aktivitasnya, karena hari ini adalah janji yang ditetapkan oleh Datuak Malenggang Dilangit terhadap wilayah Nagari Batuah, dengan dipimpin oleh Datuk Rajo Dilangit, Paduka Ananggawarman berniat untuk melawan Datuk Malenggang Dilangit dengan segenap kekuatan istana Nagari Batuah, para hulubalang, panglima dan pejabat istana Nagari Batuahpun memberikan tanda kesiapan mereka berjuang hidup atau mati demi mempertahankan kedaulatan istana Nagari Batuah.Datuk Rajo Dilangit dipercaya oleh Paduka Ananggawarman untuk memimpin seluruh pasukan yang ada di istana Nagari Batuah dan Datuk Rajo Dilangit menerimanya untuk menjalankan taktik yang akan digunakan untuk melawan amukan Datuk Malenggang Dilangit. Seluruh masyarakat kotaraja Nagari Batuah sudah diungsikan demi keselamatan mereka. Paduka Ananggawarman menolak untuk ikut me
Pagi itu di Istana Bunian, panglima Kitty yang tiba-tiba saja datang menghadap, disaat Bintang dan Ratu Bunian tengah bercengkrama mesra berdua. “Sembah hormat hamba paduka, ratu” ucap panglima Kitty berlutut dihadapan keduanya. Ratu Bunian terlihat mengangkat tangannya sebagai tanda menerima hormat panglima Kitty. “Ada apa Kitty?” “Ampun ratu, Datuak Malenggang Dilangit sudah muncul kembali” ucap Kitty lagi hingga membuat wajah Ratu Bunian berubah pucat. Bintang yang ada didekatnya mulai tertarik mendengarnya. “Untung saja kita cepat memindahkan Negeri Bunian jauh dari gunung marapi. Kalau tidak, Datuak Malenggang Dilangit pasti sudah datang kemari” ucap Ratu Bunian lagi. Panglima Kitty terlihat mengangguk-anggukkan kepalanya. “Dimana Datuak Malenggang Dilangit muncul Kitty?” tanya Bintang cepat hingga membuat Ratu Bunian dan panglima Kitty memandang kearah Bintang. “Ampun paduka, Datuak Malenggang Dilangit mengacau di istana Nagari Batuah” “Istana Nagari Batuah?!” ulang Bintan
“Maafkan kelancangan ambo datuak” ucap Datuk Rajo Dilangit lagi. Entah apa maksud Datuk Rajo Dilangit yang tiba-tiba saja berjongkok. Perlahan sosok Datuk Rajo Dilangit mulai berubah menjadi seekor harimau loreng yang sangat besar, 2x ukuran harimau dewasa, sama besarnya dengan harimau putih jelmaan Datuk Malenggang Dilangit.Grraaauuummm!Grraaauuummm!Dua harimau besar ini saling mengaum dengan dahsyat, begitu dahsyatnya banyak para prajurit yang ada ditempat itu jatuh terduduk karena lemas lututnya.Grraaauuummm!Grraaauuummm!Kembali kedua harimau besar ini saling mengaum, tapi kali ini disertai dengan sama-sama saling menerkam kedepan.Kembali terjadi dua pertarungan raja rimba yang sama-sama berwujud besar. Saling terkam, saling cakar dan saling gigit, dilakukan oleh kedua harimau berbeda warna ini. Kali ini harimau belang jelmaan Datuk Rajo Dilangit mampu memberikan perlawanan sen
Sekarang Datuk Malenggang Dilangit telah dikeroyok oleh dua pengguna harimau dan macan kumbang, tapi bukannya terdesak, Datuk Malenggang Dilangit justru tertawa-tawa senang melayani serangan keduanya.“Hahaha.. sudah lama aku tidak bertarung sesenang ini” ucap Datuk Malenggang Dilangit lagi.Sebenarnya jurus-jurus harimau putih milik Datuk Malenggang Dilangit tidaklah jauh berada diatas jurus harimau singgalang milik Wijaya dan jurus macan kumbang milik Panglima Kumbang, hanya saja perbedaan kekuatan dan pengalaman yang membuat Datuk Malenggang Dilangit lebih unggul.Memasuki jurus ke 88, Wijaya dan Panglima Kumbang terlihat sama-sama melompat mundur kebelakang.Graaauumm!Ggrraaamm!Tiba-tiba saja Wijaya dan Panglima Kumbang terdengar mengaum. Sosok Wijaya sendiri yang sudah berjongkok merangkak tiba-tiba saja berubah wujud menjadi seekor harimau belang kuning dewasa, sedangkan sosok Panglima Kumbang y
Wusshhh!Seperti melempar karung saja, Datuk Malenggang Dilangit dengan ringannya melemparkan sosok Rajo mudo Basa kehadapan Paduka Ananggawarman.Tapp!Sesosok tubuh tampak langsung bergerak didepan Paduka Ananggawarman dan langsung menangkap tubuh Rajo mudo Basa yang dilemparkan oleh Datuk Malenggang Dilangit. Rupanya dia adalah Panglima Kumbang.“Rajo mudo, anakku” ucap Panglima Kumbang dengan wajah berubah yang melihat keadaan Rajo mudo Basa yang babak belur. Panglima Kumbang dengan cepat memeriksa keadaan putranya tersebut. Walaupun babak belur, Panglima Kumbang masih dapat merasakan tanda-tanda kehidupan ditubuh Rajo mudo Basa walaupun sangat lemah sekali. Panglima Kumbang segera memerintahkan beberapa prajurit untuk membawa sosok Rajo mudo Basa.“Apa yang datuak lakukan pada putra hamba?” tanya Panglima Kumbang lagi. Nada suara Panglima Kumbang sedikit meninggi.“Putramu, siapa kau?&rdqu