MALAM berjalan dengan hening, seluruh mahluk sudah terlelap dalam mimpinya malam itu. Demikian pula yang terjadi pada Im Ji Hye dan Bobou yang sudah sama-sama terlelap setelah bicara panjang lebar kesana kemari.
“Im Ji Hye” tiba-tiba sebuah suara membuat Im Ji Hye terbangun dari tidurnya, Im Ji Hye membuka kedua matanya dan ; “Im Ji Hye...” kembali terdengar suara lembut itu dari hadapannya, Im Ji Hye segera bangkit dari tempatnya berbaring, dan ;
“Kauu...” betapa terkejutnya Im Ji Hye saat melihat sosok yang selama ini selalu datang kedalam mimpinya kini berada tepat dihadapannya, berdiri dan menatapnya. Seketika Im Ji Hye langsung merasakan bulu kuduknya merinding.
“Jangan takut, ikutlah denganku” terdengar sosok berupa cahaya putih bayang-bayang tersebut tampak berbalik dan berjalan menjauh kearah pantai yang ada dihadapan mereka. Walaupun takut, anehnya Im Ji Hye tak mampu menolak ajakan sosok berupa cahaya put
“Kak Bintang...” ucap Im Ji Hye pelan dihadapan Bobou yang tengah tertidur. “Liu-xue... Jangan pergi! Jangan pergi!” ucap Bobou dalam mimpinya. Dan Im Ji Hye semakin dibuat terkejut saat melihat Bobou yang menangis sambil terus mengucapkan kerinduannya pada Liu-xue. Im Ji Hye yang melihat hal itu sampai tersentuh hatinya. “Kak Bobou sangat mencintainya...” Lama kelamaan Im Ji Hye iba melihat Bobou yang sepertinya sangat menderita dalam mimpinya dalam tangisan. “Kak..” Im Ji Hye memberanikan diri untuk membangunkan Bobou dengan cara memegang tangannya. “Kak Bobou!” Im Ji Hye berucap lebih keras agar Bobou terbangun. Tapi Bobou masih juga belum bangun dari mimpinya. “Kak Bobou..!” Im Ji Hye mengguncang tangan Bobou lebih keras hingga langsung membuat Bobou terbangun. Dan orang yang dilihat pertama oleh Bobou adalah Im Ji Hye. “Liu-xue..” terdengar Bobou berucap pelan seraya menatap sosok Im Ji Hye yang saat itu berada tepat didepannya. Tangan Bobou terangkat dan dengan lembut membe
“Maafkan kakak adik Im, kakak lepas kendali” ucap Bobou dengan wajah menyesal, terlihat jelas penyesalan diwajah Bobou, sementara itu Im Ji Hye sendiri terlihat wajahnya langsung bersemu merah dengan nafas yang memburu. Saat Bobou mohon pamit untuk membersihkan dirinya, Im Ji Hye masih terdiam ditempatnya, entah apa yang ada dipikiran Im Ji Hye saat ini.Pagi itu, Im Ji Hye membersihkan seluruh tubuhnya dengan dinginnya air laut, sambil membersihkan sekujur tubuhnya, dapat dilihatnya bekas-bekas cupangan merah di gunung kembarnya, entah kenapa Im Ji Hye terlihat justru tersenyum, sambil membersihkan gunung kembarnya, Im Ji Hye terlihat memejamkan kedua matanya, membayangkan lagi saat-saat indah Bobou mencumbu dirinya.“Jangan lama-lama mandi air lautnya adik Im, nanti adik masuk angin!” tiba-tiba saja terdengar sebuah suara menggema hingga menyadarkan Im Ji Hye akan keadaannya, dengan tersenyum akhirnya Im Ji Hyepun segera naik ke daratan dan ke
Untunglah, sore itu sebuah kapal layar melintas, hingga Bintang dan Im Ji Hye bisa menumpang berlayar, dan untungnya lagi, ternyata kapal itu adalah milik seorang saudagar dari timur tengah yang berniat berdagang pakaian ke negeri ginseng atau yang lebih dikenal Goryeo. Dan ternyata pedagang tersebut juga beragama Islam. Sungguh suatu kebahagiaan bagi Bintang bisa berbagi cerita dengan seseorang yang ilmu agamanya lebih dalam darinya. Dan dia memperkenalkan dirinya sebagai Syekh Muhammad Azis Bin Ibrahim.“Jadi bagaimana ceritanya tuan Bintang sampai terdampar dipulau terpencil itu?” tanya Syekh Muhammad lagi.“Ceritanya panjang tuan syekh, beruntung kami bisa bertemu dengan tuan syekh” ucap Bintang lagi tersenyum.“Allah yang telah mempertemukan kita tuan”“Alhamdulillah... Allah telah mempertemukan hamba dengan tuan syekh” ucap Bintang lagi hingga membuat wajah Syekh Muhammad berubah.“Jadi tu
“Apa maksudnya adik Im?” tanya Bintang setelah mereka tinggal berdua“Tidak ada maksud apa-apa kak. Im hanya ingin menikah dan menjadikan kakak sebagai imam bagi kehidupan Im, apa salah?” ucap Im Ji Hye lagi hingga membuat Bintang terdiam.“Pernikahan bukan sesuatu yang main-main adik Im, perlu kematangan dan kemantapan hati untuk menjalaninya” ucap Bintang lagi.“Hati Im udah mantap kak.. Kakak tak perlu meragukan itu” ucap Im Ji Hye lagi dan Bintang hanya mampu menarik nafas panjang.“Selain atas kemauan Im sendiri, Im juga ingin memenuhi permintaan seseorang” sambung Im Ji Hye lagi hingga membuat wajah Bintang berubah dan memandang kearah Im Ji Hye dengan lekat-lekat.“Permintaan siapa?”“Liu-xue” ucap Im Ji Hye singkat“Liu-xue...!” ulang Bintang dengan nada terkejut.Im Ji Hye tampak menarik nafas panjang, dan ; “Sebenarny
HARI ITU merupakan hari paling bahagia yang dirasakan oleh Bintang, Im Ji Hye dan semua orang yang berada di kapal, Syekh Muhammad Azis Bin Ibrahim sendiri yang menjadi penghulu pernikahan Bintang dan Im Ji Hye dengan disaksikan oleh seluruh penghuni kapal, walau hanya dengan pesta sederhana yang seadanya, tapi kebahagiaan terpancar jelas diwajah Bintang dan Im Ji Hye. Syekh Muhammad Azis Bin Ibrahim juga menyiapkan sebuah kamar yang luar biasa mewah dan ekslusifnya, ibarat kalau zaman sekarang sekelas suite president, khusus diberikan oleh Syekh Muhammad Azis Bin Ibrahim untuk Bintang dan Im Ji Hye untuk menikmati bulan madu keduanya. Saat Bintang dan Im Ji Hye memasuki kamar tersebut, keduanya sampai terpana kagum dengan keindahan dan kemewahan kamar tersebut. Sebuah tempat tidur berukuran besar terlihat ditengah-tengah kamar tersebut, ditambah lagi kain sutra dan hiasan-hiasan yang ada dikamar tersebut semakin menambah kesan betapa wah dan ekslusifnya kamar tersebut. “Awwhhh.” ti
Warning...!!! Konten untuk 21+++Bijaklah dalam membaca ! “Hmmm....iya deh” ucap Im Ji Hye terlihat menekuk wajah. Tapi tiba-tiba saja Bintang justru membalik tubuh polos Im Ji Hye yang ada diatasnya hingga berada disampingnya.“Masih ada waktu sayang.. Jangan marah dong” ucap Bintang tersenyum, Im Ji Hye akhirnya tersenyum seraya merangkulkan kedua tangannya keleher Bintang.“Sama kakak, mana bisa Im marah” ucap Im Ji Hye tersenyum. Tapi kali ini, Im Ji Hye dengan lembut mendorong tubuh Bintang untuk tidur terlentang.“Biarkan Im yang menyenangkan kakak“ bisik Im Ji Hye sambil bergerak mengangkangi pinggul Bintang. Im Ji Hye memanglah bukanlah gadis kemarin sore dalam pengetahuan bercinta, di pustaka kerajaan Im Ji Hye sering membaca tentang gerakan-gerakan bercinta yang mampu membuat pasangan merasakan nikmat yang tiada tara, Im Ji Hye menunggu lama u
DUA MINGGU lamanya, Bintang dan Im Ji Hye menikmati bulan madu mereka di atas kapal merah milik Syekh Muhammad Azis Bin Ibrahim hingga akhirnya kapal itu bersandar dipelabuhan Goryeo. Akhirnya merekapun berpisah. Sebelum berpisah Syekh Muhammad Azis Bin Ibrahim memberikan hadiah berupa sebuah jubah panjang berwarna merah yang sangat indah.Dengan perintah Syekh Muhammad, para pembantu terlihat memasangkan jubah tersebut kebelakang pakaian Im Ji Hye. Kini sosok Im Ji Hye benar-benar terlihat begitu cantik dan anggun.“Jubah ini bukan jubah sembarangan, kekuatannya bisa dipergunakan dengan doa tertentu, akan hamba ajarkan doanya” ucap Syekh Muhammad lagi seraya mengajarkan doa kepada Im Ji Hye.“Sekarang coba nona panjatkan doanya” ucap Syekh Muhammad lagi, Im Ji Hye segera merapal doa yang diajarkan oleh Syekh Muhammad.“Jubah ini akan mengikuti apapun yang diperintahkan oleh pikiran nyonya Im” ucap Syekh Muhammad lagi.
HAMPARAN padang pasir terbentang luas, sejauh mata memandang, hanya padang pasir yang terlihat. Sebuah bangunan atau yang lebih tepatnya disebut benteng karena bangunan tersebut dikelilingi oleh pagar batu yang menjulang tinggi. Diatas benteng tampak puluhan orang berjejer berdiri seakan menjadi pengawas diatas benteng tersebut.Gong... Gongg... Gonggg...!Tiba-tiba saja terdengar suara gong dipukul bertalu-talu, hingga memancing semua perhatian langsung menuju kearah gerbang didepan, semua menatap kearah depan jauh. Dikejauhan terlihat seorang yang mengendarai kuda, memacu kudanya dengan cepat kearah benteng.Semakin dekat semakin jelas terlihat kalau dia adalah sosok seorang laki-laki paruh baya yang sudah berusia mapan, mengenakan pakaian berwarna ungu-perak, sebilah pedang tampak tersampir dipunggung kudanya, dikepalanya juga tampak sebuah mahkota perak. Wajahnya tampak begitu berkharisma dan penuh wibawa, didepan pintu gerbang benteng besar itu, dia menghen
Bintang yang melihat kekuatan puncak yang telah dikerahkan oleh Datuk Malenggang Dilangit, segera ikut menghimpun tenaganya. Uap tipis putih terlhat keluar dari tubuh Bintang, uap putih yang mengeluarkan hawa dingin yang sangat menyengat.Dari uap tipis itu, terlihat membentuk sebuah bayangan diatas kepala Bintang, bayangan seekor naga berwarna putih tercipta.“Ledakan besar, khhaaaa!”Tiba-tiba saja sosok Datuk Malenggang Dilangit yang sudah diselimuti magma lahar panas langsung berlari kearah Bintang.Buumm! Buumm! Buumm! Buumm!Di setiap langkah Datuk Malenggang Dilangit terdengar suara ledakan-ledakan akibat tapak magma panas Datuk Malenggang Dilangit yang menjejak tanah, bagaikan seekor banteng ganas, sosok Datuk Malenggang Dilangit yang sudah berubah menjadi monster magma lahar terus berlari kearah Bintang. Beberapa tombak dihadapan Bintang, monster magma Datuk Malenggang Dilangit melompat dan ;Wuussshhh!M
Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr!Ledakan-ledakan dahsyat dan beruntun terjadi diudara hingga terasa menggetarkan alam. Tinju-tinju magma bertemu dengan taburan Bintang-bintang putih kecil yang terang milik Bintang.Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr!Baik Bintang maupun Datuk Malenggang Dilangit terus melepaskan serangan dahsyatnya, hingga ledakan demi ledakan terus terjadi membahana ditempat itu, dalam sekejap saja, pohon-pohon yang ada dipulau itu langsung berterbangan dan bertumbangan entah kemana, tempat itu langsung luluh lantah dibuat oleh ledakan dahsyat oleh serangan Bintang dan Datuk Malenggang Dilangit.Saat Bintang berhasil turun kebawah, pulau itu sudah terbakar setengahnya akibat ledakan yang tadi terjadi, wajah Bintang kembali berubah saat melihat Datuk Malenggang Dilangit terlihat menghimpun tenaganya, magma lahar panas terlihat berkumpul ditelapak tangan Datuk Malenggang Dilangit.Bintang yang melihat hal itu segera ikut mengumpulkan haw
SEBUAH pulau kosong tak berpenghuni dipilih oleh Bintang untuk menjadi tempat pertarungannya dengan Datuk Malenggang Dilangit. Kini kedua-duanya sudah saling berdiri berhadapan, Bintang kini sudah kembali ke sosoknya semula, demikian pula Datuk Malenggang Dilangit yang kini sudah berdiri diatas tanah tempatnya berpijak. Kedua-duanya saling berhadapan dengan tatapan tajam.Wweerrrr..!Tanpa banyak bicara, sosok Datuk Malenggang Dilangit tiba-tiba saja mengeluarkan magma lahar panas dari sekujur tubuhnya, terutama dibagian kedua tangan, kedua kaki dan kepala. Sedangkan sebagian besar tubuhnya belum berubah menjadi magma lahar panas.Bintang yang melihat hal itupun tak tinggal diam, dan ;Blesshhhh...!Tiba-tiba saja tubuh Bintang telah diliputi energi putih keperakan, rambut Bintangpun telah berubah menjadi berwarna putih keperakan dengan balur-balur keemasan yang mengeluarkan hawa dingin. Rupanya Bintang langsung menggunakan wujud Pangeran Bulan
Wuusshhh!Tombak melesat dengan sangat cepat dan kuat kearah Datuk Malenggang Dilangit.Blepp!Kembali tombak yang dilemparkan oleh Sutan Rajo Alam hangus terbakar begitu menyentuh sosok Datuk Malenggang Dilangit.“Cepat ungsikan paduka rajo” teriak Datuk Rajo Dilangit memperingatkan para pejabat istana yang berdiri bersama Paduka Ananggawarman.“Tidak, aku takkan lari!” ucap Paduka Ananggawarman dengan keras hati hingga membuat Datuk Rajo Dilangit dan Sutan Rajo Alam hanya menarik nafas panjang melihat kekerasan hati Paduka Ananggawarman.Sementara itu magma lahar panas terus semakin banyak menjalar menutupi halaman istana Nagari Batuah.Datuk Rajo Dilangit dan Sutan Rajo Alam terlihat tengah memikirkan rencana untuk mengatasi hal itu, waktu yang sempat dan mendesak membuat keduanya sedikit khawatir dengan keadaan yang terjadi, hingga ;“Datuak Malenggang Di
Istana Nagari Batuah terlihat begitu sibuk dengan segala macam aktivitasnya, karena hari ini adalah janji yang ditetapkan oleh Datuak Malenggang Dilangit terhadap wilayah Nagari Batuah, dengan dipimpin oleh Datuk Rajo Dilangit, Paduka Ananggawarman berniat untuk melawan Datuk Malenggang Dilangit dengan segenap kekuatan istana Nagari Batuah, para hulubalang, panglima dan pejabat istana Nagari Batuahpun memberikan tanda kesiapan mereka berjuang hidup atau mati demi mempertahankan kedaulatan istana Nagari Batuah.Datuk Rajo Dilangit dipercaya oleh Paduka Ananggawarman untuk memimpin seluruh pasukan yang ada di istana Nagari Batuah dan Datuk Rajo Dilangit menerimanya untuk menjalankan taktik yang akan digunakan untuk melawan amukan Datuk Malenggang Dilangit. Seluruh masyarakat kotaraja Nagari Batuah sudah diungsikan demi keselamatan mereka. Paduka Ananggawarman menolak untuk ikut me
Pagi itu di Istana Bunian, panglima Kitty yang tiba-tiba saja datang menghadap, disaat Bintang dan Ratu Bunian tengah bercengkrama mesra berdua. “Sembah hormat hamba paduka, ratu” ucap panglima Kitty berlutut dihadapan keduanya. Ratu Bunian terlihat mengangkat tangannya sebagai tanda menerima hormat panglima Kitty. “Ada apa Kitty?” “Ampun ratu, Datuak Malenggang Dilangit sudah muncul kembali” ucap Kitty lagi hingga membuat wajah Ratu Bunian berubah pucat. Bintang yang ada didekatnya mulai tertarik mendengarnya. “Untung saja kita cepat memindahkan Negeri Bunian jauh dari gunung marapi. Kalau tidak, Datuak Malenggang Dilangit pasti sudah datang kemari” ucap Ratu Bunian lagi. Panglima Kitty terlihat mengangguk-anggukkan kepalanya. “Dimana Datuak Malenggang Dilangit muncul Kitty?” tanya Bintang cepat hingga membuat Ratu Bunian dan panglima Kitty memandang kearah Bintang. “Ampun paduka, Datuak Malenggang Dilangit mengacau di istana Nagari Batuah” “Istana Nagari Batuah?!” ulang Bintan
“Maafkan kelancangan ambo datuak” ucap Datuk Rajo Dilangit lagi. Entah apa maksud Datuk Rajo Dilangit yang tiba-tiba saja berjongkok. Perlahan sosok Datuk Rajo Dilangit mulai berubah menjadi seekor harimau loreng yang sangat besar, 2x ukuran harimau dewasa, sama besarnya dengan harimau putih jelmaan Datuk Malenggang Dilangit.Grraaauuummm!Grraaauuummm!Dua harimau besar ini saling mengaum dengan dahsyat, begitu dahsyatnya banyak para prajurit yang ada ditempat itu jatuh terduduk karena lemas lututnya.Grraaauuummm!Grraaauuummm!Kembali kedua harimau besar ini saling mengaum, tapi kali ini disertai dengan sama-sama saling menerkam kedepan.Kembali terjadi dua pertarungan raja rimba yang sama-sama berwujud besar. Saling terkam, saling cakar dan saling gigit, dilakukan oleh kedua harimau berbeda warna ini. Kali ini harimau belang jelmaan Datuk Rajo Dilangit mampu memberikan perlawanan sen
Sekarang Datuk Malenggang Dilangit telah dikeroyok oleh dua pengguna harimau dan macan kumbang, tapi bukannya terdesak, Datuk Malenggang Dilangit justru tertawa-tawa senang melayani serangan keduanya.“Hahaha.. sudah lama aku tidak bertarung sesenang ini” ucap Datuk Malenggang Dilangit lagi.Sebenarnya jurus-jurus harimau putih milik Datuk Malenggang Dilangit tidaklah jauh berada diatas jurus harimau singgalang milik Wijaya dan jurus macan kumbang milik Panglima Kumbang, hanya saja perbedaan kekuatan dan pengalaman yang membuat Datuk Malenggang Dilangit lebih unggul.Memasuki jurus ke 88, Wijaya dan Panglima Kumbang terlihat sama-sama melompat mundur kebelakang.Graaauumm!Ggrraaamm!Tiba-tiba saja Wijaya dan Panglima Kumbang terdengar mengaum. Sosok Wijaya sendiri yang sudah berjongkok merangkak tiba-tiba saja berubah wujud menjadi seekor harimau belang kuning dewasa, sedangkan sosok Panglima Kumbang y
Wusshhh!Seperti melempar karung saja, Datuk Malenggang Dilangit dengan ringannya melemparkan sosok Rajo mudo Basa kehadapan Paduka Ananggawarman.Tapp!Sesosok tubuh tampak langsung bergerak didepan Paduka Ananggawarman dan langsung menangkap tubuh Rajo mudo Basa yang dilemparkan oleh Datuk Malenggang Dilangit. Rupanya dia adalah Panglima Kumbang.“Rajo mudo, anakku” ucap Panglima Kumbang dengan wajah berubah yang melihat keadaan Rajo mudo Basa yang babak belur. Panglima Kumbang dengan cepat memeriksa keadaan putranya tersebut. Walaupun babak belur, Panglima Kumbang masih dapat merasakan tanda-tanda kehidupan ditubuh Rajo mudo Basa walaupun sangat lemah sekali. Panglima Kumbang segera memerintahkan beberapa prajurit untuk membawa sosok Rajo mudo Basa.“Apa yang datuak lakukan pada putra hamba?” tanya Panglima Kumbang lagi. Nada suara Panglima Kumbang sedikit meninggi.“Putramu, siapa kau?&rdqu