Share

5. Bagian 8

last update Terakhir Diperbarui: 2021-09-26 01:05:07

“Sudah ketua, biar kami yang beri pelajaran pada pemuda sombong ini.”. ucap salah seorang anak buahnya lagi seraya mengacung-acungkan golok ditangannya.

“Benar ketua, biar kami yang membereskannya”. sambut belasan anak buahnya yang lain dengan begitu semangatnya. Tanpa menunggu jawaban dari pemimpin mereka, belasan orang anak buahnya terlihat langsung bergerak mengepung Bintang. Bintang tetap tenang berada ditempatnya, hanya kedua mata Bintang yang bergerak liar melihat kearah para pengepungnya. Melihat belasan orang yang kini mengepung Bintang, tentu saja Nyai Kembangsari kini sangat mengkhawatirkan keadaan Bintang.

“Serang!!! hyaaatt...hyyatt....wuut....wuutt...wuutt”.

Belasan sosok gerombolan begal yang memegang senjata golok ditangan mereka itu dengan serentak menyerang kedepan, mereka terlihat begitu bersemangat sekali, golok-golok ditangan mereka bergerak cepat kearah tubuh Bintang, seakan tidak kenal ampun, tapi ; “Deeess....ddeesss....dddddeeesssss.”.

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Ksatria Pengembara Season 1   5. Bagian 9

    “Bbbruusshhh.”. secara mengejutkan sekali, tiba-tiba saja satu sosok tubuh muncul dari dalam tanah dibelakang Bintang. “Bintang awasss!”. dari kereta kudanya Nyai Kembangsari terlihat langsung berteriak memperingatkan Bintang, tapi sebenarnya Bintang sudah mengetahui hal itu. “Wuutt....setttt”. sosok yang tak lain adalah sang pemimpin begal itu terlihat langsung melepaskan serangan pisau terbangnya kearah Bintang, dan Bintang kembali memperlihatkan kelasnya sebagai seorang pendekar dengan berputar diudara untuk menghindari serangan pisau terbang itu, tapi ; “Mati kau anak muda... wuutt....setttt”. ucap sang pemimpin begal lagi seraya kembali melepaskan pisau terbangnya kearah Bintang, rupanya serangan pertama tadi hanyalah serangan tipuan pengalih perhatian saja, sedangkan serangan yang sebenarnya adalah serangan yang kedua dan saat pisau terbang itu melesat kearahnya, sosok Bintang masih berputar-putar diudara. “Kena!!”. teriak sang pemimpin begal ge

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-26
  • Ksatria Pengembara Season 1   5. Bagian 10

    Hingga dia hanya bisa memejamkan matanya, dia pasrah akan apa yang terjadi pada dirinya, tapi ; “Sudah, sekarang kembalilah ketempatmu”. ucapan Bintang kembali mengejutkannya dan dengan cepat dia kembali ketempatnya, tapi ; “Wah njut, bekas luka dipipimu sudah hilang”. ucap salah seorang temannya lagi. “Benar njut, bekas lukamu benar-benar hilang”. ucap yang lain lagi, seakan tak percaya, pemuda yang disebut dengan panggilan njut itu segera meraba pipinya, biasanya dia dapat merasakan goresan bekas luka itu dipipinya, tapi kini dia tidak merasakannya, tangannya menyapu halus melewati pipinya. Dan seakan tak percaya, dia mengangkat golok ditangannya dan dengan golok tersebut dia berkaca, dan dapat dilihatnya kini tanda bekas luka dipipinya benar-benar sudah hilang. “Aku Sawungpati benar-benar merasa terhormat bisa bertemu bahkan bisa langsung merasakan kehebatanmu Bintang, selama ini aku hanya sering mendengar saja tentang kehebatanmu, tapi sekarang aku bahkan

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-26
  • Ksatria Pengembara Season 1   5. Bagian 11

    “Dimana bopo dan mbokmu Layung ?” “Bopo sedang ada disawah tapi mbok ada dibelakang”. ucap Layung lagi. Jawaban Layung yang begitu lugu itu cukup membuat Nyai Kembangsari tersenyum. “Oh ya bibi ada sesuatu untuk Layung, tunggu!!”. Nyai Kembangsari terlihat berjalan kembali kekereta kudanya dan dia mengambil sebuah kotak. “Nah, ini ada hadiah untuk Layung”. ucap Nyai Kembangsari lagi seraya menyerahkan hadiah itu yang ternyata adalah sebuah pakaian baru yang begitu bagus dan indah. Mata Layung terlihat membesar saat melihat hadiah itu. “I...ini untuk saya bi”. ucap Layung dengan wajah tak percaya dan Nyai Kembangsari hanya tersenyum seraya menganggukkan kepalanya. “Aduh, bagus sekali bi, terima kasih”. ucap Layung terlihat gembira. Lalu kemudian dia berlari masuk kedalam rumah. “Nyai...”. sebuah suara terdengar menyebut nama Nyai Kembangsari, hampir bersamaan Bintang dan Nyai Kembangsari berpaling kearah asal suara. Seorang lelaki yang

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-26
  • Ksatria Pengembara Season 1   5. Bagian 12

    “Tidak apa-apa Nyai, saya bisa mengerti”. ucap Bintang lagi, Nyai Kembangsari ikut tersenyum mendengarnya. Tapi tanpa mereka sadari, saat itu kedua-duanya terlihat saling menatap satu sama lain. Baik Bintang maupun Nyai Kembangsari sendiri saling mengagumi sosok masing-masing. Bagi Bintang sosok Nyai Kembangsari adalah sosok seorang wanita yang begitu sempurna, kecantikan dan keindahan kepribadiannya membuat Bintang diam-diam menyukai Nyai Kembangsari, tapi Bintang menyadari kalau pertautan usia diantara mereka yang begitu jauh, membuat Bintang harus memupus keinginannya itu jauh-jauh. Sementara itu bagi Nyai Kembangsari sendiri, kehadiran Bintang dalam beberapa minggu ini telah memberikan sesuatu yang selama ini telah dirasakannya hilang didalam dirinya, yaitu perasaan untuk mendapatkan cinta dari seorang laki-laki yang sudah sekian tahun terkubur dalam dihatinya, tapi Nyai Kembangsaripun menyadari akan pertautan usia diantara mereka yang membuat Nyai Kembangsari tidak mau

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-26
  • Ksatria Pengembara Season 1   5. Bagian 13

    Bintang akhirnya tak dapat membantah lagi, lalu dengan lembut dilepaskannya pelukan Nyai Kembangsari padanya dan kini keduanya saling menatap satu sama lain. Walau sangat sulit bagi Bintang untuk menerima kenyataan ini, tapi bagaimana mungkin Bintang mampu menolak cinta seorang wanita yang begitu Bintang kagumi seperti Nyai Kembangsari. Wanita yang menurut Bintang begitu sempurna sebagai sosok seorang wanita. “Baiklah Nyai, aku akan menerima cinta Nyai padaku”. ucap Bintang akhirnya dan terlihat wajah Nyai Kembangsari langsung berubah ceria mendengar hal itu. “Bb...bee...benarkah Raden ?”. ucap Nyai Kembangsari seakan tak percaya dengan apa yang didengarnya barusan. “Benar Nyai, hanya saja ada dua syarat yang harus Nyai penuhi”. “Jangankan dua syarat, 1000 syaratpun akan kupenuhi...”. “Tidak perlu sebanyak itu Nyai”. ucap Bintang tersenyum, Nyai Kembangsaripun ikut tersenyum. “Aku hanya ingin Nyai berjanji, jika suatu saat nant

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-27
  • Ksatria Pengembara Season 1   5. Bagian 14

    Nyai Kembangsari terlihat begitu menikmati lumatan bibir Bintang pada bibirnya, bahkan dibalasnya lumatan itu dengan tak kalah hangatnya, dan terlihat kedua tangan Nyai Kembangsari tampak meraih kedua tangan Bintang dan dilingkarkannya dengan erat ditubuhnya, sementara itu kini kedua tangan Nyai Kembangsari sendiri terlihat sudah kembali memeluk erat leher Bintang dan menekannya, balasan hangat dan sangat menggairahkan yang diberikan oleh Nyai Kembangsari membuat Bintang semakin lupa diri, merasakan kedua tangan Nyai Kembangsari yang semakin menekan erat lehernya, kedua tangan Bintang yang sejak tadi berada dipinggang Nyai Kembangsaripun bergerak memeluk erat tubuh indah itu kedalam pelukannya. Kini kedua anak manusia yang berbeda usia cukup jauh itu terlihat begitu menikmati lumatan masing-masing, hal ini dapat terlihat seakan-akan mereka tidak begitu perduli dengan derasnya hujan yang saat itu mengguyur tempat itu. Cukup lama keduanya saling tenggelam dalam lautan birahi lumatan bib

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-27
  • Ksatria Pengembara Season 1   5. Bagian 15

    Malam terus berjalan dengan larutnya, sementara hujanpun semakin lebat mengguyur bumi, suasana dingin terasa begitu kentara malam itu, tapi tidak halnya dengan apa yang kini dirasakan oleh Bintang dan Nyai Kembangsari yang saat ini terus bergelut memacu birahi didalam kamar tempat keduanya berada. Dinginnya angin malam dan hembusan hujan ternyata masih kalah dengan panasnya gelora birahi didiri keduanya, desahan dan erangan penuh kenikmatan terus kian terdengar dari mulut Nyai Kembangsari, sementara itu keringat tampak telah membanjiri tubuh keduanya, malam itu untuk pertama kalinya Bintang menggunakan pilar pusakanya yang selama ini selalu dijaga dan tersimpan dengan rapi ditempatnya, tapi malam itu, Bintang akhirnya menggunakan pilar pusakanya itu untuk menjebol pertahanan kokoh Nyai Kembangsari. dan saat semua mencapai puncaknya, untuk pertama kalinya dalam hidupnya Bintang merasakan sesuatu yang amat memuaskan dirinya yang tak bisa diungkapkannya dengan kata-katanya, apa yang diala

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-27
  • Ksatria Pengembara Season 1   5. Bagian 16

    “Nyai”. ucap Bintang sedikit terkejut saat menyadari keadaan dirinya, Bintang mencoba untuk bangkit, tapi Nyai Kembangsari langsung menahannya. “Beristirahatlah dulu kang, kakang pasti masih lelah”. ucap Nyai Kembangsari lagi tersenyum. Anehnya Bintang tidak mampu menolak tolakan tangan Nyai Kembangsari yang menyuruhnya kembali untuk bersandar, memang saat itu Bintang benar-benar merasakan keletihan disekujur tubuhnya, apa yang telah dilakukannya malam tadi bersama Nyai Kembangsari benar-benar merupakan pengalaman pertama yang takkan pernah bisa terlupakan bagi Bintang. Saat keduanya terlihat saling menatap satu sama lain dan tiba-tiba saja Nyai Kembangsari langsung memeluk dan merebahkan dirinya dipelukan Bintang. “Hari ini aku sangat bahagia sekali kakang”. ucap Nyai Kembangsari. Cukup lama Nyai Kembangsari menjatuhkan dirinya dipelukan Bintang. Hingga akhirnya dia kembali mengangkat wajahnya. “Nyai.”. terdengar akhirnya Bintang mengeluarkan ucapan, Nyai Ke

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-27

Bab terbaru

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 20

    Bintang yang melihat kekuatan puncak yang telah dikerahkan oleh Datuk Malenggang Dilangit, segera ikut menghimpun tenaganya. Uap tipis putih terlhat keluar dari tubuh Bintang, uap putih yang mengeluarkan hawa dingin yang sangat menyengat.Dari uap tipis itu, terlihat membentuk sebuah bayangan diatas kepala Bintang, bayangan seekor naga berwarna putih tercipta.“Ledakan besar, khhaaaa!”Tiba-tiba saja sosok Datuk Malenggang Dilangit yang sudah diselimuti magma lahar panas langsung berlari kearah Bintang.Buumm! Buumm! Buumm! Buumm!Di setiap langkah Datuk Malenggang Dilangit terdengar suara ledakan-ledakan akibat tapak magma panas Datuk Malenggang Dilangit yang menjejak tanah, bagaikan seekor banteng ganas, sosok Datuk Malenggang Dilangit yang sudah berubah menjadi monster magma lahar terus berlari kearah Bintang. Beberapa tombak dihadapan Bintang, monster magma Datuk Malenggang Dilangit melompat dan ;Wuussshhh!M

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 19

    Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr!Ledakan-ledakan dahsyat dan beruntun terjadi diudara hingga terasa menggetarkan alam. Tinju-tinju magma bertemu dengan taburan Bintang-bintang putih kecil yang terang milik Bintang.Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr!Baik Bintang maupun Datuk Malenggang Dilangit terus melepaskan serangan dahsyatnya, hingga ledakan demi ledakan terus terjadi membahana ditempat itu, dalam sekejap saja, pohon-pohon yang ada dipulau itu langsung berterbangan dan bertumbangan entah kemana, tempat itu langsung luluh lantah dibuat oleh ledakan dahsyat oleh serangan Bintang dan Datuk Malenggang Dilangit.Saat Bintang berhasil turun kebawah, pulau itu sudah terbakar setengahnya akibat ledakan yang tadi terjadi, wajah Bintang kembali berubah saat melihat Datuk Malenggang Dilangit terlihat menghimpun tenaganya, magma lahar panas terlihat berkumpul ditelapak tangan Datuk Malenggang Dilangit.Bintang yang melihat hal itu segera ikut mengumpulkan haw

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 18

    SEBUAH pulau kosong tak berpenghuni dipilih oleh Bintang untuk menjadi tempat pertarungannya dengan Datuk Malenggang Dilangit. Kini kedua-duanya sudah saling berdiri berhadapan, Bintang kini sudah kembali ke sosoknya semula, demikian pula Datuk Malenggang Dilangit yang kini sudah berdiri diatas tanah tempatnya berpijak. Kedua-duanya saling berhadapan dengan tatapan tajam.Wweerrrr..!Tanpa banyak bicara, sosok Datuk Malenggang Dilangit tiba-tiba saja mengeluarkan magma lahar panas dari sekujur tubuhnya, terutama dibagian kedua tangan, kedua kaki dan kepala. Sedangkan sebagian besar tubuhnya belum berubah menjadi magma lahar panas.Bintang yang melihat hal itupun tak tinggal diam, dan ;Blesshhhh...!Tiba-tiba saja tubuh Bintang telah diliputi energi putih keperakan, rambut Bintangpun telah berubah menjadi berwarna putih keperakan dengan balur-balur keemasan yang mengeluarkan hawa dingin. Rupanya Bintang langsung menggunakan wujud Pangeran Bulan

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 17

    Wuusshhh!Tombak melesat dengan sangat cepat dan kuat kearah Datuk Malenggang Dilangit.Blepp!Kembali tombak yang dilemparkan oleh Sutan Rajo Alam hangus terbakar begitu menyentuh sosok Datuk Malenggang Dilangit.“Cepat ungsikan paduka rajo” teriak Datuk Rajo Dilangit memperingatkan para pejabat istana yang berdiri bersama Paduka Ananggawarman.“Tidak, aku takkan lari!” ucap Paduka Ananggawarman dengan keras hati hingga membuat Datuk Rajo Dilangit dan Sutan Rajo Alam hanya menarik nafas panjang melihat kekerasan hati Paduka Ananggawarman.Sementara itu magma lahar panas terus semakin banyak menjalar menutupi halaman istana Nagari Batuah.Datuk Rajo Dilangit dan Sutan Rajo Alam terlihat tengah memikirkan rencana untuk mengatasi hal itu, waktu yang sempat dan mendesak membuat keduanya sedikit khawatir dengan keadaan yang terjadi, hingga ;“Datuak Malenggang Di

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 16

    Istana Nagari Batuah terlihat begitu sibuk dengan segala macam aktivitasnya, karena hari ini adalah janji yang ditetapkan oleh Datuak Malenggang Dilangit terhadap wilayah Nagari Batuah, dengan dipimpin oleh Datuk Rajo Dilangit, Paduka Ananggawarman berniat untuk melawan Datuk Malenggang Dilangit dengan segenap kekuatan istana Nagari Batuah, para hulubalang, panglima dan pejabat istana Nagari Batuahpun memberikan tanda kesiapan mereka berjuang hidup atau mati demi mempertahankan kedaulatan istana Nagari Batuah.Datuk Rajo Dilangit dipercaya oleh Paduka Ananggawarman untuk memimpin seluruh pasukan yang ada di istana Nagari Batuah dan Datuk Rajo Dilangit menerimanya untuk menjalankan taktik yang akan digunakan untuk melawan amukan Datuk Malenggang Dilangit. Seluruh masyarakat kotaraja Nagari Batuah sudah diungsikan demi keselamatan mereka. Paduka Ananggawarman menolak untuk ikut me

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 15

    Pagi itu di Istana Bunian, panglima Kitty yang tiba-tiba saja datang menghadap, disaat Bintang dan Ratu Bunian tengah bercengkrama mesra berdua. “Sembah hormat hamba paduka, ratu” ucap panglima Kitty berlutut dihadapan keduanya. Ratu Bunian terlihat mengangkat tangannya sebagai tanda menerima hormat panglima Kitty. “Ada apa Kitty?” “Ampun ratu, Datuak Malenggang Dilangit sudah muncul kembali” ucap Kitty lagi hingga membuat wajah Ratu Bunian berubah pucat. Bintang yang ada didekatnya mulai tertarik mendengarnya. “Untung saja kita cepat memindahkan Negeri Bunian jauh dari gunung marapi. Kalau tidak, Datuak Malenggang Dilangit pasti sudah datang kemari” ucap Ratu Bunian lagi. Panglima Kitty terlihat mengangguk-anggukkan kepalanya. “Dimana Datuak Malenggang Dilangit muncul Kitty?” tanya Bintang cepat hingga membuat Ratu Bunian dan panglima Kitty memandang kearah Bintang. “Ampun paduka, Datuak Malenggang Dilangit mengacau di istana Nagari Batuah” “Istana Nagari Batuah?!” ulang Bintan

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 14

    “Maafkan kelancangan ambo datuak” ucap Datuk Rajo Dilangit lagi. Entah apa maksud Datuk Rajo Dilangit yang tiba-tiba saja berjongkok. Perlahan sosok Datuk Rajo Dilangit mulai berubah menjadi seekor harimau loreng yang sangat besar, 2x ukuran harimau dewasa, sama besarnya dengan harimau putih jelmaan Datuk Malenggang Dilangit.Grraaauuummm!Grraaauuummm!Dua harimau besar ini saling mengaum dengan dahsyat, begitu dahsyatnya banyak para prajurit yang ada ditempat itu jatuh terduduk karena lemas lututnya.Grraaauuummm!Grraaauuummm!Kembali kedua harimau besar ini saling mengaum, tapi kali ini disertai dengan sama-sama saling menerkam kedepan.Kembali terjadi dua pertarungan raja rimba yang sama-sama berwujud besar. Saling terkam, saling cakar dan saling gigit, dilakukan oleh kedua harimau berbeda warna ini. Kali ini harimau belang jelmaan Datuk Rajo Dilangit mampu memberikan perlawanan sen

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 13

    Sekarang Datuk Malenggang Dilangit telah dikeroyok oleh dua pengguna harimau dan macan kumbang, tapi bukannya terdesak, Datuk Malenggang Dilangit justru tertawa-tawa senang melayani serangan keduanya.“Hahaha.. sudah lama aku tidak bertarung sesenang ini” ucap Datuk Malenggang Dilangit lagi.Sebenarnya jurus-jurus harimau putih milik Datuk Malenggang Dilangit tidaklah jauh berada diatas jurus harimau singgalang milik Wijaya dan jurus macan kumbang milik Panglima Kumbang, hanya saja perbedaan kekuatan dan pengalaman yang membuat Datuk Malenggang Dilangit lebih unggul.Memasuki jurus ke 88, Wijaya dan Panglima Kumbang terlihat sama-sama melompat mundur kebelakang.Graaauumm!Ggrraaamm!Tiba-tiba saja Wijaya dan Panglima Kumbang terdengar mengaum. Sosok Wijaya sendiri yang sudah berjongkok merangkak tiba-tiba saja berubah wujud menjadi seekor harimau belang kuning dewasa, sedangkan sosok Panglima Kumbang y

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 12

    Wusshhh!Seperti melempar karung saja, Datuk Malenggang Dilangit dengan ringannya melemparkan sosok Rajo mudo Basa kehadapan Paduka Ananggawarman.Tapp!Sesosok tubuh tampak langsung bergerak didepan Paduka Ananggawarman dan langsung menangkap tubuh Rajo mudo Basa yang dilemparkan oleh Datuk Malenggang Dilangit. Rupanya dia adalah Panglima Kumbang.“Rajo mudo, anakku” ucap Panglima Kumbang dengan wajah berubah yang melihat keadaan Rajo mudo Basa yang babak belur. Panglima Kumbang dengan cepat memeriksa keadaan putranya tersebut. Walaupun babak belur, Panglima Kumbang masih dapat merasakan tanda-tanda kehidupan ditubuh Rajo mudo Basa walaupun sangat lemah sekali. Panglima Kumbang segera memerintahkan beberapa prajurit untuk membawa sosok Rajo mudo Basa.“Apa yang datuak lakukan pada putra hamba?” tanya Panglima Kumbang lagi. Nada suara Panglima Kumbang sedikit meninggi.“Putramu, siapa kau?&rdqu

DMCA.com Protection Status