Share

49. Bagian 20

last update Terakhir Diperbarui: 2022-04-09 01:05:38

Bintang yang sangat tak ingin hal ini terjadipun terpaksa harus melayani kelimanya dengan gerakan cepat, tubuh Bintang bergerak cepat kesana kemari diantara serangan-serangan yang datang tanpa menggunakan satupun jurus yang dimilikinya.

Berjurus jurus serangan datang silih berganti, tapi Bintang masih tetap terlihat mengalah, tak sedikitpun Bintang membalas serangan, tapi Bintang menunjukkan kelasnya sebagai pendekar tanpa tanding, tak satupun serangan yang berhasil menyentuh tubuh Bintang, padahal serangan lawannya telah mengepung rapat dirinya.

Pertarungan berlangsung sengit, hingga tiba-tiba saja pendengaran Bintang yang tajam mendengar suara pertarungan dari kejauhan.

“Maaf saudara-saudara”. ucap Bintang lagi seraya menjura hormat diantara serangan para lawannya.

“Bleppp”. tubuh Bintang tiba-tiba saja lenyap dari tempat itu hingga membuat kelima lawannya kaget.

Tak jauh dari tempat itu, terlihat Roro, Yuki, Cakra dan Bua

Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Ksatria Pengembara Season 1   49. Bagian 21

    Malam itu, Bintang memutuskan untuk bermalam didalam sebuah hutan ketimbang harus menginap disebuah desa atau kadipaten, karena ancaman terhadap Lian Nishang masih tinggi disana sini. Malam semakin larut, disaat semua sudah tertidur, Bintang masih tenggelam di alam meditasinya, Bintang masih memikirkan tentang Segel Dewa Kematiannya yang kenapa bisa hilang dan Lian Nishang kembali berubah menjadi Iblis Putih.“Kakang”. sebuah suara menyadarkan Bintang dan membuat Bintang berpaling.“Roro”. ucap Bintang tersenyum melihat Roro yang datang menghampirinya. Roro sendiri langsung duduk disebelah Bintang dan memeluk lengan Bintang. Sementara Bintang terlihat hanya tersenyum dan membiarkannya saja.“Batal deh wudhu kakang”. ucap Bintang tersenyum.“Biarin”. ucap Roro tersenyum seraya menyandarkan dirinya dilengan Bintang.“Roro belum tidur?”“Roro tidak bisa tidur kang”

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-09
  • Ksatria Pengembara Season 1   50. Iblis Putih

    MATAHARI baru saja terbit diufuk timur, sinarnya yang hangat terasa begitu menghangatkan bagi setiap mahluk yang merasakan sinar mentari pagi itu. Tapi rupanya tidak semuanya merasakan kebahagiaan datangnya matahari pagi itu, seorang wanita yang mengenakan pakaian putih berlapis biru tampak tengah duduk diatas sebuah batu dengan kedua kaki menjuntai kedalam air yang ada Di hadapannya, tak jauh darinya tampak sebuah mata air terjun mengalir, begitu indah pemandangan alam ditempat itu, tapi tidak bagi wanita berparas cantik jelita tapi pucat itu, pandangan matanya tampak menatap kosong kearah air yang ada Di hadapannya, kedua kakinya yang bertelanjang tampak begitu putih bersih, bagaikan kulit susu. Entah apa yang ada dipikirannya, tanpa sadar air matanya mengalir jatuh titik demi titik diair yang mengalir tersebut. Bila kita melihat lebih teliti, sosok wanita jelita ini tak lain dan tak bukan adalah Lian Nishang adanya.Lian Nishang sangat terkejut saat tiba-tiba saja dirinya

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-10
  • Ksatria Pengembara Season 1   50. Bagian 2

    Jurus demi jurus terlewati, walaupun dikeroyok oleh dua orang senopati agul Blambang Sewu, Iblis Putih tak sedikitpun kewalahan, justru saat memasuki jurus ke 47, Iblis Putih mampu mendesak kedua senopati kerajaan Blambang Sewu ini.“Wuuttt.” Iblis Putih melepaskan sebuah serangan berbentuk bulan sabit berwarna putih.“Duarrr..” salah seorang senopati berusaha menahan serangan tersebut dengan keris ditangannya, hasilnya ledakanpun tak dapat dihindari. Sang senopati terlempar kebelakang, disaat itu pula Iblis Putih melesat memburunya. Semua terkejut karena kejadian itu begitu cepat.“Degg..”. disaat kritis, sebuah bayangan biru melesat menghadang Iblis Putih, bayangan itu berhasil memapaki serangan cakar maut Iblis Putih dengan tangannya.“K.a.u..la.gi.”. terdengar suara berat Iblis Putih yang rupanya mengenali sosok pemuda tampan yang kini ada Di hadapannya.Sosok pemuda yang menahan serangan Iblis Pu

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-10
  • Ksatria Pengembara Season 1   50. Bagian 3

    Malam akhirnya datang, Bintang menemukan sebuah gubuk tua yang terdapat didalam sebuah hutan lebat belantara, karena malam sudah semakin larut Bintangpun memutuskan untuk bermalam digubuk tersebut. Untunglah keadaan didalam gubuk bersih seperti terawat hingga Bintang dapat menemukan lampu teplok yang digunakan oleh Bintang untuk menerangi isi dalam gubuk tersebut.Sementara itu sosok Iblis Putih terus menggeliat-geliat berusaha melepaskan diri dari totokan dan lilitan benang sutra kayangan ditubuhnya.“Gggrrr. Ll.ee.p.as.kan.ak..u.” terdengar suara berat Iblis Putih seraya menatap kearah Bintang dengan tatapan gusar.Bintang seolah tak memperdulikan hal itu. Lalu mengambil duduk dibelakang Lian Nishang. Bintang merapatkan kedua telapak tangannya didepan dada, sebuah bayangan hijau pekat besar muncul diatas kepala Bintang, membentuk sesosok bayangan. Inilah Segel Dewa Kematian. Bayangan hijau pekat itu tampak menyusut masuk ketelapak tangan k

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-10
  • Ksatria Pengembara Season 1   50. Bagian 4

    “Kakak dari desa terdekat tadi, ini kakak ada belikan pakaian untuk adik Lian, juga ini...”. ucap Bintang seraya menyodorkan sebuah bungkusan kearah Lian Nishang, begitu dibuka bungkusan itu ternyata adalah makanan.Tanpa ragu Bintang menyuapi Lian dengan tangannya, Lian Nishang terdiam tapi tak menolak saat Bintang menyuapi dirinya. Lian Nishang menatap kearah Bintang dengan tatapan penuh arti, yang ditatap hanya tersenyum kecil. Sampai selesai, suasana diantara keduanya begitu romantis, bahkan Lian Nishang sampai tak mampu berkata apa-apa.“Sekarang adik Lian ganti pakaian ya, itu sudah kakak belikan. pakai kerudung sekalian”. Ucap Bintang tersenyum, Lian Nishang mencoba balas tersenyum.Baru saja Bintang ingin beranjak berdiri, tiba-tiba saja Lian menggenggam erat tangan Bintang. “Berjanjilah kak. Jangan tinggalkan Lian sendiri. Lian sudah tak punya siapa-siapa la...” ucapan Lian terhenti saat Bintang tiba-tiba saja menahan

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-10
  • Ksatria Pengembara Season 1   50. Bagian 5

    “Iblis Putih sudah tewas. jadi silahkan tuan-tuan kembali dan katakan pada gusti prabu Blambang Sewu..”. jawab Bintang singkat, tapi cukup membuat keadaan ditempat itu hening untuk sesaat. Sementara itu Bintang sendiri langsung menarik tangan Lian Nishang untuk mengikutinya. Lian Nishang hanya mengikuti tarikan tangan Bintang.Bintang dan Lian Nishang berjalan melewati orang-orang yang ada ditempat itu, hingga ;“Tunggu!”. sebuah suara menghentikan langkah Bintang dan Lian Nishang. Keduanya segera berbalik, rupanya Mahapatih Ranggowo yang tadi mengeluarkan ucapan.“Tangkap Iblis Putih hidup atau mati!”. perintah Mahapatih Ranggowo tiba-tiba, serentak para prajurit langsung bergerak mengepung dan mendekat.“Kak.”.“Tidak apa-apa adik, jangan jauh-jauh dari kakak ya “ ucap Bintang kepada Lian, Lian Nishang hanya mengangguk.Sementara itu puluhan prajurit bersenjata lengkap sudah semak

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-10
  • Ksatria Pengembara Season 1   50. Bagian 6

    Siang baru saja tinggi saat Bintang dan Lian Nishang tiba di Lembah Obat, tempat kediaman Peramal 5 Benua. Begitu sudah tiba didepan sebuah gubuk tua, Bintang dan Lian Nishang menghentikan langkah kaki kuda mereka.“Ini tempat siapa kak?” tanya Lian lagi.“Ini tempat guru kakak, namanya Lembah Obat.”“Lembah Obat.”“Benar, kita akan mencari tahu tentang Iblis Putih yang ada didalam tubuhmu Lian, mudah-mudahan guru bisa membantu”. Ucap Bintang lagi dan Lian mengangguk mantap.Bersamaan Bintang dan Lian turun dari punggung kuda mereka masing-masing dan menuntun kuda mereka memasuki pekarangan gubuk tersebut.“Guru...”“Guru...!” Bintang memanggil-manggil gurunya tapi tak ada jawaban, saat memerika kedalam gubukpun sepi.“Mungkin guru lagi dibelakang.”. batin Bintang lagi memutuskan untuk mengajak Lian kebelakang.Di belakang, seorang pemuda

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-11
  • Ksatria Pengembara Season 1   50. Bagian 7

    Keesokan harinya, Satria sudah menyiapkan ramuan obat untuk Lian Nishang. Lian Nishang sudah tampak duduk bermeditasi dengan memejamkan kedua matanya, Bintang tampak berada dibelakang Lian Nishang.Satria tampak menganggukkan kepalanya sebagai pertanda bagi Bintang untuk memulainya. Bintang kini tampak merapatkan kedua telapak tangannya didepan dada, sebuah bayangan berwarna hijau pekat besar muncul diatas kepala Bintang. Satria yang saat itu berada didekat Bintang langsung tersuruk jatuh kebelakang melihat betapa mengerikannya aura yang muncul diatas kepala Bintang.Bintang kali ini menggunakan Segel Dewa Kematiannya bukan untuk menyegel kekuatan Iblis Putih didiri Lian Nishang, melainkan untuk melenyapkannya untuk selama-lamanya. Perlahan telapak tangan Bintang menempel di kepala Lian Nishang.“Aaakhhhh.!” teriakan keras Lian Nishang terdengar seiring dengan bayangan hijau pekat yang mulai menyelimuti dirinya. Tubuh Lian Nishang bergetar h

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-11

Bab terbaru

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 20

    Bintang yang melihat kekuatan puncak yang telah dikerahkan oleh Datuk Malenggang Dilangit, segera ikut menghimpun tenaganya. Uap tipis putih terlhat keluar dari tubuh Bintang, uap putih yang mengeluarkan hawa dingin yang sangat menyengat.Dari uap tipis itu, terlihat membentuk sebuah bayangan diatas kepala Bintang, bayangan seekor naga berwarna putih tercipta.“Ledakan besar, khhaaaa!”Tiba-tiba saja sosok Datuk Malenggang Dilangit yang sudah diselimuti magma lahar panas langsung berlari kearah Bintang.Buumm! Buumm! Buumm! Buumm!Di setiap langkah Datuk Malenggang Dilangit terdengar suara ledakan-ledakan akibat tapak magma panas Datuk Malenggang Dilangit yang menjejak tanah, bagaikan seekor banteng ganas, sosok Datuk Malenggang Dilangit yang sudah berubah menjadi monster magma lahar terus berlari kearah Bintang. Beberapa tombak dihadapan Bintang, monster magma Datuk Malenggang Dilangit melompat dan ;Wuussshhh!M

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 19

    Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr!Ledakan-ledakan dahsyat dan beruntun terjadi diudara hingga terasa menggetarkan alam. Tinju-tinju magma bertemu dengan taburan Bintang-bintang putih kecil yang terang milik Bintang.Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr!Baik Bintang maupun Datuk Malenggang Dilangit terus melepaskan serangan dahsyatnya, hingga ledakan demi ledakan terus terjadi membahana ditempat itu, dalam sekejap saja, pohon-pohon yang ada dipulau itu langsung berterbangan dan bertumbangan entah kemana, tempat itu langsung luluh lantah dibuat oleh ledakan dahsyat oleh serangan Bintang dan Datuk Malenggang Dilangit.Saat Bintang berhasil turun kebawah, pulau itu sudah terbakar setengahnya akibat ledakan yang tadi terjadi, wajah Bintang kembali berubah saat melihat Datuk Malenggang Dilangit terlihat menghimpun tenaganya, magma lahar panas terlihat berkumpul ditelapak tangan Datuk Malenggang Dilangit.Bintang yang melihat hal itu segera ikut mengumpulkan haw

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 18

    SEBUAH pulau kosong tak berpenghuni dipilih oleh Bintang untuk menjadi tempat pertarungannya dengan Datuk Malenggang Dilangit. Kini kedua-duanya sudah saling berdiri berhadapan, Bintang kini sudah kembali ke sosoknya semula, demikian pula Datuk Malenggang Dilangit yang kini sudah berdiri diatas tanah tempatnya berpijak. Kedua-duanya saling berhadapan dengan tatapan tajam.Wweerrrr..!Tanpa banyak bicara, sosok Datuk Malenggang Dilangit tiba-tiba saja mengeluarkan magma lahar panas dari sekujur tubuhnya, terutama dibagian kedua tangan, kedua kaki dan kepala. Sedangkan sebagian besar tubuhnya belum berubah menjadi magma lahar panas.Bintang yang melihat hal itupun tak tinggal diam, dan ;Blesshhhh...!Tiba-tiba saja tubuh Bintang telah diliputi energi putih keperakan, rambut Bintangpun telah berubah menjadi berwarna putih keperakan dengan balur-balur keemasan yang mengeluarkan hawa dingin. Rupanya Bintang langsung menggunakan wujud Pangeran Bulan

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 17

    Wuusshhh!Tombak melesat dengan sangat cepat dan kuat kearah Datuk Malenggang Dilangit.Blepp!Kembali tombak yang dilemparkan oleh Sutan Rajo Alam hangus terbakar begitu menyentuh sosok Datuk Malenggang Dilangit.“Cepat ungsikan paduka rajo” teriak Datuk Rajo Dilangit memperingatkan para pejabat istana yang berdiri bersama Paduka Ananggawarman.“Tidak, aku takkan lari!” ucap Paduka Ananggawarman dengan keras hati hingga membuat Datuk Rajo Dilangit dan Sutan Rajo Alam hanya menarik nafas panjang melihat kekerasan hati Paduka Ananggawarman.Sementara itu magma lahar panas terus semakin banyak menjalar menutupi halaman istana Nagari Batuah.Datuk Rajo Dilangit dan Sutan Rajo Alam terlihat tengah memikirkan rencana untuk mengatasi hal itu, waktu yang sempat dan mendesak membuat keduanya sedikit khawatir dengan keadaan yang terjadi, hingga ;“Datuak Malenggang Di

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 16

    Istana Nagari Batuah terlihat begitu sibuk dengan segala macam aktivitasnya, karena hari ini adalah janji yang ditetapkan oleh Datuak Malenggang Dilangit terhadap wilayah Nagari Batuah, dengan dipimpin oleh Datuk Rajo Dilangit, Paduka Ananggawarman berniat untuk melawan Datuk Malenggang Dilangit dengan segenap kekuatan istana Nagari Batuah, para hulubalang, panglima dan pejabat istana Nagari Batuahpun memberikan tanda kesiapan mereka berjuang hidup atau mati demi mempertahankan kedaulatan istana Nagari Batuah.Datuk Rajo Dilangit dipercaya oleh Paduka Ananggawarman untuk memimpin seluruh pasukan yang ada di istana Nagari Batuah dan Datuk Rajo Dilangit menerimanya untuk menjalankan taktik yang akan digunakan untuk melawan amukan Datuk Malenggang Dilangit. Seluruh masyarakat kotaraja Nagari Batuah sudah diungsikan demi keselamatan mereka. Paduka Ananggawarman menolak untuk ikut me

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 15

    Pagi itu di Istana Bunian, panglima Kitty yang tiba-tiba saja datang menghadap, disaat Bintang dan Ratu Bunian tengah bercengkrama mesra berdua. “Sembah hormat hamba paduka, ratu” ucap panglima Kitty berlutut dihadapan keduanya. Ratu Bunian terlihat mengangkat tangannya sebagai tanda menerima hormat panglima Kitty. “Ada apa Kitty?” “Ampun ratu, Datuak Malenggang Dilangit sudah muncul kembali” ucap Kitty lagi hingga membuat wajah Ratu Bunian berubah pucat. Bintang yang ada didekatnya mulai tertarik mendengarnya. “Untung saja kita cepat memindahkan Negeri Bunian jauh dari gunung marapi. Kalau tidak, Datuak Malenggang Dilangit pasti sudah datang kemari” ucap Ratu Bunian lagi. Panglima Kitty terlihat mengangguk-anggukkan kepalanya. “Dimana Datuak Malenggang Dilangit muncul Kitty?” tanya Bintang cepat hingga membuat Ratu Bunian dan panglima Kitty memandang kearah Bintang. “Ampun paduka, Datuak Malenggang Dilangit mengacau di istana Nagari Batuah” “Istana Nagari Batuah?!” ulang Bintan

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 14

    “Maafkan kelancangan ambo datuak” ucap Datuk Rajo Dilangit lagi. Entah apa maksud Datuk Rajo Dilangit yang tiba-tiba saja berjongkok. Perlahan sosok Datuk Rajo Dilangit mulai berubah menjadi seekor harimau loreng yang sangat besar, 2x ukuran harimau dewasa, sama besarnya dengan harimau putih jelmaan Datuk Malenggang Dilangit.Grraaauuummm!Grraaauuummm!Dua harimau besar ini saling mengaum dengan dahsyat, begitu dahsyatnya banyak para prajurit yang ada ditempat itu jatuh terduduk karena lemas lututnya.Grraaauuummm!Grraaauuummm!Kembali kedua harimau besar ini saling mengaum, tapi kali ini disertai dengan sama-sama saling menerkam kedepan.Kembali terjadi dua pertarungan raja rimba yang sama-sama berwujud besar. Saling terkam, saling cakar dan saling gigit, dilakukan oleh kedua harimau berbeda warna ini. Kali ini harimau belang jelmaan Datuk Rajo Dilangit mampu memberikan perlawanan sen

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 13

    Sekarang Datuk Malenggang Dilangit telah dikeroyok oleh dua pengguna harimau dan macan kumbang, tapi bukannya terdesak, Datuk Malenggang Dilangit justru tertawa-tawa senang melayani serangan keduanya.“Hahaha.. sudah lama aku tidak bertarung sesenang ini” ucap Datuk Malenggang Dilangit lagi.Sebenarnya jurus-jurus harimau putih milik Datuk Malenggang Dilangit tidaklah jauh berada diatas jurus harimau singgalang milik Wijaya dan jurus macan kumbang milik Panglima Kumbang, hanya saja perbedaan kekuatan dan pengalaman yang membuat Datuk Malenggang Dilangit lebih unggul.Memasuki jurus ke 88, Wijaya dan Panglima Kumbang terlihat sama-sama melompat mundur kebelakang.Graaauumm!Ggrraaamm!Tiba-tiba saja Wijaya dan Panglima Kumbang terdengar mengaum. Sosok Wijaya sendiri yang sudah berjongkok merangkak tiba-tiba saja berubah wujud menjadi seekor harimau belang kuning dewasa, sedangkan sosok Panglima Kumbang y

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 12

    Wusshhh!Seperti melempar karung saja, Datuk Malenggang Dilangit dengan ringannya melemparkan sosok Rajo mudo Basa kehadapan Paduka Ananggawarman.Tapp!Sesosok tubuh tampak langsung bergerak didepan Paduka Ananggawarman dan langsung menangkap tubuh Rajo mudo Basa yang dilemparkan oleh Datuk Malenggang Dilangit. Rupanya dia adalah Panglima Kumbang.“Rajo mudo, anakku” ucap Panglima Kumbang dengan wajah berubah yang melihat keadaan Rajo mudo Basa yang babak belur. Panglima Kumbang dengan cepat memeriksa keadaan putranya tersebut. Walaupun babak belur, Panglima Kumbang masih dapat merasakan tanda-tanda kehidupan ditubuh Rajo mudo Basa walaupun sangat lemah sekali. Panglima Kumbang segera memerintahkan beberapa prajurit untuk membawa sosok Rajo mudo Basa.“Apa yang datuak lakukan pada putra hamba?” tanya Panglima Kumbang lagi. Nada suara Panglima Kumbang sedikit meninggi.“Putramu, siapa kau?&rdqu

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status