Share

43. Bagian 12

last update Terakhir Diperbarui: 2022-03-14 01:01:04

Mentari belum lagi menampakkan dirinya, tapi bias cahayanya sudah menyeburat keluar menerangi alam. Kokok ayam jantanpun sudah saling sahut sahutan sejak dari tadi. Di sebuah hutan di kaki Gunung Merapi sebelah selatan, tampak seorang yang tengah khusuk berzikir, sebilah pedang terbungkus kain putih tampak terletak rapi disebelahnya. Dia tak lain adalah Bintang adanya.

Sementara itu tak jauh dari Bintang tampak sosok seekor kera yang tengah mempermainkan batang lidi pada hidung seorang bertubuh besar yang tengah tertidur lelap. Sosok tidur tersebut itu tak lain adalah Bujang Sakti.

Sedangkan sosok kera yang tengah mempermainkan hidungnya itu tak lain adalah sang Dewa Kera. Teman dan juga murid Bintang, hubungan keduanya cukup rumit untuk dijelaskan. Dewa Keralah yang Bintang maksud semalam kepada Bujang untuk menangani bangsa lelembut sekutu Mak Jonggrang, karena Bintang ingat dulu saat bersama Dewa Kera yang sangat suka menghajar para bangsa siluman atau lelembut. Unt

Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Ksatria Pengembara Season 1   43. Bagian 13

    “Aku Raksasa Rantai Neraka” ucap sosok besar dihadapan Bujang. Benar saja, Raksasa Rantai Neraka tampak meraih rantai yang ada dibelakang pinggangnya. Rantai yang begitu besar terlihat begitu ringan ditangan Raksasa Rantai Neraka.Tapi Bujang tak gentar, langkahnya maju beberapa langkah kehadapan Raksasa Rantai Neraka. Sementara itu Raksasa Rantai Neraka tampak memutar-mutar rantai itu diatas kepalanya, semakin lama semakin cepat.“Mati kau!”“Wuuttt”. rantai besar itu langsung diayunkan kearah Bujang, gerak rantai bagaikan anak panah yang lepas dari busurnya. Bujang hanya bergerak sedikit kesamping hingga rantai itu lewat dihadapannya.“Duarrr..”. tanah yang dihantam rantai tersebut langsung meledak, dapat dibayangkan betapa kuatnya ayunan rantai tersebut hingga menimbulkan ledakan yang cukup hebat, kalau saja tadi tubuh Bujang yang terkena hantaman rantai tersebut, pasti akan langsung hancur.&ldquo

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-14
  • Ksatria Pengembara Season 1   43. Bagian 14

    Tak ada reaksi dari Bintang bahkan saat cahaya merah itu semakin mendekat. Tepat disaat cahaya merah itu hampir sampai, Bintang mengangkat tangan kanannya dan membuat gerakan memutar, hebatnya lagi cahaya merah tersebut justru mengikuti gerakan perputaran tangan Bintang.“Kukembalikan!”. ucap Bintang seraya mendorong tangannya. “Wusshhh..!”. cahaya merah milik Mak Jonggrang justru berbalik kearah Mak Jonggrang sendiri jauh lebih cepat dari sebelumnya, inilah salah satu kehebatan jurus Pusaran Matahari dari Cermin Agung Matahari Rembulan milik Bintang.“Awass!”. Mak Jonggrang yang sangat kaget melihat lawannya berhasil membalikkan pukulannya segera berteriak keras seraya melompat menghindar.“Plasshhh..!”. tapi terlambat bagi beberapa lelembut yang saat itu berada didekat Mak Jonggrang, pukulan Lahar Gunung Merapi langsung membakar mereka.“Aakhhhhh!”. jeritan-jeritan ke

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-14
  • Ksatria Pengembara Season 1   43. Bagian 15

    Kali ini Bintang melayani serangan para lawannya, Bintang memainkan jurus “Kelana Pemabuk”. Akibatnya para lawan-lawannya menjadi bingung. Karena serapat apapun kepungan mereka, tetap saja Bintang yang bergerak-gerak seperti orang mabuk dan orang gila itu mampu menyelinap di antara senjata mereka. Bahkan kadang-kadang Bintang lenyap dan muncul di belakang mereka sambil menepuk tubuh mereka. Kini sadarlah mereka bahwa lawan mereka kali ini bukanlah orang sembarangan.“Des...des...desss” sekali-kali Bintang melancarkan serangan balasan, hingga beberapa orang tokoh-tokoh aliran hitam itu harus terjengkang menerima akibatnya.Puncak Gunung Merapi benar-benar menjadi ajang pertempuran hebat antara 3 orang hebat menghadapi puluhan orang tokoh aliran hitam yang masih tersisa. Kita lihat pertarungan yang pertama antara Dewa Kera menghadapi para bangsa lelembut, walau dikeroyok sedemikian rupa, tapi Dewa Kera masih dengan santai bertarung dengan

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-14
  • Ksatria Pengembara Season 1   43. Bagian 16

    “Namanya Ksatria Pengembara, dia adalah murid Raja Penidur kakang” ucap Mak Jonggrang lagi, hingga kontan membuat wajah kakek merah berubah. Bahkan wajah kakek putihpun ikut berubah.“Raja Iblis Gunung Merapi Dan Raja Iblis Rembulan hari ini aku akan menuntut balas atas kematian Bopoku, Raja Penidur”. Ucap Bujang Sakti keras.“Ha ha ha...! bocah gendut, apa kau ingin menyusul Bopomu ha!! kalau begitu dengan senang hati aku akan mengabulkannya”. Ucap kakek putih lagi tertawa.“Kita lihat saja kakek gebluk”. Ucap Bujang Sakti mengejek.Bujang Sakti merapatkan kedua tangannya membentuk mudra. “Werrrrr”. tiba-tiba saja sosok Bujang Sakti memancarkan hawa dingin yang amat sangat, begitu kuatnya pancaran tenaga dalam yang dikerahkan oleh Bujang Sakti sampai-sampai membuat angin yang berhembus ditempat itu berubah kencang. Angin dingin menerpa tempat itu. Bujang Sakti tahu siapa yang dihadapannya saat i

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-15
  • Ksatria Pengembara Season 1   43. Bagian 17

    “Blezzhhhgg”. tiba-tiba pula batu-batuan tersebut langsung terbakar oleh Lahar Merapi yang mengeluarkan aura panas yang sangat menyengat.“Coba kau tahan serangan, Hujan Lahar Merapiku ini!”. ucap Raja Iblis Gunung Merapi lagi dengan keras.Bintang yang melihat serangan dahsyat yang akan dilancarkan oleh Raja Iblis Gunung Merapi, langsung mengedarkan pandangannya kesekitar.“Akan banyak makan korban bila sampai serangan Hujan Lahar Merapi ini kubiarkan”. Batin Bintang lagi menyadari keadaan disekitarnya yang begitu banyak pendekar-pendekar aliran hitam yang masih tak sadarkan diri ataupun yang tertotok.Tak menunggu lama, Bintang langsung merapatkan kedua telapak tangannya didepan dada, sebuah bayangan putih keperakan muncul diatas kepala Bintang. Perlahan bayangan putih keperakan itu langsung menyelimuti sekujur tubuh Bintang dan berputar-putar membentuk pertahanan. Bintang sedang menggunakan

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-15
  • Ksatria Pengembara Season 1   43. Bagian 18

    “Kita hadapi berdua” ucap Raja Iblis Gunung Merapi lagi, Raja Iblis Rembulan tak menjawab tapi menganggukkan wajahnya.Sementara itu Bintang, tampak tengah membantu Bujang Sakti mengobati luka dalamnya, Dewa Kera sendiri yang baru saja menyelesaikan pertarungannya, langsung melompat kehadapan Bintang dan Bujang Sakti untuk menjaga segala kemungkinan yang akan terjadi. Tak lama Bintang menyudahi tindakannya mengobati luka dalam Bujang Sakti.“Dewa Kera, jaga Bujang, mereka biar aku yang hadapi” ucap Bintang seraya bangkit berdiri.“Baik guru”. Ucap Dewa Kera tanpa membantah, Bintang sendiri maju kehadapan Raja Iblis Gunung Merapi dan Raja Iblis Rembulan.Menghadapi kedua dedengkot aliran hitam ini, Bintang tak ingin setengah-setengah lagi, Bintang merapatkan kedua tangannya membentuk mudra. Kedua telapak tangan Bintang bersinar, sinar yang rupanya berasal dari dua lambang yang kini muncul ditelapak tangan kanan dan kiri

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-15
  • Ksatria Pengembara Season 1   43. Bagian 19

    “Pancasona...”. batin Bintang lagi, Bintang baru mengerti kenapa serangannya tak ada yang bisa melukai kedua dedengkot aliran hitam ini.Raja Iblis Gunung Merapi dan Raja Iblis Rembulan sama-sama terlihat menghimpun kekuatan.“Zggghhhh.” ditangan Raja Iblis Gunung Merapi terangkum pukulan dahsyat yang disebut Puncak Merapi berwarna merah.“Zggghhhh.” ditangan Raja Iblis Rembulan terangkum pukulan dahsyat yang disebut Neraka Es berwarna hitam.Melihat kedua dedengkot aliran hitam yang telah merapal pukulan dahsyat masing-masing, Bintangpun tak ingin main-main lagi. Kedua tangan Bintang membentuk mudra, secara perlahan kedua tangan itu terbuka.“Plasshhhh”“Plashhhh”Hampir bersamaan dikedua tangan Bintang muncul dua berkas cahaya yang berlainan warna, bila ditangan kiri muncul cahaya berwarna merah, ditangan kanan Bintang muncul cahaya berwarna biru. Inilah pukulan Ma

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-15
  • Ksatria Pengembara Season 1   43. Bagian 20

    “Gondola, ayo kita tinggalkan tempat ini cepat!”. ucap Raja Iblis Rembulan lagi.“Huuupp”. hampir bersamaan Raja Iblis Gunung Merapi dan Raja Iblis Rembulan saling melompat terbang untuk segera meninggalkan tempat itu, tapi ;“Yudha Manggala, heeaaa!” saat itu pula Bintang mendorong kedua tangannya kedepan, tapak dan tinju, dari telapak tangan kiri Bintang keluar bayangan seekor naga berwarna hijau, sedangkan tinju tangan kanan Bintang keluar bayangan seekor harimau raksasa berwarna putih.Raja Iblis Gunung Merapi dan Raja Iblis Rembulan kalah cepat, saat bayangan naga dan harimau milik Bintang menghampiri keduanya.“Aaakhhhhh!”. Raja Iblis Gunung Merapi menjerit keras saat cahaya keemasan yang membentuk bayangan naga yang keluar dari tapak tangan Bintang membelit tubuhnya.“Aaaakhhh!”. tak lama Raja Iblis Rembulan menjerit keras saat cahaya keemasan yang membentuk bayangan seekor

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-15

Bab terbaru

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 20

    Bintang yang melihat kekuatan puncak yang telah dikerahkan oleh Datuk Malenggang Dilangit, segera ikut menghimpun tenaganya. Uap tipis putih terlhat keluar dari tubuh Bintang, uap putih yang mengeluarkan hawa dingin yang sangat menyengat.Dari uap tipis itu, terlihat membentuk sebuah bayangan diatas kepala Bintang, bayangan seekor naga berwarna putih tercipta.“Ledakan besar, khhaaaa!”Tiba-tiba saja sosok Datuk Malenggang Dilangit yang sudah diselimuti magma lahar panas langsung berlari kearah Bintang.Buumm! Buumm! Buumm! Buumm!Di setiap langkah Datuk Malenggang Dilangit terdengar suara ledakan-ledakan akibat tapak magma panas Datuk Malenggang Dilangit yang menjejak tanah, bagaikan seekor banteng ganas, sosok Datuk Malenggang Dilangit yang sudah berubah menjadi monster magma lahar terus berlari kearah Bintang. Beberapa tombak dihadapan Bintang, monster magma Datuk Malenggang Dilangit melompat dan ;Wuussshhh!M

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 19

    Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr!Ledakan-ledakan dahsyat dan beruntun terjadi diudara hingga terasa menggetarkan alam. Tinju-tinju magma bertemu dengan taburan Bintang-bintang putih kecil yang terang milik Bintang.Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr!Baik Bintang maupun Datuk Malenggang Dilangit terus melepaskan serangan dahsyatnya, hingga ledakan demi ledakan terus terjadi membahana ditempat itu, dalam sekejap saja, pohon-pohon yang ada dipulau itu langsung berterbangan dan bertumbangan entah kemana, tempat itu langsung luluh lantah dibuat oleh ledakan dahsyat oleh serangan Bintang dan Datuk Malenggang Dilangit.Saat Bintang berhasil turun kebawah, pulau itu sudah terbakar setengahnya akibat ledakan yang tadi terjadi, wajah Bintang kembali berubah saat melihat Datuk Malenggang Dilangit terlihat menghimpun tenaganya, magma lahar panas terlihat berkumpul ditelapak tangan Datuk Malenggang Dilangit.Bintang yang melihat hal itu segera ikut mengumpulkan haw

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 18

    SEBUAH pulau kosong tak berpenghuni dipilih oleh Bintang untuk menjadi tempat pertarungannya dengan Datuk Malenggang Dilangit. Kini kedua-duanya sudah saling berdiri berhadapan, Bintang kini sudah kembali ke sosoknya semula, demikian pula Datuk Malenggang Dilangit yang kini sudah berdiri diatas tanah tempatnya berpijak. Kedua-duanya saling berhadapan dengan tatapan tajam.Wweerrrr..!Tanpa banyak bicara, sosok Datuk Malenggang Dilangit tiba-tiba saja mengeluarkan magma lahar panas dari sekujur tubuhnya, terutama dibagian kedua tangan, kedua kaki dan kepala. Sedangkan sebagian besar tubuhnya belum berubah menjadi magma lahar panas.Bintang yang melihat hal itupun tak tinggal diam, dan ;Blesshhhh...!Tiba-tiba saja tubuh Bintang telah diliputi energi putih keperakan, rambut Bintangpun telah berubah menjadi berwarna putih keperakan dengan balur-balur keemasan yang mengeluarkan hawa dingin. Rupanya Bintang langsung menggunakan wujud Pangeran Bulan

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 17

    Wuusshhh!Tombak melesat dengan sangat cepat dan kuat kearah Datuk Malenggang Dilangit.Blepp!Kembali tombak yang dilemparkan oleh Sutan Rajo Alam hangus terbakar begitu menyentuh sosok Datuk Malenggang Dilangit.“Cepat ungsikan paduka rajo” teriak Datuk Rajo Dilangit memperingatkan para pejabat istana yang berdiri bersama Paduka Ananggawarman.“Tidak, aku takkan lari!” ucap Paduka Ananggawarman dengan keras hati hingga membuat Datuk Rajo Dilangit dan Sutan Rajo Alam hanya menarik nafas panjang melihat kekerasan hati Paduka Ananggawarman.Sementara itu magma lahar panas terus semakin banyak menjalar menutupi halaman istana Nagari Batuah.Datuk Rajo Dilangit dan Sutan Rajo Alam terlihat tengah memikirkan rencana untuk mengatasi hal itu, waktu yang sempat dan mendesak membuat keduanya sedikit khawatir dengan keadaan yang terjadi, hingga ;“Datuak Malenggang Di

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 16

    Istana Nagari Batuah terlihat begitu sibuk dengan segala macam aktivitasnya, karena hari ini adalah janji yang ditetapkan oleh Datuak Malenggang Dilangit terhadap wilayah Nagari Batuah, dengan dipimpin oleh Datuk Rajo Dilangit, Paduka Ananggawarman berniat untuk melawan Datuk Malenggang Dilangit dengan segenap kekuatan istana Nagari Batuah, para hulubalang, panglima dan pejabat istana Nagari Batuahpun memberikan tanda kesiapan mereka berjuang hidup atau mati demi mempertahankan kedaulatan istana Nagari Batuah.Datuk Rajo Dilangit dipercaya oleh Paduka Ananggawarman untuk memimpin seluruh pasukan yang ada di istana Nagari Batuah dan Datuk Rajo Dilangit menerimanya untuk menjalankan taktik yang akan digunakan untuk melawan amukan Datuk Malenggang Dilangit. Seluruh masyarakat kotaraja Nagari Batuah sudah diungsikan demi keselamatan mereka. Paduka Ananggawarman menolak untuk ikut me

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 15

    Pagi itu di Istana Bunian, panglima Kitty yang tiba-tiba saja datang menghadap, disaat Bintang dan Ratu Bunian tengah bercengkrama mesra berdua. “Sembah hormat hamba paduka, ratu” ucap panglima Kitty berlutut dihadapan keduanya. Ratu Bunian terlihat mengangkat tangannya sebagai tanda menerima hormat panglima Kitty. “Ada apa Kitty?” “Ampun ratu, Datuak Malenggang Dilangit sudah muncul kembali” ucap Kitty lagi hingga membuat wajah Ratu Bunian berubah pucat. Bintang yang ada didekatnya mulai tertarik mendengarnya. “Untung saja kita cepat memindahkan Negeri Bunian jauh dari gunung marapi. Kalau tidak, Datuak Malenggang Dilangit pasti sudah datang kemari” ucap Ratu Bunian lagi. Panglima Kitty terlihat mengangguk-anggukkan kepalanya. “Dimana Datuak Malenggang Dilangit muncul Kitty?” tanya Bintang cepat hingga membuat Ratu Bunian dan panglima Kitty memandang kearah Bintang. “Ampun paduka, Datuak Malenggang Dilangit mengacau di istana Nagari Batuah” “Istana Nagari Batuah?!” ulang Bintan

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 14

    “Maafkan kelancangan ambo datuak” ucap Datuk Rajo Dilangit lagi. Entah apa maksud Datuk Rajo Dilangit yang tiba-tiba saja berjongkok. Perlahan sosok Datuk Rajo Dilangit mulai berubah menjadi seekor harimau loreng yang sangat besar, 2x ukuran harimau dewasa, sama besarnya dengan harimau putih jelmaan Datuk Malenggang Dilangit.Grraaauuummm!Grraaauuummm!Dua harimau besar ini saling mengaum dengan dahsyat, begitu dahsyatnya banyak para prajurit yang ada ditempat itu jatuh terduduk karena lemas lututnya.Grraaauuummm!Grraaauuummm!Kembali kedua harimau besar ini saling mengaum, tapi kali ini disertai dengan sama-sama saling menerkam kedepan.Kembali terjadi dua pertarungan raja rimba yang sama-sama berwujud besar. Saling terkam, saling cakar dan saling gigit, dilakukan oleh kedua harimau berbeda warna ini. Kali ini harimau belang jelmaan Datuk Rajo Dilangit mampu memberikan perlawanan sen

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 13

    Sekarang Datuk Malenggang Dilangit telah dikeroyok oleh dua pengguna harimau dan macan kumbang, tapi bukannya terdesak, Datuk Malenggang Dilangit justru tertawa-tawa senang melayani serangan keduanya.“Hahaha.. sudah lama aku tidak bertarung sesenang ini” ucap Datuk Malenggang Dilangit lagi.Sebenarnya jurus-jurus harimau putih milik Datuk Malenggang Dilangit tidaklah jauh berada diatas jurus harimau singgalang milik Wijaya dan jurus macan kumbang milik Panglima Kumbang, hanya saja perbedaan kekuatan dan pengalaman yang membuat Datuk Malenggang Dilangit lebih unggul.Memasuki jurus ke 88, Wijaya dan Panglima Kumbang terlihat sama-sama melompat mundur kebelakang.Graaauumm!Ggrraaamm!Tiba-tiba saja Wijaya dan Panglima Kumbang terdengar mengaum. Sosok Wijaya sendiri yang sudah berjongkok merangkak tiba-tiba saja berubah wujud menjadi seekor harimau belang kuning dewasa, sedangkan sosok Panglima Kumbang y

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 12

    Wusshhh!Seperti melempar karung saja, Datuk Malenggang Dilangit dengan ringannya melemparkan sosok Rajo mudo Basa kehadapan Paduka Ananggawarman.Tapp!Sesosok tubuh tampak langsung bergerak didepan Paduka Ananggawarman dan langsung menangkap tubuh Rajo mudo Basa yang dilemparkan oleh Datuk Malenggang Dilangit. Rupanya dia adalah Panglima Kumbang.“Rajo mudo, anakku” ucap Panglima Kumbang dengan wajah berubah yang melihat keadaan Rajo mudo Basa yang babak belur. Panglima Kumbang dengan cepat memeriksa keadaan putranya tersebut. Walaupun babak belur, Panglima Kumbang masih dapat merasakan tanda-tanda kehidupan ditubuh Rajo mudo Basa walaupun sangat lemah sekali. Panglima Kumbang segera memerintahkan beberapa prajurit untuk membawa sosok Rajo mudo Basa.“Apa yang datuak lakukan pada putra hamba?” tanya Panglima Kumbang lagi. Nada suara Panglima Kumbang sedikit meninggi.“Putramu, siapa kau?&rdqu

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status