Share

39. Bagian 16

last update Terakhir Diperbarui: 2022-02-28 01:02:47

Malam mulai tampak semakin larut, Bintang tampak berjalan menelusuri lorong yang tak terlalu panjang. Langkah Bintang terhenti didepan sebuah pintu yang tampak dijaga oleh sepasang laki-laki dan sepasang wanita bercadar.

Melihat Bintang yang datang, ke-4nya langsung menjura hormat. Bintang membalasnya dengan cepat.

“Silahkan tuan pendekar. ketua kami sudah menunggu didalam”. hampir bersamaan kedua pasangan itu mengeluarkan ucapan. Pintu dibuka, Bintangpun melangkah masuk kedalam. Didalam terlihat dua sosok tengah duduk menunggu. Melihat sosok Bintang, keduanya bangkit berdiri.

Bintang mengenali kedua sosok tersebut, yang berada disebelah kirinya adalah ketua dari aliran Sekte Matahari Terbang, Raja Matahari Terbang dan yang berada disebelah kanan adalah ketua dari aliran Sekte Bulan Purnama, Ratu Bulan.

“Maaf kalau harus merepotkan waktu tuan yang seharusnya beristirahat”. ucap Ratu Bulan seraya menjura hormat menyambut kedatangan

Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Ksatria Pengembara Season 1   39. Bagian 17

    Keesokan harinya, satu demi satu aliran-aliran rimba persilatan mulai meninggalkan Bukit Batu Bulan, termasuk aliran Sekte Matahari Terbang dan Sekte Bulan Purnama dan yang terakhir berpamitan adalah Sekte Seruling Naga Emas.“Bibi.. hamba ucapkan terima kasih karena telah menyelamatkan dan merawat istri hamba selama ini”. ucap Bintang menjura hormat pada sosok Dewi Seruling Naga Emas yang tampil anggun.“Tidak perlu berterima kasih tuan pendekar. sudah kewajiban hamba untuk menolong yang hamba bisa” ucap Dewi Seruling Naga Emas lembut.“Guru.. kim sangat berterima kasih atas apa yang telah guru berikan selama ini”. ucap Putri Kim tiba-tiba berlutut dihadapan Dewi Seruling Naga Emas.“Bangunlah kim”. ucap Dewi Seruling Naga Emas dengan lembut mengangkat tubuh Putri Kim.“Kim.. kau sudah kuanggap seperti putriku sendiri.. suatu saat nanti mampirlah ke perguruan untuk menengok guru dan ka

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-28
  • Ksatria Pengembara Season 1   39. Bagian 18

    Sementara itu sipenunggang kuda yang ada di sebelah Bintang adalah sosok seorang gadis bertubuh tinggi semampai, lekukan tubuh indahnya tampak terbalut indah dengan pakaian sutra berwarna Putih. Kulitnya seputih salju. Matanya terlihat begitu indah dengan bola mata berwarna hitam kecoklatan. Rambutnya yang panjang terlihat ditatanya membentuk poni dibagian depannya dengan begitu indah menjuntai panjang dan dihiasi dengan butiran-butiran mutiara yang berkilau bila diterpa cahaya, plakat emas tersampir diujung rambut diatas kepalanya. sepasang anting mutiara tersampir indah dikedua belah telinganya, dihidung kanannyapun terlihat sebuah berlian menghias begitu berkilau bila diterpa sinar, mengenakan kerudung putih yang menutupi kepala dan sebagian wajahnya, diantara kedua alisnya tampak indah terlihat sebuah tanda merah berbentuk persegi tiga. Sosok dengan tubuh menggoda ini tak lain adalah Putri Kim si hyang.Sepasang muda mudi ini tampak menggebah kuda mereka dengan cepat kear

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-28
  • Ksatria Pengembara Season 1   39. Bagian 19

    Waktu terus berjalan, tak terasa sudah dua minggu lebih Bintang berada di puncak Bukit Batu Bulan, selain untuk menunggu adik angkatnya, hisui Yuki untuk menyempurnakan jurus cangkang kura-kura yang diajarkan oleh tetua Xuan Wu. Perkembangan pesat diperlihatkan oleh Yuki, dari jurus cangkang kura-kura tahap putih sampai sekarang sudah tahap merah, untuk menyempurnakan jurus cangkang kura-kura, Yuki harus mencapai tahap hitam.Malam itu secara khusus 4 Dewa Penjaga Gerbang mengundang Bintang untuk menemui mereka di aula pertemuan.“Maaf tetua, sebenarnya dimanakah tuan Fu Yi berlatih ? selama berada disini, hamba tidak pernah sekalipun bertemu dengan tuan Fu Yi ?”. ucap Bintang lagi“Saat ini tuan Fu Yi tengah melatih ilmu Cermin Langit disuatu tempat yang bernama ruang dimensi dan waktu”“Ruang dimensi dan waktu”. ulang Bintang lagi.“Benar, ruang dimensi dan wak

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-28
  • Ksatria Pengembara Season 1   39. Bagian 20

    “Saat itu maharatu Bintang tengah mengandung dan sejak tewasnya Maharaja Dewa Bintang, keberadaan maharatu Bintangpun tak diketahui lagi dimana rimbanya”. Sambung tetua Xuan Wu lagi.“Dan salah satu dari pengikut Maharaja Dewa Bintang yang lebih memilih untuk menjadi seorang pertapa adalah guru kami, Mahadewa Bumi, dari guru kami mengetahui apa yang sebenarnya terjadi hingga kami bertemu denganmu Bintang”. Ucap tetua Qing Long lagi. Bintang terlihat menarik nafas panjang mendengar hal itu, antara percaya dengan tidak Bintang mendengar cerita oleh para tetua Dewa Penjaga Gerbang tersebut.“Bagaimana tetua bisa meyakini kalau hamba adalah putra dari Maharaja Dewa Bintang yang sudah ribuan tahun yang lalu masanya ?”. ucap Bintang lagi, sebenarnya Bintang masih ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi pada dirinya jika memang benar dirinya adalah putra Maharaja Dewa Bintang yang berasal dari ribuan tahun yang lalu. Tapi bintang menahan kei

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-28
  • Ksatria Pengembara Season 1   40. Olympus – Kuil para Dewa

    Sebuah bangunan yang hampir bisa disebut benteng tampak berdiri gagah, bangunan megah dengan dinding benteng setinggi 5 meter semakin menambah megah dan angkernya bangunan tersebut. Dikejauhan terlihat serombongan kuda di pacu dengan cepat melintasi sebuah padang pasir yang luas, kepulan debu akibat gebahan kaki kuda terlihat membumbung tinggi. Hampir semua penunggang kuda tersebut terlihat mengenakan caping dikepala mereka. Para penunggang kuda ini tampak menghentikan langkah kuda mereka tepat didepan bangunan megah tersebut.Di pintu gerbang yang besar tersebut terlihat sebuah gambar matahari, diatasnya tertulis : “SEKTE MATAHARI TERBANG”. Hampir bersamaan mereka turun dari kuda mereka dan hampir bersamaan pula mereka saling melepas caping yang mereka kenakan. Kini terlihatlah wajah-wajah yang ada dibalik caping bambu tersebut, dua diantaranya adalah dua orang pemuda yang sudah berusia mapan, sedangkan 14 orang dibelakang keduanya adalah wanita, 13 diantaranya m

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-01
  • Ksatria Pengembara Season 1   40. Bagian 2

    Malam menyambut datangnya sang bulan yang bersinar terang dimalam itu, bintang-bintangpun bertaburan dengan terang di angkasa. Rombongan Bintang dibagi atas 3 kamar, pertama kamar untuk Bintang dan tuan Fu yi, kamar kedua ditempati oleh putri Yuan, Putri Kim dan Hisui Yuki, sedangkan kamar terakhir ditempati oleh rombongan Sekte Bulan Purnama.Udara terasa begitu panas malam itu, hal ini pula yang membuat Lian Nishang memutuskan untuk berjalan-jalan keluar kamar untuk menghirup udara segar malam itu. Pada suatu ketika langkah Lian Nishang terhenti saat utusan Raja Matahari Biak-ang terlihat berjalan beriringan bersama dengan Bintang dan Huang Fu yi.“Mau kemana kak Bintang dan kak Fu yi”. Batin Lian Nishang, karena rasa penasaran, Lian Nishangpun mencoba mengikutinya.Bintang, Fu yi dan Biak-ang terlihat berjalan meninggalkan benteng istana Sekte Matahari Terbang dan berjalan memasuki sebuah hutan yang berada tak jauh dari tempat kediaman Sekte Matah

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-01
  • Ksatria Pengembara Season 1   40. Bagian 3

    Sesaat sebelum serangan Raja Matahari tiba, Bintang bergerak cepat menghindari serangan Raja Matahari, begitu cepat, hingga kini pertarungan Bintang dan Raja Matahari berlangsung sengit, Huang Fu yi dan Raja Muda terlihat kesulitan untuk melihat pertarungan yang terjadi, yang terlihat hanya bayang-bayang diantara keduanya.Bintang menggunakan jurus Kelana Pemabuknya untuk menghindari setiap serangan Raja Matahari, sejauh ini tak satupun serangan maut yang diancarkan oleh Raja Matahari yang mampu menyentuh tubuh Bintang. Pertarungan sudah memasuki puluhan jurus tapi belum ada tanda-tanda keduanya akan menghentikan serangan, tubuh Raja Matahari telah bersimbah keringat, hingga sampai suatu ketika, Raja Matahari seakan baru menyadari sesuatu.Pada suatu kesempatan, Raja Matahari melompat mundur kebelakang, energinya terkuras dengan cepat. “Jurus menghindarnya bukan jurus biasa, tapi jurus itu mampu menguras tenagaku lebih cepat dari yang seharusnya”.

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-01
  • Ksatria Pengembara Season 1   40. Bagian 4

    “Serrr...”. dengan gerak kilatnya Bintang menyambar tubuh Raja Matahari, dan ; “Tap...”. dengan mulus Bintang menjejakkan kakinya ke tanah, dan sinar keemasan yang ada ditubuh Bintangpun lenyap.“Tuk...tuk...tuk...”. Bintang tampak menotok beberapa bagian ditubuh Raja Matahari. Raja Matahari merasakan tubuhnya bagaikan hancur lebur akibat mengadu serangan tadi. Kalau saja Bintang tidak cepat menotok beberapa bagian ditubuhnya untuk melancarkan aliran energinya, mungkin Raja Matahari akan mengalami puncak ledakan energi didalam tubuhnya tadi.“Ayah...”. Raja Muda dengan cepat menghampiri Raja Matahari, sementara Huang Fu yipun saat itu ikut mendekat.“Luar biasa dahsyatnya jurus cermin agungmu itu Bintang”. Ucap Raja Matahari seraya menyeka darah yang merembes dimulutnya.“Benar, dahsyat sekali, sangat berbeda jauh dengan cermin sakti yang kumiliki Bintang”. Ucap Fu yi lagi mengu

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-01

Bab terbaru

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 20

    Bintang yang melihat kekuatan puncak yang telah dikerahkan oleh Datuk Malenggang Dilangit, segera ikut menghimpun tenaganya. Uap tipis putih terlhat keluar dari tubuh Bintang, uap putih yang mengeluarkan hawa dingin yang sangat menyengat.Dari uap tipis itu, terlihat membentuk sebuah bayangan diatas kepala Bintang, bayangan seekor naga berwarna putih tercipta.“Ledakan besar, khhaaaa!”Tiba-tiba saja sosok Datuk Malenggang Dilangit yang sudah diselimuti magma lahar panas langsung berlari kearah Bintang.Buumm! Buumm! Buumm! Buumm!Di setiap langkah Datuk Malenggang Dilangit terdengar suara ledakan-ledakan akibat tapak magma panas Datuk Malenggang Dilangit yang menjejak tanah, bagaikan seekor banteng ganas, sosok Datuk Malenggang Dilangit yang sudah berubah menjadi monster magma lahar terus berlari kearah Bintang. Beberapa tombak dihadapan Bintang, monster magma Datuk Malenggang Dilangit melompat dan ;Wuussshhh!M

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 19

    Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr!Ledakan-ledakan dahsyat dan beruntun terjadi diudara hingga terasa menggetarkan alam. Tinju-tinju magma bertemu dengan taburan Bintang-bintang putih kecil yang terang milik Bintang.Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr!Baik Bintang maupun Datuk Malenggang Dilangit terus melepaskan serangan dahsyatnya, hingga ledakan demi ledakan terus terjadi membahana ditempat itu, dalam sekejap saja, pohon-pohon yang ada dipulau itu langsung berterbangan dan bertumbangan entah kemana, tempat itu langsung luluh lantah dibuat oleh ledakan dahsyat oleh serangan Bintang dan Datuk Malenggang Dilangit.Saat Bintang berhasil turun kebawah, pulau itu sudah terbakar setengahnya akibat ledakan yang tadi terjadi, wajah Bintang kembali berubah saat melihat Datuk Malenggang Dilangit terlihat menghimpun tenaganya, magma lahar panas terlihat berkumpul ditelapak tangan Datuk Malenggang Dilangit.Bintang yang melihat hal itu segera ikut mengumpulkan haw

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 18

    SEBUAH pulau kosong tak berpenghuni dipilih oleh Bintang untuk menjadi tempat pertarungannya dengan Datuk Malenggang Dilangit. Kini kedua-duanya sudah saling berdiri berhadapan, Bintang kini sudah kembali ke sosoknya semula, demikian pula Datuk Malenggang Dilangit yang kini sudah berdiri diatas tanah tempatnya berpijak. Kedua-duanya saling berhadapan dengan tatapan tajam.Wweerrrr..!Tanpa banyak bicara, sosok Datuk Malenggang Dilangit tiba-tiba saja mengeluarkan magma lahar panas dari sekujur tubuhnya, terutama dibagian kedua tangan, kedua kaki dan kepala. Sedangkan sebagian besar tubuhnya belum berubah menjadi magma lahar panas.Bintang yang melihat hal itupun tak tinggal diam, dan ;Blesshhhh...!Tiba-tiba saja tubuh Bintang telah diliputi energi putih keperakan, rambut Bintangpun telah berubah menjadi berwarna putih keperakan dengan balur-balur keemasan yang mengeluarkan hawa dingin. Rupanya Bintang langsung menggunakan wujud Pangeran Bulan

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 17

    Wuusshhh!Tombak melesat dengan sangat cepat dan kuat kearah Datuk Malenggang Dilangit.Blepp!Kembali tombak yang dilemparkan oleh Sutan Rajo Alam hangus terbakar begitu menyentuh sosok Datuk Malenggang Dilangit.“Cepat ungsikan paduka rajo” teriak Datuk Rajo Dilangit memperingatkan para pejabat istana yang berdiri bersama Paduka Ananggawarman.“Tidak, aku takkan lari!” ucap Paduka Ananggawarman dengan keras hati hingga membuat Datuk Rajo Dilangit dan Sutan Rajo Alam hanya menarik nafas panjang melihat kekerasan hati Paduka Ananggawarman.Sementara itu magma lahar panas terus semakin banyak menjalar menutupi halaman istana Nagari Batuah.Datuk Rajo Dilangit dan Sutan Rajo Alam terlihat tengah memikirkan rencana untuk mengatasi hal itu, waktu yang sempat dan mendesak membuat keduanya sedikit khawatir dengan keadaan yang terjadi, hingga ;“Datuak Malenggang Di

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 16

    Istana Nagari Batuah terlihat begitu sibuk dengan segala macam aktivitasnya, karena hari ini adalah janji yang ditetapkan oleh Datuak Malenggang Dilangit terhadap wilayah Nagari Batuah, dengan dipimpin oleh Datuk Rajo Dilangit, Paduka Ananggawarman berniat untuk melawan Datuk Malenggang Dilangit dengan segenap kekuatan istana Nagari Batuah, para hulubalang, panglima dan pejabat istana Nagari Batuahpun memberikan tanda kesiapan mereka berjuang hidup atau mati demi mempertahankan kedaulatan istana Nagari Batuah.Datuk Rajo Dilangit dipercaya oleh Paduka Ananggawarman untuk memimpin seluruh pasukan yang ada di istana Nagari Batuah dan Datuk Rajo Dilangit menerimanya untuk menjalankan taktik yang akan digunakan untuk melawan amukan Datuk Malenggang Dilangit. Seluruh masyarakat kotaraja Nagari Batuah sudah diungsikan demi keselamatan mereka. Paduka Ananggawarman menolak untuk ikut me

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 15

    Pagi itu di Istana Bunian, panglima Kitty yang tiba-tiba saja datang menghadap, disaat Bintang dan Ratu Bunian tengah bercengkrama mesra berdua. “Sembah hormat hamba paduka, ratu” ucap panglima Kitty berlutut dihadapan keduanya. Ratu Bunian terlihat mengangkat tangannya sebagai tanda menerima hormat panglima Kitty. “Ada apa Kitty?” “Ampun ratu, Datuak Malenggang Dilangit sudah muncul kembali” ucap Kitty lagi hingga membuat wajah Ratu Bunian berubah pucat. Bintang yang ada didekatnya mulai tertarik mendengarnya. “Untung saja kita cepat memindahkan Negeri Bunian jauh dari gunung marapi. Kalau tidak, Datuak Malenggang Dilangit pasti sudah datang kemari” ucap Ratu Bunian lagi. Panglima Kitty terlihat mengangguk-anggukkan kepalanya. “Dimana Datuak Malenggang Dilangit muncul Kitty?” tanya Bintang cepat hingga membuat Ratu Bunian dan panglima Kitty memandang kearah Bintang. “Ampun paduka, Datuak Malenggang Dilangit mengacau di istana Nagari Batuah” “Istana Nagari Batuah?!” ulang Bintan

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 14

    “Maafkan kelancangan ambo datuak” ucap Datuk Rajo Dilangit lagi. Entah apa maksud Datuk Rajo Dilangit yang tiba-tiba saja berjongkok. Perlahan sosok Datuk Rajo Dilangit mulai berubah menjadi seekor harimau loreng yang sangat besar, 2x ukuran harimau dewasa, sama besarnya dengan harimau putih jelmaan Datuk Malenggang Dilangit.Grraaauuummm!Grraaauuummm!Dua harimau besar ini saling mengaum dengan dahsyat, begitu dahsyatnya banyak para prajurit yang ada ditempat itu jatuh terduduk karena lemas lututnya.Grraaauuummm!Grraaauuummm!Kembali kedua harimau besar ini saling mengaum, tapi kali ini disertai dengan sama-sama saling menerkam kedepan.Kembali terjadi dua pertarungan raja rimba yang sama-sama berwujud besar. Saling terkam, saling cakar dan saling gigit, dilakukan oleh kedua harimau berbeda warna ini. Kali ini harimau belang jelmaan Datuk Rajo Dilangit mampu memberikan perlawanan sen

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 13

    Sekarang Datuk Malenggang Dilangit telah dikeroyok oleh dua pengguna harimau dan macan kumbang, tapi bukannya terdesak, Datuk Malenggang Dilangit justru tertawa-tawa senang melayani serangan keduanya.“Hahaha.. sudah lama aku tidak bertarung sesenang ini” ucap Datuk Malenggang Dilangit lagi.Sebenarnya jurus-jurus harimau putih milik Datuk Malenggang Dilangit tidaklah jauh berada diatas jurus harimau singgalang milik Wijaya dan jurus macan kumbang milik Panglima Kumbang, hanya saja perbedaan kekuatan dan pengalaman yang membuat Datuk Malenggang Dilangit lebih unggul.Memasuki jurus ke 88, Wijaya dan Panglima Kumbang terlihat sama-sama melompat mundur kebelakang.Graaauumm!Ggrraaamm!Tiba-tiba saja Wijaya dan Panglima Kumbang terdengar mengaum. Sosok Wijaya sendiri yang sudah berjongkok merangkak tiba-tiba saja berubah wujud menjadi seekor harimau belang kuning dewasa, sedangkan sosok Panglima Kumbang y

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 12

    Wusshhh!Seperti melempar karung saja, Datuk Malenggang Dilangit dengan ringannya melemparkan sosok Rajo mudo Basa kehadapan Paduka Ananggawarman.Tapp!Sesosok tubuh tampak langsung bergerak didepan Paduka Ananggawarman dan langsung menangkap tubuh Rajo mudo Basa yang dilemparkan oleh Datuk Malenggang Dilangit. Rupanya dia adalah Panglima Kumbang.“Rajo mudo, anakku” ucap Panglima Kumbang dengan wajah berubah yang melihat keadaan Rajo mudo Basa yang babak belur. Panglima Kumbang dengan cepat memeriksa keadaan putranya tersebut. Walaupun babak belur, Panglima Kumbang masih dapat merasakan tanda-tanda kehidupan ditubuh Rajo mudo Basa walaupun sangat lemah sekali. Panglima Kumbang segera memerintahkan beberapa prajurit untuk membawa sosok Rajo mudo Basa.“Apa yang datuak lakukan pada putra hamba?” tanya Panglima Kumbang lagi. Nada suara Panglima Kumbang sedikit meninggi.“Putramu, siapa kau?&rdqu

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status