Share

34. Bagian 3

Penulis: KSATRIA PENGEMBARA
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

PENJARA PENEBUS DOSA tampak begitu lengang seolah tak berpenghuni, dibeberapa tempat terlihat belasan orang rahib tergeletak tewas. Seorang wanita yang mengenakan pakaian sari India berwarna hijau terlihat melangkah cepat memasuki lorong panjang yang ada didalam Penjara Penebus Dosa. Jodhaa Bai, wanita ini terus melangkah menelusuri jalan lorong tersebut, hingga langkahnya tiba diujung lorong dimana telah menanti satu ruangan besar dimana sepanjang mata memandang hanyalah kerangkeng-kerangkeng besi yang terlihat.

Inilah Penjara Penebus Dosa yang diperuntukkan bagi pengikut Sekte Budha Hidup yang berhianat. Diantara belasan kerangkeng besi tersebut, terlihat dua sosok wanita yang terkurung didalamnya, Jodhaa Bai segera melangkah menuju kesalah satunya. Kedatangan Jodhaa Bai cukup memancing perhatian kedua wanita yang berada didalam kerangkeng. Kedua wanita ini tak lain adalah putri Kim Si Hyang dan Putri Virgo adanya.

Jodhaa Bai terlihat melangkah kearah Putri Virgo ter

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Ksatria Pengembara Season 1   34. Bagian 4

    Langkah Jodhaa Bai terhenti saat sudah berada di luar Penjara Penebus Dosa, wajah Jodhaa Bai terlihat berubah saat dihadapannya kini sudah berdiri dua sosok rahib yang sangat dikenalnya. Dua orang rahib yang memang tak lain adalah Kun huan dan Kun yu, Pelindung kanan dan kiri Sekte Budha Hidup.“Ha ha ha...! ternyata benar kecurigaan tuan Yan she ma selama ini. berani sekali kau berhianat Jodhaa Bai”. Ucap Kun huan lagi dengan keras.“Benar. Lebih baik kau menyerah tanpa kekerasan Jodhaa Bai, atau kami terpaksa harus bertindak kasar”. Ucap Kun yu lagi.“Coba saja kalau kalian mampu! jangan salahkan kalau kalian mati karena racunku”. ucap Jodhaa Bai lagi seraya mengangkat kedua tangannya.“Kun huan. Kita hadapi berdua. Hati-hati dengan racun ganasnya”. Ucap Kun yu lagi memperingatkan. Kun huan terlihat hanya menganggukkan kepalanya bersiap menerima segala serangan yang akan dilancarkan oleh Jodhaa Bai.

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Ksatria Pengembara Season 1   34. Bagian 5

    “Ayo kita selesaikan, Cakrawala Beracun, Heaaa!”“Wusssshhhh...”. gelombang awan hitam yang mengandung racun yang amat ganas menerjang dengan ganas kearah Kun yu dan Kun huan.“Bodhi Satva Agung Tiada Tanding, Heaaa! Wusshh... wushhh!”. kedua pelindung kanan dan kiri inipun ikut merengsek maju kedepan, cahaya kuning keemasan yang tak kalah dahsyat dan ganas.Kedua jurus pamungkas ini sepertinya akan memakan korban salah satu pihak diantara keduanya. “Serrrr.”. tepat disaat kedua belah pihak akan bertemu, sebuah bayangan keemasan berkelebat masuk ketengah-tengah arena pertarungan.“Duarr...duarr...duarr...bllaarrrr.”. ledakan dahsyat terjadi hingga menimbulkan getaran hebat ditempat itu, sosok Kun yu dan Kun huan terlempar hingga beberapa tombak kebelakang, tapi keduanya mampu mengendalikan gerak jatuh tubuh mereka walau harus menahan rasa nyeri yang amat sangat didada mereka, se

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Ksatria Pengembara Season 1   34. Bagian 6

    Saat Yan she ma berniat untuk menyerang, tiba-tiba saja udara ditempat itu berubah dingin. Semakin lama semakin dingin, dan yang lebih mengejutkan lagi adalah turunnya butiran-butiran salju ditempat itu, hal ini cukup membuat Yan she ma terheran-heran, dengan tangannya ditadahnya butiran-butiran salju yang turun tersebut.Sebagai seorang yang berilmu tinggi, Yan she ma tahu kalau butiran salju yang turun saat ini bukanlah sesuatu yang kebetulan, dan tiba-tiba saja raut wajah Yan she ma berubah seraya berpaling kearah pintu Penjara Penebus Dosa.“Aura tenaga dalam yang sangat kuat sekali... jangan-jangan”. Batin Yan she ma seraya terus menatap kearah pintu penjara tersebut. Dari kedalaman penjara, semburat cahaya putih keperakan keluar. Cahaya putih yang ternyata berasal dari sosok seorang gadis berparas jelita dengan fostur tubuh tinggi semampai, mengenakan pakaian berwarna Putih beralur hitam yang membalut tubuh indahnya, bibirnya, sebuah berlian merah ter

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Ksatria Pengembara Season 1   34. Bagian 7

    “Wuttt...wuuttt... pyarrhhhh...pyarsshhh”. Yan she ma mengibaskan kedua tangannya untuk menghalau serangan-serangan Salju Terbang yang mengarah padanya. Walau serangan Salju Terbangnya tak banyak berarti, tapi Kim Si Hyang terus melancarkan serangannya dengan kecepatan dan kekuatan penuh.Semakin lama, sosok Yan she ma semakin terdesak kebelakang. Merasa terkecoh dengan kesombonganya, Yan she ma mencoba mengumpulkan seluruh kekuatannya.“Perisai Lonceng Emas tahap ke-8, Heaa.”. tubuh Yan she ma langsung memancarkan cahaya kuning keemasan tepat disaat belasan serangan Salju Terbang mengarah kepadanya.“Zegghhh...zegghh..duar...duarr...duarr.”. kejap berikutnya terlihat sosok Yan she ma benar-benar menjadi sasaran mematikan serangan Kim Si Hyang dengan Salju Terbangnya. Kepulan asap putih mengepul ditempat itu akibat ledakan ditubuh Yan she ma yang terkena serangan Salju Terbang

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Ksatria Pengembara Season 1   34. Bagian 8

    “Kalau begitu ayo kita serang Dewi Kecapi Salju”. Ucap Kun yu lagi seraya melesat kedepan, Kun huan tak ingin ketinggalan. Sosoknya ikut berkelebat kedepan.“Serrrrr... ingin menolong, tak semudah itu!”. sebuah bayangan hijau melesat cepat dihadapan Kun huan dan Kun yu hingga kedua pelindung kanan dan kiri ini menghentikan niatnya untuk menyerang Dewi Kecapi Salju.“Kau!”. Kun huan menggeram penuh kemarahan melihat orang yang telah menghalangi mereka adalah Virgo adanya.Memang sejak semula, Virgo selalu memperhatikan kearah kedua pelindung kanan dan kiri Sekte Budha Hidup ini untuk menjaga segala kemungkinan yang akan terjadi hingga saat kedua pelindung kanan dan kiri ini bergerak untuk bertindak, Virgopun tak tinggal diam.“Kita masih punya urusan yang harus diselesaikan“. Ucap Virgo dengan tatapan dingin.Ucapan tegas dan tatapan dingin Virgo membuat kedua pelindung kanan dan kiri ini bergeta

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Ksatria Pengembara Season 1   34. Bagian 9

    Pertarungan sengitpun terjadi antara Virgo dan pelindung kanan dan kiri Sekte Budha Hidup, Kun yu dan Kun huan. Dengan kecepatan gerak yang sangat sulit untuk diikuti dengan pandangan mata biasa. Memasuki jurus ke 43, kedua belah pihak saling melompat mundur untuk mengatur nafas karena pertarungan tadi sangat menguras tenaga.Tanpa menunggu waktu lagi, Kun yu dan Kun huan langsung membuka jurus mereka.“Rapalan Bodhi Kuning, Selaksa Tangan Dewa”. Ucap Kun yu dan Kun huan bersamaan. Seketika saja tangan keduanya langsung menjelma menjadi puluhan banyaknya. Ditempatnya Virgo terlihat tak ingin ketinggalan. Kedua matanya terpejam dan saat terbuka, tiba-tiba saja bola mata hitamnya memutih. Ditempatnya Kun yu dan Kun huan tentu saja terkejut melihat hal ini dan wajah keduanya lebih terkejut lagi saat melihat lawan jelita yang ada dihadapan mereka juga merapal jurus bodhi kuning, Selaksa Tangan Dewa milik mereka.“Bb...bagaimana di

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Ksatria Pengembara Season 1   34. Bagian 10

    Darah terlihat merembes dikedua bibir mereka yang menandakan kalau keduanya tengah terluka dalam. Hampir bersamaan Kun yu dan Kun huan saling pandang dan kembali menatap lawan mereka. Putri Virgo sendiri masih terlihat tenang ditempatnya seakan tak terjadi apa-apa. Pancaran sinar keemasan yang keluar dari tubuhnya masih terlihat dengan jelas oleh kedua pelindung kanan dan kiri Sekte Budha Hidup ini.“Tak perlu ada yang terluka diantara kita kalau kalian pergi dari sini”. Ucap Virgo dengan penuh ketenangan. Ketenangan dan keagungan sosok Putri Virgo benar-benar membuat hati Kun huan dan Kun yu bergetar.“Siapa sebenarnya nona?”. ucap Kun huan lagi.“Tak penting siapa namaku, yang jelas tidak perlu ada permusuhan diantara kita”.Ucapan Putri Virgo yang lembut ternyata justru membuat cambukan yang keras bagi Kun huan dan Kun yu.“Sombong!”. ucap Kun huan mendengus kesal.“Tak perlu berbasa b

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Ksatria Pengembara Season 1   34. Bagian 11

    Kita tinggalkan sejenak pertarungan antara Virgo dan pelindung kanan dan kiri Sekte Budha Hidup. Kita kembali melihat Puncak Emas Budha, dimana kini Bintang sudah berhasil mencapai puncak dengan dikelilingi oleh puluhan orang anggota Sekte Budha Hidup. Sementara itu disepanjang tangga naik ke Puncak Emas Budha, terlihat puluhan orang rahib yang terpaku karena terkena totokan Bintang.Di kepung oleh puluhan pengikut setia Sekte Budha Hidup, Bintang masih terlihat berdiri dengan tenang ditengah-tengah kepungan. Tapi kedua mata tajam Bintang terus berputar mengitari pandangan sekelilingnya dengan penuh waspada.“Mundur...!”. sebuah suara terdengar memberi isyarat. Dari salah satu kepungan, terlihat langsung mundur teratur saat seorang rahib yang mengenakan pakaian putih bersih tampak masuk ke arena pertarungan.Wajahnya begitu dingin dan penuh wibawa. Keduanya matanya tajam bak mata pedang, kedua alisnya membentang bak dua ekor elang jantan, diantara ke

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29

Bab terbaru

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 20

    Bintang yang melihat kekuatan puncak yang telah dikerahkan oleh Datuk Malenggang Dilangit, segera ikut menghimpun tenaganya. Uap tipis putih terlhat keluar dari tubuh Bintang, uap putih yang mengeluarkan hawa dingin yang sangat menyengat.Dari uap tipis itu, terlihat membentuk sebuah bayangan diatas kepala Bintang, bayangan seekor naga berwarna putih tercipta.“Ledakan besar, khhaaaa!”Tiba-tiba saja sosok Datuk Malenggang Dilangit yang sudah diselimuti magma lahar panas langsung berlari kearah Bintang.Buumm! Buumm! Buumm! Buumm!Di setiap langkah Datuk Malenggang Dilangit terdengar suara ledakan-ledakan akibat tapak magma panas Datuk Malenggang Dilangit yang menjejak tanah, bagaikan seekor banteng ganas, sosok Datuk Malenggang Dilangit yang sudah berubah menjadi monster magma lahar terus berlari kearah Bintang. Beberapa tombak dihadapan Bintang, monster magma Datuk Malenggang Dilangit melompat dan ;Wuussshhh!M

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 19

    Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr!Ledakan-ledakan dahsyat dan beruntun terjadi diudara hingga terasa menggetarkan alam. Tinju-tinju magma bertemu dengan taburan Bintang-bintang putih kecil yang terang milik Bintang.Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr!Baik Bintang maupun Datuk Malenggang Dilangit terus melepaskan serangan dahsyatnya, hingga ledakan demi ledakan terus terjadi membahana ditempat itu, dalam sekejap saja, pohon-pohon yang ada dipulau itu langsung berterbangan dan bertumbangan entah kemana, tempat itu langsung luluh lantah dibuat oleh ledakan dahsyat oleh serangan Bintang dan Datuk Malenggang Dilangit.Saat Bintang berhasil turun kebawah, pulau itu sudah terbakar setengahnya akibat ledakan yang tadi terjadi, wajah Bintang kembali berubah saat melihat Datuk Malenggang Dilangit terlihat menghimpun tenaganya, magma lahar panas terlihat berkumpul ditelapak tangan Datuk Malenggang Dilangit.Bintang yang melihat hal itu segera ikut mengumpulkan haw

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 18

    SEBUAH pulau kosong tak berpenghuni dipilih oleh Bintang untuk menjadi tempat pertarungannya dengan Datuk Malenggang Dilangit. Kini kedua-duanya sudah saling berdiri berhadapan, Bintang kini sudah kembali ke sosoknya semula, demikian pula Datuk Malenggang Dilangit yang kini sudah berdiri diatas tanah tempatnya berpijak. Kedua-duanya saling berhadapan dengan tatapan tajam.Wweerrrr..!Tanpa banyak bicara, sosok Datuk Malenggang Dilangit tiba-tiba saja mengeluarkan magma lahar panas dari sekujur tubuhnya, terutama dibagian kedua tangan, kedua kaki dan kepala. Sedangkan sebagian besar tubuhnya belum berubah menjadi magma lahar panas.Bintang yang melihat hal itupun tak tinggal diam, dan ;Blesshhhh...!Tiba-tiba saja tubuh Bintang telah diliputi energi putih keperakan, rambut Bintangpun telah berubah menjadi berwarna putih keperakan dengan balur-balur keemasan yang mengeluarkan hawa dingin. Rupanya Bintang langsung menggunakan wujud Pangeran Bulan

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 17

    Wuusshhh!Tombak melesat dengan sangat cepat dan kuat kearah Datuk Malenggang Dilangit.Blepp!Kembali tombak yang dilemparkan oleh Sutan Rajo Alam hangus terbakar begitu menyentuh sosok Datuk Malenggang Dilangit.“Cepat ungsikan paduka rajo” teriak Datuk Rajo Dilangit memperingatkan para pejabat istana yang berdiri bersama Paduka Ananggawarman.“Tidak, aku takkan lari!” ucap Paduka Ananggawarman dengan keras hati hingga membuat Datuk Rajo Dilangit dan Sutan Rajo Alam hanya menarik nafas panjang melihat kekerasan hati Paduka Ananggawarman.Sementara itu magma lahar panas terus semakin banyak menjalar menutupi halaman istana Nagari Batuah.Datuk Rajo Dilangit dan Sutan Rajo Alam terlihat tengah memikirkan rencana untuk mengatasi hal itu, waktu yang sempat dan mendesak membuat keduanya sedikit khawatir dengan keadaan yang terjadi, hingga ;“Datuak Malenggang Di

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 16

    Istana Nagari Batuah terlihat begitu sibuk dengan segala macam aktivitasnya, karena hari ini adalah janji yang ditetapkan oleh Datuak Malenggang Dilangit terhadap wilayah Nagari Batuah, dengan dipimpin oleh Datuk Rajo Dilangit, Paduka Ananggawarman berniat untuk melawan Datuk Malenggang Dilangit dengan segenap kekuatan istana Nagari Batuah, para hulubalang, panglima dan pejabat istana Nagari Batuahpun memberikan tanda kesiapan mereka berjuang hidup atau mati demi mempertahankan kedaulatan istana Nagari Batuah.Datuk Rajo Dilangit dipercaya oleh Paduka Ananggawarman untuk memimpin seluruh pasukan yang ada di istana Nagari Batuah dan Datuk Rajo Dilangit menerimanya untuk menjalankan taktik yang akan digunakan untuk melawan amukan Datuk Malenggang Dilangit. Seluruh masyarakat kotaraja Nagari Batuah sudah diungsikan demi keselamatan mereka. Paduka Ananggawarman menolak untuk ikut me

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 15

    Pagi itu di Istana Bunian, panglima Kitty yang tiba-tiba saja datang menghadap, disaat Bintang dan Ratu Bunian tengah bercengkrama mesra berdua. “Sembah hormat hamba paduka, ratu” ucap panglima Kitty berlutut dihadapan keduanya. Ratu Bunian terlihat mengangkat tangannya sebagai tanda menerima hormat panglima Kitty. “Ada apa Kitty?” “Ampun ratu, Datuak Malenggang Dilangit sudah muncul kembali” ucap Kitty lagi hingga membuat wajah Ratu Bunian berubah pucat. Bintang yang ada didekatnya mulai tertarik mendengarnya. “Untung saja kita cepat memindahkan Negeri Bunian jauh dari gunung marapi. Kalau tidak, Datuak Malenggang Dilangit pasti sudah datang kemari” ucap Ratu Bunian lagi. Panglima Kitty terlihat mengangguk-anggukkan kepalanya. “Dimana Datuak Malenggang Dilangit muncul Kitty?” tanya Bintang cepat hingga membuat Ratu Bunian dan panglima Kitty memandang kearah Bintang. “Ampun paduka, Datuak Malenggang Dilangit mengacau di istana Nagari Batuah” “Istana Nagari Batuah?!” ulang Bintan

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 14

    “Maafkan kelancangan ambo datuak” ucap Datuk Rajo Dilangit lagi. Entah apa maksud Datuk Rajo Dilangit yang tiba-tiba saja berjongkok. Perlahan sosok Datuk Rajo Dilangit mulai berubah menjadi seekor harimau loreng yang sangat besar, 2x ukuran harimau dewasa, sama besarnya dengan harimau putih jelmaan Datuk Malenggang Dilangit.Grraaauuummm!Grraaauuummm!Dua harimau besar ini saling mengaum dengan dahsyat, begitu dahsyatnya banyak para prajurit yang ada ditempat itu jatuh terduduk karena lemas lututnya.Grraaauuummm!Grraaauuummm!Kembali kedua harimau besar ini saling mengaum, tapi kali ini disertai dengan sama-sama saling menerkam kedepan.Kembali terjadi dua pertarungan raja rimba yang sama-sama berwujud besar. Saling terkam, saling cakar dan saling gigit, dilakukan oleh kedua harimau berbeda warna ini. Kali ini harimau belang jelmaan Datuk Rajo Dilangit mampu memberikan perlawanan sen

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 13

    Sekarang Datuk Malenggang Dilangit telah dikeroyok oleh dua pengguna harimau dan macan kumbang, tapi bukannya terdesak, Datuk Malenggang Dilangit justru tertawa-tawa senang melayani serangan keduanya.“Hahaha.. sudah lama aku tidak bertarung sesenang ini” ucap Datuk Malenggang Dilangit lagi.Sebenarnya jurus-jurus harimau putih milik Datuk Malenggang Dilangit tidaklah jauh berada diatas jurus harimau singgalang milik Wijaya dan jurus macan kumbang milik Panglima Kumbang, hanya saja perbedaan kekuatan dan pengalaman yang membuat Datuk Malenggang Dilangit lebih unggul.Memasuki jurus ke 88, Wijaya dan Panglima Kumbang terlihat sama-sama melompat mundur kebelakang.Graaauumm!Ggrraaamm!Tiba-tiba saja Wijaya dan Panglima Kumbang terdengar mengaum. Sosok Wijaya sendiri yang sudah berjongkok merangkak tiba-tiba saja berubah wujud menjadi seekor harimau belang kuning dewasa, sedangkan sosok Panglima Kumbang y

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 12

    Wusshhh!Seperti melempar karung saja, Datuk Malenggang Dilangit dengan ringannya melemparkan sosok Rajo mudo Basa kehadapan Paduka Ananggawarman.Tapp!Sesosok tubuh tampak langsung bergerak didepan Paduka Ananggawarman dan langsung menangkap tubuh Rajo mudo Basa yang dilemparkan oleh Datuk Malenggang Dilangit. Rupanya dia adalah Panglima Kumbang.“Rajo mudo, anakku” ucap Panglima Kumbang dengan wajah berubah yang melihat keadaan Rajo mudo Basa yang babak belur. Panglima Kumbang dengan cepat memeriksa keadaan putranya tersebut. Walaupun babak belur, Panglima Kumbang masih dapat merasakan tanda-tanda kehidupan ditubuh Rajo mudo Basa walaupun sangat lemah sekali. Panglima Kumbang segera memerintahkan beberapa prajurit untuk membawa sosok Rajo mudo Basa.“Apa yang datuak lakukan pada putra hamba?” tanya Panglima Kumbang lagi. Nada suara Panglima Kumbang sedikit meninggi.“Putramu, siapa kau?&rdqu

DMCA.com Protection Status