Di tempatnya Yi In Yeun terlihat tersenyum melihat serangannya berhasil melukai lawannya. Ditempatnya tersungkur terlihat sosok Bintang yang mulai mencoba bangkit. Darah terlihat keluar dari mulut Bintang, hal ini memperlihatkan bagaimana Bintang telah terluka dalam yang cukup parah.
Bintang terlihat mencoba bangkit, tatapan tajam kedua mata Bintang mengarah kearah Yi In Yeun. Baru kali ini Bintang menghadapi lawan yang sangat hebat luar biasa hingga membuatnya terluka seperti sekarang. Yi In Yeun sendiri yang melihat lawannya masih bisa bangkit dan berdiri menghadapinya tak mau menyia-nyiakan waktunya. Kedua kaki dan tangannya langsung mengembangkan. Sesaat terlihat kedua mata Yi In Yeun terpejam. “Jurus apa lagi yang akan digunakannya”. Batin Bintang lagi dengan kening berkerut. Tapi sesaat kemudian wajah Bintang kembali berubah saat melihat Yi In Yeun tiba-tiba saja memutar kedua tangannya membentuk setengah lingkaran, dari putaran tersebut terlihat muncul 7 ca
Mendung menyelimuti langit pagi itu, tak tampak sinar sang mentari mampu menembus ketebalan awan. Angin tampak mulai berhembus kencang di tempat yang sudah tampak dipenuhi oleh ribuan orang yang kini tengah memperhatikan pertarungan yang saat ini tengah terjadi di arena pertarungan yang terdapat dihalaman Perguruan Kecapi Sakti.Saat ini yang tengah bertarung adalah sosok tua yang bergelar Dewa Iblis Awan Api menghadapi Chi San Long yang merupakan Ketua Istana Biru. Pertarungan berlangsung sengit. Dewa Iblis Awan Api yang menguasai Kung Fu Sakti Pengubah Otot (Yi Jin Jing) terlihat bertarung cukup sengit menghadapi lawannya Chi San Long yang menguasai jurus Gerhana Matahari yang sudah terkenal kehebatannya didunia persilatan. Tapi Kung Fu Sakti Pengubah Otot (Yi Jin Jing) yang dimiliki oleh Dewa Iblis Awan Apipun tak kalah dahsyatnya, Kung Fu Sakti Pengubah Otot (Yi Jin Jing) adalah kungfu terdahsyat yang pernah diciptakan oleh pendiri kuil
Qing Ow Yauw terlihat tak tinggal diam begitu saja, sosoknya langsung membentuk kuda-kuda kokohnya, dan ; “Awan Putih!!”. Teriak Qing Ow Yauw lagi mengeluarkan salah satu jurus andalannya. Puluhan Telapak Bayangan Bintang dapat dengan mudah dihindari oleh Qing Ow Yauw, bahkan kejap berikutnya, Qing Ow Yauw sudah melepaskan serangan dahsyatnya kearah Bintang. Diudara Bintang berusaha menghindar, tapi serangan Qing Ow Yauw mengejar sosok Bintang dengan cepat. Hingga pada satu serangan Bintang tak mungkin lagi untuk menghindar, hingga ; “Bukkk...deggg”. Bintang menahan pukulan Qing Ow Yauw dengan kedua tangannya hingga terdengar suara berbenturannya kedua lengan itu. “Akh..!”. Bintang memekik sesaat seraya terpental jauh. Sementara itu Qing Ow Yauw sudah kembali berdiri tegak ditempatnya tanpa kurang satu hal apapun.Dengan bersalto beberapa kali Bintang berhasil menjatuhkan kedua kakinya dengan mulus ditanah, tapi sesaat kem
Mendadak suara ditempat menjadi riuh, Bintang memperhatikan keadaan disekitarnya, Bintang dapat mendengar dibeberapa tempat beberapa orang meneriakkan namanya, tapi ada juga yang menyuruh Qing Ow Yauw untuk segera membunuh Bintang. Berbagai suara didengarkan oleh Bintang, hingga tiba-tiba saja perhatian Bintang tertarik pada suatu tempat dimana salah seorang penonton terlihat tengah diseret oleh beberapa orang. Sekali lihat saja dapat dilihat kalau sosok yang diseret keluar menjauh itu dalam keadaan mabuk hingga harus diseret keluar menjauh oleh orang-orang Perguruan Kecapi Sakti.Pertarungan sesaat terhenti, semua perhatian tertuju pada kejadian yang saat ini menarik perhatian. Dimana sosok yang tengah mabuk tersebut ternyata bukanlah orang biasa, beberapa orang murid Perguruan Kecapi Sakti terlihat dibuat kewalahan untuk menangkapnya. Walau gerakannya sempoyongan dan tidak beraturan, tapi sosok yang mabuk tersebut berhasil memukul mundur murid-murid Perguruan Kecapi Sakti.
“Pukulan Pemabuk, heaa!”. Bintang melompat kedepan, menyongsong serangan Matahari Merah yang dilancarkan oleh Qing Ow Yauw. Kejap berikutnya, kedua pendekar hebat ini sudah terlibat pertarungan hebat. Hujan yang mengguyur deras seakan tak mempengaruhi pertarungan keduanya. Kondisi pasir yang basah dan berlumpur ternyata lebih menguntungkan Bintang dengan jurus Pemabuknya, karena gerakan Bintang yang terkadang seperti orang sempoyongan karena mabuk, Bintang tiba-tiba saja bisa berbaring seenaknya dipasir yang basah dan becek, seakan tak memperdulikan pakaiannya yang sudah kotor bercampur lumpur. Memasuki jurus ke 112, Bintang dan Qing Ow Yauw tiba-tiba saling melompat kedepan.Qing Ow Yauw yang melihat hal itu tidak menyia-nyiakan kesempatan, kedua tangannya yang sudah terangkum jurus Matahari Merah dihantamkannya kearah Bintang, tapi diluar dugaan, Bintang sudah berputar laksana seekor ular yang menghindari serangan kedua
Perguruan Kecapi Sakti adalah sebuah perguruan besar yang berada dinegeri Tibet. Sebuah perguruan yang namanya begitu terkenal di rimba persilatan. Selain terkenal akan kebesaran nama ketua mereka, Nenek Yun Si-u atau yang lebih dikenal dengan nama Dewi Kecapi. Ditambah kecapi sakti yang ada diPerguruan Kecapi Sakti membuat kebesaran nama Perguruan Kecapi Sakti begitu amat dikenal dirimba persilatan. Belasan tahun yang silam, kecapi sakti menjadi telah membuat kegemparan didunia persilatan, hampir seluruh pendekar di dunia persilatan berjuang untuk mendapatkannya, kabar yang tersebar bahwa siapa saja yang bisa memiliki kecapi sakti, maka dia akan menjadi orang nomor satu didunia persilatan, menguasai belahan timur hingga ke barat. Entah sudah berapa puluh pendekar yang tewas dalam memperebutkan benda pusaka tersebut, hingga akhirnya benda pusaka kecapi sakti hilang keberadaannya dari dunia persilatan, entah kemana tak ada yang tahu, hingga akhirnya kabar tentang keberadaan kecapi sa
Malam itu ditempat peristirahat Bintang yang bergabung bersama Partai Butong. Di sudut ruangan Bintang terlihat tenggelam di alam tapa bratanya, pertarungan tadi siang benar-benar telah membuat Bintang harus menguras tenaga dalamnya, bahkan sampai menderita luka dalam. Sementara itu tak jauh dari Bintang, sosok Pendekar Tio dan pendeta Thio dan beberapa orang murid Partai Butong lainnya terlihat tengah berdiskusi.“Sebenarnya yang menjadi perhatianku adalah sosok pendekar muda yang mengatakan dirinya Utusan Kegelapan dari negeri para dewa, sejauh ini kulihat dia dapat memenangkan pertarungan dengan sangat mudah sekali”. Ucap pendeta Thio lagi. Sesaat terlihat pendeta Thio mengalihkan pandangannya kearah Bintang yang masih tenggelam dialam tapa bratanya.“Tapi aku menaruh harapan besar kepada Bintang untuk memenangkan sayembara ini, aku merasa Bintang belum mengeluarkan seluruh kemampuannya dalam pertempuran sebelumnya”. Ucap pendeta Thio lagi. S
Tujuh hari berlalu dengan cepat, hari yang dinantikan pun tiba. Hari dimana sayembara arena pertarungan akan kembali dimulai. Puluhan ribu manusia melimpah ruah memenuhi halaman Perguruan Kecapi Sakti. Suasana riuh gemuruh membahana memecah suasana. Begitu ramai, begitu meriah.Suasana riuh gemuruh itu tiba-tiba hening saat rombongan kehormatan dari Perguruan Kecapi Sakti menaiki panggung kehormatan yang ada diujung arena, Bae Jeon, orang kepercayaan Nenek Yun Si-u terlihat maju kedepan.“Baik, hari ini yang akan memulai pertarungan pertama adalah Tuan Yukimura dari aliran sakti jepang melawan Ksatria Pengembara”. Sorak sorai penonton langsung membahana begitu mendengar nama kedua pendekar besar itu disebut. Mendengar namanya disebut, Bintangpun segera maju masuk kedalam arena pertarungan, setelah menjura hormat kepada pendeta Thio dan Pendekar Tio, Bintang segera melangkah masuk kedalam arena pertarungan. Dari arah yang berlawanan, seorang laki-laki berpar
“Hyatttt”. Yukimura menebaskan pedang samurainya yang sudah merah membara kearah tubuh Bintang yang masih berada di udara.“Bintang !”. hampir bersamaan sosok Pendekar Tio dan pendeta Thio bangkit dari tempatnya duduk melihat bahaya yang akan mengenai Bintang.“Wusshhh”. Tapi yang terjadi berikutnya sangat mengejutkan sekali, pedang samurai yang sudah merah membara milik Yukimura yang sudah siap menebas putus tubuh Bintang, tiba-tiba saja hanya menebas angin, sosok Bintang tiba-tiba saja sudah lenyap dari pandangannya, hal ini bukan saja mengejutkan Yukimura tapi juga semua orang yang ada ditempat itu, belum lagi hilang rasa terkejut Yukimura, tiba-tiba saja satu desiran angin kencang datang dari arah sebelah kanannya, Yukimura segera menahan dengan pedang samurai ditangannya walaupun tanpa melihat.“Deegggg”. Suara berbenturan terdengar dan 2 sosok tubuh sama-sama terlempar deras kebelakang, setelah saling bersalt
Bintang yang melihat kekuatan puncak yang telah dikerahkan oleh Datuk Malenggang Dilangit, segera ikut menghimpun tenaganya. Uap tipis putih terlhat keluar dari tubuh Bintang, uap putih yang mengeluarkan hawa dingin yang sangat menyengat.Dari uap tipis itu, terlihat membentuk sebuah bayangan diatas kepala Bintang, bayangan seekor naga berwarna putih tercipta.“Ledakan besar, khhaaaa!”Tiba-tiba saja sosok Datuk Malenggang Dilangit yang sudah diselimuti magma lahar panas langsung berlari kearah Bintang.Buumm! Buumm! Buumm! Buumm!Di setiap langkah Datuk Malenggang Dilangit terdengar suara ledakan-ledakan akibat tapak magma panas Datuk Malenggang Dilangit yang menjejak tanah, bagaikan seekor banteng ganas, sosok Datuk Malenggang Dilangit yang sudah berubah menjadi monster magma lahar terus berlari kearah Bintang. Beberapa tombak dihadapan Bintang, monster magma Datuk Malenggang Dilangit melompat dan ;Wuussshhh!M
Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr!Ledakan-ledakan dahsyat dan beruntun terjadi diudara hingga terasa menggetarkan alam. Tinju-tinju magma bertemu dengan taburan Bintang-bintang putih kecil yang terang milik Bintang.Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr!Baik Bintang maupun Datuk Malenggang Dilangit terus melepaskan serangan dahsyatnya, hingga ledakan demi ledakan terus terjadi membahana ditempat itu, dalam sekejap saja, pohon-pohon yang ada dipulau itu langsung berterbangan dan bertumbangan entah kemana, tempat itu langsung luluh lantah dibuat oleh ledakan dahsyat oleh serangan Bintang dan Datuk Malenggang Dilangit.Saat Bintang berhasil turun kebawah, pulau itu sudah terbakar setengahnya akibat ledakan yang tadi terjadi, wajah Bintang kembali berubah saat melihat Datuk Malenggang Dilangit terlihat menghimpun tenaganya, magma lahar panas terlihat berkumpul ditelapak tangan Datuk Malenggang Dilangit.Bintang yang melihat hal itu segera ikut mengumpulkan haw
SEBUAH pulau kosong tak berpenghuni dipilih oleh Bintang untuk menjadi tempat pertarungannya dengan Datuk Malenggang Dilangit. Kini kedua-duanya sudah saling berdiri berhadapan, Bintang kini sudah kembali ke sosoknya semula, demikian pula Datuk Malenggang Dilangit yang kini sudah berdiri diatas tanah tempatnya berpijak. Kedua-duanya saling berhadapan dengan tatapan tajam.Wweerrrr..!Tanpa banyak bicara, sosok Datuk Malenggang Dilangit tiba-tiba saja mengeluarkan magma lahar panas dari sekujur tubuhnya, terutama dibagian kedua tangan, kedua kaki dan kepala. Sedangkan sebagian besar tubuhnya belum berubah menjadi magma lahar panas.Bintang yang melihat hal itupun tak tinggal diam, dan ;Blesshhhh...!Tiba-tiba saja tubuh Bintang telah diliputi energi putih keperakan, rambut Bintangpun telah berubah menjadi berwarna putih keperakan dengan balur-balur keemasan yang mengeluarkan hawa dingin. Rupanya Bintang langsung menggunakan wujud Pangeran Bulan
Wuusshhh!Tombak melesat dengan sangat cepat dan kuat kearah Datuk Malenggang Dilangit.Blepp!Kembali tombak yang dilemparkan oleh Sutan Rajo Alam hangus terbakar begitu menyentuh sosok Datuk Malenggang Dilangit.“Cepat ungsikan paduka rajo” teriak Datuk Rajo Dilangit memperingatkan para pejabat istana yang berdiri bersama Paduka Ananggawarman.“Tidak, aku takkan lari!” ucap Paduka Ananggawarman dengan keras hati hingga membuat Datuk Rajo Dilangit dan Sutan Rajo Alam hanya menarik nafas panjang melihat kekerasan hati Paduka Ananggawarman.Sementara itu magma lahar panas terus semakin banyak menjalar menutupi halaman istana Nagari Batuah.Datuk Rajo Dilangit dan Sutan Rajo Alam terlihat tengah memikirkan rencana untuk mengatasi hal itu, waktu yang sempat dan mendesak membuat keduanya sedikit khawatir dengan keadaan yang terjadi, hingga ;“Datuak Malenggang Di
Istana Nagari Batuah terlihat begitu sibuk dengan segala macam aktivitasnya, karena hari ini adalah janji yang ditetapkan oleh Datuak Malenggang Dilangit terhadap wilayah Nagari Batuah, dengan dipimpin oleh Datuk Rajo Dilangit, Paduka Ananggawarman berniat untuk melawan Datuk Malenggang Dilangit dengan segenap kekuatan istana Nagari Batuah, para hulubalang, panglima dan pejabat istana Nagari Batuahpun memberikan tanda kesiapan mereka berjuang hidup atau mati demi mempertahankan kedaulatan istana Nagari Batuah.Datuk Rajo Dilangit dipercaya oleh Paduka Ananggawarman untuk memimpin seluruh pasukan yang ada di istana Nagari Batuah dan Datuk Rajo Dilangit menerimanya untuk menjalankan taktik yang akan digunakan untuk melawan amukan Datuk Malenggang Dilangit. Seluruh masyarakat kotaraja Nagari Batuah sudah diungsikan demi keselamatan mereka. Paduka Ananggawarman menolak untuk ikut me
Pagi itu di Istana Bunian, panglima Kitty yang tiba-tiba saja datang menghadap, disaat Bintang dan Ratu Bunian tengah bercengkrama mesra berdua. “Sembah hormat hamba paduka, ratu” ucap panglima Kitty berlutut dihadapan keduanya. Ratu Bunian terlihat mengangkat tangannya sebagai tanda menerima hormat panglima Kitty. “Ada apa Kitty?” “Ampun ratu, Datuak Malenggang Dilangit sudah muncul kembali” ucap Kitty lagi hingga membuat wajah Ratu Bunian berubah pucat. Bintang yang ada didekatnya mulai tertarik mendengarnya. “Untung saja kita cepat memindahkan Negeri Bunian jauh dari gunung marapi. Kalau tidak, Datuak Malenggang Dilangit pasti sudah datang kemari” ucap Ratu Bunian lagi. Panglima Kitty terlihat mengangguk-anggukkan kepalanya. “Dimana Datuak Malenggang Dilangit muncul Kitty?” tanya Bintang cepat hingga membuat Ratu Bunian dan panglima Kitty memandang kearah Bintang. “Ampun paduka, Datuak Malenggang Dilangit mengacau di istana Nagari Batuah” “Istana Nagari Batuah?!” ulang Bintan
“Maafkan kelancangan ambo datuak” ucap Datuk Rajo Dilangit lagi. Entah apa maksud Datuk Rajo Dilangit yang tiba-tiba saja berjongkok. Perlahan sosok Datuk Rajo Dilangit mulai berubah menjadi seekor harimau loreng yang sangat besar, 2x ukuran harimau dewasa, sama besarnya dengan harimau putih jelmaan Datuk Malenggang Dilangit.Grraaauuummm!Grraaauuummm!Dua harimau besar ini saling mengaum dengan dahsyat, begitu dahsyatnya banyak para prajurit yang ada ditempat itu jatuh terduduk karena lemas lututnya.Grraaauuummm!Grraaauuummm!Kembali kedua harimau besar ini saling mengaum, tapi kali ini disertai dengan sama-sama saling menerkam kedepan.Kembali terjadi dua pertarungan raja rimba yang sama-sama berwujud besar. Saling terkam, saling cakar dan saling gigit, dilakukan oleh kedua harimau berbeda warna ini. Kali ini harimau belang jelmaan Datuk Rajo Dilangit mampu memberikan perlawanan sen
Sekarang Datuk Malenggang Dilangit telah dikeroyok oleh dua pengguna harimau dan macan kumbang, tapi bukannya terdesak, Datuk Malenggang Dilangit justru tertawa-tawa senang melayani serangan keduanya.“Hahaha.. sudah lama aku tidak bertarung sesenang ini” ucap Datuk Malenggang Dilangit lagi.Sebenarnya jurus-jurus harimau putih milik Datuk Malenggang Dilangit tidaklah jauh berada diatas jurus harimau singgalang milik Wijaya dan jurus macan kumbang milik Panglima Kumbang, hanya saja perbedaan kekuatan dan pengalaman yang membuat Datuk Malenggang Dilangit lebih unggul.Memasuki jurus ke 88, Wijaya dan Panglima Kumbang terlihat sama-sama melompat mundur kebelakang.Graaauumm!Ggrraaamm!Tiba-tiba saja Wijaya dan Panglima Kumbang terdengar mengaum. Sosok Wijaya sendiri yang sudah berjongkok merangkak tiba-tiba saja berubah wujud menjadi seekor harimau belang kuning dewasa, sedangkan sosok Panglima Kumbang y
Wusshhh!Seperti melempar karung saja, Datuk Malenggang Dilangit dengan ringannya melemparkan sosok Rajo mudo Basa kehadapan Paduka Ananggawarman.Tapp!Sesosok tubuh tampak langsung bergerak didepan Paduka Ananggawarman dan langsung menangkap tubuh Rajo mudo Basa yang dilemparkan oleh Datuk Malenggang Dilangit. Rupanya dia adalah Panglima Kumbang.“Rajo mudo, anakku” ucap Panglima Kumbang dengan wajah berubah yang melihat keadaan Rajo mudo Basa yang babak belur. Panglima Kumbang dengan cepat memeriksa keadaan putranya tersebut. Walaupun babak belur, Panglima Kumbang masih dapat merasakan tanda-tanda kehidupan ditubuh Rajo mudo Basa walaupun sangat lemah sekali. Panglima Kumbang segera memerintahkan beberapa prajurit untuk membawa sosok Rajo mudo Basa.“Apa yang datuak lakukan pada putra hamba?” tanya Panglima Kumbang lagi. Nada suara Panglima Kumbang sedikit meninggi.“Putramu, siapa kau?&rdqu