Regina merasakan pelukan hangat dari belakang, namun hatinya masih dipenuhi kebimbangan. "Henry, lepaskan aku!"Henry mencium lembut telinga Regina, "Maafkan aku, Regina. Aku hanya khawatir. Pria itu pasti orang yang berbahaya karena aku kesulitan untuk menangkap atau melakukan sesuatu padanya. Aku hanya takut sesuatu terjadi padamu tanpa aku ketahui." Regina memalingkan wajahnya dengan tidak nyaman. Tangannya masih mencoba melepaskan tangan Henry dari pinggangnya. "Aku akan memaafkanmu kali ini, dan kau harus menarik semua orang yang mengawasiku. Kau tahu, aku lelah untuk diawasi."Henry melepaskan pelukannya dia memaksa membuat tubuh Regina menghadap ke arahnya. "Tapi, bagaimana jika sesuatu terjadi padamu?" "Tidak akan ada yang terjadi padaku. Kau hanya terlalu paranoid, Henry. Sebenarnya ada sesuatu yang lebih penting ingin aku bicarakan denganmu." Regina berubah menjadi serius. "Ada apa? Apa kau ingin meminta bantuanku?" tanya Henry.
Regina merasa jantungnya berdebar kencang. Dia berada dalam posisi yang tidak menguntungkan.Dalam keadaan buntu, Regina dengan cepat berpikir bagaimana keluar dalam situasi yang akan mempertahankan nyawanya. "Nyonya Jian, membunuh saya tidak akan menyelesaikan masalah. Henry akan membencimu.'"Sorot mata Nyonya Jian semakin tajam,"Dia hanya akan membenciku sementara waktu, kau akan dengan cepat terlupakan. Justru jika aku membiarkanmu hidup, hubunganku dan putraku akan semakin buruk." Regina justru menyeringai, "Kau juga harus ikut denganku, Nyonya Jian." Dengan tiba-tiba, dia menarik Nyonya Jian yang terkejut, menyebabkan kedua wanita itu hampir jatuh dari balkon."Kau wanita gila!" maki Nyonya Jian. Kedua tubuh itu telah berada di tepi balkon. Kali ini, Regina bisa mengimbangi kekuatan Nyonya Jian. "Nyonya Jian, sekali kau mendorongku, hidup kita akan berakhir bersama." Regina dapat melihat wajah pucat wanita itu. "Tidak, kau yang akan mati duluan!" Nyonya Jian berusaha melepask
Henry meninggikan suaranya. "Apa maksud semua ini? Kalian berani menuduh istriku? Polisi dengan tenang menjawab, "CEO Jian, ini kasus yang merugikan ibu Anda, apa Anda akan melindungi istri Anda? Nyonya Regina, tolong ikut kami!" Henry berdiri di depan Regina, menghalangi polisi itu saat hendak mendekat ke arah Regina. "Tunggu sebentar! Apa bukti yang kalian miliki?" Polisi menatap Henry dengan serius. "Kami memiliki bukti yang cukup untuk menangkap Nyonya Regina atas percobaan pembunuhan terhadap Nyonya Jian. Kami akan membawa beliau untuk pemeriksaan lebih lanjut." "Bukti apa? Semua bukti yang Mamaku tunjukkan pada kalian semua hanyalah hasil manipulasi. Aku dapat bersaksi karena aku menyaksikan sendiri pertengkaran Mama dan Istriku." Regina meraih tangan Henry. "Henry, aku akan ikut dengan mereka. Lagipula aku tidak melakukan kesalahan apapun." "Tapi, Regina mereka bisa saja memaksamu untuk--" "Henry, percayalah padaku." Regina membiarkan polisi membawanya keluar, meningg
Keesokan harinya, Artikel dan postingan viral mulai muncul, menuduh yang memojokkan Henry. Saham perusahaan anjlok. Regina berjalan mendekati Henry. "Maafkan aku, karena kau berada di sisiku, kau harus menanggung masalah ini." Regina dengan tulus mengungkapkan penyesalannya. Henry memandang Regina. "Ini bukan kesalahanku, aku sudah mempertimbangkan semua ini." Dia meraih tangan Regina dengan erat. "Bagiku yang terpenting kau tidak perlu mengalami penderita. Aku dapat mengatasi hal ini." "Apa yang akan kau lakukan? Apa kau akan mengadakan konferensi press? Tapi, bagaimana jika orang-orang tidak mempercayaimu?" Henry menghela nafas. "Regina, aku yakin kebenaran akan terungkap. Walau mereka tidak mempercayai kata-kataku, tapi aku harus tetap memberikan pembelaan diri." "Kalau begitu aku akan berdiri di sampingmu." Henry melarangnya. "Biarkan aku menghadapi ini semua." "Tidak. Aku juga terlibat dalam masalah ini. Jika kau tidak mengizinkanku, aku akan tetap menerobos dan masuk."
"Suamiku, aku tidak bisa melakukan itu. Bukankah ini akan melukai harga diri keluarga kita?" ucap Nyonya Jian menentang keras."Tidak. Ini justru lebih baik daripada menutupinya dan membuat publik semakin berpikir buruk,""Aku mengerti. Kali ini, aku akan melakukan apa yang kau sarankan padaku," ucap Nyonya Jian akhirnya setuju dengan saran dari suaminya. "Ingatlah, kali ini jangan melenceng. Jika tidak mungkin tidak akan ada kesempatan lagi." Tuan Jian memberikan peringatan pada istrinya. Nyonya Jian dengan terpaksa mengangguk. Dia melangkahkan kaki menjauh lalu menghubungi seseorang. *** Regina mengerutkan keningnya melihat nomer yang tidak dia kenal. Dia mengabaikan pada awalnya, tapi akhirnya menjawabnya. "Siapa ini?" tanya Regina. "Jika kau hanya orang iseng aku akan menutup teleponnya.""Ini aku," suara yang dingin terdengar familier bagi Regina. Regina menarik napas dalam-dalam, mencoba menenangkan diri. "Ada apa Nyonya Jian?" Regina tidak repot repot menanyakan darimana wa
Henry langsung datang menangkap tubuh Regina. Dia menatap pria itu dengan marah, "Apa yang kau lakukan pada istriku? Dia sudah baik padamu!"Pria itu menatap Henry sinis, "Baik kau bilang? Kalian pikir kami akan tersentuh dengan sikap kalian yang berpura-pura baik dan memberi kami makanan mahal demi keuntungan kalian? Wanita ini dari keluarga Tan, bukan? Sudah cukup bagi kalian menindas kami!"Henry melangkah, "Kau, beraninya!" Ekspresi marah Henry tidak bisa disembunyikan lagi. Regina menahan tangan suaminya. "Henry, tidak perlu melakukan kekerasan. Dia hanya akan semakin membenci kita. " Ragina mencoba menenangkan amarah dari suaminya. Regina kemudian menatap pria yang tadi mendorongnya. "Aku tidak tahu apa yang telah keluarga Tan lakukan padamu. Aku benar-benar minta maaf." Regina menunjukkan ketulusan. Henry langsung menarik Regina pergi, dan memaksa masuk ke dalam mobil. "Tapi, aku membawa mobil." "Berikan kuncinya. Biarkan asistenku yang membawanya pulang." Regina dengan terp
"Istriku, aku sudah mengatakan padamu untuk tidak membuat masalah, kan?" Nyonya Jian tanpa mengetahui apapun meletakkan cangkir teh dengan santai. "Suamiku, ada apa denganmu? Aku telah melakukan sesuatu yang baik dengan meningkatkan citraku, kenapa kau justru begitu marah?""Citra baik kau bilang? Lihatlah sendiri video yang beredar di internet!" Tuan Jian mengulurkan ponselnya. Nyonya Jian menonton video itu. Betapa terkejutnya dia. "Bagaimana bisa mendapatkan rekaman ini tanpa aku tahu?"Nyonya Jian telah memilih tempat khusus untuk bertemu dan paparazi yang ada di sana adalah orangnya. Namun, siapa yang mendapatkan rekaman tentang apa yang dia katakan pada Regina di restoran saat itu. Komentar-komentar tentang sikap Nyonya Jian telah memenuhi komentar dan postingan yang lebih banyak dibagikan ulang dibanding dengan postingannya. "Suami, bisakah kau menghapus semua ini?" "Menghapus video untuk sekarang ini tidak akan mengubah keadaan. Aku sudah katakan padamu untuk datang makan s
Regina menatap Henry. "Ya, aku pergi ke ruanganmu, tapi aku mengurungkannya sebelum sampai ke ruanganmu karna berpikir kau pasti sibuk. Kenapa kau justru menatapku tajam begitu? Apa ada yang kau sembunyikan sampai menatapku dengan tajam begitu?"Henry mengubah ekspresi dinginnya menjadi lebih lembut, "Tidak ada. Sayang, aku akan menghubungi Asistenku dan memintanya membawakannya." Henry mengirim pesan pada Asistennya. Henry melangkah menuju ke sofa-duduk dengan nyaman. "Duduklah, aku membawakan kotak makan. Kau pasti tidak sempat makan apapun karena terlambat, kan?" ucap Henry menepuk tempat di sebelahnya. Regina melangkah mendekat, meskipun dia tidak ingin melihat Henry setelah apa yang terjadi, tapi jika menolak, Henry akan semakin mencurigainya. Selama tujuannya-yang hampir terlupakan, belum tercapai dia masih membutuhkan berada di sisi pria ini."Henry menyerahkan kotak makan pada Regina. "Ayo, makanlah!" "Bisakah kau menyuapiku?" Regina kembali menundukkan sisi manjanya."Kau