Nanda dan Arya sampai di restoran tempat mereka makan siang bersama. Waktu pelayan memberikan menu makanan, Nanda sempat tidak nafsu makan. Lantas Arya yang memesankan makanan. Ketika makanan tiba, menyendok makanan saja Nanda lesu. “Sabar Nanda,” kata Arya coba memadamkan rasa kecewanya.“Pedih banget Kak, aku menikah dengannya hanya untuk di hina.” Keluh Nanda sangat bersedih.Arya berusaha menjadi pendengar yang baik, dia juga tidak meninggalkan Nanda seperti Dion yang tega begitu saja meninggalkan Nanda.Arya menunggu sampai rasa sedih Nanda menghilang dan baru makan bersama.***Di lokasi berbeda, Dion sudah berkumpul dengan teman-teman kuliahnya. Waktu Dion dan Nanda menikah hanya beberapa yang datang ke resepsi pernikahan Dion dan Nanda, mereka banyak penasaran dan ingin mengenal sosok Nanda.Tiba-tiba Laura Fania, Mantan Dion saat kuliah datang. Laura ikut berkumpul bersama. Dion terkejut sekali sekaligus sedikit terperangah dengan perubahan Laura. Tampilan Laura lebih tertutu
Dion, [Aku hari ini pulang kerja jam 3 soreh,]Nanda,[Terus,]Dion,[Bersiaplah sebentar lagi aku pulang, kita belanja baju keperluan buat ke puncak]Nanda,[Buat apa belanja baju, di lemari masih banyak baju ke gantung belum di pakai]Dion,[Ikuti saja omongan aku,]Lantas Dion berhenti mengirim chat pada Nanda. Dion bertanya pada Hanif tentang perkembangan Leon.“Gimana pekerjaan baru Leon?” tanya Dion pada Hanif.“Leon bekerja kebanyakan mengeluh Pak. Dia juga sempat kabur, dia menghilang tidak pulang ke rumah tapi orang kita berhasil menemukan dia.” Terang Hanif.Sejak Leon main fisik dengan Nanda, Dion mengerahkan semua suruhannya untuk mencari Leon dan dalam pengawasan Hanif. Sekali Leon melawan Hanif, sabuk hitam Hanif keluar menghajar Leon. Alhasil Leon ketakutan dan menurut setiap perintah Hanif. Leon di training bekerja di gudang milik perusahaan Dion.***Sesampai di rumah untuk menjemput Nanda, Dion papasan dengan Papanya di depan rumah.“Gimana keadaan Mama kamu?” tanya
Usai makan malam bersama, Laura tampak sinis menoleh pada Nanda. Terlihat karena tangan Dion masih merekat genggam tangan Nanda.Semua kantong belanja pun Dion yang bawa. Laura makin menyesak kesal, bisa-bisanya Dion takluk dengan gadis ukuran kualitasnya rendahan. Secara mengejutkan Laura berpamitan mencium kedua pipi Dion. Siapa pun tak menyangka termasuk Dion terkaku diam seribu bahasa, Anton juga terperangah melihat ulah Laura. “Lau,” bentak Anton coba menarik tangan Laura untuk segera menyingkir dari hadapan Dion dan Nanda. Wajah Nanda begitu asam, dia sungguh tidak suka dengan apa yang di lakukan Laura. Secepat mungkin Nanda lap kedua pipi Dion pakai tangannya sendiri.“Kamu cemburu ya?” goda Dion bertanya pada Nanda.“Enggak,” jawab Nanda bikin moodnya buruk.“Ngaku deh kamu cemburu kan?” goda Dion lagi ngotot."Kamu ya, di cium Laura diam saja atau emang tabiat kamu seperti itu. Terima aja di sosor wanita lain,” sewot Nanda.“Sorry ya aku bukan cowok murahan, asal terima di
Saatnya ke Puncak tiba, Dion beserta teman-temannya berkumpul di rumah Daniel. Mereka berasa reunian sambil jalan-jalan. Sebelum naik mobil, mereka berpoto dan mengambil video tertawa bersama. Tampak Laura mendekati dan agak menempel pada Dion bikin Nanda jijik. Istri Fero bernama Tanti pun memperhatikan kegenitan Laura pada Dion. Tanti terngangah melihat pakaian Laura yang membentuk garis tubuhnya.“Kamu gak enek Nanda lihat suami kamu ditempelin makhluk halus?” bisik Tanti mencibir Laura, Tanti dan Nanda sudah berkenalan ketika akad pernikahan Dion dan Nanda.“Mau gimana lagi memang susah punya suami tampan, resikonya ya itu Tanti. Di luar kuasa aku bisa menjaga Dion dari makhluk apapun di muka bumi,” respon Nanda dengan bibirnya muncung. Nanda dan Tanti menggelengkan kepala mereka sama-sama tidak menyukai Laura. Selesai Dion dan teman-temannya berpoto ria, mereka melanjutkan untu menaiki mobil menuju puncak.Ada tiga mobil saat itu, mobil pertama milik Fero, Tanti dan satu anak
Setengah jam berlalu, Nanda terbangun dari tidur. Bercampur kaget, dia sudah mendapati dirinya terbaring di ranjang. Dia melihat sekeliling kamar tidak ada siapa-siapa, lalu dia keluar dan terdengar suara ramai. Nanda mancari asal suara tersebut, ternyata mengarah taman samping pada kolam renang di vila.“Nanda ayo berenang, seru banget tuh lihat pemandangannya.” Pekik Tanti yang sedang asyik berenang dengan putranya. Tidak ketinggalan Laura dan Tiara juga sedang berenang.Vila milik keluarga Laura posisinya berada di atas, sangat indah sekali pemandangannya di lihat dari Vila keluarga Laura. Terdapat lima kamar di vila keluarga Laura.Nanda begitu minder melihat lekukan indah tubuh Laura, sedangkan Dion dan teman laki-laki lainnya sedang sibuk mengobrol duduk di kolam renang. Lantas Nanda berganti baju renang, setelan baju renang nya berwarna abu-abu, berlengan pendek dan juga Kerah leher agak terbuka. Disertai rambut ikal Nanda yang hitam yang sekarang sangat terawat, membuat aurany
Tanti menghampiri Nanda yang sedang duduk termenung di pinggir kolam renang, meratapi kesalahan Dion. Nanda tidak mengira selama pernikahan mereka, Dion tega bermalam bersama wanita lain.Nanda membantin, ”Dia bisa leluasa tidur sama wanita lain, berarti aku juga boleh dekat dengan siapa pun.""Nanda,” tegur Tanti.Nanda menyunggingkan senyum menahan kecewa tapi dia tidak bisa marah besar pada Dion. Dia kembali mengingat, jika dia dan Dion melakukan pernikahan kontrak. “Nanda are you ok?” tanya Tanti mengelus kepala Nanda.“Ya aku fine-fine aja.” jawab Nanda tersenyum kecil.Dia tidak berani protes ikut campur ke ranah pribadi Dion. Semua yang dilakukan Dion termasuk bermalam dengan Laura adalah hak Dion.Tanti rada curiga dengan sikap Nanda yang sengaja meredam amarahnya. Tanti bergeming, “Sepertinya ada sesuatu yang besar menahan Nanda, kenapa dia tidak marah pada Dion tapi apa, masa suami sendiri tidur sama wanita lain dia malah kabur”.Lantas melihat Nanda seaka menekan emosinya
Besoknya masih di vila, pagi-pagi sekali Arya sudah tiba di vila milik keluarga Laura. Mereka semua yang sedang berkemas tampak kaget sekali. Terutama Dion tersentak mendatangi Arya, mereka berhadapan langsung mata ketemu mata.“Siapa yang menyuruh kamu jauh-jauh ke sini, jangan bilang Nanda?” tanya Dion.“Aku jauh-jauh ke sini sebagai Arya bukan sebagai bawahan kamu,” jawab Arya yang sangat berani memicu kebencian pada Dion.“Kamu benar-benar tidak takut aku pecat,” ancam Dion.“Ingat kata Pak Hanif, kamu tidak bisa pecat pegawai tanpa alasan yang kuat. Kamu CEO tidak etis memecat karyawan hanya karena rasa cemburu kamu,” sengit Arya, menimbulkan kepalan tangan Dion yang hendak mengambil ancang-ancang memukulnya.Nanda melihat perdebatan anatara Dion dan Arya, dia lekas mencegah keduanya dan marah pada Dion.“Aku pulang sama Arya,” kata Nanda.“Kamu kenapa seperti ini, kamu bukan Nanda yang aku kenal. Kamu istri aku, kamu harus pulang bareng aku,” oceh Dion menahan Nanda.“Justru aku
Sepulangnya Nanda ke rumah di antar masuk oleh Arya. Dion yang saat itu di bakar cemburu mendorong tubuh Arya.Bug!Arya menahan tubuhnya dari dorongan Dion, hendusan nafas amarah Dion tergambar jelas, dari sorot matanya yang menyemkan. Dia bahkan ingin segera menonjok wajah Arya yang bersikekeh, terlihat menantangnya. "Dion hentikan," pekik Nanda."Masuk kamu," kata Dion menarik kuat tangan Nanda sampai Nanda lirih kesakitan."Lepaskan dia," Arya ngegas."Kamu benar-benar," Dion berkata dengan kuat menyabet kerah baju Arya. Dia kalap sekali karena panas hati, Nanda berani menghabiskan waktu dengan laki-laki lain."Berhenti Dion," amuk Nanda dan khilaf menampar wajah Dion.Dion yang setelah merasakan tamparan pedas dari Nanda. Melepaskan cengkraman tangannya dari baju Arya dan memutuskan kembali masuk ke kamarnya.Dari raut wajah Nanda dia sangat menyesal, dia seketika terbengong karena bentuk kelima jarinya mengecap merah di wajah Dion. "Sebaiknya Kakak pulang saja, biar Dion jadi
Aksi ke tiga wanita jahat itu berlanjut, Nanda di Bawak ke sebuah gudang gelap. Lalu Nanda di sekap di dalamnya. Mereka mengawasi sekeliling gudang tersebut, menjaga Nanda supaya tidak kabur. "Rasakan penyiksaan kamu Nanda, siapa suruh punya suami sombong asal pecat orang." Oceh salah satu wanita dari ketiga orang jahat itu. "Berapa jam ke depan aku pastikan dia tidak mungkin terbangun, efek obat tidur itu sangat kuat dosisnya," sahut wanita jahat yang lain. "Kasihan sama janinnya, kata orang kantor dia lagi hamil," ucap salah satu orang jahat yang iba pada Nanda. Dari ketiga wanita jahat itu, dua di antara mereka. Menancapkan tatapan kejam pada Nanda. Namun, salah satu wanita di antara mereka. Ada yang simpati pada Nanda. Tiba di tempat tujuan dalam gudang, bekas usaha keluarga salah satu wanita jahat tersebut.. Nanda belum sadarkan diri. Matanya masih terpejam dan di saat itulah, mereke bertiga menyeret tubuh Nanda masuk ke dalam gudang. Mereka juga mengirim video pada Dion,
Nanda dan Dion sudah berada di rumah mereka. Hari di mana Nanda sudah bertekad untuk tidak takut dengan apapun. Ancaman, bahaya dari seseorang tidak mematahkan semangat hidupnya. Dia akan memaksakan diri, pergi keluar rumah untuk memancing orang yang kemarin hampir mencelakainya. Misalkan, orang itu keluar dan berani berhadapan langsung dengan Nanda. Ia pasti mengerahkan tenaganya untuk melawan orang tersebut.Nanda dalam hatinya,"Keluarlah kamu orang jahat, aku tidak takut. Kamu akan aku hajar sampai mati ketakutan."Dia berpikir seperti itu sambil menyisir rambut panjangnya yang indah dan tebal. Tidak lupa dia memakai make up agak terang dan baju hamil gamis berdasar Kanit, dengan warna cream sampai ke bawah betis.Sekejap terlintas di pikirannya, tentang kejadian dia jatuh tempo hari."Apa Laura yang mendorong aku kemarin," gumam Nanda pelan sekali. Nanda terdiam karena Dion keluar dari kamar mandi. Dion mencium aroma parfum vanila. Spontan dia samperin istrinya dan memeluknya dar
Berlanjut Nanda belum pulang dari rumah Ayahnya. Pagi-pagi sekali, dia maju mundur untuk bercerita dengan Dion. Dia termangu menatapi muka Dion yang masih terlelap tidur.Nanda bergumam sendiri, "Apa aku cerita saja pas pulang ke rumah Dion." Keraguan Nanda terus mengitari pikirannya, kepalanya menggeleng berkali-kali. Dia beranjak dari tempat tidur untuk menyenangkan dirinya. Dia memanjakan diri dengan mandi di baluri lulur dan pakai masker wajah. Selesai mandi dia membuat jus buah anti stress, strawberry, apel, daun mint, blueberry dan pisang. Setiap tegukan jus buah, jleb.. bikin pikirannya adem. Dia juga membuat sandwich isi daging yang tampak lezat."Wah...wah...wah...! sejak lu menikah Nanda, gue perhatiin selera lu jadi kebarat-baratan. Beruntung muka lu mirip Ibu kalau mirip Ayah kayak gue, pasti lu di bilang udik, Ha-ha." guyon Leon tertawa.Nanda reflek melempar buah apel ke perut Leon agar Leon berhenti tertawa. Dia melanjutkan meminum teh sembari sesekali, melihat jam din
Setelah kemarin Nanda terguncang di ikuti orang, saat ini ia masih di rumah Ayahnya. Dia menunggu Dion pulang bekerja sambil jajan telur gulung di depan gang rumahnya. Tidak lupa dia di temani Ayahnya jajan karena dia agak takut keluar sendirian sekarang. Perasaan was-was selalu meliputi dirinya. Matanya terus memperhatikan orang-orang yang lewat di depannya. Nanda juga waspada agak berjarak dengan orang lain, ketika berpapasan.Dia lebih siaga dan siap melindungi dirinya. Dia tidak bisa terbelenggu oleh rasa takut berlebihan. Efeknya akan lari ke janin dalam kandungannya.Dia tetap menjaga sugestinya untuk tidak tegang menghadapi situasi. Menghibur dirinya dengan cara bercengkerama sesama orang sekelilingnya."Lebih baik Dion tidak usah tahu. Bisa-bisa kalau aku bahas peristiwa kemarin, kepala ku pasti pusing. Dedek dalam perut pasti ikut pusing, aku gak mau mengungkitnya lagi," gumam Nanda sendiri.Tak lama kemudian, Dion datang pulang dari kantor. Lantas buru-buru Nanda menyambut
Lusanya, ketika sarapan pagi bersama. Nanda hendak mengatakan niatnya menginap di rumah Ayahnya, pada Dion dan Mama mertuanya. Dia memulai omongan duluan untuk membuka obrolan bersama."Dion.. Mama..! Nanda boleh izin menginap di rumah Ayah. Nanda kangen rumah," ujar Nanda meminta izin."Tentu boleh sayang, gimana Dion?" tanya Mamanya."Iya boleh banget. Entar aku susul ikut menginap di sana selesai pulang kerja," balas Dion sambil mengunyah roti lapis. "Dion, Mama, makasih banyak," ucap Nanda tersenyum manis.Dion dan Mamanya mengangguk, mereka tersenyum lebar tertuju pada Nanda.Selesai sarapan, Nanda di kamar bersiap pergi, Dion sudah pergi bekerja dan Mamanya Dion control ke rumah sakit.Sementara di ruang makan rumah lagi, Feni pun memberi informasi ke Laura. Jika Nanda ingin keluar rumah menginap di rumah Ayahnya Nanda.Laura pun gesit merespon chat dari Feni, dia sepertinya mau menyamar untuk membuntuti Nanda. Laura memakai sepan jeans biru dan kemeja longgar serta memakai mas
Seperti yang di rencanakan Nanda, Dion dan Helena mereka mengajak semua keluarga pergi piknik bersama. Tidak lupa mereka menyewa tempat area terbuka dan mendirikan tenda, serta makanan lengkap, di kawasan camping pinggir kota. Tempatnya asri, banyak tumbuhan hijau dan pohon menjuntai tinggi, lahannya terbuka dan terdapat danau buatan, Kali ini Gerry dan istrinya di ajak untuk ikut piknik. Ada juga Arya di ajak Kakek Wisnu untuk mendampinginya sebagai sekertaris. Kakek Wisnu tidak ingin merepotkan cucu-cucunya yang sedang berbahagia.Feni dan Bianca bertugas memasak seafood bakar, BBQ daging sapi, dan jenis makanan lainnya. Nanda bahagia sekali keluarganya dan keluarga suaminya bersama menjalin hubungan.Tangannya terus berucap syukur berkat kandungannya, dia di beri semangat untuk melindungi dirinya sendiri dan calon anaknya. Dia berbisik pada calon anaknya,"Nak.. Mama gak sabar sekali mau gendong kamu dan ingin cerita sama kamu kalau sekarang Mama lagi bahagia." Bisikan Nanda sampa
Setelah kemarin di rumah Dion foto keluarga, akan ada Acara besar penyambutan sekaligus memperkenalkan Leon dan Nanda sebagai cucu dari anak kedua Kakek Wisnu. Nanda mengetahui itu dari chat grup keluarga Kakek Wisnu.Kerajaan perusahaan Kakek Wisnu bergerak di beberapa bidang. Ekspor impor salah satunya mengindukkan perusahaan bagian ekspor impor perusahaan Papanya Dion. Investasi pertambangan emas, minyak sawit resmi jangka panjang. Pasaran bisnis perusahaan Kakek Wisnu berpusat ke timur seperti Dubai, Qatar, Turki dan Emirates united.Leon dan Nanda senantiasa menerima ajakan dari Helena, Marco dan Zayn. Ikut juga Ayahnya Nanda, Mama Dan Papanya Dion, akan datang di acara penting di rumah Kakek Wisnu.Nanda, Mama dan Papanya Dion, Feni dan Bianca turut di undang ke acara rumah Kakek Wisnu. Nanda belum beri tahu rangkaian apa acara di rumah Kakek Wisnu. Sedangkan Ayahnya Nanda dan Leon juga Dion yang sedang bekerja, menyusul langsung ke rumah Kakek Wisnu.Di tempat berbeda, melalui c
Hari Minggu pagi rumah Dion kedatangan fotografer beserta para asistennya. Mereka berjumlah enam orang membawa perkakas peralatan mereka. Mamanya Dion dan Nanda saling oper pandang, ada apa sebenarnya sampai Dion membawa orang membawa kamera dan lighting."Dion ada apa ini, ada acara di rumah?" tanya Nanda penasaran."Aku mau kita Poto keluarga bersama," terang Dion.Enam orang tersebut yang di sewa Dion menyulap ruang keluarga menjadi studio Poto. Lengkap juga dengan dekorasi cantik dan juga bisa Poto formal.Alhasil Nanda tampak antusias dengan tindakan Dion. Mamanya juga sudah melewatkan tumbuh kembang Dion tanpa jejak poto dan video."Ma, sekarang Mama sudah sembuh walaupun belum sembuh total. Tinggal kedua kaki Mama harus sembuh, aku sengaja bayar fotografer ke rumah biar Mama gak repot ke sana kemari. Sekalian aku mau ada poto kita dan Nanda serta papa juga," omong Dion membuat Mamanya pilu."Iya anak ku," balas Mamanya Dion memeluk erat anaknya.Seketika suasana berubah jadi sed
Setelah kemarin ziarah ke makam Ibunya Nanda, pagi harinya Helena main ke rumah Dion. Dia ingin mengajak Nanda jalan-jalan bersama. Helena sangat menyukai style simpel tapi berkelas. Barang yang ia pakai dari atas kepala sampai ujung kaki, edisi terbatas dan harganya fantastis. Setiap kali biaya penampilannya, setara dengan satu unit mobil merakyat.Di waktu bersamaan Nanda sudah bersiap, beriring melayani keperluan Dion ke kantor. Ya, mereka sekarang sudah tidur di kamar utama. Kamar yang semula di tempati Papanya Dion dan Feni. Mereka belum terbiasa saja melakukan aktifitas berdua di dalam kamar. Sebab, akhir-akhir ini mereka berdua di sibukkan kasih pelajaran buat Feni. Belum ada di pikiran mereka untuk bermesraan lebih intens dari sebelumnya."Kamu cantik sekali pagi ini," kecup Dion di kening Nanda."Makasih, kamu juga ganteng seperti biasanya plus judes kamu juga belum berkurang HaHaHa," canda Nanda mengerjai Dion."Asal kamu bahagia aku rela di katain kamu setiap detik, ayo k