“Al, ayo kita lihat di dapur! Mama benar-benar ragu kalau mereka tidak ada hubungan. Jangan, sampai laki-laki itu menjadi penyebab renggangnya rumah tangga kalian. Mama nggak mau ya kalau sampai nanti warisan Celine jatuh ke tangan orang lain!” peringat Emy yang merasa pikirannya tidak enak.Alister sedikit terpengaruh, meskipun sebenarnya ini semua bukan kesalahan dari Celine. Namun, tetap saja Alister takut dan tidak mau sampai perjuangannya selama ini sia-sia.Alister bagaikan kerbau yang dicucuk hidungnya, dia masih saja mengikuti ucapan Emy dan berjalan dengan mengendap-endap ke dapur.Bu Emy mengerutkan keningnya, kala melihat Celine yang sedang mencicipi makanan. Namun, Jo justru menjahili dia. Mereka tampak begitu bahagia.“Lihatlah, Al. Kalau memang teman nggak seharusnya seperti itu,” Bu Emy semakin kesal.Alister juga masih memperhatikan, raut wajahnya kini berubah menjadi tidak bisa diartikan. Sudut hati Alister terasa nyeri melihat pemandangan tersebut. Seharusnya dia sena
“Siapa itu, Al? Kenapa dia memanggil kamu dengan sebutan sayang?” tanya Emy dengan tatapan menelisik dan mengerutkan keningnya.Rasa takut kembali menghantui Emy, dia berpikir apakah Alister belum sembuh? Apa mungkin lelaki itu kekasih putranya itu? Jika memang iya, Emy tidak akan pernah memaafkan Alister dia berjanji akan mencoret nama putranya itu dari ahli waris.Emy tidak peduli jika dia tidak memiliki penerus, mungkin Celine yang tepat mendapatkan semuanya. Karena, selama ini wanita itu selalu mendukung bahkan menutupi aib Alister di hadapan semua orang termasuk keluarganya.Celine paham dengan tatapn dari Emy, dia menghela nafas panjang meskipun sudut hatinya terasa nyeri.“Biasa, Ma. Dia teman Celine, kalau kesini suka bercanda seperti itu. Maklumlah, Ma. Kan dia wanita jadi-jadian,” bisik Celine berusaha untuk meyakinkan Emy.Emy menelan salivanya, dia mengulas senyum sambil mengusap rambut Celine dengalembut. Hati Celine menghangat, baru pertama kali ini mertuanya itu bersika
“Al, kenapa Celine masuk ke kamar itu?” Emy bertanya heran.Masalah sepertinya semakin rumit saja, baru sehari Celine dan Jonathan pulang ke rumah kini sudah timbul masalah lagi.“Mungkin ambil barangnya yang tertinggal, Bu. Tadi saya, Celine dan Alister kebetulan ada di kamar ngobrol bareng,” Jonathan berusaha untuk menutupi semuanya.Jonathan paham dengan situasi yang saat ini tengah Celine rasakan. Ingin rasanya Jonathan menghajar Morgan dan membuat laki-laki jadi-jadian itu babak belur.“Al, coba kamu susul Celin. Bujuk dia, kasihan!” Punya Emy yang tidak tega dengan apa yang saat ini tengah Celine rasakan.“Nggak usah, Al. Biar aku saja yang cari Celine!” cegah Morgan yang tidak ingin jika Alister berduaan dengan Celine.Emy mengerutkan keningnya, dia seperti tidak suka kepada Morgan. Emy tidak mau jika Celine akan bertambah menjadi kesal jika Morgan yang mencarinya.“Tidak perlu, Morgan. Alister itu suaminya, jadi sudah lewat dia untuk menenangkan istrinya,” ketus Emy dengan waj
“Apa maksudmu dengan suami kedua, Celine? Jo, apakah kamu tahu sesuatu?” ucapan Morgan tadi mengundang kekeuhan Emy untuk kembali bertanya dengan wajah memerah.Jonathan menelan salivanya secara kasar, jika saja dia saat ini ada di luar mungkin Jonathan sudah menghajar habis-habisan Morgan, tidak peduli meskipun lelaki itu memiliki fisik yang lemah seperti wanita.“Morgan, jelaskan apa yang kamu ucapkan barusan!” bu Emy sudah semakin dibakar amarah, dia yakin pasti Morgan tidak asal bicara apa lagi Celine mengaku bahwa Morgan itu teman baiknya sama seperti Jonathan.Morgan bersorak di dalam hatinya, dia yakin pasti saat ini Emy sangat marah. Kini akhirnya Morgan memiliki senjata untuk memisahkan Celine dan Alister.“Iya, Cel—“Morgan hanya salah bicara saja, tan. Mungkin menurutnya setelah program keduanya. Iya kan, Morgan?” Jonathan menatap tajam ke arah seakan menegaskan bahwa di akan menghabisi Morgan jika berbicara sembarangan lagi.Morgan yang paham akan tatapan membunuh dari Jon
“Apa yang kamu lakukan, Jo?” teriak Alister yang langsung berdiri dengan tangan terkepal.Jonathan yang semula menatap penuh amarah ke arah Morgan langsung saja menoleh Alister yang saat ini berdiri.“Kenapa, Al? Kamu tidak terima aku memukulnya? Dia pantas mendapatkan itu semuanya, bahkan bisa lebih. Mulai saat ini, siapa pun yang berani membuat Celine menangis dan bersedih mereka akan berhadapan denganku!” ancam Jonathan seakan menegaskan bahwa dia juga berhak dengan hidup Celine yang saat ini juga sudah sah menjadi istrinya, meskipun Jonathan tahu bahwa status dia hanya suami kedua Celine.“Kamu jangan kurang ajar, Jo. Kau itu … ” Alister menjeda ucapannya, dia tidak mau jika Jonathan tersinggung dan tidak mau lagi meneruskan pernikahannya dengan Celine.Jonathan menaikkan sudut bibirnya dengan tatapan bengis. “Kenapa berhenti, Tuan Alister yang terhormat! Oh … kamu mau mengatakan kalau aku ini hanya suami sewaan?” Jonathan berkata dengan tatapan tajam dan nada dingin.Alister hany
“Akh …!” pekik Celine kala Jonathan dengan sengaja menggigit bibirnya.“Maaf, Sayang. Manis,” ujar Jo yang kembali melakukan ciuman panasnya.Celine dan Jonathan seakan lupa bahwa ada empat pasang mata yang memperhatikan mereka dari balik pintu.Darah Alister semakin mendidih, hatinya terasa nyeri, panas dingin wajahnya juga memerah saat ini menahan amarah. Morgan memperhatikan perubahan raut wajah Alister membuat dia kesal.“Wah, dua orang tidak punya aturan. Bisa-bisanya berciuman seperti itu tanpa menutup pintu,” sindir Morgan yang sengaja ingin membuat Alister marah dan benci kepada istrinya.Celotehan Morgan seakan menjadi angin belaka, Alister masih terbakar api cemburu. Ingin rasanya dia menghampiri kedua insan yang sedang bermesraan itu dan menarik tangan Celine agar menjauh.“Brengsek! apa maksudnya Jonathan dan Celine berciuman seperti itu di hadapanku?” umpat Alister di dalam dengan penuh amarah.Sedangkan Celine dan Jo sudah terbakar hawa nafsu, ciuman mereka semakin panas
“Apa yang kalian lakukan? Ke-kenapa ka-kamu dengan lelaki, Al?” tanya Jenna dengan terbata.Wajah Jenna memerah, tangannya mengepal tubuh bergetar hebat. Pemandangan di depan mata tadi mengusik relung hati Jenna–ibu Celine. Dalam benak Jenna, apakah Alister tidak normal? Mungkinkah ini alasan Celine selama ini tidak kunjung mengandung?Morgan yang sedang kesal juga ikut berdiri dengan bersedekap, lelaki bertubuh gemulai itu memanyunkan bibirnya dengan memutar bola mata secara malas.“Ma, bukan seperti itu. Ka … eh dia maksudnya, hanya ingin meniup mataku yang kelilipan,” Alister tidak kalah gugupnya, dia tidak ingin sang mertua tau tentang dirinya yang tidak tertarik dengan lawan jenis.Jenna tidak bisa percaya begitu saja kepada Alister, terlebih dia tahu bagaimana perlakuan Emy selama ini kepada putri kesayangannya itu. “Aku tidak bisa percaya begitu saja kepadamu, Al. Mana Celine? Jangan bilang kalau kamu buat dia sedih lagi?” tuduh Jenna dengan raut wajah penuh dengan amarah.Sam
Celine memunguti pakaiannya dan mengenakan lalu dengan secepat kilat memakainya.Cklak … Celine membuka pintu, sebelum Jenna berhasil membukanya. Wanita berparas cantik itu berusaha tersenyum manis.“Mama … kapan datang? Celine kangen!” Celine berhambur memeluk wanita yang sudah melahirkannya itu dengan erat setelah membuka pintu.“Ngapain kamu di kamar tamu? Tadi itu suara apa? Jangan bilang kalau kamu bawa laki-laki lain ke dalam rumah ini?” tuduh Jenna sambil melerai pelukan Celine dan berjalan menuju kamar tersebut untuk mencari keberadaan laki-laki yang disembunyikan oleh putrinya.Celine menghela nafas panjang, dia tidak mungkin jujur kepada Mamanya tentang Jonathan. Celine bingung harus bagaimana, dia berusaha menatap wajah Alister seakan mencari jawaban. Namun, Alister justru memalingkan wajahnya dan melipat tangan di dada seakan tidak peduli kepada Celine.Jenna masuk ke dalam kamar tamu tersebut, dia berjalan ke setiap sudut ruangan. Dia juga berjalan ke arah kamar mandi, l
Celine menghela nafas panjang, siapa lagi yang datang kalau bukan ulat bulu pembuat masalah. Sepertinya manusia satu ini tidak ada lagi pekerjaan selain mengganggu rumah tangga orang lain.“Sayang, kamu dari mana aja sih? Aku nungguin loh dari tadi!” seru Morgan seraya berjalan mendekat.Akan tetapi, Celine justru menarik tangan Alister dengan kencang sehingga membuat Alister masuk ke dalam rumahnya.Brak …Celine dengan cepat menutup pintu rumah dan menguncinya sehingga membuat Morgan terbentur.Mata Alister membulat sempurna, dia khawatir takut terjadi hal yang buruk kepada Morgan. Namun, Celine justru mendelik dan berkacak pinggang.“Sekali aja kamu buka pintu, maka jangan salahkan aku kalau sampai semua orang bawa seorang Alister ternyata homo!” ancam Celine kali ini tak main-main.Mata Alister membulat sempurna, dia tak menyangka istrinya yang selama ini diam dan patuh kini mulai membentak bahkan mengancam dirinya.“Sejak kapan kamu berani kepadaku, Celin! Apa ini semua gara-gara
“Kamu tinggal di tempat, Celina kan? Aku mau kamu menjadi mata-mata untuk memastikan apakah benar Alister itu memiliki kelainan!” tegas Jenna dengan sorot mata tajam.Jonathan hanya tersenyum di dalam hatinya, itu sudah rencana dia dari awal agar semua orang tahu bawa sebenarnya Alister memilih kelainan yaitu menyukai sesama jenis.Jonathan juga sudah tidak sabar ingin melihat reaksi mama dan papa Alister jika tahu putranya bukan manusia yang mereka banggakan.“Bagaimana caranya, Tante? Saya tidak berani melakukan itu semua. Aku yakin jika Alister sudah berjaga-jaga,” Jonathan hanya berpura-pura saja.“Itu semua gampang, Jonathan! Semua fasilitas Tante tanggung dan satu hal lagi. Jika itu benar adanya buat Celine jatuh cinta kepadamu. Karena, sejujurnya dari awal aku sudah tidak setuju hanya saja Celine yang memang bodoh,” jelas Jenna lagi tanpa basa-basi.Pucuk dicinta ulam pun tiba. Tanpa disuruh pun Jonathan akan melakukan hal itu. Karena, dia juga sudah kecanduan dengan tubuh sang
Jenna menatap tajam ke arah Alister mengerutkan keningnya, banyak tanda tanya dalam benak Jenna kala wanita bertubuh semampai bertanya akan hubungan sang menantu dengan Morgan. Jenna bukan orang bodoh, dia tahu nama Morgan itu laki-laki. Apakah benar dugaan Jenna selama ini bawa Alister masih belum sembuh, lalu apakah ini alasannya sampai saat ini Celine belum hamil. Jika benar adanya maka Jenna akan menjadi seorang ibu yang paling buruk di dunia ini. Celine dan Alister saling bertukar pandang, sebenarnya Celine sudah muak dengan semua yang dilakukan oleh Alister. Namun, dia juga tidak rela jika harus kehilangan lelaki yang sangat dicintainya itu. Celine menghela nafasnya panjang dan memejamkan mata lalu kembali menatap ke arah Christina dengan senyum yang dipaksakan. “Hallo, Nono Christina. Perkenalkan aku, Gracelina Kaneesha Rockefeller istri sah Alister.” Celine mengulurkan tangan dengan senyum yang mengembang. Mata Christina membulat sempurna, dia berpindah menatap ke arah Ali
Celine dan Jonathan menjadi serba salah, dia bingung harus bagaimana. Jonathan merutuki perawatan tersebut yang matanya sangat jeli.“Ehem … ” Jonathan berdehem berusaha untuk menetralisirkan nafasnya.“Sus, kenapa mau tahu urusan orang sih. Kerjakan apa yang sudah menjadi pekerjaan kamu jangan kepo dengan orang lain!” tegur Alister yang tidak mau rahasianya terbongkar.Alister tidak mau semuanya hancur hanya gara-gara kecerobohan Jonathan dan juga Celine. Terlebih saat ini ada Jenna–mertuanya yang pasti akan berpihak kepada Celine.Wanita berpakaian serba putih itu sontak saja menundukkan kepalanya, ada rasa malu dan juga kesal didalam hatinya. Jenna juga menatap ke arah wanita tersebut, ucapan Alister ada benarnya juga untuk apa dia ingin tahu urusan orang lain.“Kalau kerja yang benar, Suster. Jangan sampai aku adukan ke atasan mu dan kamu bisa dipecat dari sini!” ancam Jenna sambil berjalan dengan sedikit menyenggol perawat tersebut agar sedikit menyingkir.Dengan perasaan kesal, p
“Maksud tante apa berkata seperti itu kepadaku?” Jonathan bertanya dengan wajah tegang takut jika wanita itu curiga dan marah kepadanya.Jenna mengulas senyum yang sulit untuk diartikan membuat Jonathan merasa aneh. “Tante hanya ingin memastikan saja, Jo. Yakin kamu tidak menyukai, Celine?”tanya Jenna lagi, kali ini tatapannya begitu serius.Jonathan menelan salivanya secara kasar, dia bingung harus menjawab apa. Karena, tidak mungkin Jonathan jujur kepada Jenna siapa sebenarnya dirinya.“Kamu tau, Jo. Celine itu anak yang baik, cantik pintar dan juga kesayangan kami. Akan tetapi, dia justru jatuh cinta kepada Alister yang … ” Jenna tidak melanjutkan ucapannya, dia tidak mau aib keluarga putrinya sampai ketahuan orang lain.Jonathan yang sudah sangat serius mendengarkan, dia mengernyitkan dahinya.“Kenapa dengan Alister, Tante?” Jonathan sengaja ingin memancing Jenna dan ingin tahu apakah mertuanya itu sudah mengetahui perihal Alister.Jenna secepat kilat menggelengkan kepalanya. Dia
“Aku tanya sekali lagi kamu siapa?” bentak Jenna akibat tidak mendapatkan jawaban dari Jonathan.Jonathan menghela nafasnya secara kasar dan menelan salivanya. “Sa-saya teman Celine, Tante. Tadi saya ke rumah Celine tapi kata pelayanan Celine pingsan dibawa ke rumah sakit,” jelas Jonathan dengan nad sedikit gagap.Celine menganggukkan kepalanya, dia memindai Jonathan dari atas sampai bawah penampilannya keren dan Jenna tahu bahwa semua yang melekat di tubuh lelaki itu barang mewah dan branded. Ada pikiran yang tidak dapat dijelaskan saat menatap Jonathan.“Sejak kapan berteman dengan Putriku?” Jenna kembali bertanya dengan tatapan yang tidak bisa diartikan.Alister mengerutkan keningnya, mengapa Jenna bertanya seperti itu kepada Jo. Apakah dia tidak marah jika tahu Celine memiliki teman laki-laki ? Lalu bagaimana reaksi Jenna jika mengetahui kebenarannya? Terbersit rasa ingin mengungkapkan semua kepada Jenna. Akan tetapi, Alister tidak mungkin melakukan itu semua yang ada nanti dia ya
Alister menggendong tubuh mungil Celine dengan penuh kekhawatiran, hatinya berdebar-debar takut akan terjadi hal buruk pada sang istri. Jenna juga mengikuti mereka dari belakang dengan wajah yang tak kalah khawatir dan penuh ketakutan.“Ya, Tuhan. Semoga saja Celine baik-baik saja,” Jenna berdoa dan berharap di dalam hatinya.Dengan langkah cepat dan sedikit berlari, Alister membawa Celine masuk ke dalam mobil. Wajahnya Alister tampak begitu cemas, takut akan apa yang mungkin terjadi pada wanita yang masih sah menjadi istrinya itu. “Bertahanlah, Celine. Maaf sudah membuatmu menjadi seperti ini,” batin Alister yang dilingkupi perasaan bersalah.Jenna mengikuti Alister dengan langkah yang terburu-buru, tak ingin terpisah dari putrinya yang sedang dalam keadaan genting.Mobil segera melaju dengan kecepatan tinggi, Alister mengemudikan dengan tekad yang kuat untuk segera sampai di rumah sakit. Dia berharap agar tak ada halangan di jalan, dan beruntungnya hari itu masih belum bertepatan de
Celine memunguti pakaiannya dan mengenakan lalu dengan secepat kilat memakainya.Cklak … Celine membuka pintu, sebelum Jenna berhasil membukanya. Wanita berparas cantik itu berusaha tersenyum manis.“Mama … kapan datang? Celine kangen!” Celine berhambur memeluk wanita yang sudah melahirkannya itu dengan erat setelah membuka pintu.“Ngapain kamu di kamar tamu? Tadi itu suara apa? Jangan bilang kalau kamu bawa laki-laki lain ke dalam rumah ini?” tuduh Jenna sambil melerai pelukan Celine dan berjalan menuju kamar tersebut untuk mencari keberadaan laki-laki yang disembunyikan oleh putrinya.Celine menghela nafas panjang, dia tidak mungkin jujur kepada Mamanya tentang Jonathan. Celine bingung harus bagaimana, dia berusaha menatap wajah Alister seakan mencari jawaban. Namun, Alister justru memalingkan wajahnya dan melipat tangan di dada seakan tidak peduli kepada Celine.Jenna masuk ke dalam kamar tamu tersebut, dia berjalan ke setiap sudut ruangan. Dia juga berjalan ke arah kamar mandi, l
“Apa yang kalian lakukan? Ke-kenapa ka-kamu dengan lelaki, Al?” tanya Jenna dengan terbata.Wajah Jenna memerah, tangannya mengepal tubuh bergetar hebat. Pemandangan di depan mata tadi mengusik relung hati Jenna–ibu Celine. Dalam benak Jenna, apakah Alister tidak normal? Mungkinkah ini alasan Celine selama ini tidak kunjung mengandung?Morgan yang sedang kesal juga ikut berdiri dengan bersedekap, lelaki bertubuh gemulai itu memanyunkan bibirnya dengan memutar bola mata secara malas.“Ma, bukan seperti itu. Ka … eh dia maksudnya, hanya ingin meniup mataku yang kelilipan,” Alister tidak kalah gugupnya, dia tidak ingin sang mertua tau tentang dirinya yang tidak tertarik dengan lawan jenis.Jenna tidak bisa percaya begitu saja kepada Alister, terlebih dia tahu bagaimana perlakuan Emy selama ini kepada putri kesayangannya itu. “Aku tidak bisa percaya begitu saja kepadamu, Al. Mana Celine? Jangan bilang kalau kamu buat dia sedih lagi?” tuduh Jenna dengan raut wajah penuh dengan amarah.Sam