Pengkhianat sebelum mengkhianati, berarti bukan pengkhianat 🤔
“Bisakah kami ganti pakaian sekarang? Para tamu undangan sudah menunggu.” Elena mencegah Johan membalas ucapannya, lalu pergi ke kamar ganti di sebelahnya.Di dalam ruangan itu, sayup-sayup terdengar pertengkaran antara Johan dan Jason. Elena tak mau ikut campur dan mengajak para perias berbincang agar tak mendengar mereka.Kini, Elena mengenakan gaun bak putri raja, mewah tetapi tak berlebihan. Ketika Anna dan Jenna menyusul masuk ke ruang ganti dan melihatnya, mereka tercengang hingga kehilangan kata-kata.‘Mereka pasti mengira aku akan berganti gaun pilihan mereka.’“Maaf, Jenna, aku tidak memakai gaun yang kau pilih karena kurang cocok dengan tema yang Jason inginkan,” ungkap Elena dengan raut wajah penuh penyesalan.Gaun yang dipilih Jenna hanya gaun putih sutera panjang dan polos. Elena masih ingat, dulu dia kecewa karena gaun yang dicoba sebelum menikah, tak sama dengan yang dipakai saat menikah.Elena dapat menebak jika Jenna atau Anna menukar gaun tersebut dengan kualitas yang
Johan menatap Elena dan Jason penuh kemarahan. Harga dirinya terasa tercabik-cabik ditinggalkan saat hari pernikahannya.Dia ingin mengamuk dan menggagalkan pernikahan itu, tetapi tak mau menanggung malu dan amukan Edmund. Meskipun Edmund selalu di pihaknya, dia tak akan terima jika Johan mempermalukan nama baik keluarga mereka.Bagaimana mungkin Elena sanggup meninggalkan dirinya? Johan tak habis pikir dengan tindakan gegabah Elena.Sejak kapan Elena dan Jason berhubungan? Selama satu tahun, apakah Elena benar-benar tak pernah mencintai dirinya? Apakah Elena berselingkuh darinya?Tidak, Jason pasti berbuat sesuatu kepada Elena. Bisa jadi, sang kakak tiri mengancam wanita itu, atau mengatakan sesuatu yang membuat Elena berbalik membenci dirinya.Segala prasangka buruk memenuhi benak Johan. Dia tak dapat berpikir jernih untuk sekarang.Johan sangat yakin jika Elena tergila-gila padanya. Elena selalu percaya dan menurut dengan apa pun yang dikatakannya. Bahkan, jika hubungan gelapnya de
“Terima kasih karena telah bersedia menjadi istriku, Sayang.” Elena tersenyum bahagia melihat pria di depannya. Pria yang siang tadi resmi menjadi suaminya itu semakin memajukan wajah, lalu melumat bibirnya. “Apa aku sudah boleh menyentuhmu?” bisik sang suami. Elena mengangguk malu. Tangan pria itu melepaskan pakaian Elena dengan gerakan lembut. Dia membelai kulit Elena dengan punggung tangan, mendaratkan ciuman di setiap jengkal tubuh mulusnya. Sang suami kembali menyerang bibir Elena seraya membaringkannya perlahan di ranjang pengantin yang dipenuhi kelopak bunga. Jantung Elena berdebar-debar kencang begitu ciuman pria itu menjalar ke lehernya, kemudian menyerang dadanya, dan berakhir semakin turun ke bawah. Sensasi nikmat yang baru pertama kali Elena rasakan, membuatnya melenguh kecil. Wajahnya merona karena malu dan bergairah. Pria itu kembali ke atasnya, tepat di depan wajahnya. Mereka saling bertatapan secara intens. Tangan pria itu tak berhenti mengusap rambutnya penuh k
Jason tersenyum tipis melihat Elena salah tingkah. Dia hanya menaikkan selimut untuk menutupi mereka. Namun, Elena sepertinya berpikir ke arah lain. “Apa yang kau pikirkan? Kenapa wajahmu merah sekali?” Elena menyelimuti kepalanya sambil memutar badan ke samping, memunggungi Jason. Dia malu sekali karena mengira Jason benar-benar akan menyerangnya. ‘Apa dia sedang mengerjaiku?! Sejak kapan dia bisa bersikap menyebalkan seperti itu?’ Dulu, Jason bukan orang yang banyak bicara. Bahkan, ditanya pun jarang menjawab dan hanya memberikan lirikan tajam. Bisa-bisanya Jason menggodanya! Dan apa yang barusan Elena lihat? Jason tersenyum? Apakah dunia yang sekarang dapat mengubah kepribadian seseorang? Ataukah Elena yang tak menyadari sifat-sifat orang yang dikenalnya dengan baik? ‘Jawaban kedua agaknya lebih tepat untukku. Mungkin juga, aku tidak kembali ke masa lalu, melainkan terperangkap dunia yang lain. Dunia yang berbanding terbalik dengan duniaku ....’ Memikirkan tentang sesuatu ya
Siapa bilang, Elena tak bisa menirukan cara Jenna dan Anna membujuk seseorang supaya percaya padanya? Elena tak benar-benar bersedih karena perselingkuhan Johan. Sejak kembali ke masa lalu, dia telah bertekad melupakannya. Hanya ada dendam yang tersisa. “Untungnya, ada Jason yang selalu ada saat aku terluka.” Elena meremas genggaman tangan Jason dan menatapnya penuh damba. Dia ingin menunjukkan pada semua orang yang ada di sana jika mereka benar-benar menikah murni karena saling jatuh cinta. Jason berdeham sambil menoleh ke arah lainnya. ‘Kau seharusnya membalas kata-kataku!’ batin Elena kesal. “Terima kasih, Sayang, kau selalu ada di saat aku terpuruk karena ulah adikmu,” imbuh Elena. Jason melepaskan tangan Elena, lalu merangkul pundaknya. Elena terkesiap oleh perlakuan Jason yang mendadak. Justru aku yang berterima kasih padamu karena mau jadi istriku.” Elena hampir saja mendorong Jason saat dia tiba-tiba mendaratkan kecupan singkat di keningnya. Dia melingkarkan tangan di
[Aku akan ke sana sebentar lagi.] Johan tersenyum kala membaca pesan balasan dari Elena. Dia bersiap diri dan segera pergi ke tempat pertemuan. Johan duduk menanti Elena di taman sambil membawa kotak kecil di dalam genggaman tangan. Suara langkah kaki terdengar, dia langsung berdiri dan menoleh ke arah datangnya suara. Elena mengenakan gaun putih selutut, berjalan lembut mendekati Johan. Di bawah pantulan cahaya purnama, wajah Elena terlihat bersinar. Sejak kapan Elena jadi lebih menarik di matanya? Tidak, Johan memang selalu menganggap Elena cantik sejak pertama kali berjumpa dengannya. Namun, Elena tak seliar Jenna yang selalu bisa menyenangkan dan memenuhi kebutuhan biologisnya. Seandainya Elena mau menyerahkan diri kepadanya, Johan tak akan pernah mau menerima tawaran kerja sama Jenna. Dia pun terlanjur tergoda pada adik tiri Elena. Dia menyesal telah memilih sisi yang salah. Jenna ternyata tak sepintar saat meyakinkan Johan untuk membantu rencananya. Oleh karena itu, dia ak
Elena bangun terlambat karena mengurus Jason semalam. Pria itu lebih dulu bangun dan sudah berpakaian rapi. Tak ada tanda-tanda kesakitan. Padahal, semalam Jason terus merengek seperti anak kecil. Mengeluh badannya sakit karena membela Elena. “Kenapa kau tidak membangunkan aku?” Elena melihat jam dinding yang sudah menunjuk pukul setengah delapan pagi. Dia biasanya bangun pagi-pagi, menyiapkan sarapan untuk Johan dan keluarga tirinya. Anna sengaja memecat beberapa pelayan karena mengatakan kondisi perusahaan yang kian memburuk setelah ditinggal mati William. Alhasil, Elena yang menyiapkan beberapa keperluan rumah tangga dan melakukan sebagian tugas pelayan, demi Johan. Kebiasaan itu masih terbawa hingga sekarang, setelah dia menikah dengan Jason. “Aku lupa kau ada di sini.” ‘Lupa ada aku katanya? Siapa semalam yang memijatmu sampai tanganku pegal-pegal? Dasar menyebalkan! Tidak tahu terima kasih!’ batin Elena kesal. “Daripada mengutukku dalam hati, lebih baik cepat cuci mukamu,
Apakah itu rencana Jason sejak awal? Menawarkan kontrak pernikahan, yang seolah-olah menguntungkan Elena, tetapi hanya ingin menggantikan posisi William? “Apa maksudmu? Bagaimana dengan tujuan yang kau katakan dulu? Apa kau menipuku?” Pengkhianatan yang pernah dirasakannya, tak membiarkan Elena berprasangka baik. Dia tak mau dikhianati lagi, terlebih lagi oleh pria yang selama satu tahun ke depan berstatus sebagai suaminya, sekutu Elena satu-satunya. “Aku tidak menipumu. Kau tidak perlu memikirkan masalah perusahaanmu. Aku akan mengembalikannya setelah perjanjian kita berakhir. Kau bisa memegang kata-kataku. Jika perlu, kita bisa menambahkan dalam kontrak perjanjian kita.” “Baik. Aku ingin kau menambahkan dalam kontrak kita.” Elena tak mau lengah dan berakhir seperti dulu. Dia pun tak sepenuhnya bisa memercayai Jason karena tindakan pria itu yang tanpa berdiskusi dulu dengannya. Sesuai permintaan Elena, Jason menambahkan lembar perjanjian baru yang ditandatangani oleh keduanya. Di
“Gemma! Kau ada di mana?” Elena sudah berkeliling di kediaman Wright untuk mencari keberadaan Gemma. Anak perempuan yang kini berusia enam tahun itu biasa bersembunyi saat Elena pulang dari kerja. Di belakang Elena, Jason membuntuti sang istri seperti biasa. Jason kini membuka kantor pribadi di kediamannya karena masih enggan menampakkan diri di JG Group jika bukan untuk menghadiri pertemuan penting. “Gemma pasti sedang bermain petak umpet bersama Brian, Elena. Biarkan saja ....” Elena menatap tajam sang suami. “Kenapa kau tidak mengawasi Gemma? Katanya, kau kerja di rumah karena selalu ingin bersama putrimu! Dan kenapa Brian ada di sini?” Jason menghentikan langkah Elena, lalu mengecup bibirnya yang tak berhenti mengomel. “Lucy sedang menghukum Brian sepertinya. Kau juga tahu, Lucy tidak suka saat Brian pulang terlambat walau satu menit.” Benar. Lima tahun lalu, Brian menikahi Lucy dan tinggal di Desa Redwood. Terkadang, Brian bosan dan jalan-jalan ke kota hingga lupa waktu. Keb
Setelah menghabiskan tiga hari bersama James, Vera pun tahu jika selama ini James hidup di rumah yang terletak di tengah-tengah hutan. Andaikan dirinya tak ke sana malam itu, mereka tak akan pernah bertemu. Vera tak berkutik melawan James Wright. Dia sudah seperti budak yang harus melayani James setiap saat. Meski Vera menginginkan wajah itu. Tetapi, sikap James jauh berbeda dari Jason. Nyaris tak ada kesamaan, selain wajah mereka.‘Dia gila … bagaimana caraku pergi darinya?’ “Ough, ya ampun … wanita di masa depan ternyata sangat pintar melayani pria. Bagus, Sayang, goyangkan tubuhmu lebih kencang.” Vera meliuk-meliuk di atas James sambil menggigit bibir. Dia tak bisa menikmati percintaan panas yang berulang setiap saat. ‘Orang ini benar-benar seperti binatang! Dia bahkan seratus kali lebih buruk dari Andrew,’ maki Vera dalam hati. Selesai menerima puncak kenikmatan, James mendorong Vera dengan kasar hingga tersungkur di lantai. “Ah, aku bosan. Saatnya aku keluar dari tempat meny
Mentari bersinar sangat terang seperti hari sebelum-sebelumnya. Di kota yang sangat sepi itu, Vera masih berusaha mencari keberadaan makhluk bernyawa selain dirinya. Sayang, bahkan serangga pun tak terlihat di tempat itu. Hanya ada dirinya yang mengulang waktu yang sama … setiap hari. Waktunya diam di tempat. Setiap pukul delapan malam, Vera akan mendengar dentuman keras di arah selatan tempat tinggalnya, dekat dengan tanah milik Keluarga Wright. Benar. Dirinya tinggal di kediaman Wright selama ini. Vera hidup di dunia dengan waktu yang sama dan berulang-ulang terus-menerus. Dia ingin melihat asal dentuman itu terjadi. Akan tetapi, ketika hari mulai gelap, Vera tak berani keluar dari rumah. Kota itu adalah kota yang sama, tetapi terasa asing karena memiliki pemandangan yang berbeda. Tak ada gedung-gedung pencakar langit di sekitarnya. Tak ada pula lampu terang-benderang di setiap pinggiran jalan. Tempat tinggal keluarga Vera pun masih berupa tanah kosong dengan puluhan pohon-poho
Dokumen penting yang semula tertumpuk rapi itu jatuh berserakan di lantai saat Jason berlari keluar dari ruangan. Dengan wajah yang terlihat sangat panik, Jason gegas mengikuti Ruby ke kamar. “Elena!” seru Jason dengan napas terengah-engah. Tak seperti bayangan, Elena justru duduk tenang sambil mengelus perutnya meski keningnya berkeringat deras. “Jason, ada sedikit lendir bercampur darah keluar ... Bisakah kau membantuku berjalan sampai mobil? Kita ke rumah sakit sekarang.” Jason panik. Dia malah mondar-mandir sambil sesekali mengusap wajah. Bingung bagaimana caranya menggendong Elena. Bagaimana kalau bayi itu keluar di saat dia menggendong Elena dan lari ke mobil? “Bayiku bisa jatuh,” gumamnya. Tapi, jika dia tak segera membawa Elena ke rumah sakit, bagaimana cara Elena melahirkan? Jason sampai tak kepikiran memanggil dokter kandungan Elena ke rumah. “Tuan!” seru Ruby membangunkan lamunan Jason. “Bisakah Anda lebih cepat membopong Nyonya Elena!?” “Tapi, bagaimana-” “Elena!” W
“Apa benar dugaanku kalau Paman Andrew terkena pengaruh ramuan Vera?” tanya Elena begitu Logan pulang.“Betul, Nyonya. Tetapi, kadar ramuan yang ada di tubuh Tuan Andrew tidak begitu banyak,” terang Logan.Logan lantas mengatakan semua yang Tetua Michael pesankan saat dia meninggalkan Andrew. Tak sampai satu minggu, Logan akan menjemput dan memulangkan Andrew. Lalu, pembicaraan tentang Anna muncul saat Jason bertanya, “Bagaimana dengan dua wanita itu? Aku dengar, mereka akan pindah ke tempat lain lagi?”“Ini surat dari Nyonya Anna. Lebih baik Anda membacanya terlebih dulu.”Logan mengeluarkan sebuah amplop putih, lalu menyerahkan kepada Elena. Surat itu ditunjukkan untuk Elena dan William. William pun mendekat dan ikut membaca isinya.Surat itu berisi tentang penyesalan Anna, juga permohonan maaf atas semua yang sudah Anna dan Jenna rencanakan kepada William dan Elena. Karena pesan Brenda yang ingin supaya Anna menjaga suami dan putrinya jika terjadi sesuatu kepada dirinya, Anna jadi
Elena mengamati sikap Andrew, mulai dari gerakan tubuh, bibir, dan sorot matanya. Rose jelas mengatakan padanya jika Vera tak pernah memberikan ramuan atau mencuci otak Andrew. Tapi, kenapa Elena jadi meragukannya? Andrew terlihat seperti Rose sebelum mendapat pengobatan. Mata pria itu sedikit menggantung, seperti tak fokus bicara atau menatapnya.“Kenapa Paman ingin melihat perempuan itu lagi? Gara-gara Vera, Paman kehilangan perusahaan dan keluarga Paman,” pancing Elena. Kini, Andrew dengan jelas menunjukkan ekspresi yang menahan kemarahan. Sepertinya, Andrew tak suka mendengar Elena menyalahkan Vera. “Paman perlu melihat Vera sekarang.” Andrew masih bersikeras dengan keinginannya. Seolah semua yang telah terjadi tak berpengaruh apa pun padanya.“Tidak bisa, Paman. Maaf … sebaiknya Paman melupakan perempuan itu dan menata hidup Paman yang berantakan karena dirinya.” Saat mengatakan itu, Elena tiba-tiba memikirkan sesuatu. Andrew tak mungkin menyerah dan pasti akan terus mencari
“Jadi, sejak tadi Luna diam karena kau, Logan!?” Elena turut memukul punggung Logan dengan bantal. Logan masih meringkuk di kaki Luna selagi menutupi belakang kepala dengan kedua lengan. Dia takut menunjukkan wajahnya. Dua wanita itu menyerang Logan secara membabi-buta. ‘Aku lebih baik dikeroyok selusin berandalan daripada harus berada di situasi seperti ini!’ jerit Logan dalam hati. Ketika Logan melihat ke arah Jason, pria itu justru pura-pura tak melihatnya! Setelah kemarahan Elena dan Luna sedikit mereda, mereka pun duduk dengan tenang dan berhadap-hadapan. Luna melipat tangan di depan dada dan masih menatap Logan penuh amarah. “Sekarang, ceritakan padaku, Luna. Apa yang sudah Logan perbuat padamu? Kenapa kau minta kesucianmu lagi? Apa jangan-jangan, Logan sudah ….” Elena menggantung ucapannya selagi menatap tajam Logan. Dia akan menghukum Logan hingga merasakan penderitaan jika tebakannya benar. Elena pikir, Logan telah merudapaksa Luna sehingga membuat temannya itu sampai
Jason bersandar lemas di kursi dengan mulut sedikit terbuka. Dia tak menyangka jika Elena lebih cepat mengatasi masalah Vera dibanding dirinya.“Aku hanya beruntung karena Rose mau membantuku.” Elena tampaknya tahu apa yang dipikirkan sang suami.Jason merasa dirinya tak bisa melindungi Elena. Dia seharusnya bergerak cepat, tetapi malah berbaring di sembarang tempat selama beberapa hari ini.“Maaf, Elena, aku seharusnya sadar lebih cepat kalau Logan bergerak sendiri. Bagaimana kalau kau gagal dan perempuan itu membalas perbuatanmu?”Elena menyandarkan kepala di pundak Jason, lalu memeluk perutnya. “Yang penting, semua sudah berakhir sekarang. Dia tidak akan bisa mengganggu hidup kita lagi. Semua musibah yang terjadi juga disebabkan oleh Vera, bukan? Kita tidak perlu mengkhawatirkan apa pun lagi sekarang, kecuali menanti kelahiran bayi kita.”Tak hanya Jason, William juga merasa tak bisa berbuat apa pun. “Lalu, bagaimana dengan perusahaan Andrew yang sekarang diambil alih oleh adik ipa
“Elena? Apa yang sudah Elena lakukan? Apa dia tahu aku ada di sini?” Jason tak pernah menduga kemungkinan itu lantaran dirinya pun baru mengetahui dari Logan beberapa jam sebelumnya. Akhir-akhir ini pun, Jason tak bisa berpikir apa-apa. Dia hanya fokus menikmati mual dan pusing yang selalu melanda di pagi hari dan ketika mencium aroma tertentu.“Benar. Elena yang membantuku untuk mendapatkan aset Andrew dengan mudah. Dia juga yang memintaku ke sini untuk membukakan jalan untukmu, Jason. Ayo, pulang sekarang! Bibi akan mengantar kalian sampai di kediaman Forbes.” Jason mengikuti Whitney masih dengan tampang kebingungan. Sementara itu, Logan menggendong Luna sampai masuk ke mobil Whitney. Dia meninggalkan mobil yang digunakan sebelumnya, yang merupakan milik pengawal Andrew. “Tunggu sebentar, Tuan. Ada yang perlu saya lakukan terlebih dulu,” ujar Logan tiba-tiba. “Kenapa lagi?” “Ada orang yang memukul saya dari belakang waktu itu.” Logan menyeringai ke arah Danny. Tanpa aba-aba, Lo