Mungkinkah Dean ... cenayang? 😆
“Kau mengenal Edmund Wright?” selidik Elena. Tak pernah menyangka jika nama Edmund akan keluar dari mulut Dean. ‘Bukankah Dean belum lama tinggal di negara ini? Bagaimana mungkin Dean tahu tentang Edmund?’ Lagi pula, jika Dean tahu dari media, Edmund terkenal sebagai pria baik yang dermawan. Namun, Dean mengatakan seolah mengenal Edmund dan kedua putranya secara pribadi. ‘Jason bahkan tidak terlihat pernah mengenal Dean sebelum bekerja di sini. Ah, tapi ... kalau dipikir-pikir lagi, aku tidak benar-benar mengenal Jason sepenuhnya. Pria brengsek itu pun ternyata cuma buaya darat!’ Elena fokus kepada kemarahannya sehingga tak sadar pada ekspresi wajah Dean yang terlihat kebingungan mencari jawaban. “Aku ... tahu dari gosip orang-orang. Tuan Edmund katanya mendapatkan perusahaan yang sekarang dia pegang dari mencuri harta istrinya.” ‘Sekarang dia memanggil dengan tuan.’ Elena mengerutkan kening. Dia semakin curiga kepada Dean. Pasalnya, hanya segelintir orang yang tahu masalah peru
KLAK! Suara pintu yang tertutup menyadarkan Jason dan Elena. “I-itu ... a-aku ....” Elena tergagap saat ingin menjelaskan. Dia menelan ludah susah payah karena tenggorokannya terasa sangat kering. ‘Bagaimana kalau Jason menganggapku gila!? Tidak mungkin ada orang yang percaya kalau aku hidup lagi setelah mati!’ pekik Elena dalam hati. “Aku tidak punya penyakit seperti itu, Elena. Pikiranmu buruk sekali padaku. Apa kau tidak pernah tahu tentang alat pengaman?” Jason justru menanggapi hal lainnya. Elena lega karena Jason tak mengindahkan tentang masalah kematian. Kegelisahan Elena karena tak sengaja mengungkap rahasianya pun langsung menguap. Namun, dalam sekejap berganti dengan amarah yang begitu besar. “K-kau ... memakai pengaman?” Tubuh Elena sontak melemas. ‘Jadi, Jason memang sering melakukannya bersama wanita lain?’ batin Elena, tercengang sekaligus kecewa. “Ya. Bukankah itu wajar? Mana mungkin aku melakukannya tanpa alat pengaman?” Jason tak punya pilihan lain, selain mem
“Aku mau ikut sebagai istrimu, bukan asisten pribadi.” Elena tetap bersikeras akan ikut ke kantor JG Group. “Kau malu menunjukkan istrimu di depan umum? Setelah menghapus semua artikel pernikahan kita?” Elena memicingkan mata tatkala Jason menghela napas pelan seraya melirik ke arah Austin. ‘Benar-benar mencurigakan! Mereka pasti menyembunyikan sesuatu!’ “Baiklah, tapi jangan mengeluh nanti.” Akhirnya, sampailah mereka di kantor JG Group. Aura kepemimpinan Jason ketika memasuki kantornya sendiri lebih kental. Namun, Elena tak dapat melihatnya. Elena hanya sibuk memaki dalam hati. Sebab, hampir semua karyawan wanita yang berpapasan dengan mereka berpakaian seksi. Berbeda ketika Jason berada di kantor Forbes Group, di kantornya sendiri para karyawan dengan bebas menyapa. Bukan hanya menyapa biasa, tetapi banyak karyawan wanita yang menurut Elena sudah sangat keterlaluan genit pada sang atasan. “Apa kabar, Bos? Sudah lama kau tidak ke kantor. Kami merindukanmu,” sapa resepsionis yan
Logan pun memutar mobil ke arah sebaliknya, menuju kediaman Wright. “Logan, benar itu namamu, bukan?” tanya Elena dengan nada mengancam. “B-benar, Nyonya.” Pria bertubuh kekar dan berwajah garang itu menelan ludah susah payah. “Kau mungkin takut dengan kekuasaan Jason. Tapi, apa kau tahu? Forbes Group sudah ada, sejak sebelum JG Group dan sebelum kau dilahirkan. Kau pikir, kenapa Keluarga Forbes bisa berjaya hingga sekarang, bahkan sebelum papaku dilahirkan?” Jason membuang napas kasar. Ucapan Elena tak salah. Meskipun tak akan pernah terjadi, Jason sebenarnya tak takut jika memang harus berseteru dengan Forbes Group. “T-tidak tahu, Nyonya.” “Bagus kalau kau tidak tahu. Aku yang akan memberi tahu.” Elena menyeringai. “Jika ada seseorang yang berani menentang Keluarga Forbes, kami biasanya melenyapkan orang tersebut tanpa meninggalkan jejak.” “Papa William bukan orang seperti itu, Elena,” ujar Jason. “Putar balik ke tujuan awal kita,” titah Elena sambil menaikkan sedikit dagu.
Hati Elena berbunga-bunga sewaktu teringat akan percakapannya dengan Austin. Bisikan pria itu masih terngiang dalam benaknya, ‘Jason itu sebenarnya pria lugu. Dia dari kecil jarang sekali bergaul dengan orang dan hanya berteman denganku.’ ‘Sungguh? Itu tidak mungkin! Semua wanita di kantor saja terlihat genit padanya,’ sanggah Elena. ‘Kau pasti salah lihat, Nyonya. Di kantorku, semua karyawan memang suka bicara santai, tetapi tidak ada yang berani mendekati Jason seperti mereka mendekatiku. Jason pasti mengamuk kalau ada wanita yang berani menyentuhnya. Bukan karena marah, tetapi karena gugup. Karena itu, aku agak heran kenapa dia bisa bicara santai denganmu?’ Austin pun banyak menceritakan tentang Jason sebelum menikah dengan Elena. Di usia Jason yang satu tahun lagi menginjak kepala tiga, pria itu belum pernah sekali pun memiliki seorang kekasih. Bahkan, banyak yang mengira jika Jason dan Austin memiliki hubungan spesial. Karena itu, Austin mulai menunjukkan bahwa dirinya menyuka
“Tunggu sebentar … Dean meneleponku …. Dia pasti ingin bertanya masalah pekerjaan.” Elena mendorong Jason yang kulitnya seakan telah menyatu dengannya. Wajah pria itu terus-menerus menempel di punggung Elena meskipun dia berusaha menjauh. “Aku ingin membeli lem super kuat,” gumam Jason. Begitu Elena mengangkat teleponnya, tangan nakal Jason mulai berkeliaran di bagian tubuhnya sehingga wanita itu berusaha keras tak mengeluarkan suara desahan. “Jason, hentikan,” geram Elena seraya menjauhkan ponsel. ‘Elena, ada pekerjaan yang harus segera kita selesaikan bersama hari ini. Kau tidak masuk atau sedang pergi keluar bersama Tuan Presdir?” “Ahh … uhuk ….” Elena berlagak terbatuk-batuk. “Maaf, Dean, mintalah bantuan kepada Frank. Aku sedang tidak enak-” Elena menggigit bibirnya kala lidah Jason bermain di pangkal pahanya. Dia mendorong kepala Jason agar berhenti melakukan itu di saat dirinya masih bicara dengan Dean di telepon. ‘Kau sakit? Mau aku bawakan sesuatu?’ Suara di seberang tele
Elena menangkup kedua tangannya yang bergetar di atas paha. Jadi, William juga diberi obat yang sama dengannya? Suara-suara orang di sekitarnya, seakan semakin menjauh dan menghilang. Dadanya terasa sesak, kembali mengingat kejadian William pergi untuk selamanya. ‘Jangan-jangan, Papa meninggal bukan karena kecelakaan biasa ...,’ batin Elena gelisah. Lalu, sekarang Anna juga berusaha membunuh Jason. Apakah karena Elena mengubah jalan kehidupannya di masa ini? Sehingga Anna bergerak lebih cepat dari sebelumnya? Tapi, untuk apa dia meracuni Jason? Andaikan Jason mati pun, Johan maupun Edmund tak akan bisa mengambil alih perusahaan. “Lena ... Elena ... kau baik-baik saja?” Jason mengguncang pelan lengan Elena. Elena terkesiap dan tersadar kembali pada realitas. “Apa?” “Kau juga perlu minum vitamin setiap hari, Elena. Supaya kau bisa cepat mengandung.” Anna mengulang lagi ucapannya. “Baik.” ‘Tidak, ini tidak baik sama sekali!’ lanjut Elena dalam hati. Elena perlu memastikan, sudah
Jemari lentik Elena dengan cepat membalas pesan Xavier. [Bagaimana jika dikonsumsi setiap hari? Apakah bisa menimbulkan gejala penyakit tertentu?] Xavier pun langsung membalas pesannya. [Aman dikonsumsi setiap hari. Saya akan menjelaskan semua bahan tersebut secara langsung jika Anda berkenan. Semua berasal dari bahan herbal.] “Herbal? Bagaimana bisa?” “Ada apa? Siapa yang menghubungimu? Kau terlihat serius sekali ....” Jason mendekap Elena dari belakang untuk mengintip ponselnya. Kening Jason berkerut begitu membaca sebagian pesan obrolan tersebut. Dia tak tahu pemilik nomor tanpa nama yang membuat sang istri sibuk hingga mengabaikan dirinya. “Minggir, Jason! Aku sedang sibuk!” sergah Elena. Elena menyentak badan Jason hingga terlepas. Dia kemudian duduk di tepi ranjang, lalu kembali bertanya-tanya kepada Xavier. Xavier pun akhirnya menelepon Elena karena tak sabar mendapatkan penjelasan lengkap tentang bahan-bahan tersebut. Elena pergi ke balkon untuk bicara dengan Xavier sa
“Gemma! Kau ada di mana?” Elena sudah berkeliling di kediaman Wright untuk mencari keberadaan Gemma. Anak perempuan yang kini berusia enam tahun itu biasa bersembunyi saat Elena pulang dari kerja. Di belakang Elena, Jason membuntuti sang istri seperti biasa. Jason kini membuka kantor pribadi di kediamannya karena masih enggan menampakkan diri di JG Group jika bukan untuk menghadiri pertemuan penting. “Gemma pasti sedang bermain petak umpet bersama Brian, Elena. Biarkan saja ....” Elena menatap tajam sang suami. “Kenapa kau tidak mengawasi Gemma? Katanya, kau kerja di rumah karena selalu ingin bersama putrimu! Dan kenapa Brian ada di sini?” Jason menghentikan langkah Elena, lalu mengecup bibirnya yang tak berhenti mengomel. “Lucy sedang menghukum Brian sepertinya. Kau juga tahu, Lucy tidak suka saat Brian pulang terlambat walau satu menit.” Benar. Lima tahun lalu, Brian menikahi Lucy dan tinggal di Desa Redwood. Terkadang, Brian bosan dan jalan-jalan ke kota hingga lupa waktu. Keb
Setelah menghabiskan tiga hari bersama James, Vera pun tahu jika selama ini James hidup di rumah yang terletak di tengah-tengah hutan. Andaikan dirinya tak ke sana malam itu, mereka tak akan pernah bertemu. Vera tak berkutik melawan James Wright. Dia sudah seperti budak yang harus melayani James setiap saat. Meski Vera menginginkan wajah itu. Tetapi, sikap James jauh berbeda dari Jason. Nyaris tak ada kesamaan, selain wajah mereka.‘Dia gila … bagaimana caraku pergi darinya?’ “Ough, ya ampun … wanita di masa depan ternyata sangat pintar melayani pria. Bagus, Sayang, goyangkan tubuhmu lebih kencang.” Vera meliuk-meliuk di atas James sambil menggigit bibir. Dia tak bisa menikmati percintaan panas yang berulang setiap saat. ‘Orang ini benar-benar seperti binatang! Dia bahkan seratus kali lebih buruk dari Andrew,’ maki Vera dalam hati. Selesai menerima puncak kenikmatan, James mendorong Vera dengan kasar hingga tersungkur di lantai. “Ah, aku bosan. Saatnya aku keluar dari tempat meny
Mentari bersinar sangat terang seperti hari sebelum-sebelumnya. Di kota yang sangat sepi itu, Vera masih berusaha mencari keberadaan makhluk bernyawa selain dirinya. Sayang, bahkan serangga pun tak terlihat di tempat itu. Hanya ada dirinya yang mengulang waktu yang sama … setiap hari. Waktunya diam di tempat. Setiap pukul delapan malam, Vera akan mendengar dentuman keras di arah selatan tempat tinggalnya, dekat dengan tanah milik Keluarga Wright. Benar. Dirinya tinggal di kediaman Wright selama ini. Vera hidup di dunia dengan waktu yang sama dan berulang-ulang terus-menerus. Dia ingin melihat asal dentuman itu terjadi. Akan tetapi, ketika hari mulai gelap, Vera tak berani keluar dari rumah. Kota itu adalah kota yang sama, tetapi terasa asing karena memiliki pemandangan yang berbeda. Tak ada gedung-gedung pencakar langit di sekitarnya. Tak ada pula lampu terang-benderang di setiap pinggiran jalan. Tempat tinggal keluarga Vera pun masih berupa tanah kosong dengan puluhan pohon-poho
Dokumen penting yang semula tertumpuk rapi itu jatuh berserakan di lantai saat Jason berlari keluar dari ruangan. Dengan wajah yang terlihat sangat panik, Jason gegas mengikuti Ruby ke kamar. “Elena!” seru Jason dengan napas terengah-engah. Tak seperti bayangan, Elena justru duduk tenang sambil mengelus perutnya meski keningnya berkeringat deras. “Jason, ada sedikit lendir bercampur darah keluar ... Bisakah kau membantuku berjalan sampai mobil? Kita ke rumah sakit sekarang.” Jason panik. Dia malah mondar-mandir sambil sesekali mengusap wajah. Bingung bagaimana caranya menggendong Elena. Bagaimana kalau bayi itu keluar di saat dia menggendong Elena dan lari ke mobil? “Bayiku bisa jatuh,” gumamnya. Tapi, jika dia tak segera membawa Elena ke rumah sakit, bagaimana cara Elena melahirkan? Jason sampai tak kepikiran memanggil dokter kandungan Elena ke rumah. “Tuan!” seru Ruby membangunkan lamunan Jason. “Bisakah Anda lebih cepat membopong Nyonya Elena!?” “Tapi, bagaimana-” “Elena!” W
“Apa benar dugaanku kalau Paman Andrew terkena pengaruh ramuan Vera?” tanya Elena begitu Logan pulang.“Betul, Nyonya. Tetapi, kadar ramuan yang ada di tubuh Tuan Andrew tidak begitu banyak,” terang Logan.Logan lantas mengatakan semua yang Tetua Michael pesankan saat dia meninggalkan Andrew. Tak sampai satu minggu, Logan akan menjemput dan memulangkan Andrew. Lalu, pembicaraan tentang Anna muncul saat Jason bertanya, “Bagaimana dengan dua wanita itu? Aku dengar, mereka akan pindah ke tempat lain lagi?”“Ini surat dari Nyonya Anna. Lebih baik Anda membacanya terlebih dulu.”Logan mengeluarkan sebuah amplop putih, lalu menyerahkan kepada Elena. Surat itu ditunjukkan untuk Elena dan William. William pun mendekat dan ikut membaca isinya.Surat itu berisi tentang penyesalan Anna, juga permohonan maaf atas semua yang sudah Anna dan Jenna rencanakan kepada William dan Elena. Karena pesan Brenda yang ingin supaya Anna menjaga suami dan putrinya jika terjadi sesuatu kepada dirinya, Anna jadi
Elena mengamati sikap Andrew, mulai dari gerakan tubuh, bibir, dan sorot matanya. Rose jelas mengatakan padanya jika Vera tak pernah memberikan ramuan atau mencuci otak Andrew. Tapi, kenapa Elena jadi meragukannya? Andrew terlihat seperti Rose sebelum mendapat pengobatan. Mata pria itu sedikit menggantung, seperti tak fokus bicara atau menatapnya.“Kenapa Paman ingin melihat perempuan itu lagi? Gara-gara Vera, Paman kehilangan perusahaan dan keluarga Paman,” pancing Elena. Kini, Andrew dengan jelas menunjukkan ekspresi yang menahan kemarahan. Sepertinya, Andrew tak suka mendengar Elena menyalahkan Vera. “Paman perlu melihat Vera sekarang.” Andrew masih bersikeras dengan keinginannya. Seolah semua yang telah terjadi tak berpengaruh apa pun padanya.“Tidak bisa, Paman. Maaf … sebaiknya Paman melupakan perempuan itu dan menata hidup Paman yang berantakan karena dirinya.” Saat mengatakan itu, Elena tiba-tiba memikirkan sesuatu. Andrew tak mungkin menyerah dan pasti akan terus mencari
“Jadi, sejak tadi Luna diam karena kau, Logan!?” Elena turut memukul punggung Logan dengan bantal. Logan masih meringkuk di kaki Luna selagi menutupi belakang kepala dengan kedua lengan. Dia takut menunjukkan wajahnya. Dua wanita itu menyerang Logan secara membabi-buta. ‘Aku lebih baik dikeroyok selusin berandalan daripada harus berada di situasi seperti ini!’ jerit Logan dalam hati. Ketika Logan melihat ke arah Jason, pria itu justru pura-pura tak melihatnya! Setelah kemarahan Elena dan Luna sedikit mereda, mereka pun duduk dengan tenang dan berhadap-hadapan. Luna melipat tangan di depan dada dan masih menatap Logan penuh amarah. “Sekarang, ceritakan padaku, Luna. Apa yang sudah Logan perbuat padamu? Kenapa kau minta kesucianmu lagi? Apa jangan-jangan, Logan sudah ….” Elena menggantung ucapannya selagi menatap tajam Logan. Dia akan menghukum Logan hingga merasakan penderitaan jika tebakannya benar. Elena pikir, Logan telah merudapaksa Luna sehingga membuat temannya itu sampai
Jason bersandar lemas di kursi dengan mulut sedikit terbuka. Dia tak menyangka jika Elena lebih cepat mengatasi masalah Vera dibanding dirinya.“Aku hanya beruntung karena Rose mau membantuku.” Elena tampaknya tahu apa yang dipikirkan sang suami.Jason merasa dirinya tak bisa melindungi Elena. Dia seharusnya bergerak cepat, tetapi malah berbaring di sembarang tempat selama beberapa hari ini.“Maaf, Elena, aku seharusnya sadar lebih cepat kalau Logan bergerak sendiri. Bagaimana kalau kau gagal dan perempuan itu membalas perbuatanmu?”Elena menyandarkan kepala di pundak Jason, lalu memeluk perutnya. “Yang penting, semua sudah berakhir sekarang. Dia tidak akan bisa mengganggu hidup kita lagi. Semua musibah yang terjadi juga disebabkan oleh Vera, bukan? Kita tidak perlu mengkhawatirkan apa pun lagi sekarang, kecuali menanti kelahiran bayi kita.”Tak hanya Jason, William juga merasa tak bisa berbuat apa pun. “Lalu, bagaimana dengan perusahaan Andrew yang sekarang diambil alih oleh adik ipa
“Elena? Apa yang sudah Elena lakukan? Apa dia tahu aku ada di sini?” Jason tak pernah menduga kemungkinan itu lantaran dirinya pun baru mengetahui dari Logan beberapa jam sebelumnya. Akhir-akhir ini pun, Jason tak bisa berpikir apa-apa. Dia hanya fokus menikmati mual dan pusing yang selalu melanda di pagi hari dan ketika mencium aroma tertentu.“Benar. Elena yang membantuku untuk mendapatkan aset Andrew dengan mudah. Dia juga yang memintaku ke sini untuk membukakan jalan untukmu, Jason. Ayo, pulang sekarang! Bibi akan mengantar kalian sampai di kediaman Forbes.” Jason mengikuti Whitney masih dengan tampang kebingungan. Sementara itu, Logan menggendong Luna sampai masuk ke mobil Whitney. Dia meninggalkan mobil yang digunakan sebelumnya, yang merupakan milik pengawal Andrew. “Tunggu sebentar, Tuan. Ada yang perlu saya lakukan terlebih dulu,” ujar Logan tiba-tiba. “Kenapa lagi?” “Ada orang yang memukul saya dari belakang waktu itu.” Logan menyeringai ke arah Danny. Tanpa aba-aba, Lo