Share

Emosi

Penulis: MyZhafran
last update Terakhir Diperbarui: 2021-09-21 08:04:09

Nila datang untuk menyuguhkan teh hangat untuk menemani pembicaraan mereka. setelahnya dia pergi ke dapur kembali.

“Sebenarnya saya ingin bertanya, saya tahu paman sudah tahu dengan apa yang terjadi dengan Nila. Kenapa paman tidak mau mendengar masukan dari dokter yang datang?” Tanya Alva.

“Itu hak kami. Lagian, dia tidak sakit. Siapa yang berani mengatakan dia sakit? Kalian berbohong’kan? Kalian hanya ingin mencari bahan percobaan. Dia masih muda, hidupnya masih panjang. Kalian tidak berhak merusak hidupnya dengan menjadikannya bahan percobaan. Seenak kalian saja memaksa anak kami. Kau lihat sendiri’kan dia sehat?”

“Ya, benar itu hak kalian untuk menerima maupun menolak. Tetapi Nila juga memiliki haknya untuk menentukan keputusan hidupnya. Jangan hanya karena menuruti emosi, paman dan bibi mengambil keputusan yang salah.”

“Kau yang belum pernah memiliki anak diam saja. Mengerti apa kau? Kau ya enak, d

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Klorofil   Detak jantung

    Suasana yang hening dan tindakan aneh Bian membuat Nila dan Alva saling berpandangan. Mereka sadar jika ada sesuatu yang mendekat dan Bianlah yang lebih menyadarinya.“Ada ap-“ ucapannya terhenti ketika Bian mengangkat tangan kirinya. Memintanya untuk menutup mulut.“Lepaskan keranjang itu!” perintah Bian.“Lepas? Kenapa?” tanyanya.“Lakukan saja!” ucapnya. Alva kemudian menurut, dia pun meletakkan keranjang yang berisi jagung itu ke bawah.“Bawa Nila kembali ke rumahnya!” ucapnya dengan pelan namun tegas.Sraaak! Drap…drap...!Seorang wanita keluar dari balik pohon dan langsung menyerang Bian. Dia meletakkan kedua tangannya di leher gadis tersebut. Dia mencoba mencekiknya.Brak!Bian sengaja menjatuhkan dirinya karena tak mampu menahan beban gadis yang tiba-tiba mendorongnya tersebut. Nila yang melihat hal itu seketika menjerit karena ketakutan.&

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-23
  • Klorofil   Akhir

    Nila segera berbalik arah saat penyekap itu melepas tangannya. Alva dan Bian rupanya. Jantung Nila akhirnya bisa berdetak normal lagi. Akibat pernah dikejar oleh pengejar sebelumnya, ia pikir yang menyekapnya adalah mereka.“Ja-jangan lakukan hal itu lagi. Nila takut,” bisiknya.“Ma-maaf. Aku melakukannya agar kau tidak berteriak.” Jawab Alva yang ikut memelankan suaranya.“Justru karena itu Nila mau berteriak. Lagian kenapa kalian datang cepat sekali? Nila masih ada kerjaan?”“Tidak ada apa-apa. Selesaikan saja pekerjaanmu. Kami akan menunggu. Tenang saja.”“Kalau begitu terima kasih. Nila akan berusaha lebih cepat. Nila masuk dulu.”Alva dan Bian kembali bersembunyi di antara pepohonan. Tanpa diketahui oleh Nila, Alva diam-diam terus memperhatikannya. Sangat jelas terlihat jika gadis itu sedang tidak enak badan. Bibirnya sangat pucat bahkan badannya terlihat gemetar. Dia ingin ist

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-26
  • Klorofil   Selamat tinggal

    Rasa sakit akan terobati seiring bertambahnya waktu. Tetapi rasa sakit itu akan terasa jika ingatan itu kembali. Meski tidak sesakit sebelumnya, namun sakit tetaplah sakit. Ikhlas dan sabar terlalu mudah untuk diucapkan dan akan sangat sulit untuk dilakukan.“Tolong…tolong selamatkan anakku.” Pada akhirnya sang ayah datang merengek kepada orang yang baru saja diusirnya. Tanpa bicara panjang lebar, Alva segera menerobos masuk untuk memastikan kondisi gadis itu secara langsung.Meski Alva sendiri sudah menebak apa yang telah terjadi. Ia tetap mencoba mencari tanda-tanda kehidupan, dia masih berharap ada sedikit saja harapan dari gadis itu. Tetapi, tubuh gadis itu sudah tak bernyawa lagi.“Nak…bangun Nak,” panggil si ibu dengan penuh harapan. Air matanya terus mengalir tak henti-hentinya. Rasa sakit dan pahitnya kehidupan langsung meledak pada hari itu.“Maaf…sebaikya kalian segera mempersiapkan untuk

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-27
  • Klorofil   wajah yang sebenarnya

    Berulang kali para perampok menelan ludahnya sendiri. Alva yang masih berdiam diri di tempatnya justru semakin menyebarkan hawa menyeramkan.“Kau mau menyerahkan diri rupanya…bodoh sekali,” hardik yang lain.“Tidak…aku datang untuk menyelesaikan secuil masalah di tanah ini.”“Ha…apa maksudmu? Sebaiknya kau bersiap untuk mati.”“Tidak…karena itu adalah kalian,” Alva mengayunkan tangan kanannya. Sebuah pisau sudah menancap di dada kiri pemimpin mereka.Pria itu masih sempat bergerak untuk beberapa saat. Lama-lama melambat dan tak berkutik lagi. Ia mati.“Aaaaa…bunuh dia!” teriak yang lain karena panik melihat bos mereka sudah tumbang.Seluruh anak buahnya langsung mengayunkan senjata ke arah Alva. Dengan lihai Alva menghindarinya.Kreetakkk!Kepala seorang perampok hampir berbalik arah. Seketika ia tumbang dan tak bernapas lagi.

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-28
  • Klorofil   kevin

    Kevin meletakkan telapak tangan kanannya tepat di mulut gadis itu. Dengan keras dan penuh paksaan ia menarik Bian agar mau mengikutinya. Anehnya kali ini Bian tak menunjukkan perlawanan dan hanya menurut saja.Setelah tiba di lantai satu, Kevin segera mendorong gadis itu ke dinding dan memblokir geraknya dengan kedua tangannya. Kedua mata mereka bertemu. Suara deru napas yang masih tersengal karena terkejut terdengar mulai memelan dan normal kembali.“Kenapa kau bertindak seolah tidak mengenalku Ariana?” mendengar pertanyaan itu membuat mata Bian terbelalak. Nama yang tak asing baginya. Namun, dilain sisi nama itu seolah menyimpan luka dibenaknya. Karena ia tak mendapat respon darinya, laki-laki itu mulai geram. Ia mendekatkan tangannya di dagu si gadis dan mengelusnya dengan lembut.“Kau benar-benar lupa denganku atau kau hanya berpura-pura?”Pupil mata gadis itu bergetar, tubuhnya terdiam dan tak tahu harus berbuat apa.&l

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-01
  • Klorofil   Lingkar Hijau

    Seorang anak bertubuh putih kini sedang memandangi mereka dengan tatapan kosong. Rambut, kulit bahkan pakaian yang serba putih menambah kesan horor saat melihatnya. Apalagi tatapannya seperti manusia yang tidak bernyawa.Alva segera memasang kuda-kuda ketika anak itu berlari ke arah mereka dan langsung melancarkan tendangan.Bughh!Pertukaran pukulan terus terdengar antara Bian dan anak tersebut. Seketika sesuatu terbesit dalam benak Alva. Ia mencoba mendekati anak itu. Disaat si anak bergerak menjauhi Bian, Alva langsung mengambil kesempatan.Ia melangkah dengan cepat, lalu memberinya sebuah tendangan yang ia lancarkan dengan melambungkan tubuhnya ke udara. Seketika anak itu tertelungkup dan tak sadarkan diri.“Dia bahkan tidak mengaduh kesakitan. Ada apa sebenarnya?” pikir Alva sambil mendekati anak itu.“Hei…apa kalian yang menghentikan anak itu?” suara yang tak asing bagi Alva muncul dari arah belakan

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-02
  • Klorofil   ingatan

    “Apa? Di mana dia? Ini, ambil!” ucap Alva yang mulai panik. Ia segera duduk dan memeriksa isi tasnya.“Apa aku meninggalkannya di apotik? Tapi aku yakin aku sudah memasukkannya ke dalam tas. Atau jangan-jangan…benda itu terjatuh saat melompat kemaren? Tapi bagaimana?” tanyanya sendiri.“Itu hanya pita,” Bian mulai kesal mendengar gerutuan Alva.“I-iya. Tetapi kalau benda itu jatuh ke tangan orang yang salah malah akan membahayakanku. Sial…aku harus mencari apotik selanjutnya untuk meminta yang baru.”“Oh iya, jubah tadi untukmu. Ambil saja. Sebaiknya kita lanjutkan perjalanan.”Pegunungan masih terlihat jauh di belakang mereka, namun pemandangan itu lama-lama semakin terlihat kecil. Sepuluh menit kemudian, suara orang yang sedang berdebat terdengar dari arah depan mereka. Suara seorang wanita dan suara seorang pria dewasa. Suara itu semakin lama semakin jelas. Alva tersadar j

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-04
  • Klorofil   kalung

    “Tuan, Ryan di sini. Ini handuknya.”Seorang laki-laki masuk ke dalam tenda. Kevin segera mengambil handuk basah dan membersihkan tangannya sendiri. Namun, tak sekalipun ia mengalihkan pandangan dari gadis yang sedang menahan sakit tersebut meskipun bau amis darah menusuk hidungnya.“Cepat! Jahit lukanya!” perintahnya. Ryan mengangguk dan mendekati Bian.“Biar kulihat tanganmu dulu. Maaf….”Setelah menyingsing lengan baju Bian, ia mulai membersihkan luka yang memanjang di pergelangan tangan gadis tersebut.“Sepertinya ini harus dijahit. Sebentar…aku akan membiusnya terlebih dahulu. Jangan tegang!” suara Ryan yang lembut dan tenang membuat detak jantung Bian semakin normal.Kevin mengambil handuk kering dan melemparkannya ke kepala Bian. Bukan hanya Bian yang terkejut. Tetapi, Ryan juga bereaksi dengan spontan melindungi area tangan pasiennya.“Tuan! Apa yang tua

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-06

Bab terbaru

  • Klorofil   Kemenangan

    Syuut!Trang!Bian berhasil menangkis satu peluru yang hampir mengenainya. Ruangan itu tampak hening meskipun pasukan profesor telah bersiap-siap untuk pergi.“Dua? Tiga? Mereka hanya sedikit namun mereka menyebar dalam ruangan ini. Aku tidak tahu pasti di mana mereka. Yang bisa kulakukan adalah menunggu mereka menyerang,” pikir Bian.Profesor dan yang lain mulai bergerak.Trang!“Ketemu!”Wuush!Ngiiing!“Arrrgh!”Teriakan itu pun seketika berhenti.“Dia berniat mengejar mereka. Setidaknya itu bisa memperingatkan yang lain jika mereka lebih aman jika diam di tempat!”Syyut!Trang!“Arrgh!” Bian terduduk ketika salah satu peluru mengenai perut bagian bawahnya. Darahnya mulai mengalir deras.“Setidaknya aku menemukan satu dari mereka!”Wuush!“Arrrgh!”“Tinggal satu lagi. Aku harus mencarinya sebelum aku kehabisan darah. Di mana kau?” gerutunya. “Perasaanku mulai tidak tenang! Aku harap dia baik-baik saja!” pikir Alva.“Alva! Jangan melamun!” sorak Kevin.Dor!Suara pistol mulai kemba

  • Klorofil   Akhir-2

    Pulau Gati telah terlihat. Mereka mulai memenuhi pelabuhan yang tetap ramai seperti biasa.“Prof. Pulau ini memang memiliki banyak pelabuhan. Tetapi … melihat mereka yang sudah tahu dengan kedatangan kita. Bukannya hal yang mungkin jika mereka sudah melarikan diri atau pun mereka membunuh kita saat tiba?” bisik Alva.“Benar. Tetapi … lihatlah sekitar laut! Kapal-kapal itu bukan berlayar tanpa alasan. Mereka berpatroli dan mengepung pulau ini agar tidak ada yang melarikan diri.”“Lalu … kenapa mereka bisa menyerang kita kemaren?”“Itu karena kita sudah masuk wilayah dalam penjagaan. Maksudnya kita sudah masuk dalam sarang mereka, sedangkan para kapal hanya berjaga dalam jarak tertentu agar mereka tidak keluar. Mereka harus menjaga jarak agar tidak mudah diserang musuh. Kemungkinan besar, kemaren mereka masuk melalui penyusupan.”“Apa kalian semua tahu soal kapal penjaga itu?”“Tidak. Aku tidak percaya dengan anak buahku sekarang. Aku merasa salah satu dari teman-temanmu itu ada yang me

  • Klorofil   Akhir-1

    Angin laut mulai berhembus kencang. Dua kamar yang dipesan, satu untuk Bian dan satu untuk Alva dan Kevin secara bergantian. Cara terbaik untuk lebih menghemat uang, mengingat mereka masih harus menyewa satu kapal lagi. Namun, sebuah pertemuan yang tidak diduga. Alva kembali bertemu dengan rombongan sang profesor.“Kau … masih hidup?” tanya profesor yang melihat Bian diantara mereka.“Umurnya lebih panjang dari dugaan. Kenapa? Kalian hendak membunuhnya lagi? Jika iya, maka langkahi dulu mayatku!” terang Kevin memasang badan dengan nada tegasnya.“Kau … siapa?” tanya anggota yang lain.“Aku adalah orang yang mengobatinya setelah terjatuh dari tebing itu. Karena itu … aku tidak akan terima jika ada orang yang akan melukainya lagi!”Deg!“Sudahlah … kita tidak ada urusan lagi dengan Lingkar Hitam. Sekarang misi kita hanyalah Regu Venom,” terang profesor.“Kebetulan sekali Prof! Kami memang hendak ikut membantu penyerangan itu!” ucap Alva.“Dari mana kau tahu soal penyerangan itu?”“Seseo

  • Klorofil   Orang lama-11

    Alva sedikit menenggak ludah lantaran jendral membicarakan soal Lingkar Hijau.“Tuan … apa anda mengetahui semua urusan istana?” tanya Kevin.“Beberapa. Terkadang mereka merahasiakannya dariku!”“Apa Tuan … tahu soal Ariana?” sambung Alva.“Tentu saja. Aku sangat kecewa pada diriku sendiri yang tidak bisa ada untuknya. Saat pemindahan ke Rubi bahkan saat pengirimannya ke perbatasan … aku tidak tahu soal kebijakan itu karena aku sibuk mengurus daerah Timur. Tahu-tahu … dia sudah tidak ada di tempat. Saat aku ingin menjenguknya di Istana Rubi … aku dilarang keras oleh Petinggi. Karena itu … aku hanya bisa mengirim sedikit hadiah dariku melalui pelayan untuknya. Aku pun tidak tahu apa itu benar – benar tersampaikan padanya atau tidak.”“Bahkan anda tidak mengetahui soal pemindahan itu?”“Iya. Rasanya sedih, aku tidak tahu kenapa. Sepertinya mereka berniat menjauhkanku darinya. Padahal aku sangat menyayanginya. Meskipun banyak muncul gosip yang tidak mengenakkan, bagiku … aku sudah menga

  • Klorofil   Orang lama-10

    Ting!Bian berhasil menangkis pedang yang hampir memenggal leher pangeran.Buk!Penyusup itu tertatih – tatih lantaran kakinya yang terasa amat nyeri. Alva dan Kevin pun segera keluar dan membantu mereka.“Alva! Anak itu!” panggil Bian.Alva menoleh dan melihat pangeran yang mulai memucat. Dia mendekat dan mengecek keadaannya.Sreet!Dia pun menyobek lengan baju pangeran yang telah berlumuran darah.“Membiru!” batinnya.Dia pun menoleh kesekitaran yang terlihat sepi.“Ck … keadaan seperti ini pun tidak ada medis yang berjaga?” gumamnya.“Aku harus memberikan pertolongan pertama padanya!” sambungnya.“Arrgh!”Anindira pun mulai terkena sayatan pedang.“Mereka hanya bertiga … tetapi menjadi sulit karena mereka pengguna racun meskipun memang satu lawan satu,” batin kevin.Dengan matanya yang mulai berkunang-kunang, Anindira tetap berusaha melihat pertarungan di sekitarnya. Musuh yang mulai mengabaikannya mulai mengambil ancang-ancang untuk menyerang yang lain.Matanya terbelalak saat mel

  • Klorofil   Orang lama-9

    Semuanya langsung terfokus pada suara yang berasal dari tempat duduk sekitaran ratu. Pedang Ro telah menancap di langit-langit setelah dihadang oleh kipas Bian. Alva yang merupakan sasaran pedang itu seketika menjadi panas dingin setelah melihat kipas Bian yang menancap pada dinding batu. “Cerdik sekali Tuan Puteri! Sebaiknya jangan lakukan itu lagi! Jangan sembrono! Semua tempat ini dalam jangkauan kami!” gertak Kevin yang sebenarnya terkejut dengan kejadian itu. “Itu … karena kemampuannya! Kau sudah membunuhnya tadi! Dia menggunakan semacam sugesti pada Yang Mulia Ratu! Kami memang merubah sistem kerajaan semenjak pemerintahan Ratu Indriana. Kami memang mengasingkan Puteri Ariana karena kami takut ramalan itu benar. Kami hanya melakukan tugas kami untuk melindungi kerajaan!” “Ramalan ya! Sepertinya ramalan itu benar! Sebuah kebetulan! Dia datang kembali setelah enam tahun lamanya dengan kemampuannya yang tidak bisa dinalar oleh otak. Bagaimana menurutmu? Dia benar-benar datang unt

  • Klorofil   Orang lama-8

    Srak!Drap!Dua ekor kuda kembali berpacu. Bedanya kini Bian menunggangi kuda yang sama bersama Kevin. Alva yang telah kembali normal telah mendengar semua cerita beberapa hari yang lalu. Malu dan bersalah, setidaknya itulah yang dia rasakan saat menatap mata Bian.“Maaf, aku tidak pernah tahu apa yang terjadi ketika tubuhku berusaha melawan racun!”Itulah pembelaan yang dia katakan ketika tangan Bian mendadak dingin saat ia tarik agar mau mendengarnya berbicara. Sesudah itu, mereka masih belum ada bicara hingga saat ini.Canggung!“Aku penasaran siapa yang menyerang kita kemaren!” ucap Alva.“Sepertinya hanya perampok! Aku tidak menemukan apapun yang mencurigakan dari salah satu anggota mereka.”“Hmm … mereka hebat juga!”“Kuakui itu. Mungkin mereka mantan dari suatu perkumpulan!”“Ngomong-ngomong … kita akan masuk dari mana? Penjagaan di istana itu pasti sangat ketat!”“Aku sudah tahu jalan masuknya. Kita akan masuk dari Istana Rubi. Tempat itu sangat dekat dengan ruang kerja peting

  • Klorofil   Orang lama-7

    Drap!Srak!Dua ekor kuda berlari dengan kencang ke arah ibu kota Kerajaan Amara. Tempat yang harus di tempuh selama tiga hari dengan berkuda tanpa halangan.“Kau benar – benar sudah tidak apa-apa?” tanya Alva.“Tentu saja, aku baik-baik saja. Perasaanku jauh lebih baik setelah memukulmu!”“Haa? Tidak terdengar seperti pujian untukku!” jawab Alva.“Yaa … setidaknya kau harus meningkatkan bentuk tubuhmu agar bisa bertahan dengan serangan mendadakku. Kulihat tanganmu membiru!”“Tak bisakah sedikit saja kau merasa berdosa padaku setelah melakukan hal itu?”“Kenapa? Kau sendiri yang memanasiku! Kau harus terima resikonya!”Alva hanya bisa tersenyum mengiyakan pernyataan Kevin yang benar.“Pinggangmu tidak sakit duduk menyamping begitu?” tanya Alva pada Bian.“Ini lebih baik!”“Alva, awas!” teriak Kevin.“Ngiiik!” Kuda yang mereka tunggangi sontak menukik. Dengan sigap Alva memeluk Bian dan memposisikannya agar tidak langsung terjatuh ke tanah.Trak!Kevin melepas anak panahnya ke tempat k

  • Klorofil   Orang lama-6

    “Ternyata begini caramu memandangi nasib ya?” ejek Alva.Kevin hanya berdecak dan mengabaikannya.“Aku kira kau akan memilih balas dendam seperti sebelumnya!”Pria itu tampak terkejut dan memandangi Alva yang telah duduk di sampingnya.“Tidak ada yang memberitahuku. Aku hanya menebak ke mana kau pergi selama dua tahunan itu. ““Kenapa aku harus mencari jauh-jauh jika orang yang kucari ada di depan mata?” tanya Kevin dengan tatapannya yang tajam.“K-kau bercanda’kan?”Srak!Brak!“Uggh!” Alva terhempas jauh setelah berhasil menangkis serangan Kevin yang mendadak.“Sebaiknya kau jangan ikut campur!” gertak Kevin pada Bian yang hendak mendekat.“Sialan. Ternyata kau serius … baiklah jika itu maumu! Akan aku layani dengan serius!” ucap Alva riang.Syuut!Trak!Bian hanya bisa diam memandangi Alva dan Kevin saling beradu pukulan. Beberapa kali mereka saling terhempas akibat serangan bertenaga mereka. Dia pun berpindah ke atas pohon yang lebih teduh.Setelah tiga puluh menit berlalu, pertar

DMCA.com Protection Status