Ohh iyaa. . !! Sebentar klarifikasi,
Kisah ini sebenarnya kisah tentang Adi, sahabatku. Aku sengaja mengaplikasikan cerita ini karena ada hal menarik yang harus ku tulis tentangnya. Kisah perjuangan seorang anak yang dari kecil menghadapi kerasnya kehidupan yang dijalani. Sangat berliku-liku, namun dia tetap pada prinsip yang dianutnya. Yaitu kepercayaan, kasih sayang dan kesetiaan.
Adi terlahir dalam keluarga sederhana dengan anggota keluarga yang menurutku super besar. Dia anak terakhir dari sembilan bersaudara. Enam kakak perempuan dan dua kakak laki-laki. Semua saudaranya sudah berkeluarga, hanya dirinya yang tersisa.
Sejak kecil ia layaknya seorang anak pada umumnya, yang membedakan hanya ia tak pernah bisa merasakan apa yang dirasakan anak-anak sebayanya. Dia harus bisa membiasakan diri dengan lingkungan keluarga yang bisa dibilang sedikit kekurangan. Jadi tak ada satupun hal mewah dalam dirinya sejak ia kecil. Hal paling mewah hanyalah kasih sayang saudara-saudaranya. Rintangan kehidupannya justru terjadi pada saat dia menginjak remaja. Tepatnya saat Kelas 2 SMP.
Ibunya meninggal dunia. Saat itu dia begitu polos. Hanya isak tangis yang menderu kala itu, saat melihat kepergian Ibunya. Ibu yang telah melahirkan dan membesarkannya selama ini.
Perekonomian keluarganya juga sedikit goyang karena memang selama ini telah menggantungkan hidup dari jerih payah Sang Ibu. Beliau mendirikan sebuah warung nasi pecel yang kala itu bisa dibilang sedikit membantu perekonomian keluarga. Ayah Adi sebelumnya pekerja di sebuah Pabrik tembakau dan sudah pensiun, pada akhirnya juga menggantungkan hidup dengan membantu di warung itu. Dari usaha warung itu jugalah sebuah rumah yang saat ini Adi tempati berasal.
Karena biaya hidup perkotaan yang serba mahal saat itu, membangun sebuah rumah dari hasil jerih payah sendiri sudah dikategorikan cukup luar biasa.
Berselang 3 bulan setelah kematian ibunya, Ayahnya terkena stroke hingga separuh badannya tak berfungsi. Menambah kepiluan dalam hati Adi. Namun sejak saat itu, Adi menjadi sebuah figur yang benar-benar terasah.
Kata pepatah - Perjalanan hidup yang keras akan menempatkanmu pada hal baik di masa depan -
Pengalaman pahit-manispun dia lalui. Dia bekerja serabutan dari berjualan koran, menjadi seniman jalanan, hingga menjadi buruh kasar. Hebatnya, tak pernah sekalipun dia melalaikan studinya. Apapun dia lakukan untuk menghidupi diri dan melanjutkan sekolahnya.
Bantuan memang diulurkan dari kakak-kakaknya, namun itu semua tak cukup membantu. Ditambah lagi dengan Ayahnya yang sakit dan sering rawat-inap di rumah sakit. Pada akhirnya dia memutuskan melakukan semua itu. Hingga berhasil lulus SMK meskipun dengan susah payah.
Bisa dibilang itu merupakan sebuah kebanggaan tersendiri atas pencapaiannya selama ini, namun yang jadi masalahnya adalah dia lupa bahwa kehidupan di dunia ini bukan hanya tentang pengalaman hidup seperti itu. Dan yang ingin ku tuliskan tentangnya adalah pengalaman cintanya. Karena bagaimanapun dia tak begitu mengenal wanita, karena keadaannya saat itu. Adi seorang yang polos akan cinta, karena pergaulannya mayoritas dihabiskan dengan pekerjaan dan studi. Sesekali saja dia berinteraksi dengan wanita, itupun hanya sekedar basa-basi biasa.
Dan pengalaman itu yang sedang author kisahkan saat ini, karena mungkin aku kira akan menarik. Pengalaman cinta sahabat karibku, Adi. Hahaha!!! Mungkin jika menurut kalian tidak menarik. .?? Skip aja lah...Hahahaha
**********
Tiinn..tiinnn...! Tinnnn.....tinnnnnnn
Klakson motornya sengaja terdengar begitu keras tepat didepan kos Vita. Adi tak ingin berlama-lama berada ditempat itu karena memang dia dikejar oleh waktu.
" Iyaa ..bentar mas! " Terdengar suara gadia dari dalam kamar kos itu menyahut.
Saat keluar, sosok gadis imut berperawakan agak sedikit tinggi dengan tubuh ramping dan rambut sepinggang terburu-buru menutup pintu kos dan menghampiri Adi. Terlihat rambut lurus licin bekas smothing berwarna pirang dibalut setelan celana jeans dan baju hitam. Dengan sedikit menyelipkan rambut di telinganya, dia membukus tubuhnya dengan jaket kulit coklat ketat yang menambah nilai stylist dirinya waktu itu.
Ckk! Glekk! Adi menelan ludah melihatnya.
Bukan rasa kagum akan penampilannya, Adi malah bergumam dalam hati jika tampilan Vita waktu itu terlalu mencolok.
'ahhhh, ini takziah kan?!! Bukan kondangan!!'
" Ayokk..cepat, nanti gak keburu!! " Tegas Adi yang kemudian membuang muka.
" I,,iyaa mas.." sahut Vita juga terburu-buru naik motor.
Dalam perjalanan, Vita berusaha menenangkan Adi dengan sikapnya yang lembut. Bisa dibayangkan bagaimana kondisi pergolakan batin Adi saat itu. Vita berasumsi bahwa Adi sangat terpukul atas kejadian ini. Di sisi lain, Adi hanya mengangguk dan terus fokus pada laju motornya. Karena dalam benaknya, wanita yang diboncengnya saat ini hanyalah masa lalu. Dia bersikap dingin dan acuh.
Baru melewati setengah jalan,
Bruakkk....!!!
Motor Adi menghantam sebuah motor lain yang ada didepannya. Laju motornya memang tidak seberapa kencang. Namun motor didepannya dengan tiba-tiba berhenti mendadak hingga Adi tak bisa mengendalikan motornya.
" Auhhh..adduhh...Sakit mas! " Kaki Vita terjepit di bawah motor yang oleng ke kiri hingga menimpa kakinya. Adi tidak terluka karena dia refleks menjatuhkan diri ke samping kiri. Hanya goresan kecil di sekitar lutut dan sikunya.
"Aduhhhhh....kakiku?! "
" Vita, kamu gapapa kan? " Tanya Adi cemas seraya mengangkat motor yang menopang kakinya.Bagaimanapun, Vita tetaplah mantan kekasihnya. Rasa khawatir juga menerpa dirinya." Aduhh...sakit mas..!! " Jawab Vita kesakitan.Adi menepikan motornya dan seketika orang berkerumun berusaha menolong. Untungnya, lokasi tempat kejadian itu berdekatan dengan rumah sakit. Hingga segera dibawanya gadis itu menuju ke rumah sakit. Kakinya terkilir dan terlihat bengkak walaupun tak seberapa.Dilihat dari situasinya saat itu, waktu seakan tak bersahabat. Di satu sisi dia sedang berkabung, dan di sisi lain dia harus bertanggung jawab pada Vita.Mereka berjalan menuju ruang UGD dan tanpa pikir panjang dengan sigap pihak rumah sakit juga bergegas memberi pertolongan pertama.' Aahh, siall!! Kenapa terjadi hal seperti ini?! ' gumam Adi dalam hati."Apa yang harus aku lakukan??" Adi berbicara sendiri dan mengernyitkan dahinya lalu menatap Vita yang be
Dua orang keluar dari pintu mobil, seorang pria seumuran dengan Adi dan seorang wanita yang terlihat tak asing dimata Adi." Indah??" Adi ingat, Indah adalah teman sekelas Adi waktu SMP. Indah adalah gadis yang periang dan baik hati, Parasnya juga cantik. Dulu sewaktu di kelas, Adi dan Indah merupakan teman baik. Indah juga bersimpati dengan nasib Adi kala itu. Karena sudah mengetahui latar belakang Adi yang menghidupi dirinya sendiri dari berbagai macam kebutuhan hidup. Indah sering membantu Adi dalam beberapa masalah." Ada masalah apa ini?? " Tanya Indah membuyarkan lamunan Adi." Ha, ,hanya tabrakan kecil, gapapa. " Sahut Adi dengan perasaan cemas." Kelihatannya ini bukan tidak apa-apa!! Kamu terluka." Dengan segera, Indah kembali ke mobil mengambilkan tisu untuk menghapus darah di siku Adi yang terlihat masih mengucur." Ahh, enggak apa-apa. Cuma goresan luka kecil. " Seketika itu Adi berusaha meraih tisu yang akan di usapkan Indah pada sikun
Seorang pria berperawakan agak kurus, dan tidak terlalu tinggi dengan penampilan yang sederhana. Adi biasa memanggilnya Mas Iwan, dia kakak ipar Veny. Dia juga yang selalu dengan tangan terbuka menyambut Adi ketika berkunjung kerumah Veny saat Veny masih hidup." I..iya...mass.." kata Adi masih sesenggukan." Ayo kita kerumah, ada hal yang harus dibicarakan. Kamu udah ditunggu oleh Ayah dan ibu di rumah." Mas Iwan berusaha mengangkat tubuh Adi dari jongkoknya dan menopangnya kemudian berlalu pergi meninggalkan area pemakaman.Kejadian saat itu memang tak kan pernah dilupakan oleh Adi, hal yang akan selalu diingatnya, mungkin hingga akhir hayatnya.Selang beberapa menit, keduanya sudah berada di kediaman Veny. Orang tua Veny tak henti-hentinya menenangkan Adi, mereka berusaha agar tidak terjadi hal-hal yang tak diinginkan. Karena mereka semua tahu bahwa keduanya sudah sepakat untuk melangsungkan pertunangannya di bulan November nanti. Namun yang terjadi di
Ternyata yang datang adalah Vita..Meski luka di kakinya masih terbalut perban bekas kecelakaan kemarin, dia sudah diperbolehkan pulang oleh dokter.Dalam perjalanan pulang, dia berpikir untuk menyempatkan diri ke rumah Adi. Dia sengaja berbohong pada orang tuanya kalau dia akan langsung bekerja. Itulah alasannya kenapa dia datang seorang diri.Dia sengaja datang kerumah itu untuk mengetahui bagaimana keadaan Adi sekarang, karena khawatir. Ponsel Adi tidak aktif sejak kemarin malam. Dan memang ponsel Adi sudah habis baterai karena kemarin terlelap tidur. Bagi kerabat Adi, mereka sudah sangat mengenal Vita karena dulu dia sering main kerumah. Dan mereka berpikir bahwa Adi dan Vita seperti ibarat kakak dan adik. Padahal, sebenarnya kisahnya tidak seperti itu. Hahaha!!" Apakah Adi didalam, Kak??" Tanya Vita dengan berjalan agak sedikit tertatih." Iya, dia dikamar. Kamu gimana kabarnya? Udah lama gak pernah ke sini. Kamu masuk aja gapapa. Kelihatanny
Eittss!!! Tenang, kawan..Karena ini bukan cerita ber-genre misteri, jadi segera singkirkan hal-hal yang berbau horor dipikiran kalian. Hahahaha?!?Vita berhasil masuk kamar dan mendapati Adi sedang menggigil, wajahnya sangat pucat dan berkeringat dingin. Bibirnya terlihat kering dan suaranya merintih kesakitan. Seketika itu dengan sigap, Vita memberikan kompress di kening Adi.Dengan posisi Vita yang berada dalam kamarnya, Adi seketika terhentak sedikit kaget. Apalagi Vita sudah seperti seorang istri yang sedang melayani suami yang terbaring sakit." Ehhmmm...aku baik-baik saja, Vita. Hanya sedikit demam, bentar lagi juga sembuh. Kamu tak perlu repot-repot mencemaskan aku. " Adi memulai obrolan, meski dengan sikap acuh karena rasa kesalnya kemarin pada Ayah gadis itu." Udah, mas. Kamu jangan banyak gerak dan bicara dulu. Lebih baik sekarang kamu makan bubur yang sudah aku siapkan, trus minum obat!" Vita juga sedikit kesal namun berusaha men
" haaaahh??? " Mata Adi terbelalak melihat bahwa gadis didepannya adalah Vita." Apa yang kamu lakuin, Vit? " Tanya Adi gusar." Aku..aku.. " belum sempat gadis itu menjawab," Kenapa kamu bisa ada disini, dan lalu...kenapa kamu bisa berada di pelukku??"Vita mengerutkan keningnya ketika menatap Adi tanpa mampu menjawab semua pertanyaannya. Dia berlalu pergi keluar kamar sambil menunduk, mendaratkan tangannya mengusap air mata yang hampir jatuh.Adi tahu bahwa ada rasa kecewa pada Vita, bagaimanapun kata-katanya terlalu kasar. Setidaknya dia harus meminta penjelasan dulu tanpa harus berusaha memojokkan gadis itu. 'aahhh...dasar egois!' begitulah di pikirannya." Vit. .Vita, tunggu! " Dia menghampiri Vita yang akan berjalan keluar rumah dan segera meraih lengannya kemudian meminta agar kembali masuk rumahnya dan menenangkannya." Ma..maaf. aku terlalu kasar tadi. Bu..bukan maksudku begitu. " Adi mulai menjelaskan dengan raut muka masam
Dengan kerutan kening yang tampak, jelas bahwa Adi bertanya-tanya." Aku rindu, mas?!" Wajah Vita memelas." Tapi...vit,?? Ini tidak benar." Sahut Adi." Tolong mas. .aku hanya ingin memuaskan rinduku sedikit saja denganmu. Boleh, kan??" Ada seringai manja di wajah gadis itu." Tapi...??" Kata-kata Adi terhenti karena bibir Vita sudah mendarat pada bibirnya. Dorongan dari Vita saat itu merebahkan tubuh Adi hingga terbaring di bawahnya." Aku janji gak akan melebihi batas." Mengerdipkan satu matanya centil lalu memulai ciumannya lagi.Pergumulan hebat pun berlangsung cukup lama, semua yang ada di ruangan itu menjadi saksi bisu. Dan....jangan coba berpikiran aneh-aneh karena pergumulan itu tak melebihi batas wajar. Apalagi sampai berhubungan intim. Mereka hanya melampiaskan hasrat yang terpendam di antara keduanya. Jadi tidak ada yang namanya melepaskan pakain atau segala macam seperti kebanyakan cerita-cerita saat ini! Hihihihi.....peace *emoji*
****Pada suatu malam 9 tahun yang lalu,Kringgg....kriinggggg....kriinggggTerpampang jelas nama Vita di layar ponsel Adi ketika itu. Gadis itu baru berusia sekitar 16 tahun ketika pertama kali bertemu dengan Adi yang berumur lebih tua 4 tahunan. Berawal dari seorang teman yang memberikan kontak padanya, Adi sebenarnya iseng-iseng aja menggodanya. Hingga pada akhirnya ada yang berbeda dari gadis itu.Bagaimana mana mungkin seorang gadis berpendidikan yang saat itu masih duduk di bangku sebuah sekolah SMA favorit mau menerima cinta seorang lelaki yang baru lulus sekolah dan tanpa pekerjaan tetap. Sedangkan Vita termasuk keluarga berada. Ayahnya seorang anggota kepolisian dan Ibunya seorang guru di sekolah dasar.Meskipun kalau dibilang hanya cinta monyet di generasinya, namun tidak untuk Adi. Dia berpikir dengan polosnya bahwa gadis itu memang berbeda. Di sudut pandang seorang Adi, toh kalaupun gadis itu hanya ingin memiliki seorang pacar untuk pam
Vita juga tak tahu harus bagaimana setelah mendapati dirinya tak kunjung datang bulan, yang dia lakukan hingga saat ini hanya menunggu untuk datangnya rutinan bulanannya itu keluar. Dia bahkan tak berani membeli testpack untuk mengetahui kebenarannya." Ini masih belum pasti, Lin. Dan akupun tak berani bilang pada Mas Adi. " Vita mengatakan itu sambil memegangi perutnya." Ahhh, sudahlah kalau begitu. Terserah kamu saja. Yang pasti aku tak mau terlibat apapun mengenai itu. Dan....." Belum sempat Linda melanjutkan kata-katanya, Dia terperanjat kaget ketika tahu bahwa ada seseorang dibelakang Vita.Saat Linda ingin mengetahui siapa orang itu, suara seorang pria terdengar dengan jelas. " Ohhh, jadi kejutan ini berlanjut??!"Suara itu tidak lain dan tidak bukan adalah Adi. Dia memegang kotak cincin perak ditangannya bermaksud untuk memberikannya pada Vita. Namun saat ia kembali, dia mendapati Vita dan Linda sedang berbincang serius. Dan sekarang dia tahu apa
Setidaknya penjelasan yang benar-benar akurat adalah hal yang diinginkan Adi saat ini. Karena bagaimanapun, Desta adalah orang yang membunuh Johan dan Fanya. Ditambah lagi dengan nasib Kang Ujang yang saat ini masih dalam penjara. Ohhhh!! Sungguh, di negeri ini sudah hilang yang namanya keadilan. " Aku tanya sekali lagi, apakah kau benar-benar ingin berubah??" Adi menatap tajam ke arah Desta yang sejak tadi ingin berjabat tangan dengan Adi namun tak direspon sama sekali. " I..iya. Aku minta maaf. Sungguh minta maaf. Jika memang kata maafku tak bisa membuatmu memaafkanku, kau bisa melakukan apapun sesukamu padaku. Aku tak akan membalas. Bahkan jika kau menginginkan aku lenyap dari pandanganmu, aku bisa melakukannya sekarang di hadapanmu." Desta berbicara lalu mencari sesuatu di sekitar. Di menemukan bekas pecahan botol di bawah tempat mereka duduk, lalu seketika mengambilnya. Dengan perasaan bersalahnya, dia lalu menggoreskan di urat nadi lengannya. Tak
Sangat jelas sekali bahwa di dalam foto itu adalah Desta dan Vita yang bergandengan tangan." Terima kasih, Linda. Kau melakukan hal yang tepat. Akan aku beri kejutan untuknya atas kedatanganku kali ini. " Adi sedikit menyunggingkan senyum berkata pada Linda yang hanya terbengong melihat ekspresi Adi.Reaksi Adi sungguh berbeda kali ini. Meskipun terlihat gusar, namun ketenangannya dalam menangani masalahnya bersama Vita sedikit berbeda dari pada sebelumnya. Mungkin terlalu seringnya gadis itu berperilaku seperti ini kepada Adi. Jadi, Adi hanya mengekspresikannya dengan senyum pahit.Keinginannya memberikan sebuah kejutan, justru lebih dikejutkan lagi dengan apa yang dilihatnya dalam foto itu. Apalagi Vita bersama dengan seseorang yang seharusnya mendekam dalam penjara. Apa-apaan ini??Adi berusaha menelepon Vita, namun lagi-lagi ponselnya tidak aktif. Sesuatu yang sama berulang kali ketika dia akan memergoki gadis itu dengan pria lain.Karen
Terlihat banyak kerutan di dahi Adi saat mendengar pernyataan dari Tika. Itu karena keterkejutannya mendengar hal yang begitu tampak serius di mata Tika. " Ap...apa??" " Iya, aku akan berusaha sepenuhnya menjadi istri yang baik untukmu. Dan akan selalu menutupi segala kekuranganmu. Percayalah padaku! " Tika berkata dengan sesekali membelai lembut pipi Adi. Adi membalas dengan senyum lalu berkata, " Baiklah, tapi aku belum bisa memastikannya. Akan aku pertimbangkan, aku juga masih memiliki Vita, kau tahu?? Dia cinta pertama di hidupku. Meski tak bisa dipungkiri bahwa kau memang lebih darinya. " Meski Adi berkata demikian, dalam hatinya sebenarnya ragu. Dia sengaja berbohong untuk memastikan bahwa dia tak melukai hati Tika yang penuh harap. Setelah beberapa waktu, Tika pamit pulang. Dan sesaat setelah Adi kembali ke kamar, panggilan telepon dari Vita sudah puluhan kali terlewat. Adi kemudian beralasan bahwa ponselnya dicas dan dia tertidur
Tokk..tokk..tookkk.. Setelah terdengar suara motor yang berhenti di depan rumahnya, suara ketukan pintu menggerakkan Adi membuka jalan untuk gadis itu memasuki rumahnya. " Silahkan, masuk nyonya!" Canda Adi dengan badan sedikit membungkuk dan gestur seperti seorang bodyguard. " Dasar, pria polos!" Tika hanya tersenyum manja menatap Adi dan melangkah masuk. Hari itu ada sedikit perbedaan dari tampilan Tika. Biasanya rok mini selalu jadi andalannya saat bepergian kemana-mana. Tapi sekarang dia memakai rok panjang dengan corak dan pernak pernik khas cewek pada masa itu. Baju yang di kenakan juga lebih sopan dari saat terakhir kali bertemu. Sekitar 2 bulan yang lalu, Adi mengantarkan Tika ke Terminal. Karena dia akan menyelesaikan urusannya untuk resign dari pekerjaannya. Entah apa yang mendasari keputusannya untuk tidak lagi bekerja di sana. Yang pasti, Tika ingin mencari pekerjaan di sini dan memulai hal baru lagi mulai sekarang. " Udah
Mereka berdua sudah memesan makanan dan minuman pada saat Adi melihatnya dari kejauhan. Di dalam hatinya berkecamuk banyak hal. Perasaan yang tak mudah dideskripsikan dengan tulisan.Saat mereka berdua akan menempati salah satu meja yang memang di sekat sedemikian rupa, Adi memotretnya dan mengirim foto itu kepada Vita. Pada saat itu, ponsel berkamera sudah beriringan memasuki gerai handpone. Dan ponsel baru dengan fitur kamera lebih jernih di launching tiap minggunya. Itulah kenapa Adi bergegas melakukan itu, agar buktinya semakin jelas. Sungguh tekhnologi yang bermanfaat. Hahahahaha.Sangat disayangkan, ponsel Vita dimatikan. Dia lalu menuju kasir dan mencoba memesan beberapa minuman. Pesanan itupun merupakan kesukaan Vita." Mbak, bisa minta tolong?" Adi menyapa gadis pelayan di kasir itu." Iya, mas. Silahkan. Ada perlu apa?" Senyum ramah pelayan itu sangat profesional." Pesan satu Alpukat susu dan kentang goreng satu. Lalu tolong kirimk
Rumah Desta seketika ramai mendengar suara pintu yang di dobrak paksa oleh petugas. Desta yang saat itu tengah di kamar, dengan wajah takutnya menuruti apa yang diperintahkan oleh petugas." Ampuunn, pak! Ampuuunnnn!!" Desta merengek dan menangis ketika itu. Dia juga sebenarnya tak berniat membunuh. Namun semua sudah terlambat. Alasan apapun tak kan bisa mengubah fakta bahwa Desta telah menghilangkan nyawa Johan dan Fanya.Ratno, yang mendengar berita itu juga tak bisa berbuat apa-apa. Dia menatap sayu Desta yang digiring petugas menuju mobil Polisi. Adiknya benar-benar sudah kelewat batas wajar.Hal yang sama juga terjadi di rumah Barjo. Meskipun Dia hanya menemani Desta waktu itu, namun Dia tak menduga bahwa hal itu dapat menyebabkan dua orang kehilangan nyawa karena ulah mereka.*Setahun kemudian. Di suatu Aula, sebuah acara digelar untuk Wisuda SMA tempat Vita menimba ilmu. Vita telah menyelesaikan studinya selama 3 tahun penuh. Dia termasuk
Tepat setelah mereka berpisah, Johan bermaksud mengantarkan Fanya kembali ke tempatnya bekerja di daerah Anjungan. Adi dan Vita juga memutuskan untuk pulang.Sesaat sebelumnya, saat mereka berempat asyik mengobrol, tanpa mereka sadari ada dua orang yang dengan sengaja mendekat pada motor Johan. Entah apa yang mereka lakukan, yang pasti terlihat mencurigakan.Singkat cerita, pada saat Johan mengantarkan Fanya ke arah Anjungan, ada suatu hal berbeda yang dirasakan Johan pada motornya. Namun karena mepetnya waktu dan saat yang sama Fanya harus segera bekerja, Johan tak menghiraukan hal itu.Daerah Anjungan terkenal dengan kelokan dan turunan yang curam, kondisi motor harus benar-benar fit jika melewati daerah itu. Dan hal itu yang memungkinkah dua orang tadi sengaja mengotak-atik motor Johan.Petaka terjadi tepat pada jalan turunan yang berkelok, motor Johan tak bisa di kendalikan karena remnya blong. Dia mencoba menghentikan laju motornya dengan cara menabrakka
Suara itu berasal dari tendangan Kang Ujang dan teriakan erangan dari Desta. Ingin sekali rasanya Kang Ujang membinasakan bocah yang tanpa rasa penyesalan itu. Namun dia berpikir ulang. Karena bilamana itu terjadi, dia pun juga tak akan bisa lari dari hukuman yang sangat berat nanti.Tak lama berselang sirine polisi terdengar semakit mendekat. Dua mobil polisi mendekati lokasi dan berhenti tepat di sebelah Kang Ujang. Dengan menodongkan pistolnya ke arah Kang Ujang " Jangan bergerak! Tiarap! Tiarap!" Bentak salah satu dari mereka.Kang Ujang mengangkat tangannya. Salah seorang dari mereka segera menarik tangan Kang Ujang lalu memborgolnya.Desta yang saat itu tersungkur segera di larikan ke Rumah sakit karena luka-lukanya yang sangat parah. Sebelum Kang Ujang menaiki mobil polisi, seseorang berteriak memanggilnya lantang." Tunggu!" Itu suara Ratno. Disini memang bukan wilayahnya, namun dia tak bisa diam saja mengetahui adiknya yang terluka parah." Apa