Sebelumnya, Adi dan Johan sebenarnya sudah sempat menyusul mereka. Namun faktanya justru Adi yang meminta Johan untuk tidak gegabah dan menyuruh Johan untuk membuntuti mereka dibelakang.
Nyatanya, tak seorang pun diantara Desta dan Vita yang menyadari bahwa mereka akan tertangkap basah di tempat itu. Hanya berekspresi penuh kecemasan menunggu Adi mendekat menghampiri mereka.
Ahhk! Setelah mengetahui asal suara, Desta menelan ludah sekali lagi karena bukan hanya Adi yang menangkap basah dirinya saat ini. Di belakang Adi yang tengah berjalan menghampirinya, Johan berdiri dengan tatapan tajam kearahnya. Menyilangkan tangan di dadanya, meskipun jarak mereka berdua agak jauh. Namun tatapannya begitu dingin seperti aura ingin membunuh seseorang.
'ahhh! Johan?? Aku pasti akan mati.' gumam Desta dalam hatinya. Perasaan takut mulai menjalar di sekujur tubuhnya. Johan memang dikenal sebagai orang yang tak pernah takut akan hal apapun. Desta juga ingat, Johan pernah hampir me
Johan bukan sedang mengatai Adi dengan kata-kata 'bodoh'. Namun secara logika, apakah ada seorang pria yang dengan sangat jelas menyaksikan gadisnya keluar dari hotel bersama pria lain, namun masih bisa bersikap seolah tidak terjadi apa-apa??Bahkan jika tanpa disuruhpun, Johan akan menampar si gadis dan mematahkan kaki si pria jika hal itu terjadi pada hidupnya.Namun pria 'bodoh' ini sepertinya memiliki alasan yang kuat tidak melakukan hal yang ada di pikiran Johan?! Hummmmpp." Aku harus tau alasan dibalik sikapmu ini, teman?!" Johan bertanya sengaja membuang mukanya pada Adi.Setelah mereka meninggalkan mereka berdua di tepi jurang itu, Johan menghentikan laju motornya dan memarkirkan kendaraannya. Mereka berada di sebuah warung kecil pinggir jalan. Johan ingin segera mengetahui alasannya." Apa kau pikir aku tidak geram, bro??" Mengernyitkan mukanya menatap Johan, Adi mengambil rokok di sakunya kemudian menyalakannya." Bahkan sekarang ini Ak
Saat itu jantung Adi berdegup kencang, ada sedikit rasa cemas menghinggapinya. Waktu itu rumah Adi sedang tidak ada orang sama sekali. Mau tidak mau dia yang harus membukakan pintu.Saat akan di bukanya, jantungnya semakin berdetak kencang. Kecemasan itu nyata dan itu sedang ada di hadapannya.Vita datang kerumah Adi, dia sendirian tanpa Desta. Yang terlihat hanya sembab di matanya, dan bekas tamparan di pipinya. Meski saat itu dia menunduk malu, tapi sangat jelas apa yang sekilas Adi lihat." Mau apa kamu kesini?" Tanya Adi acuh." Boleh aku masuk mas? Akan aku jelaskan di dalam, banyak orang lalu lalang kalau disini." Berusaha melangkah masuk menerobos Adi yang masih berdiri memegang daun pintu." Eh?? Masih punya malu, toh?!" Gerutu Adi jelas begitu kasar, tapi dia tak peduli. Dia sudah tak mau bersikap manis pada gadis itu." Maafin aku mas?!" Menggandeng lengan Adi dan memaksanya untuk duduk." Maaf?? Aku sudah memaafkanmu. Bahkan tak p
" Tunggu!?" Panggil Kang Ujang kepada Johan yang sudah menaiki motornya, setelah mendengar kalau Johan akan menjemput Adi." Iya. . Ada apa Kang?" Johan segera melepaskan helm yang dipakainya dan bermaksud mendengarkan Kang Ujang bicara.Kang Ujang sebagai Ketua kelompok juga bukan orang yang lugu dan bodoh. Yang akan dengan mudah percaya perkataan Johan begitu saja. Dia juga tahu tentang peristiwa itu, meskipun bukan dari mulut Adi ataupun Johan." Sadarkan Adi, untuk rela melepaskan gadis itu. Aku tahu semua tentang kejadian itu, jadi tolong jelaskan perihal ini padanya. Desta dan kelompoknya bukan orang sembarangan. Mereka akan menghalalkan segala cara untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan. Kau tahu? Siapa yang membekingi mereka? Jadi aku harap Adi bisa mengerti situasinya." Kang Ujang berbicara sambil menepuk bahu Johan setelah itu mempersilahkan Johan untuk menemui Adi.Sebelum Johan meninggalkan kelompok itu, Kang Ujang memberi pesan lagi, " Dann,,
Bayangan seseorang itu seketika menghilang, melangkah tergesa-gesa dan pergi dari tempat itu. Splassshhhh!Suara benda terjatuh dengan keras, lalu setelahnya terdengar suara menyahut." Meeoonggg!!." Seekor kucing terdengar menjerit.' Ahhh! Hanya kucing.' mereka berdua berpikiran sama.Hari itu merupakan hari yang sangat melelahkan bagi Adi. Setelah Vita pamit pulang, Adi merebahkan tubuhnya kembali untuk segera tidur. Tiba-tiba dia ingat kata Johan tadi." Mungkin lebih baik aku ke tempat biasa." Berbicara pada dirinya sendiri lalu bergegas pergi. Menggagalkan rencananya sendiri untuk kembali tidur.Dalam perjalanannya, Adi bergeming 'Kenapa Kang Ujang mencariku?? Atau jangan-jangan dia sudah tahu semua ini??'Selang beberapa menit, Dia sudah sampai di tempat biasa. Biasanya, ciri khas kelompok itu jika datang harus memberi salam khas pada semuanya. Mereka berbincang sebentar perihal menghilangnya dia beberapa hari ini.Johan juga ad
" Dia siapa?" Kang Ujang menatap Adi." Wildan, temanku SD. Tapi kenapa dia bisa tahu aku disini??" Jawab Adi dan bingung kemudian menatap mereka yang sedang berjalan mendekat.Wildan, teman SD Adi. Mereka berdua sudah lama tidak saling bertemu dan kontak selama ini. Jadi dia pun sedikit kaget melihat tatto di lengannya. Gadis yang bersama Wildan juga tidak asing di mata Adi. Semakin dia menatapnya, ingatannya semakin jelas. Itu adalah Windy, Adik Wildan. Wajahnya masih sama sewaktu Adi melihatnya waktu kecil dulu.'Pasti Johan??!' Adi bergeming lalu menatap Johan." Johan? Ini.." Adi ingin melanjutkan perkataannya kemudian Johan memotongnya." Semuanya, kenalin, Ini Wildan bersama kawannya dan disamping Wildan adalah adiknya, Windy. Temanku semasa SD dan teman Adi juga." Johan menghampiri mereka berdua dengan tersenyum menatap Adi dan membungkukkan sedikit badannya kepada semua orang di kelompok itu.Kedatangan Wildan bersama kawanannya buk
Hari jum'at sore waktu itu. Karena Adi lelah sehabis bekerja, dia memutuskan untuk rebahan di kasurnya. Dia melihat ponselnya sebentar. Karena tak ada pesan penting yang masuk, dia bermaksud meletakkannya lagi. Namun ketika hendak meletakkan ponselnya, ada pesan masuk dari Johan. Karena kelompoknya sedang panas-panasnya dengan kubu seberang, dia berpikir bahwa mungkin akan ada kabar penyerangan.Ternyata Johan mengirim kabar bahwa ada seseorang yang sedang merindukannya. Tika, teman SMP mereka berdua. Namun 3 tahun dikelas yang sama dengan Adi. Tika memberi kabar kepada Johan dan meminta nomer kontak Adi. Karena rasa rindu Tika kepada Adi. Johan hanya memberinya nomor kontak tanpa memberitahu Tika kalau Adi sudah punya pacar.Setelah Adi menanyakan tentang kapan hari penyerbuan, Johan hanya membalas 'santai dan tunggu saja! Hahahaha.' Ahhh!! Dasar Johan.'ping' sebuah pesan dari nomer cantik dengan akhiran tiga 0 berurutan.'Tika??' Adi membalasnya.'Bi
Adi terperanjat ketika tiba-tiba bibir Tika sudah mendarat tepat di bibirnya. Rumah Tika berada tepat di gang belakang dekat areal persawahan. Jadi tak ayal masih jarang dilewati orang karena akses jalannya masih belum sempurna waktu itu. Kesempatan itu yang coba dimanfaatkan Tika yang langsung 'nyosor'." Tika, hentikan! " Adi berusaha melepaskan ciuman Tika dengan sedikit mendorongnya menjauh." Apa-apaan ini?" Adi melanjutkan dengan mengusap bibirnya." Aku rindu kamu, Di. Kau lihat kan? Rumahku sepi, jadi tak apa jika kita bermesraan sebentar?!" Wajah Tika semakin menggoda saat mengucapkan kalimat itu.Tika lalu berusaha mencoba meraih lengan Adi kembali dan memeluknya. Namun ditepis oleh Adi seketika. " Hei, Tika! Sudah cukup!" Adi sedikit membentak walaupun tidak keras." Jika kau semakin keras kepala akan ini, aku tak akan lagi menganggapmu teman!" Adi melanjutkan perkataannya dengan nada yang tak bisa dijelaskan lalu berusaha menjauh." Te
Sekembalinya Adi ke rumahnya, dia masih berpikir dengan bimbang apa yang telah dilaluinya. Sebagai lelaki, tak pernah terlintas dalam benaknya untuk melakukan hubungan intim dengan seorang gadis sebelum waktunya nanti tiba. Memang ada rasa penasaran akan hal itu, namun dia selalu menepis pikiran itu karena dia berpikir realistis. Jika hanya akan menyebabkan luka pada gadis itu, bukankah lebih baik menghindarinya? Tentunya berbeda jika sudah sah menjadi sepasang suami istri.'Ahhh, bagaimana yaa rasanya memecah keperawanan?' dalam pikirannya hanya pertanyaan itu yang terlintas.Namun Adi sadar, dia punya pacar seorang Vita. Dan Vita saat ini sudah tak perawan lagi. Keinginan dan rasa penasaran dalam pikirannya seketika memudar.'Ahhh, aku tak peduli tentang status apapun itu. Yang paling penting aku cinta dia. Aku akan menerima segala kekurangannya.' gumamnya dalam hati.Siapa yang tak menyesal jika mengetahui fakta yang sesungguhnya? Namun lagi-lagi dia menye
Vita juga tak tahu harus bagaimana setelah mendapati dirinya tak kunjung datang bulan, yang dia lakukan hingga saat ini hanya menunggu untuk datangnya rutinan bulanannya itu keluar. Dia bahkan tak berani membeli testpack untuk mengetahui kebenarannya." Ini masih belum pasti, Lin. Dan akupun tak berani bilang pada Mas Adi. " Vita mengatakan itu sambil memegangi perutnya." Ahhh, sudahlah kalau begitu. Terserah kamu saja. Yang pasti aku tak mau terlibat apapun mengenai itu. Dan....." Belum sempat Linda melanjutkan kata-katanya, Dia terperanjat kaget ketika tahu bahwa ada seseorang dibelakang Vita.Saat Linda ingin mengetahui siapa orang itu, suara seorang pria terdengar dengan jelas. " Ohhh, jadi kejutan ini berlanjut??!"Suara itu tidak lain dan tidak bukan adalah Adi. Dia memegang kotak cincin perak ditangannya bermaksud untuk memberikannya pada Vita. Namun saat ia kembali, dia mendapati Vita dan Linda sedang berbincang serius. Dan sekarang dia tahu apa
Setidaknya penjelasan yang benar-benar akurat adalah hal yang diinginkan Adi saat ini. Karena bagaimanapun, Desta adalah orang yang membunuh Johan dan Fanya. Ditambah lagi dengan nasib Kang Ujang yang saat ini masih dalam penjara. Ohhhh!! Sungguh, di negeri ini sudah hilang yang namanya keadilan. " Aku tanya sekali lagi, apakah kau benar-benar ingin berubah??" Adi menatap tajam ke arah Desta yang sejak tadi ingin berjabat tangan dengan Adi namun tak direspon sama sekali. " I..iya. Aku minta maaf. Sungguh minta maaf. Jika memang kata maafku tak bisa membuatmu memaafkanku, kau bisa melakukan apapun sesukamu padaku. Aku tak akan membalas. Bahkan jika kau menginginkan aku lenyap dari pandanganmu, aku bisa melakukannya sekarang di hadapanmu." Desta berbicara lalu mencari sesuatu di sekitar. Di menemukan bekas pecahan botol di bawah tempat mereka duduk, lalu seketika mengambilnya. Dengan perasaan bersalahnya, dia lalu menggoreskan di urat nadi lengannya. Tak
Sangat jelas sekali bahwa di dalam foto itu adalah Desta dan Vita yang bergandengan tangan." Terima kasih, Linda. Kau melakukan hal yang tepat. Akan aku beri kejutan untuknya atas kedatanganku kali ini. " Adi sedikit menyunggingkan senyum berkata pada Linda yang hanya terbengong melihat ekspresi Adi.Reaksi Adi sungguh berbeda kali ini. Meskipun terlihat gusar, namun ketenangannya dalam menangani masalahnya bersama Vita sedikit berbeda dari pada sebelumnya. Mungkin terlalu seringnya gadis itu berperilaku seperti ini kepada Adi. Jadi, Adi hanya mengekspresikannya dengan senyum pahit.Keinginannya memberikan sebuah kejutan, justru lebih dikejutkan lagi dengan apa yang dilihatnya dalam foto itu. Apalagi Vita bersama dengan seseorang yang seharusnya mendekam dalam penjara. Apa-apaan ini??Adi berusaha menelepon Vita, namun lagi-lagi ponselnya tidak aktif. Sesuatu yang sama berulang kali ketika dia akan memergoki gadis itu dengan pria lain.Karen
Terlihat banyak kerutan di dahi Adi saat mendengar pernyataan dari Tika. Itu karena keterkejutannya mendengar hal yang begitu tampak serius di mata Tika. " Ap...apa??" " Iya, aku akan berusaha sepenuhnya menjadi istri yang baik untukmu. Dan akan selalu menutupi segala kekuranganmu. Percayalah padaku! " Tika berkata dengan sesekali membelai lembut pipi Adi. Adi membalas dengan senyum lalu berkata, " Baiklah, tapi aku belum bisa memastikannya. Akan aku pertimbangkan, aku juga masih memiliki Vita, kau tahu?? Dia cinta pertama di hidupku. Meski tak bisa dipungkiri bahwa kau memang lebih darinya. " Meski Adi berkata demikian, dalam hatinya sebenarnya ragu. Dia sengaja berbohong untuk memastikan bahwa dia tak melukai hati Tika yang penuh harap. Setelah beberapa waktu, Tika pamit pulang. Dan sesaat setelah Adi kembali ke kamar, panggilan telepon dari Vita sudah puluhan kali terlewat. Adi kemudian beralasan bahwa ponselnya dicas dan dia tertidur
Tokk..tokk..tookkk.. Setelah terdengar suara motor yang berhenti di depan rumahnya, suara ketukan pintu menggerakkan Adi membuka jalan untuk gadis itu memasuki rumahnya. " Silahkan, masuk nyonya!" Canda Adi dengan badan sedikit membungkuk dan gestur seperti seorang bodyguard. " Dasar, pria polos!" Tika hanya tersenyum manja menatap Adi dan melangkah masuk. Hari itu ada sedikit perbedaan dari tampilan Tika. Biasanya rok mini selalu jadi andalannya saat bepergian kemana-mana. Tapi sekarang dia memakai rok panjang dengan corak dan pernak pernik khas cewek pada masa itu. Baju yang di kenakan juga lebih sopan dari saat terakhir kali bertemu. Sekitar 2 bulan yang lalu, Adi mengantarkan Tika ke Terminal. Karena dia akan menyelesaikan urusannya untuk resign dari pekerjaannya. Entah apa yang mendasari keputusannya untuk tidak lagi bekerja di sana. Yang pasti, Tika ingin mencari pekerjaan di sini dan memulai hal baru lagi mulai sekarang. " Udah
Mereka berdua sudah memesan makanan dan minuman pada saat Adi melihatnya dari kejauhan. Di dalam hatinya berkecamuk banyak hal. Perasaan yang tak mudah dideskripsikan dengan tulisan.Saat mereka berdua akan menempati salah satu meja yang memang di sekat sedemikian rupa, Adi memotretnya dan mengirim foto itu kepada Vita. Pada saat itu, ponsel berkamera sudah beriringan memasuki gerai handpone. Dan ponsel baru dengan fitur kamera lebih jernih di launching tiap minggunya. Itulah kenapa Adi bergegas melakukan itu, agar buktinya semakin jelas. Sungguh tekhnologi yang bermanfaat. Hahahahaha.Sangat disayangkan, ponsel Vita dimatikan. Dia lalu menuju kasir dan mencoba memesan beberapa minuman. Pesanan itupun merupakan kesukaan Vita." Mbak, bisa minta tolong?" Adi menyapa gadis pelayan di kasir itu." Iya, mas. Silahkan. Ada perlu apa?" Senyum ramah pelayan itu sangat profesional." Pesan satu Alpukat susu dan kentang goreng satu. Lalu tolong kirimk
Rumah Desta seketika ramai mendengar suara pintu yang di dobrak paksa oleh petugas. Desta yang saat itu tengah di kamar, dengan wajah takutnya menuruti apa yang diperintahkan oleh petugas." Ampuunn, pak! Ampuuunnnn!!" Desta merengek dan menangis ketika itu. Dia juga sebenarnya tak berniat membunuh. Namun semua sudah terlambat. Alasan apapun tak kan bisa mengubah fakta bahwa Desta telah menghilangkan nyawa Johan dan Fanya.Ratno, yang mendengar berita itu juga tak bisa berbuat apa-apa. Dia menatap sayu Desta yang digiring petugas menuju mobil Polisi. Adiknya benar-benar sudah kelewat batas wajar.Hal yang sama juga terjadi di rumah Barjo. Meskipun Dia hanya menemani Desta waktu itu, namun Dia tak menduga bahwa hal itu dapat menyebabkan dua orang kehilangan nyawa karena ulah mereka.*Setahun kemudian. Di suatu Aula, sebuah acara digelar untuk Wisuda SMA tempat Vita menimba ilmu. Vita telah menyelesaikan studinya selama 3 tahun penuh. Dia termasuk
Tepat setelah mereka berpisah, Johan bermaksud mengantarkan Fanya kembali ke tempatnya bekerja di daerah Anjungan. Adi dan Vita juga memutuskan untuk pulang.Sesaat sebelumnya, saat mereka berempat asyik mengobrol, tanpa mereka sadari ada dua orang yang dengan sengaja mendekat pada motor Johan. Entah apa yang mereka lakukan, yang pasti terlihat mencurigakan.Singkat cerita, pada saat Johan mengantarkan Fanya ke arah Anjungan, ada suatu hal berbeda yang dirasakan Johan pada motornya. Namun karena mepetnya waktu dan saat yang sama Fanya harus segera bekerja, Johan tak menghiraukan hal itu.Daerah Anjungan terkenal dengan kelokan dan turunan yang curam, kondisi motor harus benar-benar fit jika melewati daerah itu. Dan hal itu yang memungkinkah dua orang tadi sengaja mengotak-atik motor Johan.Petaka terjadi tepat pada jalan turunan yang berkelok, motor Johan tak bisa di kendalikan karena remnya blong. Dia mencoba menghentikan laju motornya dengan cara menabrakka
Suara itu berasal dari tendangan Kang Ujang dan teriakan erangan dari Desta. Ingin sekali rasanya Kang Ujang membinasakan bocah yang tanpa rasa penyesalan itu. Namun dia berpikir ulang. Karena bilamana itu terjadi, dia pun juga tak akan bisa lari dari hukuman yang sangat berat nanti.Tak lama berselang sirine polisi terdengar semakit mendekat. Dua mobil polisi mendekati lokasi dan berhenti tepat di sebelah Kang Ujang. Dengan menodongkan pistolnya ke arah Kang Ujang " Jangan bergerak! Tiarap! Tiarap!" Bentak salah satu dari mereka.Kang Ujang mengangkat tangannya. Salah seorang dari mereka segera menarik tangan Kang Ujang lalu memborgolnya.Desta yang saat itu tersungkur segera di larikan ke Rumah sakit karena luka-lukanya yang sangat parah. Sebelum Kang Ujang menaiki mobil polisi, seseorang berteriak memanggilnya lantang." Tunggu!" Itu suara Ratno. Disini memang bukan wilayahnya, namun dia tak bisa diam saja mengetahui adiknya yang terluka parah." Apa