Share

Bab 74

Penulis: Mamak_A
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Sejak hari itu, perlahan Arkana mulai diperkenalkan dengan lingkungan yang lebih luas lagi. Hampir setiap Minggu, Arsyil dan Azmya mengajak Arkana ke taman bermain. Tempat yang biasanya sangat disukai oleh anak kecil. Tapi, tidak bagi Arkana. Taman bermain adalah tempat yang sangat ditakuti oleh anak petani tampan itu. Suara anak-anak yang riuh, langkah kaki yang berkejaran, membuat Arkana terkena serangan panik.

Namun, berkat terapi yang terus dijalankan, Arkana perlahan membaik. Walau masih sedikit panik saat berada di area taman bermain, tapi Arkana sudah mulai mau bermain di sana. Tentu saja Arkana selalu memisahkan diri dari anak-anak lain, dan sibuk bermain seorang diri.

Satu tahun penuh Arkana menjalani serangkaian terapi. Dokter pun menyarankan Arkana untuk segera bersekolah.

“Jangan di sekolah formal, Bu. Mungkin bisa coba di sekolah alam.”

“Bagaimana kalau Arka mengamuk, Dok?”

“Untuk permulaan, pakai guru bayangan. Jadi, ada seseorang yang akan terus mendampingi Arkana sela
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Kisah Cinta si Petani Tampan   Bab 75

    Bersama seorang pendamping yang baru dikenalnya selama beberapa hari, Arkana bersekolah. Walau Arkana selalu diam, tapi pria kecil itu terlihat begitu menikmatinya. Ruang kelas yang lebih cocok disebut dengan pendopo, yang berada di antara pepohonan, membuat Arkana merasa seperti di rumah. Anak petani tampan itu merasa nyaman di sana.Arkana yang terlihat nyaman, sudah membuat Arsyil dan Azmya bahagia. Namun, Arkana sama sekali tak membuka mulutnya. Walau selalu memerhatikan setiap guru menjelaskan, tapi Arkana hanya diam, setiap gurunya memberikan pertanyaan. Gadis yang berperan menjadi guru bayangan bagi Arkana pun melaporkan hal itu pada Azmya dan Arsyil.“Tidak masalah, Nggi. Biar saja jika Arka tak mau melakukan apapun di sekolah. Asal dia merasa nyaman dan tak terlalu panik saat berkumpul bersama teman-temannya, itu saja sudah cukup untuk permulaan,” jawab Azmya.“Tapi, di akhir tahun pelajaran, akan ada tes kemampuan, Bu, Pak. Nanti akan dinilai, ap

  • Kisah Cinta si Petani Tampan   Bab 76

    “Aku sudah tidak bisa menahannya lagi,” lirih Arsyil. Pria itu pun menggesekkan bagian tubuhnya yang sudah mengeras ke bokong Azmya.“Kamu bisa merasakannya, kan? Mau pindah ruangan ,atau aku telanjangi kamu sekarang juga?”Malam itu, di tengah kecemburuan Azmya, wanita itu harus melayani sang suami. Walau awalnya merasa malas untuk memenuhi hasrat sang suami, namun, saat pria itu menenggelamkan wajah pada pangkal pahanya, Azmya langsung mengeram.Rasa nikmat yang melanda tubuhnya, membuat Azmya tak bisa menahan erangannya. Berkali-kali tubuhnya menghianatinya.Padahal Azmya tak mau memenuhi hasrat sang suami, saat ini. Tapi, yang terjadi justru tak sesuai dengan apa yang dia mau.Bagian bawah tubuhnya meledak berkali-kali, padahal Arsyil belum memasuki tubuhnya, tapi Azmya sudah berulangkali mencapai puncaknya. Arsyil memang begitu pintar membuatnya melayang. Hampir sebelas tahun mereka menikah, tak pernah sekalipun Arsyil gagal memuaskannya.

  • Kisah Cinta si Petani Tampan   Bab 77

    Arsyil dan Azmya menerima undangan dari kepala sekolah untuk berbincang. Pagi itu, Arkana dan Anggita tidak diantar oleh seorang supir seperti biasanya. Arsyil lah yang menyetir. Kepala sekolah menghubungi Azmya secara pribadi dan mengajak sepasang suami istri itu berbincang saat Arkana sibuk di kelasnya.“Sejak kapan Arkana sudah bisa membaca, Bu?”Arsyil dan Azmya saling pandang. Membaca? Sejak kapan anak mereka bisa membaca?“Memangnya Arka bisa membaca, Bu?” tanya Arsyil.“Sudah sangat lancar, Bu.”Kembali Azmya dan Arsyil saling pandang. Mereka sama sekali tak tau jika Arkana sudah bisa membaca. Arkana tak pernah menunjukkan jika dia bisa membaca.Namun, tiba-tiba Azmya teringat satu hal. Arkana memang sering memegang sebuah buku, kemudian bercerita seakan dirinya tengah membaca. Azmya dan Arsyil berpikir, jika yang dilakukan oleh Arkana bukanlah membaca, tetapi mengulang kembali apa yang sudah mereka bacakan.“Apa buku ini juga Bapak dan Ibu ba

  • Kisah Cinta si Petani Tampan   Bab 78

    “Arka, ibu mau tanya sesuatu. Apa benar, kamu membaca buku ini?”Masih dengan wajah datarnya, Arkana menganggukkan kepala.“Coba kamu jelaskan cara bercocok tanam yang kemarin.”Arkana menjelaskan dengan detail apa yang diketahuinya tentang cara bercocok tanam. Arsyil terperangah. Pria itu bahkan baru mendapatkan ilmu yang sama saat duduk di bangku perkuliahan. Bagaimana mungkin sang anak yang baru berusia enam tahun bisa mengetahui semuanya? Bahkan Arkana mengetahuinya secara rinci.“Sekarang Arka jelaskan, di mana Arka mendapatkan ilmu itu? Dari buku ini kan?”Arkana menganggukkan kepalanya. Azmya menatap sang suami yang masih menatap anak mereka tanpa berkedip. “Ars,” panggil Azmya. Arsyil pun mengalihkan pandangannya pada sang istri.“Kamu benar-benar tidak pernah membacakan buku itu untuk Arka?”Dengan wajah keterkejutannya, Arsyil menggelengkan kepala.“Itu materi sewaktu aku masih kuliah, Mi. Untuk apa aku membacakan Arka buku itu? Bahkan,

  • Kisah Cinta si Petani Tampan   Bab 79

    “Coba Arka diajak untuk ikut tes intelegensi. Anak jenius seperti Arka, harus mendapatkan mentor yang tepat. Agar kejeniusannya bisa terarah. Saya rasa, Pak Arsyil salah satu mentor yang tepat untuk Arka karena Arka sepertinya tertarik dengan pertanian.”Atas saran Bu Parni, Arsyil dan Azmya mengajak Arkana ke Ibu Kota dan melakukan pemeriksaan intelegensi anak mereka— Arkana Yudistira. Dan dari hasil pemeriksaan, Arkana mempunyai IQ superior.“IQ Arkana 156, Pak, Bu. Arkana memiliki IQ superior. Anak ibu seorang jenius.”Azmya dan Arsyil saling pandang. Mereka tak pernah menyangka memiliki seorang anak jenius. Siapa yang mengira? Jika anak yang sering diejek dengan sebutan anak gila itu adalah seorang jenius?Setelah mendengar hasil tes intelegensi Arkana, keluarga kecil Arsyil Yudistira kembali ke kediaman mereka. Sepanjang perjalanan tak ada suara dari ketiganya. Mereka bungkam. Arkana yang duduk di belakang hanya sibuk dengan buku yang baru saja dibelikan oleh Arsyil. Sementara Az

  • Kisah Cinta si Petani Tampan   Bab 80

    Setelah mengetahui sang anak memiliki IQ superior, Arsyil dam Azmya bertanya pada sang anak, apa anaknya itu benar-benar menyukai segala hal yang berhubungan dengan pertanian. Masih dengan wajah datarnya, Arkana menganggukkan kepalanya.Karena Arkana sudah membaca buku pertanian tahap lanjutan, Arsyil menyodorkan buku pertanian tahap awal pada sang anak.“Arka sudah baca buku yang ini, belum. Kalau mau belajar teknik bercocok tanam yang serius, harus tau pondasi awalnya.”“Arka sudah baca,” jawabnya. Arsyil dan Azmya saling pandang.“Arka sudah baca buku pertanian yang mana saja?” tanya Azmya.Arkana pun menunjukkan seluruh deretan buku yang berada di rak bawah hingga tengah. Kembali Arsyil dan Azmya saling tatap. Hampir seluruh buku perkuliahan Arsyil sudah dibaca oleh Arkana.Arsyil dan Azmya kembali terkejut saat pria itu menguji sang anak. Arkana bisa menjawab seluruh pertanyaan Arsyil dengan benar. Niat Arsyil untuk mengajak Arkana bertemu dengan Pr

  • Kisah Cinta si Petani Tampan   Bab 81

    “Saya rasa, Arkana tidak perlu mengikuti sekolah formal. Sudah bukan levelnya lagi. Masukkan dia ke perkumpulan robotik. Ilmu itu akan sangat berguna.”“Robotik, Prof?”Profesor Jusuf menganggukkan kepalanya. Pria lanjut usia itu menjelaskan apa yang bisa dilakukan Arkana dengan ilmu tersebut di dunia pertanian.“Bayangkan jika anakmu mencipta sebuah robot yang bisa berguna bagi pertanian di Indonesia. Para pencipta robot pertanian yang sekarang, hanya mencipta robot untuk membantu pekerjaan petani. Mencipta robot untuk memperbanyak hasil tani.“Bayangkan robot seperti apa yang bisa diciptakan seorang anak yang mencintai pertanian, seperti Arka?!”Azmya dan Arsyil memandangi sang anak yang sangat tekun membaca buku baru pemberian Profesor Jusuf. Mereka masih merasa takjub dengan anak jenius yang Tuhan titipkan itu. Kebaikan apa yang telah mereka lakukan hingga bisa seberuntung ini. Walau Arkana seorang anak tanpa ekspresi. Walau dia masih histeris berad

  • Kisah Cinta si Petani Tampan   Bab 82

    Tadinya, saat Arkana berusia lima tahun, Azmya dan Arsyil berencana melakukan program kehamilan. Tapi, saat Arkana berusia lima tahun, Arkana didiagnosis menginap syndrom Asperger. Mereka dianugerahi anak yang spesial. Anaknya itu membutuhkan perhatian lebih. Hingga tak mungkin mereka menambah momongan.“Mi, aku rasa kita sudah bisa memberikan Arka seorang adik. Arka sudah lebih mandiri sekarang. Apalagi setahun belakangan, Arka sibuk dengan dunianya. Anak itu sibuk bercocok tanam dan mempelajari robotik. Kita bahkan kesepian karena Arkana terlalu sibuk akhir-akhir ini,” keluh Arsyil.Azmya tertawa kecil. Wanita itu sepakat mengenai kesibukan Arkana. “Kita seperti mempunyai anak yang sudah beranjak dewasa ya, Ars. Padahal usia Arka baru belum genap delapan tahun. Tapi, sepertinya dia sudah lebih sibuk dari kamu!”“Bagaimana kalau kita titipkan Arka selama satu Minggu ke Prof. Jusuf? Kita honeymoon.”Azmya awalnya menolak keinginan Arsyil untuk menitipkan sa

Bab terbaru

  • Kisah Cinta si Petani Tampan   Bab 96

    Anggita begitu terkejut saat tiba-tiba kedua orang tuanya masuk ke dalam bilik ya dan mengatakan jika mereka baru saja menemui Arsyil. Bertanya-tanya dalam hati, apa yang diperbuat orang tuanya di kediaman pria yang dicintainya itu? Apa orang tuanya sudah mengetahui alasan yang sebenarnya, mengapa dia dipecat? Apa ayah dan ibunya akan memarahinya karena mencintai suami orang? Apa ayah dan ibunya akan murka karena dia sering menonton aksi Arsyil dan Azmya?Anggita pun menegakkan tubuhnya. Gadis itu bersiap akan cecaran orang tuanya. Tapi, kalimat pertama yang ditanyakan oleh ibunya, membuat Anggita terkejut.“Apa benar Pak Arsyil sering menggoda kamu?” tanya Mila. Dahi Anggita berkerut mendengar pertanyaan sang ibunda.Menggoda? Pria beristri itu tak pernah sekalipun menggodanya. Jangankan menggoda, pria itu bahkan tidak bisa untuk digoda. Kenapa kedua orang tuanya bisa mempunyai pikiran seperti itu?“Bapak dan ibu tadi bertemu dengan tetangganya. Katanya Pak Arsyil itu sering menggo

  • Kisah Cinta si Petani Tampan   Bab 95

    “Kenalkan, nama saya Indri. Saya istri dari ketua RT, tempat di mana Arsyil dan Azmya tinggal. Kebetulan rumah saya tepat di depan rumah mereka,” ucap Indri.“Ada apa dengan mereka?” tanya wanita itu. Mila pun tanpa ragu menyeritakan apa yang terjadi pada anaknya.“Mia memang seperti itu. Cemburuan gak jelas. Anak saya juga mengalami nasib yang tidak jauh beda. Padahal Arsyil itu naksir berat dengan anak saya tadinya. Tau-tau digoda oleh si Mia itu! Eh ... sekarang malah menuduh anak Ibu dan Bapak yang menggoda suaminya. Padahal saya yakin, pasti Arsyil yang lebih dulu menggoda anak Bapak dan Ibu. Arsyil itu sebenarnya jenuh sama istrinya yang tidak bisa apa-apa itu!”“Berarti Pak Arsyil itu mata keranjang ya?” tanya Mila. Wanita paruh baya itu menatap tak percaya.“Bukan Arsyil yang mata keranjang. Tapi, istrinya itu yang tidak becus dalam mengurusi suami. Mia itu kan tidak bisa memasak, tidak bisa mengurus rumah. Bahkan sudah tidak perawan saat menikah!”Mata Mila dan Jajang melebar

  • Kisah Cinta si Petani Tampan   Bab 94

    Mila dan sang suami memutuskan untuk berhenti di sebuah warung makan yang tak jauh dari kediaman Arsyil dan Azmya. Pasangan suami istri paruh baya itu masih begitu emosional. Ucapan Arsyil dan Azmya yang menuduh anaknya hendak menjadi orang ketiga bagi rumah tangga keluarga petani itu, membuat Mila dan sang suami meradang.Mereka tau betul sikap Anggita. Putri sulung mereka itu adalah seorang anak yang lemah lembut. Lakunya juga sangat baik. Anggita bahkan tak pernah terlihat berhubungan dekat dengan seorang pria. Bagaimana mungkin anak yang begitu lugu bisa menggoda seorang pria yang notabenenya adalah majikannya? Bahkan pria itu berusia jauh lebih tua dari anak mereka.“Saya yakin Pak. Pasti Bu Mia itu mengada-ada. Masa anak kita dituduh menggoda suaminya. Pasti dianya saja yang cemburuan. Atau ... jangan-jangan Pak Arsyil yang menggoda anak kita, tapi menuduh Anggi yang menggodanya, saat ketahuan oleh istrinya itu!” umpat Mila.“Menurut Bapak juga

  • Kisah Cinta si Petani Tampan   Bab 93

    Ibu kandung Anggita menghampiri rumah Arsyil yang berada di desa yang bersebelahan dengan desa tempatnya tinggal. Mila berangkat ke sana bersama sang suami. Sebenarnya pria itu tak mau menemani sang istri untuk mengemis sebuah pekerjaan untuk anaknya. Menurut pria itu, Anggita terlalu berlebihan. Harusnya, dengan pengalaman kerjanya selama mendampingi Arkana, anak gadisnya itu mampu mencari pekerjaan dengan lebih mudah.Namun, saat Anggita sama sekali tak menyentuh makanannya. Saat anaknya itu harus dipasangi selang infus karena tak mendapatkan asupan makanan dan cairan yang cukup, mau tak mau, pria itu mengikuti sang istri ke kediaman Arsyil dan Azmya.Sesampainya di sana, kedua orang tua Anggita memohon agar sang anak diperbolehkan untuk kembali bekerja di sana.“Kasihan Anggi sampai tidak mau makan dan minum, Pak, Bu,” ucap Mila. Wanita paruh baya itu, tanpa tau persolan yang menimpa anaknya, terus memohon pada Arsyil dan Azmya.“Mohon maaf, Pak. Saya tidak bisa menerima Anggi untu

  • Kisah Cinta si Petani Tampan   Bab 92

    Sementara itu, saat Azmya begitu menikmati permainan sang suami. Ada seorang gadis cantik yang terus menangis karena baru saja diberhentikan dari pekerjaannya. Gadis itu menangis bukan karena kehilangan pekerjaan. Dia menangis karena tak lagi bisa menatap pria pujaan hatinya lagi.Biasanya, setiap pagi gadis itu bersemangat karena akan kembali melihat seorang pria dewasa yang begitu perkasa. Menyapa pria itu, mendengar suara pria itu, bahkan menyaksikan tubuh atletis pria itu, sudah menjadi santapan sehari-hari Anggita. Arsyil Yudistira memang begitu memesona. Walau pria itu berusia tiga puluhan, tapi wajah tampan dan tubuh atletisnya, membuat Arsyil terlihat sangat menggairahkan bagi gadis-gadis seumuran Anggita.Gadis itu tak pernah menyangka jika dirinya akan jatuh cinta pada seorang pria yang berusia sepuluh tahun lebih tua darinya. Anggita merasakan getaran-getaran itu di hatinya, saat Arsyil mulai suka memujinya. Sejak saat itu, senyuman yang selalu ditampilkan oleh petani tamp

  • Kisah Cinta si Petani Tampan   Bab 91

    “Sepertinya beberapa hari belakangan, kamu cukup sehat,” ucap Arsyil saat dirinya bersama sang istri baru saja masuk ke kamar.“Iya. Rasanya tubuhku sudah mulai segar kembali. Apalagi tadi pagi sudah diurut dengan Ceu Edah. Tubuh ini jadi terasa tambah segar,” ungkap Azmya. Senyuman lebar terkembang di wajah Arsyil. Pria itu seketika menyergap Azmya. Memeluk erat sang istri dari belakang. Kini Arsyil sudah membenamkan wajahnya pada lekuk leher Azmya.“Sudah bisa melayaniku dong, kalau begitu.”Arsyil tak membutuhkan jawaban dari Azmya. Melihat kondisi tubuh sang istri begitu bugar, Arsyil pun tau jika Azmya sudah siap untuk melayaninya.Jemari pria itu kini telah menangkup salah satu benda kenyal milik Azmya. Arsyil memberikan pijatan-pijatan lembut di sana seraya memberikan jejak-jejak kepemilikan di leher sang istri.Azmya tentu saja mulai menikmatinya. Terlebih saat pria itu mulai menggesek-gesekkan bagian tubuhnya yang

  • Kisah Cinta si Petani Tampan   Bab 90

    Arkana sebenarnya tak lagi membutuhkan shadow teacher untuk mendampinginya belajar. Anak petani tampan itu sudah tak mengenyam pendidikan formal sejak tahun lalu. Begitu lulus dari sekolah taman kanak-kanak, Arsyil dan Azmya memutuskan jika sang anak melanjutkan pendidikan homeschooling.Azmya dan Arsyil langsung yang menjadi mentor bagi Arkana. Mereka memberikan banyak buku tentang pertanian dan robotik untuk Arkana. Arsyil bahkan mengajarkan Arkana yang baru berusia tujuh tahun itu untuk berselancar di internet, Deni memuaskan hasrat sang anak akan ilmu pengetahuan.Selama satu tahun setelah Arkana lulus dari taman kanak-kanak, Anggita hadir di sana, hanya untuk menemani Arkana jika Arsyil dan Azmya sedang sibuk dengan pekerjaan mereka.Dan kini, tanpa kehadiran Anggita, Arsyil harus benar-benar bisa membagi waktu antara mengurusi bisnis perkebunannya, mengurusi usaha yang dirintis oleh Azmya, serta menemani Arkana belajar.Sementara Azmya yang tengah hamil muda, hanya mampu terkula

  • Kisah Cinta si Petani Tampan   Bab 89

    “Kamu mengatakan ini agar aku melayanimu, kan, Ars?! Kamu kenapa sih, Ars? Sejak dulu, kalau menyangkut hal yang begituan, kamu selalu seperti anak kecil. Aku sedang tidak enak badan, Ars! Kalau aku dalam keadaan fit, aku juga tidak pernah menolak keinginan kamu!”“Mi ... Jangan teriak-teriak. Nanti, Arka dengar.”“Biar saja dia dengar. Biar dia tau kalau papanya begitu kekanakan! Hanya memikirkan dirinya sendiri!”“Anggi menawarkan diri untuk jadi istri keduaku!” ucap Arsyil.“APA?!”Azmya benar-benar terkejut dengan pernyataan yang baru saja terlontar dari bibir sang suami. Anggita menawarkan diri untuk menjadi istri kedua sang suami? Gadis itu secara terang-terangan mengatakan jika dia tertarik pada Arsyil. Yang benar saja!“Dia bilang, dia akan melayaniku dengan baik. Dia bahkan rela hanya dinikahi secara siri.”Lagi, Azmya terperangah. Bagaimana mungkin gadis yang begitu muda dan cantik, rela menyerahkan dirinya begitu saja pada seorang pria beristri? “Apa kamu pernah menjanjika

  • Kisah Cinta si Petani Tampan   Bab 88

    “Sayang ... Apa Arka masih membutuhkan seorang guru bayangan? Arka kan sudah tidak sekolah formal lagi?” tanya Arsyil saat pria itu baru saja mengantarkan Anggita ke depan pintu gerbang.“Ars ... Bisa tidak sih, kalau kamu tidak menganggu aku. Sebentar saja, Ars. Aku sedang merasa sangat lelah, pusing, mual, seluruh badanku rasanya tidak enak,” keluh Azmya.Baru saja dirinya terlelap. Sang suami sudah kembali mengganggunya. Padahal beberapa menit yang lalu, dirinya baru saja berpesan jika dia tak ingin diganggu.“Aku baru saja memecat Anggi.”Dahi Azmya berkerut. Wanita itu seketika menegakkan tubuhnya. Azmya tentu saja bingung karena sang suami tiba-tiba memecat seseorang yang sudah banyak membantu mereka. Sudah hampir dua tahun gadis itu menemani Arka. Arsyil bahkan bersikap begitu baik pada Anggita. Hingga Azmya kerap mendapati percikan cemburu di hatinya.“Memecat? Kok bisa? Dia berbuat apa? Ketahuan mencuri? Dia mencuri, iya? mencuri apa? Perabotan rumah? Uang? atau apa?”Arsyil

DMCA.com Protection Status