"Gpp kamu kan udah ijin sama Jungwoo."
"Jungwoo bilang apa ke Mama."
"Kamu tadi di jemput cowok ya? Siapa dia pacar kamu?"
"Bukan Ma, dia temen Sana kok."
"Ya udah, sekarang bersih-bersih mandi sebelum Papa pulang."
"Iya Ma."
Aku segera masuk kamar untuk mandi.
Selesai mandi aku mengecek jam, menunjukkan pukul 7 malam. Aku akan istirahat sebentar sampai Papa pulang.
Suara mobil Papa, bertanda Papa sudah ada di rumah. Aku keluar kamar, Jungwoo juga baru keluar dari kamarnya.
Jungwoo dan aku saling pandang. Lalu Jungwoo terlihat mendekat.
"Kakak tadi pergi ke mana?"
"Pertandingan basket."
"Ohh, kakak besok pulang sekolah senggang gak?"
"Iya, ada apa?"
"Anterin aku yuk."
"Kenapa ngajak aku? Gak seperti biasanya, biasanya pergi sendiri kan."
"Aku mau memperkenalkan ke kakak sesuatu."
"Sesuatu apa?"
"Besok aja ini masih rahasia." Sembari senyum.
Aku dan Jungwoo turun untuk makan malam, sambil menunggu Mama dan Papa aku membantu bibi menata meja makan.
Selang beberapa menit Mama dan Papa sudah datang di ruang makan. Aku dan Jungwoo senyum kepada Mama dan Papa.
Lalu kami mulai makan malam nya. Selasai makan malam, aku dan Jungwoo disuruh ke ruang keluarga.
"Na tadi kata Mama kamu pergi sama cowok ya?"
"Iya Pa." Senyum.
"Kemana?"
"Pertandingan basket Pa."
"Cowok tadi pacar kamu?"
"Bukan Pa, temen Sana kok."
"Iya, kamu gpp kalau deket sama cowok, waktu kamu di sekolah lama kamu gak pernah pergi sama cowok ya kan, jadi sekarang Papa ijin kamu pergi sama cowok."
"Iya Pa, terima kasih."
Kami semua senyum bahagia, kami cerita banyak hal. Dari cerita sedih sampai bahagia. Keluargaku memang selalu seperti ini, kadang bahagia kadang sedih tapi keluargaku tetap bahagia.
. . . .
Aku baru pulang jam pukul 9, aku masuk ke rumah sudah disambut amarah dari Papa.
"Baru pulang kamu."
Aku hanya diam dan berdiri.
"Kenapa gak jawab? Dari mana?"
"Pergi sama Yeji."
"Gak ngurusin sekolah kamu malah pacaran. Apa kamu udah capek sekolah iya?"
"Cuma pergi sebentar kok. Aku juga langsung pulang kan."
"Sana masuk."
Aku langsung melangkahkan kaki ku ke kamar. Di kamar aku sangat marah dengan Papa kenapa dia ngurusin aku sementara aku udah besar.
Tok tok tok
Pintu terbuka, terlihat Jisung menampakkan wajahnya. Sembari senyum.
"Kak."
"Hem."
"Besok main yuk."
"Kemana?"
"Taman atau cafe."
"Ya besok, sore ya."
"Siang kak, pulang sekolah. Jangan sore, sore aku mau les.
"Iya."
"Oke kak, selamat tidur. Eh iya kakak makan dulu udah disiapin makan malam nya."
"Aku gak makan."
"Kenapa?"
"Gak nafsu."
"Ya udah, aku turun dulu."
Jisung lalu menutup pintu dan aku beranjak ke kamar mandi.
Selesai mandi, aku duduk di meja belajar. Aku melanjutkan pekerjaan rumah yang harus di selesaikan malam ini.
Jarum jam menepatkan jarumnya di angka 12 malam.
Aku beranjak untuk tidur. Sudah saat nya aku istirahat.
Paginya, aku segera mandi dan bersiap berangkat ke sekolah.
Di meja makan, sudah ada Mama Papa dan Jisung.
"Sarapan dulu Doy."
"Iya Ma."
Aku membalikan piring yang ada di depanku dan mengambil nasi lauk lalu lekas ku makan. Mereka juga sudah mulai makan dari tadi.
Selesai aku langsung berpamitan untuk berangkat sekolah, dan berhentikan oleh kata-kata Papa.
"Nanti kamu mampir ke kantor Papa, pulang sekolah."
"Gak bisa Pa."
"Kenapa? Pergi sama Yeji?"
"Pa."
Si Jisung mencela pertanyaan Papa. Papa otomatis berbalik setelah mendengar panggilan dari Jisung.
"Kakak Doyoung mau pergi denganku Pa, pulang sekolah. Bukan mau pergi dengan kakak Yeji, kemarin kakak Doyoung udah janji."
"Oh gitu ya udah, kamu hari ini gak usah kekantor, tapi besok hari libur jadi kamu ikut Papa kekanto."
"Kenapa Pa aku kan gak ada urusan di kanto."
"Kamu kan jadi CEO disana saat Papa udah pensiun dari pekerjaan Papa. Kamu harus melanjutkan pekerjaan itu Doyoung."
"Iya Pa, besok Doyoung akan ikut Papa. Doyoung mau berangkat sebelum telat."
Aku pamitan dengan mereka dan berangkat ke sekolah. Sampai di sekolah, aku disambut oleh Yeji.
"Pagi sayang."
"Pagi."
"Kamu kenapa? Lagi ada masalah?"
"Enggak. Aku mau masuk duluan."
Aku meninggalkan Yeji sendiri di parkiran.
Aku langsung duduk di tempat ku, duduk dengan Taeil.
"Lo kenapa?"
Aku diam, menghiraukan perkataan Taeil.
Bel berbunyi.
Jam pelajaran pertama mulai.
Bel berbunyi, waktu istirahat.
Doyoung dan kawan-kawannya keluar ke kantin. Disana dia tidak menemui Yeji malah menemui Sana.
Sana ada di dekat toko kantin. Mengambil langkah untuk menemui Sana.
Doyoung langsung duduk di depan Sana, menatap Sana.
"Besok ada waktu gak?"
Jihyo menyela.
"Ada apa?"
"Aku gak tanya ke kamu ya."
"Aku kan tanya, Sana juga pasti sama jadi jawab aja."
"Aku mau ngajak kamu pergi Na."
"Kemana?"
"Kesuatu tempat."
Jihyo menyela lagi.
"Kemana? Jangan aneh-aneh ya kamu udah punya pacar jadi jaga pacar kamu."
Doyoung menghela napas berat.
"Aku cuma mau ngajak Sana jalan-jalan aja gak ngapa-ngapain, jadi tenang aja."
Jihyo hanya mengangguk dan Doyoung menatapku.
"Mau atau enggak?"
Aku menatap Jihyo, bertanya dengan tatapan ku. Jihyo mengangkat bahunya. Sana kembali menatap Doyoung.
"Iya, asal kamu gak aneh-aneh."
Doyoung senyum.
"Oke, besok aku jemput, aku belum tau jam berapa jemput kamu, jadi tolong kasih nomer kamu ke aku." Menyodorkan hpnya.
Aku meraih hpnya dan memberi nomer ku. Aku mengembalikan hpnya, Doyoung langsung pergi dari sini.
Kami berdua lalu melanjutkan makan. Setelah selesai aku dan Jihyo Kembali ke kelas, sebelah kelas masih saja gaduh.
Lagi-lagi Rio dan Yuta, masalah Tzuyu. Aku dan Jihyo melihat mereka, disela-sela anak-anak lain.
"Kamu masih berani mendekati Tzuyu ha? Lebih baik kamu mundur, Tzuyu gak cocok sama Lo ngerti."
Temen-temen Yuta datang alias temen Doyoung. Johnny menyerobot dengan perkataannya.
"Kenapa sih tiap hari berantem, gak mau sama adek kelas?"
Mereka diam dan berhenti berkelahi.
"Lebih baik kalian itu temen, dan berkelahi dengan sehat. Kan sudah mulai dekat UAS jadi itu untuk kalian jadi pertandingan. Dengan cara siap yang rata-rata nya lebih banyak itu yang akan mendapatkan tzuyu."
"Lo pikir segampang itu, aku gak pintar seperti kalian ngerti." Rio menjawab dengan nada marah.
"Kenapa harus marah-marah sih, santai aja. Dari pada berkelahi fisik kan bagus pakai otak, pasti kalian jadi giat belajar untuk mendapatkan nilai yang baik, bagus. Kenapa harus berakhir berkelahi, sekarang kalian semua bubar deh udah selesai acara ini."
Semua anak bubar, karena disuruh jadi bubar, aku dan Jihyo juga ikut masuk ke kelas.
Semua anak membicarakan kejadian tadi. Aku hanya memperhatikan dan mendengarkan.
Ketua kelas maju ke depan.
"Hari ini kita olahraga, olahraga tanpa guru karena pak guru sedang ada rapat di luar sekolah."
"Olahraganya apa Nino?"
"Lari."
"HA LARI!!" semua anak kompak.
"Ada apa? Kalian keberatan? Tapi itu harus tetap di lakukan, lebih cepat mulai lebih cepat selesaikan."
"Mau mulai sekarang?"
"Nanti belum waktunya, kalian ganti baju olahraga dulu."
Semua anak mengambil baju olahraga dan bergegas ke dalam kamar ganti.
Bel berbunyi, semua anak sudah siap untuk pelajaran olahraga. Sudah berkumpul, olahraga dimulai.
Nino mengikuti langkah ku berlari.
"Na."
"Iya." Senyum.
"Di kelas kita belum ada wakil ketua kelas, kamu mau gak jadi wakil ketua kelas?"
"Aku belum pernah No."
"Gpp nanti aku kasih tau apa aja tugasnya, gimana?"
"Aku akan mencoba deh."
Kita saling senyum dan melanjutkan lari kita.
Setelah merasa capek aku istirahat, Jihyo pun ikut istirahat di sebelahku.
"Capek banget Na."
"Iya."
"Masih lama gak sih waktunya, emang harus menghabiskan waktu olahraga ya, capek banget."
"Aku tanya dulu sama Nino ya."
Jihyo menganggukkan perkataan ku. Aku mendekati Nino.
"No."
"Iya."
"Maaf menganggu istirahat nya, kita harus sampai jam pelajaran olahraga selesai."
"Enggak sekarang udah selesai, tapi mereka masih aja lari. Siapa yang bilang sampai jam pelajaran selesai?"
"Aku dari Jihyo, gak tau Jihyo darimana, aku balik dulu ya."
"Iya Na."
Aku kembali ke tempat Jihyo.
"Gimana?"
"Sekarang udah selesai."
"Yang bener?"
"Iya."
Jihyo tiba-tiba berdiri dan berteriak.
"TEMAN-TEMAN SUDAH SELESAI LARINYA, AYO ISTIRAHAT."
Aku hanya tersenyum mendengar suara Jihyo yang sekeras itu. Jihyo kembali duduk.
"Kenapa Nino gak bilang dari awal kalau enggak sampai jam selesai sih."
"Kamu darimana info itu?"
"Anak-anak tadi."
"Kamu mau beli minum aku traktir."
"Beneran? Wah asik deh di traktir, gak biasanya ada yang traktir aku."
Aku dan Jihyo menuju kantin, anak-anak juga ke kantin. Sampai di kantin kamu semua pesan minuman ada juga yang pesan makanan.
Setelah mengambil minum di lemari es aku dan Jihyo duduk di bangku.
Winwin menghampiri kami.
"Besok hari libur mau pergi gak sama aku?"
Kenapa Winwin tiba-tiba mengajakku pergi ya?
"Pagi siang?"
"Pagi."
"Jam berapa?"
"Belum tau, besok aku kabarin. Aku udah ada nomer kamu, jadi jangan kaget kalau aku telpon atau chat kamu."
"Iya, dapet darimana?"
Pandangan Winwin beralih ke Jihyo, aku respect menatap Jihyo. Jihyo yang hanya menatap aku dan Winwin.
"Iya Na aku, maaf gak bilang soalnya Winwin anak baik jadi aku kasih."
"Gpp kok." Aku senyum.
"Gimana bisa atau enggak Na?"
"Belum tau, aku besok juga diajak pergi sama Doyoung."
"Kemana?"
"Gak tau."
Ternyata udah keduluan Doyoung ketimbang Winwin. Winwin akan tanya apakah Sana bisa membagi waktunya untuk nya juga.
"Na, besok kamu bisa pergi sama aku kan?"
"Sebisaku ya."
"Iya Na."
Kami berdua tersenyum. Winwin pamit pergi ke kelas, aku dan Jihyo masih di kantin.
Bentar lagi waktu pulang, anak kelas ku segera masuk ke kelas membereskan buku dan barang-barang.
Bel sudah berbunyi waktunya pulang, aku dan Jihyo segera keluar kelas dan berjalan ke halte bus.
Tiba-tiba hpku berdering, aku mengambil hpku di saku rokku. Ternyata Jungwoo menelepon ku, lalu aku akan telpon dari dia.
"Halo."
"Kak aku jemput ya."
"Sekolah kamu kan jauh dari sini."
"Gpp kak, soalnya aku dari nganterin orang kak dan dekat dengan sekolah kakak."
"Iya, aku tunggu ya."
"Udah deket kok kak."
"Aku ada di halte bus."
"Oke. Aku tutup."
Aku memasukkan hp dan menatap Jihyo. Tapi Jihyo sedang fokus dengan hpnya.
"Jihyo."
"Iya?" Lalu Jihyo menghadapku.
"Aku di jemput adekku, jadi aku gak bisa bareng kamu naik bus, maaf."
"Gpp Na, aku juga mau ada yang nganterin."
"Siapa?"
"Jaehyun, itu Jaehyun aku dulu gpp Na?"
"Gpp Jihyo, dulu aja adek aku juga udah deket kok."
"Aku tunggu dari sana aja ya."
"Iya."
Jihyo melambaikan tangan dan mendekati Jaehyun. Mereka pasangan yang cocok, kenapa aku gak ada ya? Kenapa aku memikirkan itu.
"Kak."
"Udah sampai."
"Iya ayo."
Melihat kebelakang dan melambaikan tangan ke Jihyo. Aku segera memakai helm dan naik motor.
Di perjalanan aku dan Jungwoo berhenti sebentar. Aku langsung turun dari motor
"Kak aku beli itu dulu ya."
"Oke."
Saat aku di tinggal Jungwoo, ada motor lewat dan saat itu ada genangan air. Disaat motor mereka lewat air genangan itu mengenai baju dan kaki ku.
Jungwoo yang tadinya sedang memesan pesanan mengenggokku dan menghampiri ku.
"Kakak gpp? Jadi kotor kan, mereka gak bisa hati-hati apa."
"Udah gpp kok Jung, gak usah marah-marah toh mereka udah pergi kan."
"Awas aja kalau ketemu lagi."
"Udah urusin pesananmu dulu."
Jungwoo balik ke penjual tadi. Setelah selesai Jungwoo segera memakai helm dan menaiki motornya, aku pun segera naik.
Kita berhenti karena lampu merah. Tiba-tiba Jungwoo memegang kaki ku yang kotor.
"Mau ngapain?"
"Mengecek kaki kakak gak dingin."
"Enggak kok gpp, udah fokus menyetir aja."
Jungwoo diam dan fokus ke depan. Lampu hijau menyala waktunya berjalan lagi.
Setelah sampai Jungwoo langsung mengecek lagi keadaanku. Ke 3 kalinya Jungwoo mengecekkku, adek yang perhatian ya.
"Ayo masuk."
Aku langsung mengikuti langkah Jungwoo. Jungwoo itu seperti kakak ku padahal dia itu adekku.
Di rumah tidak ada siapa pun kecuali bibi dan satpam. Aku segera masuk ke kamar untuk berganti pakaian.
Tok tok tok
Pintu terbuka ada sesosok orang yaitu Jungwoo.
"Ayo kak."
"Kemana?"
"Kakak lupa."
"Ingat kok, kakak siap-siap dulu."
"Aku tunggu di bawah ya."
Pintu tertutup, aku segera siap-siap agar Jungwoo tidak menungguku lama. Selesai aku langsung turun menemui Jungwoo yang ada di ruang tamu.
"Udah kak?"
"Udah Jung. Berangkat sekarang atau nanti?"
"Aku chat dulu orangnya."
Setelah menunggu balasan dari temen atau siapapun dia, aku dan Jungwoo segera berangkat.
Sampai di cafe. Aku dan Jungwoo memarkirkan motor dan segera masuk cafe. Jungwoo melihat-lihat di semua sudut, dan Jungwoo menarikku ke tempat itu.
Jungwoo tersenyum dan aku melihat orang yang ada di depanku saat ini. Aku hanya melihat dia dan tersenyum lebar.
Aku bertemu dengan teman perempuan Jungwoo, dari sekolah barunya. Kenapa Jungwoo memperkenalkan aku dengan dia? "Kenalin kak dia Jihan pacar Jungwoo." Jihan pacar Jungwoo? Sejak kapan mereka pacaran? Aku tidak pernah tau kalau Jungwoo mempunya perempuan. "Dan Jihan ini kakak ku Sana." "Salam kenal kak, aku Jihan." Tersenyum. "Salam kenal juga aku Sana." "Duduk Jungwoo kak Sana." Aku dan Jungwoo duduk, dan memesan makanan. Setelah memesan makanan kami bertiga hanya diam saja tidak ada pembicaraan sama sekali. . . . . Doyoung sampai rumah, disambut oleh Jisung. Jisung sambil senyum-senyum gak jelas gitu. "Kenapa?" "Kakak gak inget aku mau ngajak Kakak ke cafe." "Inget, sekarang?" "Iya kak, a
Setelah membahas itu Doyoung menarikku. Entah kemana dia akan menarikku. Dia membawaku ketempat yang bagus banget, baru kali ini aku melihat tempat seperti ini. Taman yang super indah, aku takjub oleh keindahan taman ini. Tapi ada banyak pasangan di sana, dan juga bunga-bunga yang berbentuk cinta. Doyoung yang ada di sampingku, melihat ku dan tersenyum. Doyoung masih memegang tanganku yang sedari tadi tidak dilepas. "Gimana bagus gak?" "Iya." "Kita cari tempat duduk dulu." Aku dan Doyoung berjalan dan mencari tempat duduk. Kita melihat-lihat sekitar, kita belum menemukan tempat yang kosong. Tapi kita tetap mencarinya, dan akhirnya ketemu. Kita langsung menuju tempat itu. Lalu duduk disana sambil beristirahat kita melihat pemandangan sekitar. Banyak sekali pohon yang rindang, sejuk sekali disini. Disini juga bisa untuk menena
Anak-anak pada keluar kelas untuk istirahat, aku dan Jihyo juga. Sesampainya di kantin, sekarang gak terlalu ramai. Jadi aku dan Jihyo langsung mencari tempat duduk, dan pesan makanan. Sambil menunggu makanan datang aku dan Jihyo sibuk main hp."Sana.""Iya.""Gosip tentang kamu tadi, nambah banyak yang penasaran.""Kenapa begitu?""Mereka ingin tau Na kebenaran nya, jadi mereka mengotak atik semua tentang kamu.""Apa aku harus memberi tau mereka?""Iya harus Na, daripada kamu di lihatin begitu.""Aku ikut komen aja deh.""Iya bener Na, nanti mereka malah makin penasaran lagi."Aku langsung membuka hp dan melihat forum yang berisi tentangku. Aku komen dengan kata-kata yang baik, semoga mereka bisa mengerti. Komen kui ini banyak yang membalas, seperti nya mereka lega sudah ku jawab dengan terang-terangan.
Cowok ini duduk di sebelahku, aku dan Jihyo memandangi cowok ini. Cowok ini adalah teman lama di sekolahku, anak baru di sekolah ini. Dia tersenyum padaku dan Jihyo. Jihyo mengacuhkan keberadaan cowok ini."Na.""Iya.""Nanti kamu ada waktu gak?"Aku pikirkan dulu ada atau tidak, ternyata ada aku harus menemani Doyoung bertemu Papanya di kantor hari ini."Aku ada perlu sama orang, maaf ya.""Gak apa-apa, aku ngerti kok."Aku tersenyum kecil ke dia, Nayeon sudah selesai membeli makanan. Nayeon terlihat senang ketika ada cowok ini di sini."Halo yeosang, apa kabar?""Baik."Cowok ini bernama yeosang, terlihat bagus namanya."Kamu ada di kelas mana?""B."Jihyo terkejut, aku meliriknya dan Nayeon juga menatapnya. Kita
Sudah menjelang makan malam, kami siap-siap untuk pergi makan malam di luar. Setelah selesai aku menuruni tangga di ikuti Jungwoo di belakang ku. Sampai di ruang tengah, sudah ada Mama dan Papa yang menunggu kita berdua. Kami segera berangkat ke restoran yang ada di pusat kota. Saat di perjalanan kami membahas tentang hubungan Jungwoo dengan Jihan, seperti apa sekarang.Setelah sampai di tempat yang akan kita kunjungi yaitu restoran flower. Papa memarkirkan mobil dulu, kita bertiga masih di dalam.mobil. Sudah memarkirkan mobil dan kami turun dari mobil, setelah itu kami masuk ke dalam restoran. Masuk di restoran kami memilih meja yang berisi 4 orang, Papa menemukan meja yang di duduki 4 orang kami duduk disana. Pelayan datang, Papa menyuruh kami memilih makanan hari ini, setelah memesan kami sibuk dengan urusan masing-masing."Na, kamu bentar lagi akan luluskan SMA.""Iya Pa.""Kamu
PaginyaAku bangun, dan melihat jam dinding sudah menunjukkan pukul 6. Hampir saja aku telat sekolah, aku lekas ke kamar mandi. Selesai aku bersih-bersih kamar dulu sebelum berangkat. Lalu aku turun ke ruang makan untuk sarapan dengan Mama dan kak Doy, Papa gak ada karena lagi ada kerjaan jadi belum pulang."Jisung ayo makan.""Iya Ma."Kak Doyoung senyum-senyum, apa karena tadi malam ya kak Doyoung masih senyum-senyum sendiri. Aku lanjut sarapan aja, daripada lihatin kak Doyoung yang gak jelas ini. Setelah sarapan aku siap-siap pergi sekolah."Kak anterin Jisung ke sekolah yuk.""Harus aku ya.""Iya Doyoung, kan Papa gak di rumah jadi kamu yang nganterin Jisung.""Ya udah ayo, aku sekalian mau berangkat."Aku dan kak Doyoung berangkat dengan sepeda motor nya. Di perjalanan, aku lihat ada Jaemin yang juga beran
Pulang sekolahYeosang yang menunggu bis, sambil bermain ponselnya. Saat sedang menunggu tiba-tiba ada yang merangkulnya, si Nayeon. Yeosang menengok Nayeon yang ada di sebelahnya."Ada apa?""Gpp, kok sendiri?""Emang harus sama siapa?""Sana.""Aku gak pernah bareng Sana.""Oh ya, itu Sana ada di ujung halte sama Jihyo."Yeosang memperhatikan Sana yang ada di ujung halte ini. Yang ada di pikiran dia adalah, kenapa Sana enggak bareng Doyoung? Mungkin mereka tidak ada hubungan apa-apa."Kenapa ngalamun?" Yeosang tersadar."Bus aku udah dateng, aku duluan.""Oke."Yeosang segera naik ke bus, dan menghilang dari halte bus yang masih ada Sana. Kenapa aku gak nyapa Sana sih? Seharusnya nyapa kenapa diam aja sih, agak grogi sih aku. Lain kali aku akan menyapanya.Rumah Yeo
Yang turun dari taksi adalah Sana. Dia melihatku dan tersenyum, mendekatiku. Berdiri mendekati Sana,"Maaf baru datang.""Gpp.""Udah nunggu lama?""Enggak kok."Sana mengajakku masuk cafe, di dalam kita cari tempat duduk dan memesan minuman. Sana hanya memainkan ponsel, aku biarin aja dia kayak gitu."Sang.""Iya?""Kamu udah kasih nomorku ke Mira?""Udah, kenapa?""Gpp, katanya besok sekolah dia mau ke sekolah kita ya.""Kamu tau darimana?""Dimas.""Dia udah hubungin kamu?""Iya." Mengangguk.Minuman kita datang, segera kita minuman dan melanjutkan pembicaraan. Kita tidak sadar kalau sudah jam 9 malam, bergegas pulang dong nanti keburu kemalaman. Aku menunggu taksi yang