Setelah rencana liburan ke Bali itu di sampaikan oleh Aurora, tepat dua minggu setelahnya mereka semua benar-benar berangkat ke pulau Bali menggunakan transportasi pesawat.
Mereka benar-benar bahagia, apalagi Aurora yang belum pernah liburan seramai ini. Sepanjang perjalanan ke pulau Bali, wajahnya terus memancarkan senyuman lebar yang membuat hati Bima senang.Sesampainya di bandara pulau Bali, mereka langsung pergi ke hotel tempatnya menginap mengendarai mobil yang di sediakan pihak hotel. Mereka tiba di hotel pukul 16.00, Bima menyuruh mereka untuk istirahat dan pergi ke pantai keesokan harinya."Besok kemana yah?" tanya Silvia sambil memberi asi kedua putranya."Pantai Kuta, bunda minta ke sana dulu." jawab Bima sambil menepuk-nepuk pantat Devin."Devin ini deket banget ya sama kamu, dia gak rewel kalau sama kamu. Minum pun seadanya kalau sama kamu, kenapa ya?" ucap Silvia heran."Daniel juga, bocil bocil ini lengket banget sKeesokan harinya, mereka lanjut ke destinasi wisata selanjutnya. Mereka benar-benar senang berlibur bersama, Julian pun mulai menunjukkan senyumnya setelah di ajak bicara empat mata oleh Bima.Hingga akhirnya di hari terakhir mereka pergi ke pantai Pandawa sebagai tempat terakhir sebelum pulang ke Jakarta.Pantai Pandawa yang menyuguhkan pemandangan sangat indah membuat mereka sangat bahagia. Beberapa permainan juga tersedia di sana, gazebo juga tersedia untuk tempat istirahat wisatawan.Kali ini yang bermain air tidak hanya anak anak saja, tapi Aurora dan yang lain ikut bermain air. Bima mengabadikan momen momen indah itu menggunakan ponselnya."Jangan pergi." ucap Silvia memeluk Bima di bibir pantai sambil menatap pemandangan indah pantai Pandawa.Bima hanya tersenyum, dia mencium pucuk kepala Silvia sambil mengusap lengan Silvia. Setelah puas menikmati pemandangan pantai, Bima pun pergi menghampiri Daniel dan Devin untuk ikut bermain.
Sudah 5,5 tahun berlalu sejak di aktifkan kembali latihan rutin. Silvia juga sudah melahirkan seorang putri cantik dengan normal tanpa operasi. Putri cantik itu Bima beri nama Erica Gabriella Dillingham.Nama yang penuh makna itu Bima ambil dari Google, putri cantik itu tumbuh dengan sehat dan menjadi anak yang cerdas, periang, dan mandiri berkat ajaran dari kakak kakaknya dan dari ayahnya.Sedangkan teman-teman Bima juga satu persatu melahirkan keturunannya, Rizal, Arie, dan Kevin juga sudah menikahi wanita idamannya masing-masing. Mereka bertiga melahirkan anak anak yang tampan dan juga cerdas.Sedangkan Jason, Ria, Kelly, dan Bella masih melajang karena masih takut untuk berhubungan dengan lawan jenis. Bitsy pun kini sudah menemukan pujaan hatinya, dia juga melahirkan seorang putri cantik dan memiliki bakat luar biasa.Tim Junior dan Senior yang berlatih sepanjang hari kini sudah mencapai titik puncak kekuatannya. Walaupun sudah mencapai puncak
Mereka semua menonton Kong dan Bima yang sedang bersiap di dalam Array. "Fight!" teriak Dexter memberi aba aba. Woshhhhhh.... Aura yang sangat kuat menyebar memenuhi Array sampai membuat Array retak. Kedua makhluk itu beradu Aura sebagai permulaan dalam duel. "Tambah kekuatan Array nya bodoh!" teriak Bima kesal. Zhong dan Dexter dengan cepat menambahkan kekuatan Array supaya hal hal yang tidak di inginkan terjadi. Boommmm.... Tiba tiba Kong menyerang Bima yang saat itu sedang memperhatikan Zhong dan Dexter. Namun dengan mudahnya serangan Kong dalam wujud raksasa dapat di tahan hanya menggunakan satu tangan. Woshhhhh.... Booommmm.... Kong di lempar dengan sangat mudah hingga menabrak Array. Hanya satu kibasan tangan itu, Kong sudah memuntahkan darah segar.
Hingga 5 bulan berlalu, anak anak yang Bima latih juga sudah mulai berkembang, tidak ada yang mencolok di antara mereka. Semua berkembang, Bima mengajarkan tentang kekeluargaan di antara mereka. Jika satu tertinggal, maka yang lain harus membantu orang itu supaya ikut berkembang. Bima juga mengajarkan tentang psikologi, jadi di masa kecilnya, mereka sudah memahami satu sama lain dan chemistry mereka sudah terbentuk sejak dini. Tim ini Bima beri nama Killer Baby, entah mengapa Bima suka nama itu. Selama 5 bulan ini, Tim Senior maupun Junior benar-benar sibuk, berbagai Job mereka jalani tanpa adanya Bima dalam tim. Walaupun begitu, masing-masing pemimpin tim melakukan tugasnya dengan baik. Julian yang menjadi wakil ketua tim Senior dan Tigers yang menjadi ketua tim Junior berhasil menjadi leader yang baik. Hasil pertarungan juga sangat memuaskan, hanya sedikit kekurangan yang Bima evaluasi saat sampai di basecamp. Hal ini sem
Sesampainya di Asosiasi, Bima langsung berjalan cepat ke gedung utama untuk menemui Andi, Wilson dan Leon yang sudah menunggu di ruangannya.Kedatangan Bima ke Asosiasi tentu saja membuat seluruh hunter di sana bingung dan bertanya tanya. Mereka berpikir kedatangan Bima ke sana untuk membahas mengenai portal di Jawa Timur."Selamat datang tuan Bima, pak Andi sudah menunggu di ruangan." ucap Tommy asisten Andi."Baik." jawab Bima langsung bergegas ke ruangan Wilson.Sesampainya di sana, Bima langsung duduk di sofa dan melepas topengnya."Ada apa? sepertinya sangat penting." tanya Andi duduk di sebelah Bima."Aku cuma mau bilang, evakuasi semua orang ke luar pulau Jawa, sebagian ke pulau sebrang, sebagian ke Jakarta." jawab Bima."Jakarta masih pulau Jawa bodoh." ucap Leon datar."Aku sudah buat dinding pembatas di perbatasan kota Jakarta, paman tenang saja. Warga akan aman di sini, aku jamin 1000%." ucap Bima.
Keesokan harinya, selesai sarapan seluruh penghuni basecamp beres-beres barang untuk pindah sementara ke kediaman keluarga besar Abraham."Daniel, Devin, ayo ikut ayah, ayah mau bicara." ucap Bima pada Daniel dan Devin yang ikut membantu membereskan barang-barang di ruang tamu."Baik ayah." jawab Daniel langsung pergi menggandeng Devin mengikuti Bima yang berjalan ke arah halaman belakang.Bima duduk di gazebo bersama Daniel dan Devin yang terlihat sedang minum yogurt."Ada apa ayah?" tanya Daniel."Berapa usia kalian?" tanya Bima balik."7 tahun lebih ayah." jawab Daniel yang di sambut anggukan Devin."Besok ayah akan mengemban tugas berat di perbatasan, kalau semisal ayah meninggal dunia apakah kalian siap menggantikan posisi ayah sebagai pelindung ibu kalian dan adik kalian?" tanya Bima."Ayah jangan pergi, Devin masih mau bermain dengan ayah." ucap Devin menggenggam erat tangan Bima."Ini hanya peru
Tengah malam, Bima terbangun dari tidurnya karena kebelet kencing. Selesai kencing, Bima malah tidak bisa tidur lagi, karena bingung, Bima pun pergi ke alam Surgawi untuk latihan kecil."Emphh! bau amis!" seru Kong menutup hidungnya.Bima mengendus tubuhnya sendiri lalu nyengir, Bima berlari ke rumah untuk mandi. Selesai mandi, Bima kembali menemui Kong yang sedang bermalas-malasan."Pagi kapan bos? bosan sekali!" ucap Kong."Entahlah." jawab Bima malas."Kau pingin segera pagi biar bos cepat mati Kong?" tanya Dexter sinis."Bukan begitu maksudku bodoh!" jawab Kong kesal.Mereka berbincang-bincang di sana sambil bermalas-malasan, yang tadinya Bima ingin latihan jadi malah ikut bermalas-malasan bersama mereka. Sampai akhirnya pagi pun datang, Bima keluar dari Alam Surgawi untuk mandi dan sarapan.Sebelum ke ruang makan Bima menyisipkan surat di album foto keluarga kecilnya. Setelah itu Bima segera pergi ke ruang
Mereka bersiap di perbatasan Array dengan jantung berdegup kencang. "Jangan lengah!" ucap Kong tegas. "Baik!" jawab Tigers tegas. Beberapa menit kemudian, ledakan portal tahap dua pun terjadi. Duarrrrrrrrr.... Jutaan monster kelas Iblis sampai Abyss keluar dari portal dan berlari dengan ganas ke arah Jakarta. Tigers dan para petinggi Asosiasi dari seluruh dunia menggenggam erat senjatanya, keringan sebesar biji jagung mulai menetes dari wajah mereka. "Rileks, anggap saja ini latihan." ucap Bima yang membuat tim Junior menengok. "Buat aku bangga untuk terakhir kalinya." ucap Bima membuka topengnya dan tersenyum manis. Jason semakin erat mencengkram senjatanya, matanya merah, wajahnya terlihat sangat emosional, auranya pun meledak menunjukkan sosok jati diri yang sebenarnya. "Maju dan buat bangga pamanmu ini nak!" ucap Bima. "Maju!" ucap