"BLAAAZZTT!" Kilatan cahaya putih kebiruan menyerang Siren yang membawa harpa sakti di tangannya. Suara denting alat petik yang menyesakkan jiwa manusia normal terdengar mengerikan itu masih terdengar. Mencabik-cabik hati hingga kedua ksatria muda yang tadi baru saja terlempar ke tepi Danau Gosyen bercucuran air mata."Estefan, Sebastian, tutup telinga kalian. Jangan dengarkan suara harpa itu!" perintah The Highpriest dengan tegas. Kedua pria muda itu segera menutup daun telinga dengan telapak tangan mereka. Siren jahat yang masih tetap memainkan harpa sakti tertawa keji. Dia menyerang The Highpriest dengan energi halus nan gaib yang melenakan semua makhluk yang mendengar musiknya agar mengakhiri nyawa sendirian."Hentikan permainan harpamu atau aku tidak akan memberi ampun lagi!" teriak Master Oleander Newton sembari mengumpulkan energi panas bumi warna merah menyala di atas telapak tangannya."Hihihi, kau mencoba mengancamku, The Highpriest?" Siren cantik itu tak ingin menuruti pe
Derap kaki kuda yang berjumlah ratusan terdengar laksana guruh di siang hari yang mendung jelang musim dingin itu di Centurion Land. Penduduk Desa Tiger Feet yang mayoritas bekerja sebagai petani sedang memanen gandum di ladang menghentikan pekerjaan mereka dan saling bertukar pandang gelisah."Lord Joachim, apa itu prajurit kerajaan yang datang lagi ke desa kita? Mungkin ada baiknya kita pulang ke rumah dulu sekarang," ujar Patrick Arrow sambil memegang sabitnya di samping kepala desa.Pria yang paling disegani di Desa Tiger Feet itu menghela napas lelah. Dia mengangguk seraya berseru, "Semuanya kita kembali ke rumah. Kuharap tak ada hal buruk yang akan menimpa desa kita lagi pasca serangan kemarin!"Tanpa ada bantahan sepatah kata pun rombongan petani yang berjumlah puluhan itu beranjak dari ladang gandum yang telah separuh terpanen. Mereka membawa alat-alat berladang masing-masing sembari melangkah bersama-sama untuk kembali ke pemukiman. Namun, pemandangan kerusuhan menyentakkan
"Dengar semuanya, Raja Edward Forester belum tewas!" seru Viscount Donovan Kurtis di hadapan para prajurit yang terluka akibat pertarungan dengan para ksatria sakti tadi.Letnan Brandon Marks yang pangkat militernya paling tinggi di pasukan prajurit yang ditinggal kabur oleh Raja Derrick Karpac pun segera menanggapi, "Di mana Baginda Raja Edward berada, Sir?""Raja terlempar ke masa depan dan sedang dijemput oleh rekan-rekan kami bersama The Highpriest. Kalian semua jangan lagi kembali ke istana, bantu kami di pengungsian yang ada di Hutan Timberwood," jawab Viscount Donovan Kurtis mencoba berunding dengan para prajurit.Akhirnya para prajurit menyetujui saran dari ksatria berambut hitam bergelombang sebahu itu. Mereka berbagi tugas; bagi yang lukanya ringan bisa berkuda menuju Hutan Timberwood, sedangkan yang cedera berat tetap dirawat di Desa Tiger Feet bersama para warga desa. Sementara rekan-rekannya kembali ke tempat persembunyian mereka, Viscount Donovan tetap tinggal membantu
"Apa kalian sudah siap untuk pergi ke masa depan?" tanya The Highpriest kepada dua ksatria muda yang akan ikut dengannya masuk ke lubang hitam pusaran lorong waktu. Maka Lord Estefan Riddler bertukar pandang dengan Lord Sebastian Mercy sebelum menjawab, "Tentu, Master Oleander. Kami siap!""Baiklah, kita akan menyebutkan tanggal, bulan, dan tahun serta tempat di mana kita berteleportasi bersama-sama ya!" ujar Master Oleander Newton mengingatkan kedua pria yang akan menyusuri lorong waktu bersamanya.Sebuah lubang hitam dibuat dengan kekuatan sihir tingkat tinggi. Mereka menyebutkan alamat rumah Stefany Rowland lengkap dengan tanggal hari ini sesuai informasi yang mereka dapat dari Kuali Cermin Semesta.Barang keramat milik bangsa Ogre di Kepplin Island itu masih disembunyikan seperti sebelumnya di dalam tanah, mereka berjaga-jaga seandainya tujuan mereka bertiga meleset dan gagal menemukan Raja Edward Forester. Perjalanan melintasi ratusan tahun itu terasa begitu lama hingga ketiga
"Jangan pulang dulu, Edu. Kita mengobrol di ruang keluarga sebentar ya dan tolong nyalakan perapiannya sementara aku membereskan dapur!" pinta Nyonya Victoria Rowland seusai makan malam bertiga."Ohh, baiklah, Ma'am. Saya akan nyalakan kayunya di perapian sekarang!" jawab Raja Edward Forester dengan patuh. Dia sedang berusaha mengambil hati calon ibu mertuanya. Stefany menunjukkan gudang tempat penyimpanan kayu bakar di bagian belakang rumah kepada Edu lalu mereka membawa beberapa balok kayu yang telah terpotong rapi itu ke dalam rumah. "Kuharap kayunya tidak terlalu lembab, Edu. Akan sulit menyalakan api dalam kondisi begitu!" ucap Stefany seraya menyusun balok-balok kayu bakar dari pohon pinus itu ke dalam perapian bersama Raja Edward."Jangan kuatir, pacarmu ini serba bisa. Dengan sentuhan magic segalanya akan sempurna, Baby!" jawab pria bermata cokelat teduh itu dengan senyuman manisnya. Ketika Raja Edward Forester mengucap mantranya, "Ignite Fireoo!" Api pun mulai melahap balo
"Bagaimana situasi di Centurion Land, Para Lord?" tanya Raja Edward Forester penasaran karena sudah beberapa bulan waktu Texas, dia meninggalkan negeri asalnya."Agak kurang baik, Paduka. Jenderal Derrick Karpac merebut Istana Palazzo Vrindavan. Dia pengkhianat tiran, rakyat menjadi sengsara di bawah pemerintahannya yang lalim. Pengikut Amaraca yang berada di Centurion Land menjadi pendukung Derrick. Perisai kristal pelindung masih utuh di atas langit kerajaan dan itu mencegah Amaraca masuk ke Centurion Land!" jawab Lord Sebastian Mercy yang memang mengetahui langsung perkembangan situasi di dalam kerajaan.Setelah mendengar penuturan dari ksatria pelindung Centurion Land, Raja Edward pun bertanya kepada The Highpriest, "Guru, apa aku bisa kembali ke Centurion Land?""Tentu saja bisa, kami memang sengaja menjemputmu ke mari, bukan? jawab Master Oleander Newton seraya terkekeh lalu melanjutkan dengan pertanyaan yang membuat sang raja gagah perkasa itu bimbang, "Nah, yang ingin kutanyak
"Edu, para ksatria telah datang menjemputmu ke masa depan, berarti tak lama lagi kamu akan meninggalkanku, bukan?" ujar Stefany dengan raut wajah sedih sambil mengambil buku yang berserakan di meja baca perpustakaan lalu memasukkannya ke troli untuk disusun lagi ke rak buku asalnya nanti.Raja Edward Forester terdiam sulit menjawab pertanyaan pacarnya itu, sebenarnya dia tak ingin berpisah dari Stefany. Dia membantu pekerjaan gadis pustakawati itu dengan cekatan jelang jam tutup perpustakaan. "Apa kau akan tahan tanpa adanya listrik dan internet di zamanku, Stefany?" balas pria bermata cokelat teduh itu."Entahlah, tetapi bila bersamamu aku akan merasa aman dan senang. Hanya saja bagaimana dengan ibuku, masa aku meninggalkannya sendirian di masa kini?" jawab Stefany yang membuat Raja Edward mendadak lesu memikirkan kisah cinta mereka yang terpisah oleh ruang dan waktu itu.Dia lalu menghampiri Stefany dan memeluknya erat-erat. "Aku akan menunda kepulanganku ke Centurion Land sejenak
"Meong ... meong ... meong!" Kepulangan Stefany bersama Kingcat Edu ke rumah disambut antusias oleh ketiga ekor kucing jantan lucu yang seharian ini menemani Nyonya Victoria Rowland dan menghibur ibunda Stefany itu.Raja Edward Forester dalam wujud kucing Anggora oranye itu membalas sapaan ketiga rekannya dalam meongan sopan yang berarti, "Hai kalian, kuharap semua aman!""Tenanglah, Paduka Raja, kami melakukan tugas rumah dengan baik!" lapor Blacky sambil mengedipkan sebelah matanya."Apa kamu sudah makan malam, Stefany?" tanya Nyonya Victoria Rowland sambil memeluk putrinya yang baru pulang bekerja."Belum, Bu. Apa ada makan malam untuk kami berdua?" balas Stefany sembari berjalan ke ruang makan yang jadi satu dengan dapur rumahnya diiringi empat ekor kucing peliharaannya.Ibunda Stefany membuka tudung saji rotan dan berkata, "Ada kalkun panggang, tadi Mister Rascall menawarkan daging kalkun hasil ternak rumahan miliknya ke Ibu. Sore tadi kubumbui lalu dipanggang jelang makan malam
Cuaca siang itu di Centurion Land cerah dan mentari bersinar terik di atas langit yang biru terang dihiasi gugusan awan putih. Stefany mengangkat telapak tangannya untuk menghindari sinar yang menyilaukan matanya. Kemudian Raja Edward Forester mengucap mantra kreasi pembuat payung dengan tangannya. "Wow, keren sekali, Edu!" Stefany bertepuk tangan lalu mengecup bibir suaminya yang menudungi kepala mereka berdua dengan payung buatan sihir."Perjalanan kita berkeliling negeri masih jauh, Dear Stefy. Kereta kencana ini akan melaju ke Pantai Karang Bernyanyi, ada ritual menabur garam untuk memberi tahukan kabar bahagia pernikahan pemimpin kerajaan ke penguasa beserta penghuni lautan!" tutur sang raja seraya menyelipkan anak rambut yang terlepas dari penjepit riasan kepala ke balik daun telinga Stefany.Ratu muda itu pun bertanya penasaran, "Lantas apa penghuni lautan itu akan menemui kita nanti?" "Maaf, aku tak bisa menjawab pertanyaanmu ini, Sayang. Pernikahan kerajaan baru terjadi sek
Pengaturan pernikahan mendadak yang dikehendaki oleh Raja Edward Forester dipimpin oleh Perdana Menteri Andres Wilbur. Seisi Istana Palazzo Vrindavan diliputi aura kebahagiaan, tak ada satu pun yang pernah menduga raja mereka tercinta akan menikahi seorang gadis setelah hidup berabad-abad tahun lamanya melajang.Sahabat sang raja yaitu Lord Estefan Riddler tersenyum lebar ketika mengobrol mengenai acara pernikahan yang akan digelar pemberkatan janji sucinya di Basilica Thousand Angels Sing. Situs suci yang berlokasi di tepi Sungai Ademarine itu dikelilingi hutan pohon Cherry blossom sehingga nampak sangat elok dengan warna merah muda bunganya dari kejauhan. Sayangnya tak sembarang pasangan pengantin yang diizinkan menikah di tempat suci itu. "Paduka, sejak semalam seisi istana begadang mempersiapkan acara pernikahan termegah setelah berabad-abad berlalu. Kudengar kabar burung, ribuan rakyat berjalan kaki menuju ke basilica hanya untuk melihat kereta kencana lewat membawa calon mempel
"BLAZZTT!" Kilatan cahaya putih menyilaukan melesat cepat ke arah Raja Edward Forester. Semua ksatria menatap cemas dan berharap raja mereka dapat lolos dari serangan berbahaya dari Amaraca.Sang raja terbang di atas punggung Alamus Eldoran menuju ke atas angkasa menjauhi istananya. Amaraca mengejar dari belakang dengan cepat. Setibanya mereka di balik awan, segera kedua musuh bebuyutan itu melancarkan serangan masing-masing.Cahaya berbagai warna berpendar di langit karena pertarungan sihir tingkat tinggi itu, sungguh mereka berdua tak ada yang mengalah. Baik Amaraca maupun Raja Edward merapal mantra sihir dengan tenaga alam semesta yang bertabrakan kekuatannya."DUAARRR!" "ZIIINGGG!" "BLAAZTT!""BUUUMM!" Cahaya-cahaya dari atas langit tertangkis hingga melesat ke permukaan bumi di atas samudera luas dan juga ke pegunungan tinggi."Tunetul universului!" Raja Edward meneriakkan mantra untuk melawan kekuatan mematikan yang datang.Angin kencang berpusar di sekeliling Raja Edward de
Severus Serpentine berbagi raganya yang berwujud naga merah bersama majikannya yaitu Amaraca. Sosok hewan sakti itu bertubuh monster naga besar dengan dua sayap terbentang lebar dan tubuh panjang berotot kekar dibalut sisik merah berkilauan. "Yang Mulia Amaraca, bagaimana cara kita memasuki Istana Palazzo Vrindavan?" tanya Celestial, salah satu penyihir sakti pengikut setianya.Amaraca pun menatap kristal es yang memantulkan sinar matahari sore yang menyilaukan matanya. Dia lalu berkata, "Lelehkan satu titik untuk jalan masuk kita ke istana dengan sihir bersama-sama. Ayo kita coba sekarang!"Sekitar lima puluh penyihir sakti merapal mantra dan menyerang satu titik yang disepakati. Cahaya merah, hitam, dan ungu membaur menjadi satu. Lapisan kristal es tebal yang dibuat beberapa ksatria pelindung Centurion Land mulai menipis dan meleleh oleh panas yang dibuat sihir gerombolan penyihir yang dipimpin Amaraca."Distruge stratul de gheață!!" seru Amaraca seraya melepaskan mantra penghancur
"Stefy Darling, kau sangat mempesona!" ucap Raja Edward Forester terkesima menatap penampilan kekasihnya yang sangat berbeda setelah didandani selayaknya seorang putri. Sepasang mata beriris hitam senada warna rambut gadis itu berbinar indah seiring senyuman yang terkembang di bibir Stefany. "Kamu juga sangat gagah dan tampan, My King!" balasnya seraya menekuk lututnya memberi tanda hormat di hadapan penguasa Centurion Land.Raja Edward sedikit jengah karena perlakuan berbeda dari gadis pustakawati itu. Mungkin karena para penghuni istana yang mengajarinya cara memberi hormat demikian. Apa pun selama itu tidak membuat kekasihnya repot, dia akan menerimanya dengan senang hati."Ayo kita ke ruang makan istana, Stefy. Ada para ksatria di sana dan para petinggi kerajaan juga. Aku akan memperkenalkanmu secara resmi, okay?" ujar Raja Edward sembari menggandeng tangan kekasihnya di lekuk lengan kekarnya."Baik, Edu. Kuharap aku bisa mengingat nama mereka sekalipun mungkin tidak semuanya bil
Entah berapa lama pasangan kekasih itu melayang-layang dalam pusaran lorong waktu yang seakan tak berujung. Stefany terkadang bangun dari tidur lelapnya masih dipeluk erat oleh Raja Edward. "Apa masih jauh perjalanan kita, Edu?" tanya gadis itu dengan jarak wajah berdekatan."Tidak dapat dipastikan, Stefy. Bersabarlah, mungkin tak lama lagi kita sampai di tujuan!" jawab Raja Edward yang merasa lorong waktu itu semakin berubah warna menjadi lebih terang dibanding ketika mereka berangkat dari Houston di masa depan.Stefany mengecup bibir sang raja, dia bahagia bisa berada di dekapan pria yang dirindukannya selama setahun lebih belakangan. Pantulan permukaan air dari bejana porselen ajaib miliknya tak cukup mengobati setiap rasa rindu itu menyerang. Kini dia dapat menyentuh serta mencium Raja Edward, itu sebuah mimpi yang menjadi kenyataan.Sang raja pun memiliki perasaan cinta yang menggebu-gebu untuk Stefany dalam hatinya sekalipun pembawaannya sangat kalem dan tenang. Dia akan memast
Sepulang dari pekerjaannya di Houston Public Library, Stefany telah ditunggu kekasih tampannya. Raja Edward Forester duduk di bangku kayu yang ada di taman samping perpustakaan. Banyak muda mudi dan juga lansia berkumpul di sana mengobrol maupun bermain skateboard. "Edu!" panggil Stefany seraya berlari-lari kecil melambaikan tangan kanannya sementara tangan kirinya memeluk boneka Tedy Bear dan buket bunga pemberian sang raja.Pria bertubuh tegap itu segera bangkit dari bangku kayu taman dan menyambut Stefany dengan pelukan erat. "Menunggumu membuatku rindu, Darling!" ujar Raja Edward lalu mengecup bibir kekasihnya."Senang bisa memeluk dan menciummu lagi, Edu. Rasanya masih seperti sedang bermimpi setelah setahun ini kulalui sendirian tanpamu!" ujar Stefany seraya mendongak menatap wajah Raja Edward yang berada di atas kepalanya."Kita tak akan terpisahkan lagi, Dear Stefy. Oya, ke mana kita pergi sekarang? Langsung pulang atau ingjn jalan-jalan sebentar?" Raja Edward merangkul bahu
"Permisi, Sir. Saya ingin bertemu dengan Miss Stefany Rowland!" ujar Raja Edward Forester yang membawa buket bunga mawar pink, sekotak cokelat berbentuk hati, dan boneka Tedy Bear putih yang imut. Dia menghadap petugas sekuriti di pos jaga depan pintu masuk Houston Public Library.Mister Benigno Kunis menatap pria di hadapannya dari atas ke bawah. Keningnya berkerut seraya menjawab, "Hmm ... apa kamu seorang kurir pengantar barang atau pacarnya Stefany, Sir? Siapa nama kamu? Akan saya panggilkan ke dalam!""Saya Edu, pacar Miss Stefany Rowland. Terima kasih, Sir!" jawab Raja Edward lalu menunggu satpam itu masuk ke dalam perpustakaan untuk memanggilkan gadis kesayangannya.Tak lama setelahnya, Stefany melangkah lurus menuju Raja Edward dengan mulut terperangah. Dia pun tertawa riang. "Astaga, Edu. Bagaimana kamu bisa mendapatkan kado yang romantis ini?" serunya terheran-heran sambil menerima ketiga hadiah Valentine dari pacarnya."Itu rahasia, tapi yang terpenting adalah kamu senang d
"Stefy, kenapa para pemuda itu membawa karangan bunga dan kotak hadiah warna merah muda untuk pacar mereka?" tanya Raja Edward Forester yang telah berubah wujud dari kucing menjadi seorang pria tampan di dinding belakang perpustakaan yang terlindung dari pandangan orang lain yang mungkin lewat di dekat sana.Stefany mengikuti arah pandangan mata Edu dan tertawa kecil, dia menjawab, "Mungkin karena ini hari kasih sayang atau lebih populer disebut Valentine's Day. Biasanya pasangan kekasih saling memberi kado yang manis seperti bunga, cokelat, atau bingkisan lain untuk menyenangkan kekasih mereka sebagai perwujudan ungkapan cinta!"Sang raja baru mengetahui ada hari semacam itu. Dia pun bertanya, "Tanggal berapa hari ini, Stefy? Apa perayaan hari kasih sayang itu diperingati rutin setiap tahun?" "Ya, selalu diperingati setiap tanggal 14 Februari, Edu. Memangnya ada apa? Sepertinya kamu tertarik!" balas Stefany sembari melangkah bersebelahan dengan kekasihnya menuju pintu masuk Houston