"Pout, aku akan pergi mencari sesuatu di dapur istana. Jaga yang benar ya!" pesan salah satu raksasa laki-laki kepada rekannya yang berpatroli di menara timur istana kerajaan Ogre, Kepplin Island.Rombongan penyusup dari Centurion Land mengendap-endap di ruangan menara yang memiliki tangga vertikal untuk turun ke koridor dalam istana bak kastil besar dari batu alam berwarna kelabu itu.Lord Taron Filbert berbisik, "Aku bisa melumpuhkan prajurit Ogre itu dengan tulup dan ancar dengan ramuan penidur, bagaimana?" (tulup: senjata seperti tabung tiup dengan peluru yang dinamakan ancar, biasanya bisa dibubuhi obat atau racun juga tergantung tujuannya)"Ide bagus, lakukan, Lord Taron!" jawab Master Oleander Newton lalu mempersilakan ksatria muda berambut cokelat pendek itu menuruni anak tangga untuk melumpuhkan sesosok prajurit Ogre berukuran tinggi 12 meter itu.Dengan cerdik Lord Taron melumuri amunisi tulupnya lebih pekat menggunakan ramuan penidur dosis tiga kali dari manusia normal. Se
"Ohh Gosh! Kita harus kabur secepatnya!" seru Lord Taron sambil menaruh kuali ajaib yang sangat berat itu ke lantai. Jangankan mengatur pernapasan untuk tenaga dalam mengangkat beban kuali, memandangi ratusan Ogre setinggi dua belas meter cukup menyesakkan dadanya.Marlene Rossward melompat ke bingkai jendela lalu mencabut sepuluh anak panahnya dan segera melesatkan semua dengan busur saktinya ke para Ogre yang mengangkat gada besar mereka ke arah rekan-rekan ksatria lainnya.Sementara Lord Sebastian Mercy dan Lord Estefan Riddler berusaha menghindar dari ayunan gada batu para Ogre yang ganas menyerang dari berbagai penjuru. Kedua rekan mereka lainnya terkena gada Ogre dan tak sempat mengelak sehingga jatuh ke lantai dalam kondisi terluka parah.The Highpriest segera mengambil tindakan sebelum pertarungan semakin berbahaya dan jatuh banyak korban. Sambil mengangkat kedua tangannya ke atas dia berteriak menggunakan tenaga dalamnya, "Frezioo isolantee!" Seluruh makhluk di lorong istana
"Hihihihihi!" Tawa menyeramkan peri-peri jahat penghuni hutan yang ada di Lembah Lilyweed itu menggema dan membuat bulu kuduk meremang.Lord Estefan Riddler dan Lord Sebastian Mercy mencabut pedang mereka masing-masing untuk bersiaga terhadap serangan tiba-tiba dari segala arah. Mereka mengedarkan pandangan ke sekeliling sembari bergerak maju saling memunggungi mengikuti langkah The Highpriest yang mendahului mereka.Namun, kabut pekat warna keputihan mengaburkan pandangan mereka hingga saling terpisah satu sama lain. The Highpriest sudah menduganya, tak semudah itu memasuki Lembah Lilyweed dan keluar hidup-hidup tanpa kurang suatu apa pun. Tempat angker itu sangat terkenal di seluruh negeri sekitarnya. Tak ada manusia yang masih menyayangi nyawanya nekad masuk ke sana."Hellooo!" teriak Lord Sebastian Mercy panik yang menggema berbalik ke telinganya menjadi suara, "hellooo hellooo hellooo!" Jantungnya berdegup kencang hingga nyaris melompat dari rongga dadanya. Keringat dingin memba
Raja Edward Forester memandangi Stefany yang sedang serius membaca buku di hadapannya. Gadis itu begitu larut dalam kisah Kerajaan Atlantis dan Kerajaan di Sekitarnya."Sstt, Pacarku!" panggil Edu yang bosan dengan buku-buku tebal yang dibacanya."Hmm ... apa?" sahut Stefany sambil melirik ke pria di seberang mejanya.Raja Edward bertanya penasaran, "Nanti malam adalah pergantian tahun bukan? Apa rencanamu?" "Entahlah, mungkin jalan-jalan di kota seperti waktu malam Natal kemarin. Apa kamu ada ide lain, Edu?" sahut Stefany seraya membalik halaman buku usang itu dengan hati-hati karena takut akan robek."Bagaimana kalau kita menjadi sepasang kucing yang berkencan di atap perumahan? Kau belum pernah mencoba menjadi seekor kucing betina bukan?" usul Edu yang membuat Stefany bengong."Aku? Aku menjadi kucing betina?" ulangnya seakan tak percaya. Namun, Raja Edward mengangguk-anggukkan kepalanya dan tersenyum dengan persuasif. "Ayolah, Stefy. Itu cukup menyenangkan, cobalah!" bujuknya pan
Kingcat Edu melompat dari satu atap rumah ke atap rumah berikutnya diikuti oleh Mora Amora di belakangnya. Mereka mulai menjauhi biang kerok perusak kencan di malam tahun baru tadi. "Apa Mojo mengikuti kita ke sini, Mora Amora Sayangku?" tanya raja kucing berbulu oranye itu dengan mesra. Dia berhenti di ujung gunungan atap rumah Mrs. Miranda Allen dan menoleh ke belakang.Langkah kaki berwarna putih seperti kaos kaki itu terhenti dan Mora Amora duduk di genting bersebelahan dengan Kingcat Edu. "Nampaknya dia tak secerdik kelihatannya, dia tak mengejar kita!" jawab kucing betina jelmaan Stefany Rowland tersebut."Okay, kencan kita akan aman kalau begitu. Ngomong-ngomong, apa kamu berani melompat ke pohon rindang di samping rumah ini, Mora Amora?" tanya Kingcat Edu ragu-ragu.Kucing Anggora betina berwarna putih abu-abu itu melangkah ke ujung gunungan atap rumah Mrs. Miranda Allen lalu mengamati target lompatnya. "Sepertinya aku bisa, Dear!" jawab Mora Amora dengan percaya diri."HA-HA
Sebagai karyawan magang di Houston Public Library, Raja Edward Forester termasuk yang paling rajin. Manager perpustakaan pun merasa puas melihat pria bertubuh jangkung dan atletis itu bekerja membantu Stefany Rowland menata kembali buku yang telah dibaca pengunjung ke rak asalnya.Tak disangka di awal tahun yang baru, antusiasme pengunjung perpustakaan meningkat pesat. Mungkin karena aktivitas akademika telah dimulai seperti biasa di kampus mereka. "Ouch, punggungku rasanya seperti nyaris patah karena terlalu banyak buku yang harus dibereskan, Edu!" ujar Stefany sambil memijat sendiri bagian belakang tubuh rampingnya.Edu hanya tertawa ringan mengusap-usap puncak kepala pacarnya lalu dia menawarkan bantuannya, "Bagaimana kalau kuoleskan krim pereda nyeri encok di punggungmu setelah ini, Stefy?""Ide bagus. Akan tetapi, sebaiknya kita susun terlebih dahulu buku di dua troli ini ke rak sesuai kode. Jam pulang kerja sebentar lagi, Edu," jawab Stefany lalu mendorong troli yang tidak dipi
"BLAAAZZTT!" Kilatan cahaya putih kebiruan menyerang Siren yang membawa harpa sakti di tangannya. Suara denting alat petik yang menyesakkan jiwa manusia normal terdengar mengerikan itu masih terdengar. Mencabik-cabik hati hingga kedua ksatria muda yang tadi baru saja terlempar ke tepi Danau Gosyen bercucuran air mata."Estefan, Sebastian, tutup telinga kalian. Jangan dengarkan suara harpa itu!" perintah The Highpriest dengan tegas. Kedua pria muda itu segera menutup daun telinga dengan telapak tangan mereka. Siren jahat yang masih tetap memainkan harpa sakti tertawa keji. Dia menyerang The Highpriest dengan energi halus nan gaib yang melenakan semua makhluk yang mendengar musiknya agar mengakhiri nyawa sendirian."Hentikan permainan harpamu atau aku tidak akan memberi ampun lagi!" teriak Master Oleander Newton sembari mengumpulkan energi panas bumi warna merah menyala di atas telapak tangannya."Hihihi, kau mencoba mengancamku, The Highpriest?" Siren cantik itu tak ingin menuruti pe
Derap kaki kuda yang berjumlah ratusan terdengar laksana guruh di siang hari yang mendung jelang musim dingin itu di Centurion Land. Penduduk Desa Tiger Feet yang mayoritas bekerja sebagai petani sedang memanen gandum di ladang menghentikan pekerjaan mereka dan saling bertukar pandang gelisah."Lord Joachim, apa itu prajurit kerajaan yang datang lagi ke desa kita? Mungkin ada baiknya kita pulang ke rumah dulu sekarang," ujar Patrick Arrow sambil memegang sabitnya di samping kepala desa.Pria yang paling disegani di Desa Tiger Feet itu menghela napas lelah. Dia mengangguk seraya berseru, "Semuanya kita kembali ke rumah. Kuharap tak ada hal buruk yang akan menimpa desa kita lagi pasca serangan kemarin!"Tanpa ada bantahan sepatah kata pun rombongan petani yang berjumlah puluhan itu beranjak dari ladang gandum yang telah separuh terpanen. Mereka membawa alat-alat berladang masing-masing sembari melangkah bersama-sama untuk kembali ke pemukiman. Namun, pemandangan kerusuhan menyentakkan
Cuaca siang itu di Centurion Land cerah dan mentari bersinar terik di atas langit yang biru terang dihiasi gugusan awan putih. Stefany mengangkat telapak tangannya untuk menghindari sinar yang menyilaukan matanya. Kemudian Raja Edward Forester mengucap mantra kreasi pembuat payung dengan tangannya. "Wow, keren sekali, Edu!" Stefany bertepuk tangan lalu mengecup bibir suaminya yang menudungi kepala mereka berdua dengan payung buatan sihir."Perjalanan kita berkeliling negeri masih jauh, Dear Stefy. Kereta kencana ini akan melaju ke Pantai Karang Bernyanyi, ada ritual menabur garam untuk memberi tahukan kabar bahagia pernikahan pemimpin kerajaan ke penguasa beserta penghuni lautan!" tutur sang raja seraya menyelipkan anak rambut yang terlepas dari penjepit riasan kepala ke balik daun telinga Stefany.Ratu muda itu pun bertanya penasaran, "Lantas apa penghuni lautan itu akan menemui kita nanti?" "Maaf, aku tak bisa menjawab pertanyaanmu ini, Sayang. Pernikahan kerajaan baru terjadi sek
Pengaturan pernikahan mendadak yang dikehendaki oleh Raja Edward Forester dipimpin oleh Perdana Menteri Andres Wilbur. Seisi Istana Palazzo Vrindavan diliputi aura kebahagiaan, tak ada satu pun yang pernah menduga raja mereka tercinta akan menikahi seorang gadis setelah hidup berabad-abad tahun lamanya melajang.Sahabat sang raja yaitu Lord Estefan Riddler tersenyum lebar ketika mengobrol mengenai acara pernikahan yang akan digelar pemberkatan janji sucinya di Basilica Thousand Angels Sing. Situs suci yang berlokasi di tepi Sungai Ademarine itu dikelilingi hutan pohon Cherry blossom sehingga nampak sangat elok dengan warna merah muda bunganya dari kejauhan. Sayangnya tak sembarang pasangan pengantin yang diizinkan menikah di tempat suci itu. "Paduka, sejak semalam seisi istana begadang mempersiapkan acara pernikahan termegah setelah berabad-abad berlalu. Kudengar kabar burung, ribuan rakyat berjalan kaki menuju ke basilica hanya untuk melihat kereta kencana lewat membawa calon mempel
"BLAZZTT!" Kilatan cahaya putih menyilaukan melesat cepat ke arah Raja Edward Forester. Semua ksatria menatap cemas dan berharap raja mereka dapat lolos dari serangan berbahaya dari Amaraca.Sang raja terbang di atas punggung Alamus Eldoran menuju ke atas angkasa menjauhi istananya. Amaraca mengejar dari belakang dengan cepat. Setibanya mereka di balik awan, segera kedua musuh bebuyutan itu melancarkan serangan masing-masing.Cahaya berbagai warna berpendar di langit karena pertarungan sihir tingkat tinggi itu, sungguh mereka berdua tak ada yang mengalah. Baik Amaraca maupun Raja Edward merapal mantra sihir dengan tenaga alam semesta yang bertabrakan kekuatannya."DUAARRR!" "ZIIINGGG!" "BLAAZTT!""BUUUMM!" Cahaya-cahaya dari atas langit tertangkis hingga melesat ke permukaan bumi di atas samudera luas dan juga ke pegunungan tinggi."Tunetul universului!" Raja Edward meneriakkan mantra untuk melawan kekuatan mematikan yang datang.Angin kencang berpusar di sekeliling Raja Edward de
Severus Serpentine berbagi raganya yang berwujud naga merah bersama majikannya yaitu Amaraca. Sosok hewan sakti itu bertubuh monster naga besar dengan dua sayap terbentang lebar dan tubuh panjang berotot kekar dibalut sisik merah berkilauan. "Yang Mulia Amaraca, bagaimana cara kita memasuki Istana Palazzo Vrindavan?" tanya Celestial, salah satu penyihir sakti pengikut setianya.Amaraca pun menatap kristal es yang memantulkan sinar matahari sore yang menyilaukan matanya. Dia lalu berkata, "Lelehkan satu titik untuk jalan masuk kita ke istana dengan sihir bersama-sama. Ayo kita coba sekarang!"Sekitar lima puluh penyihir sakti merapal mantra dan menyerang satu titik yang disepakati. Cahaya merah, hitam, dan ungu membaur menjadi satu. Lapisan kristal es tebal yang dibuat beberapa ksatria pelindung Centurion Land mulai menipis dan meleleh oleh panas yang dibuat sihir gerombolan penyihir yang dipimpin Amaraca."Distruge stratul de gheață!!" seru Amaraca seraya melepaskan mantra penghancur
"Stefy Darling, kau sangat mempesona!" ucap Raja Edward Forester terkesima menatap penampilan kekasihnya yang sangat berbeda setelah didandani selayaknya seorang putri. Sepasang mata beriris hitam senada warna rambut gadis itu berbinar indah seiring senyuman yang terkembang di bibir Stefany. "Kamu juga sangat gagah dan tampan, My King!" balasnya seraya menekuk lututnya memberi tanda hormat di hadapan penguasa Centurion Land.Raja Edward sedikit jengah karena perlakuan berbeda dari gadis pustakawati itu. Mungkin karena para penghuni istana yang mengajarinya cara memberi hormat demikian. Apa pun selama itu tidak membuat kekasihnya repot, dia akan menerimanya dengan senang hati."Ayo kita ke ruang makan istana, Stefy. Ada para ksatria di sana dan para petinggi kerajaan juga. Aku akan memperkenalkanmu secara resmi, okay?" ujar Raja Edward sembari menggandeng tangan kekasihnya di lekuk lengan kekarnya."Baik, Edu. Kuharap aku bisa mengingat nama mereka sekalipun mungkin tidak semuanya bil
Entah berapa lama pasangan kekasih itu melayang-layang dalam pusaran lorong waktu yang seakan tak berujung. Stefany terkadang bangun dari tidur lelapnya masih dipeluk erat oleh Raja Edward. "Apa masih jauh perjalanan kita, Edu?" tanya gadis itu dengan jarak wajah berdekatan."Tidak dapat dipastikan, Stefy. Bersabarlah, mungkin tak lama lagi kita sampai di tujuan!" jawab Raja Edward yang merasa lorong waktu itu semakin berubah warna menjadi lebih terang dibanding ketika mereka berangkat dari Houston di masa depan.Stefany mengecup bibir sang raja, dia bahagia bisa berada di dekapan pria yang dirindukannya selama setahun lebih belakangan. Pantulan permukaan air dari bejana porselen ajaib miliknya tak cukup mengobati setiap rasa rindu itu menyerang. Kini dia dapat menyentuh serta mencium Raja Edward, itu sebuah mimpi yang menjadi kenyataan.Sang raja pun memiliki perasaan cinta yang menggebu-gebu untuk Stefany dalam hatinya sekalipun pembawaannya sangat kalem dan tenang. Dia akan memast
Sepulang dari pekerjaannya di Houston Public Library, Stefany telah ditunggu kekasih tampannya. Raja Edward Forester duduk di bangku kayu yang ada di taman samping perpustakaan. Banyak muda mudi dan juga lansia berkumpul di sana mengobrol maupun bermain skateboard. "Edu!" panggil Stefany seraya berlari-lari kecil melambaikan tangan kanannya sementara tangan kirinya memeluk boneka Tedy Bear dan buket bunga pemberian sang raja.Pria bertubuh tegap itu segera bangkit dari bangku kayu taman dan menyambut Stefany dengan pelukan erat. "Menunggumu membuatku rindu, Darling!" ujar Raja Edward lalu mengecup bibir kekasihnya."Senang bisa memeluk dan menciummu lagi, Edu. Rasanya masih seperti sedang bermimpi setelah setahun ini kulalui sendirian tanpamu!" ujar Stefany seraya mendongak menatap wajah Raja Edward yang berada di atas kepalanya."Kita tak akan terpisahkan lagi, Dear Stefy. Oya, ke mana kita pergi sekarang? Langsung pulang atau ingjn jalan-jalan sebentar?" Raja Edward merangkul bahu
"Permisi, Sir. Saya ingin bertemu dengan Miss Stefany Rowland!" ujar Raja Edward Forester yang membawa buket bunga mawar pink, sekotak cokelat berbentuk hati, dan boneka Tedy Bear putih yang imut. Dia menghadap petugas sekuriti di pos jaga depan pintu masuk Houston Public Library.Mister Benigno Kunis menatap pria di hadapannya dari atas ke bawah. Keningnya berkerut seraya menjawab, "Hmm ... apa kamu seorang kurir pengantar barang atau pacarnya Stefany, Sir? Siapa nama kamu? Akan saya panggilkan ke dalam!""Saya Edu, pacar Miss Stefany Rowland. Terima kasih, Sir!" jawab Raja Edward lalu menunggu satpam itu masuk ke dalam perpustakaan untuk memanggilkan gadis kesayangannya.Tak lama setelahnya, Stefany melangkah lurus menuju Raja Edward dengan mulut terperangah. Dia pun tertawa riang. "Astaga, Edu. Bagaimana kamu bisa mendapatkan kado yang romantis ini?" serunya terheran-heran sambil menerima ketiga hadiah Valentine dari pacarnya."Itu rahasia, tapi yang terpenting adalah kamu senang d
"Stefy, kenapa para pemuda itu membawa karangan bunga dan kotak hadiah warna merah muda untuk pacar mereka?" tanya Raja Edward Forester yang telah berubah wujud dari kucing menjadi seorang pria tampan di dinding belakang perpustakaan yang terlindung dari pandangan orang lain yang mungkin lewat di dekat sana.Stefany mengikuti arah pandangan mata Edu dan tertawa kecil, dia menjawab, "Mungkin karena ini hari kasih sayang atau lebih populer disebut Valentine's Day. Biasanya pasangan kekasih saling memberi kado yang manis seperti bunga, cokelat, atau bingkisan lain untuk menyenangkan kekasih mereka sebagai perwujudan ungkapan cinta!"Sang raja baru mengetahui ada hari semacam itu. Dia pun bertanya, "Tanggal berapa hari ini, Stefy? Apa perayaan hari kasih sayang itu diperingati rutin setiap tahun?" "Ya, selalu diperingati setiap tanggal 14 Februari, Edu. Memangnya ada apa? Sepertinya kamu tertarik!" balas Stefany sembari melangkah bersebelahan dengan kekasihnya menuju pintu masuk Houston