Share

Present

Penulis: QurratiAini_
last update Terakhir Diperbarui: 2022-02-14 23:47:57

Rambut tergerai dengan beberapa helai yang lengket di pipi gembulnya tampak kemerahan. Terlihat jelas bekas tangan seseorang menjiplak di sana. Saat ini Shouma melekat erat pada tubuh kekasihnya, menginginkan perlindungan dari sana. Duduk saling berhadapan dan merapat di dalam mobil.

Tangisannya sudah mereda. Namun isakan lirihnya benar-benar tak bisa dihentikan. Semua yang terjadi padanya hari ini benar-benar membekas sampai ke relung hati. Mentalnya tak dapat berbohong soal ini. Uma merasakan trauma yang mendalam.

Pelan dan terbata Uma menceritakan semuanya sedetail mungkin pada Rehan. Sementara cowok itu mendengarkan dengan tangan yang aktif mengelus rambut panjang Uma yang tergerai indah, menenangkan kekasihnya itu yang masih bergetar takut di sela-sela isakannya bercerita.

Karena

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Ketua OSIS   Rejection

    Hari ini adalah H terakhir kesiapan OSIS untuk membangun pesta megah menyambut datangnya pemilik sekolah besok. Namun Eva selaku ketua OSIS justru tidak melakukan pekerjaannya dengan optimal di karenakan kedatangan Arta yang secara tiba-tiba menemuinya. Sedari tadi cowok itu bersikukuh untuk mengajak Eva pergi entah kemana walaupun Eva sudah berusaha menghindari keberadaannya sedemikian rupa. Hal tersebut tentunya membuat bisikan-bisikan menyumpah serapahi Eva kian mendera.Kepulangan cowok itu dari Bandung sangatlah tak membuat Eva lega sama sekali. Justru gadis itu muak sendiri dengan tingkah Arta yang riweh padanya. Baru kemarin cowok ini berdansa romantis dengan Melly. Lantas kenapa sekarang masih mengganggu dirinya?"Kenapa sih, Kak!" jerit Eva tertahan. Matanya memanas perih menghadapi manusia batu yang semaunya sendiri ini. "Kenapa

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-25
  • Ketua OSIS   Identitas

    Terpaan sinar matahari di atas sana rasanya benar-benar membakar siapa saja yang berada di bawahnya. Dengan bibir mengerucut sebal dan tangan mungil yang terkepal erat di sisi tubuh gadis itu sudah menggambarkan bagaimana kesal si empunya sekarang.Berulang kali Eva menciptakan ruang panggilan dengan Arta di ponselnya. Namun selalu saja suara operator yang terdengar membuat Eva benar-benar diliputi dendam terhadap cowok itu. Demi apapun Eva merasa telah dipermainkan!Berakhir ia berdiri dengan tatapan kesal pada gerbang sialan yang menjadi penghalangnya untuk masuk ke dalam. Kaki Eva terasa sangat pegal sekarang karena berdiri lumayan lama di sini. Benar-benar Arta sialan! Ingin rasanya Eva pulang, tapi takut cowok itu marah nantinya.Eva mengerang tertahan. Tak dapat menahan sabar leb

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-26
  • Ketua OSIS   Don't Like Cars

    "NOOO!! NEVEERR!!"Pekikan histeris gadis ber-canda itu membuat orang-orang yang berada di sekitaran mereka menoleh padanya sebagai sumber suara.Karenanya perlahan genggaman erat Arta pada pergelangan tangan Eva mengendur. Cowok itu tak dapat menutupi raut keheranannya melihat kepanikan gadis itu padahal Arta hanya ingin mengajaknya pergi menggunakan mobil karena langit sedang mendung.Napas Eva memburu cepat dengan tatapan nanar pada manik Arta. Gadis itu menarik napas dalam untuk mengontrol dirinya sendiri. "Sumpah demi apapun gue lebih baik kehujanan pakai motor ketimbang naik mobil!" katanya penuh penekanan. "Gue mau mati rasanya kalo naik mobil."Arta sampai melongo dan mengerjabkan matanya berulang kali karena kebingungan se

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-03
  • Ketua OSIS   Bag

    Hampir semua kalangan ada di sini. Mulai dari balita, anak-anak, remaja seumuran mereka, bahkan para orang tua pun tampak berhabagia menghabiskan waktu bersama keluarga maupun pasangan mereka. Berjalan beriringan dengan tangan saling menggenggam, putri kecil yang digendong riang oleh ayahnya, mereka penuh kegembiraan dengan wajah berseri-seri.Tadi itu Eva melewati wahana negeri dongeng. Sangat cantik sekali. Banyak kerajaan megah terbangun indah di sana. Seperti capadocia, impian semua orang. Tanpa sadar senyuman Eva terukir manis seolah tertular kebahagiaan semua orang."Apa yang lo liat?"Eva dibuat tersentak oleh teguran Arta untuknya. Padahal Eva memperhatikan orang sambil berjalan mengikuti kemana pun Arta pergi. Lalu apa masalahnya? "Emang salah??" respon Eva judes.

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-06
  • Ketua OSIS   Glasses

    Langkah kaki Eva yang mungil menghantarkannya pada sepasang remaja yang sedang hang out bareng dan mereka terlihat sangat bahagia sekali. Tanpa sadar bola mata Eva berbinar menunjukkan betapa ekspretifnya ia, tak menyangka akan bertemu Uma di sini. Ternyata Jaksel kecil ya?"Lo ngapain ke sini, Ma?" ujar Eva bertanya saat sudah sampai di depan sahabatnya. Bibir atasnya memindai bibir bawah. Rotasi bola matanya juga tak tentu arah bergilir ke arah Rehan maupun Uma sendiri.Melihat kelakuan gadis itu membuat Arta menghela napas dan mau tak mau menyusulnya. Nanti kalau hilang Arta juga yang repot 'kann."Beli kacamata, Va," sahut Uma seadanya.Eva mengangguk mengerti. Iya, nggak salah sih. Pertanyaan Eva saja yang terlalu bas

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-07
  • Ketua OSIS   Hero 2

    Betapa keren kesenian yang dimiliki oleh tangan-tangan sang perakit moge ini. Warna hitam dengan varian abu-abu pada body serta ujung tempat duduk bagian belakang yang desainnya meruncing terkesan begitu berkelas hingga rasanya siapapun laki-laki yang mengendarai moge ini akan terlihat bekali-kali lipat lebih mempesona di mata kaum hawa.Setelah melalui jalanan kota Jakarta yang begitu padat nan panjang, akhirnya sampai juga kuda besi tersebut di depan gerbang markas geng motor Kompeni.Dua insan yang sedari tadi menunggangi benda tersebut saling diam tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Mereka saling berperang dalam batin hingga menciptakan suasana yang tak mengenakan.Arta sang pemilik moge memberhentikan kendaraannya, sementara kedua kakinya ia turunkan hingga menapak ke tan

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-09
  • Ketua OSIS   Prank

    Siulan menggoda berbunyi sedari tadi ketika sepasang couple goals Taruna Bangsa memasuki kawasan parkir. Pelontarnya tentu anak Kompeni. Saat ini mereka tengah bernongkrong ria di parkiran khusus kendaraan Kompeni terparkir sebelum masuk ke dalam."Cincin tunangan nggak tuh!" seru Yoyon dengan hebohnya.Nyatanya postingan yang Aurel unggah di sosial medianya dengan mention Edo Nugraha setelah mereka pulang dari Bandung begitu menghebohkan siswa dan siswi Taruna Bangsa. Tak terkecuali sahabat mereka sendiri di Kompeni."Sudah terikat Gaes!" imbuh Reza dengan tawa berderai.Arta pun geleng-geleng kepala menyaksikan sahabatnya yang bucin parah sampai menjalin hubungan ke jenjang yang seserius ini. Dirinya saja tidak

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-17
  • Ketua OSIS   Party

    Tarikan napas panjang terdengar berulang kali. Eva menumpukan kedua tangannya pada meja yang ada di ruangan OSIS. Ia mengibaskan tangan seraya menepuknya cepat kemudian menggulung lengan hodi kedodoran yang ia kenakan.Ya ampun! Susah sekali membawa nampan berisi gelas dengan teh turki panas di dalamnya jika pakaian yang dikenakan terlalu besar seperti ini. Sudah digulung tinggi hingga siku, tetap saja melorot jatuh!Namun karena tidak ada pilihan lain dan tak pula ada sesiapa yang bisa dimintai tolong, sadar bahwa hanya ada ia seorang di ruangan OSIS, maka mau tak mau Eva menghela napas menyerah. Meyakinkan alam bawah sadarnya bahwa jarak antara ruangan OSIS dan ruangan kepsek tidaklah sejauh itu. Meyakinkan diri pula bahwa ia bisa melakukan ini tanpa kesulitan saat berjalan! Hm, sedikit ... mungkin?

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-27

Bab terbaru

  • Ketua OSIS   Night

    Tristan adalah anak bungsu dari tiga bersaudara. Kedua saudara perempuannya tidak tinggal serumah dengan orang tuanya. Tertinggal hanya Tristan yang masih duduk di bangku kelas 12 di SMA Garuda, salah satu SMA unggulan di Bandung. Kakak pertamanya menikah dengan seorang prajurit nasional yang bergabung dengan angkatan laut. Dia saat ini sedang mengandung keponakan pertama Tristan. Sedangkan adik keduanya sedang menjalani semester akhir pendidikan kedokteran di Spanyol."Kak Keinara belum lahir? Aku belum pernah mendengarnya," ucap Eva merasakan betapa sepinya rumah sepupunya.Betapa tidak, Tristan yang kerap berada di markas karena menjabat sebagai ketua geng motor membuat orang tuanya harus selalu menyendiri di rumah. Beruntung om Abian dan tante Azka bekerja di bidang yang sama. Mereka sukses membuka cabang restoran yang mereka kelola di pusat kota setiap provinsi di Indonesia. Bahkan untuk rencana ke depan, mereka akan memperluasnya hingga ke luar negeri.“Tujuh bulan lagi, Eva,” uc

  • Ketua OSIS   Savage

    Baru saja pikiran Eva terganggu karena sikap Bima yang tetap jahat padanya padahal Eva sudah berbesar hati hendak berdamai dengan cowok itu, kini Eva dikejutkan kembali dengan keadaan kelasnya yang jauh dari kata baik-baik saja.Kursi di sebelahnya, artinya tempat duduk teman sebangkunya. Telah habis diorat-oret menggunakan tinta hitam hingga tampak kotor sekali. Pelakunya adalah seorang cheerleader Taruna Bangsa. Tahu? Merusak satu aset saja milik Taruna Bangsa maka akan dikenakan denda yang tak main-main. Mungkin bagi mereka para anak orang kaya ini, hal itu bukanlah sesuatu yang dipermasalahkan karena mereka sangat mampu. Namun Uma? Bisa saja mereka yang merusak, tapi justru Uma yang diwajibkan membayar denda karena bangku ini adalah bangku Uma.Eva sangat tahu persis bagaimana sulitnya ekonomi sahabatnya itu. Membayar sekolah saja sudah mati-matian bahkan sering tak bawa uang jajan. Sering melihat Uma setiap hari membawa bekal ke sekolah? Itu karena dia tak bawa uang. Ingat dia p

  • Ketua OSIS   Markas Liondrak

    Baik Arta maupun Tristan, keduanya sama-sama membatu dan saling melempar tatapan tak menyangka satu sama lain. Bagaimana mungkin Arta baru mengetahui bahwa Eva adalah adik Tristan? Ternyata ada banyak informasi tentang Eva yang Arta belum ketahui. Ia pikir Eva hanyalah siswi miskin biasa yang kebetulan menjadi ketua OSIS. Rupanya Eva tidak sesederhana itu."Lo temen adek gue?" kelakar Tristan tak dapat menutupi rasa terkejutnya."Dia adek kelas gue," ralat Arta segera sembari menunjuk Eva yang hanya setinggi bahunya itu dengan dagunya. "Nyokap Eva nitipin Eva ke gua," lanjutnya kemudian dengan aura keposesifan yang sangat kental. Selebihnya agar Tristan tidak salah paham saja, kenapa adik kelas dan kakak kelas bisa sedekat ini.Mendengar hal itu Tristan semakin terkejut. "Oh lo deket sama adek gue?" berondongnya pada Arta seraya menatap Eva bangga. Pintar juga adiknya ini cari circle. Sementara Eva menyengir polos merespon tatapan abangnya."Kak Arta!" panggil Eva pada Arta, membuat ke

  • Ketua OSIS   Dinner In Restaurant Luxury

    Eva menyukai suasana sejuk dan tenang di malam hari. Ia baru saja selesai mandi. Masih dengan gulungan handuk di kepala, merasa lebih segar dan lebih baik. Mabuk di dalam bus selama perjalanan benar-benar menguras tenaga. Eva lemas sekali dibuatnya.Eva duduk di pinggiran kasur dengan tangan aktif menggosok-gosokkan handuk pada rambut agar cepat kering. Dalam satu kamar ini terdapat empat orang anak OSN, termasuk Eva sendiri.Mereka duduk berkumpul di sofa seraya memakan berbagai macam cemilan yang Eva sendiri ngiler melihatnya. Tentu saja perutnya lapar keroncongan. Seharian ia hanya makan satu gembung pemberian Arta di bus tadi. Namun, untuk minta Eva malu. Dirinya tidak dekat dengan mereka. Pun hendak ngumpul bareng, Eva segan sendiri. Akhirnya ia sok sibuk dengan rambutnya."Gue ada hairdryer tuh di dalam tas kalo mau make," celetuk Cia salah satu teman sekamar Eva di hotel ini.Eva tersenyum kaku. Eva tahu bahwa itu adalah alat untuk mengeringkan rambut. Namun, Eva tidak tahu car

  • Ketua OSIS   Peringatan

    Aurel bersama dua adik kelasnya, Eva dan Uma saling bersenda gurau dan membicarakan hal random untuk mereka bahas. Hingga di mana Selin beserta dua temannya datang memasuki kantin dan duduk di salah satu bangku kosong yang berada di pojok kiri, Eva langsung melirik Aurel memberikan isyarat lewat tatapan mata. Aurel mengangguk pasti menanggapinya. Dia berdiri sembari membawa gelas minumannya yang masih terisi setengah. Tentu saja tindakannya itu diikuti oleh Eva. Sementara Uma yang tidak tahu apa-apa hanya menatap kedua orang itu dengan mata mengerjab bingung. Pada akhirnya ia hanya ikut-ikutan Aurel dan Eva saja menuju bangku di mana Selin bersama dua temannya itu berada. "Hai, Aurel!" sapa salah satu teman Aurel dengan senyum manis tetapi penuh manipulatif. "Are you wanna join here?" tanyanya sok asik. Sayangnya sapaan basa basi tersebut tidak mendapat gubrisan apapun dari Aurel. Justru Aurel mendengus remeh memandang ketiga orang itu dengan tatapan jijik yang sangat kentara. Aurel

  • Ketua OSIS   Menandai

    Jika hendak menganalisa akun lambe turah masing-masing sekolah favorit di Jakarta Selatan ini, maka sudah pasti Taruna Bangsa akan menjadi miss dalam mencari sensasi. Followers dan jumlah upload-nya nyaris sebanding, terus bertambah setiap hari karena pasti selalu ada saja hal-hal mengejutkan yang diposting oleh adminnya. Diketahui bersama pula bahwa admin akun gosip SMA ternama tersebut tidak hanya segelintir orang saja, tetapi hampir seluruh siswi dari kelas 12. Oleh karena itu sulit bagi mereka yang tidak punya kekuasaan untuk mencari tahu dalang yang sebenarnya jika terjadi sesuatu.Tak peduli hanya kabar burung yang belum pasti kebenarannya seperti separuh video yang dapat mengundang salah paham bahkan menciptakan kontroversi, yang mereka tahu hanya memposting itu semua dan menyebarkannya untuk menarik perhatian para netizen! Mungkin salah satu penyebabnya adalah karena gila kepopuleran sehingga berbagai cara dilakukan sampai kehausan sensasi!Usai menenangkan Eva yang bersedih,

  • Ketua OSIS   Terbongkar

    Wajah Eva muram karena buku diary-nya tak kunjung ketemu hingga sekarang. Eva menelungkupkan wajahnya di meja makan. Menghela napas berusaha mengingat-ingat kembali dengan otaknya yang mungil itu di mana buku diarynya, kenapa tidak ditemukan di manapun juga."Mama liat diary aku nggak?" tanya Eva penuh harap kepada mamanya yang baru datang ke dapur."Terakhir kamu taruh di mana emangnya?" jawab Vina tenang dengan mata yang sudah menyorot barang-barang anaknya yang diletakkan begitu saja di atas meja.Eva menghela napas lelah. "Seinget aku terakhir aku taruh di dalam tas. Tapi aneh banget bisa nggak ada!" Tak kunjung mendapat respon dari mamanya, Eva kesal berakhir menelungkupkan wajahnya di lipatan tangan dan mulai menangis. Eva kesal, sangat. Siapa yang sudah mengambil barang rahasianya itu?"Eh, kamu bawa apa nih?" Vina segera mengambil duduk di samping putrinya, berupaya mengalihkan perhatian Eva agar tak bersedih lagi.Eva berdecak kasar karena keadaan hatinya yang buruk. Namun ka

  • Ketua OSIS   Gifts

    Eva membingkai kotak kado dari Arta. Bungkusnya menggemaskan dengan dihiasi pita-pita kecil. "Ini siapa yang ngebungkus, Kak? Gemoy banget bungkusannya!" celoteh Eva dengan senyum lucu terpatri di bibirnya."Sabila," jawab Arta singkat sembari memperhatikan Eva yang mulai membuka bungkus kado darinya tersebut.Mata Eva membulat kaget. "Seals!" jeritnya tertahan membekap mulutnya sendiri. Eva sampai mengerjab menoleh pada Arta berulang kali.Sebuah boneka anjing laut berwarna cream dengan bentuk yang sangat menggemaskan masih terbungkus plastik sudah berada di tangan Eva sekarang. Ini adalah boneka yang sama persis Eva lihat ketika pergi ke pasar bersama mamanya maupun ketika pergi ke mall bersama Arta kemarin.Hati Eva menghangat melihat tatapan lembut yang Arta berikan padanya. Arta baik sekali sampai bisa mengerti Eva sejauh ini. Eva benar-benar merasa terharu. Pasalnya di umur yang ke-17 tahun ini Eva belum pernah mempunyai boneka. Eva ingin memilikinya walaupun hanya satu. Namun h

  • Ketua OSIS   Go To School

    Berjejer rapih moge di parkiran markas Kompeni. Arta bersama rekan anggota inti yang lainnya sudah duduk siap di atas motor mereka masing-masing. Saat ini mereka akan pergi ke sekolah untuk latihan basket sebagai persiapan lomba nanti. Tak ada yang berhak untuk pergi mendahului sebelum ketua mereka pergi. Karena Arta masih sibuk mengutak-atik ponselnya, yang lain pun hanya duduk diam di atas motor masing-masing menunggu Arta selesai dengan urusannya.Sebelum melajukan motornya, Arta menelpon Eva lebih dulu menanyakan kondisi cewek itu sekarang. Apakah masih sibuk dengan urusan rumah tangganya itu atau sudah selesai. Hari pun sudah siang, sesuai dengan perjanjian Arta pada Eva sebelumnya bahwa ia akan datang ke rumah Eva sekarang ini.Saat panggilan terangkat, terdengar suara malu-malu Eva yang menyapanya. Arta tersenyum mendengar itu. "Lo hari ini ke sekolah nggak buat latihan atau belajar gitu untuk olimp MTK besok?"Di sana Eva mengernyit bingung Arta menanyakan hal itu padanya. "N

DMCA.com Protection Status