Share

119th Story: Kehancuran

Penulis: _yukimA15
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

"Re- Rean...? A, aku tidak mampu mengingat semuanya tentangnya. Ia memandang diriku dengan kebencian, membentakku, dan apalagi...?" Tanpa sadar, aku terus mencoba mengingat memori yang terlupakan. Tetapi, rasa sakit di kepalaku malah terlalu menyiksakan untuk ditahan.

Kakiku melemah hingga aku terduduk dan topengku terlepas. Ren tersentak melihat ekspresi wajahku yang terlihat kebingungan. Ia mulai menyentuh belakang kepalaku. Ia mendorong kepalaku untuk mendekat hingga menempel ke tubuhnya.

"Maaf..."

'Maaf, Yu...' Ucapnya dalam pikirannya. Matanya mulai menyipit karena perasaan prihatinnya terhadap diriku. 'Memaksa dirimu mengingat diriku, hanya malah membuat dirimu tersiksa. Maafkan aku...'

Ren segera membawaku ke tenda. Ia duduk di tepi kasur tipis yang sedang ku duduki. Ia tidak henti memandangi wajahku yang hanya melihat lurus ke depan dan pastinya terlihat sedang dalam pikiranku yang kosong.

Saat aku sudah mulai tenang dan iris blue diamondku yang
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Ketika Si Jenius Menjadi Tokoh Antagonis    120th Story: Curhatan?

    "Yang Mulia!" ucap Derald."Ada apa!?"Rean menghentikan aksinya dan membiarkan Derald menghampirinya.Sejak aku pergi dari kerajaan Diamondver, sudah beberapa tahun berlalu, Derald bekerja di istana dan diberikan pertanggung jawaban untuk menjadi kepala pengurus kesehatan dan penelitian yang membantu menteri kesehatan dan pertanian yang baru dibentuk. Karena kemampuan penelitian yang lebih baik dari penduduk lain, Rean menyarankan raja untuk mengangkatnya. Derald Felixis bahkan telah diangkat menjadi bangsawan berpangkat Count karena kontribusinya dalam beberapa tahun ini."Untuk pertanian gandum di Utara, sepertinya ada konflik dengan daerah perbatasan di Utara. Ada bandit yang mencuri hasil panen hingga mereka membakar gudangnya. Padahal, baru saja kami berhasil mengatasi penyakit yang terancam gagal panen pada tanaman tersebut. Hadeuh!"Rean mengatakan, "Aku akan menambah penjaga di daerah perbatasan dekat sana!" Rean menghela nafas, lalu ia merebah

  • Ketika Si Jenius Menjadi Tokoh Antagonis    121st Story: Konflik lagi

    "Jadi, kapan kamu akan menjemputnya, Agnre?""Rencananya, aku ingin ia kembali sebelum hari pelantikan peresmian tahta putra mahkota di hari ulang tahunku kedua puluh lima. Aku sudah merencanakan hal ini...""Bukannya itu sebentar lagi?" Ucap Derald."Ya, aku tahu dan..." Rean menunjukkan sisi kejamnya. "Kerajaan Utara malah mencari masalah! Kalian pikir kalian semua akan pulang hidup-hidup, huh!?""Jangan bilang kalau kamu ingin bergerak sendirian?" Ucap Nean.Rean segera berdiri, "Iya! Aku akan memberi ketakutan untuk kerajaan itu, tidak! Untuk semua kerajaan agar tidak ada yang berani mengganggu kerajaan ini lagi!" Aura gelapnya membuat prajurit dan pelayan disekitarnya merinding."Apa Viyura sudah mengingat tentangmu?" Tanya Neanraken."Belum."Celzurunessi Roseary yang berpakaian kesatria kerajaan, ia berpatroli di sekitar istana bersama dengan Riliana Verk. Celzuru menguncir rambut panjangnya dengan bentuk ekor kuda sedangkan Riliana hanya

  • Ketika Si Jenius Menjadi Tokoh Antagonis    122nd Story: Mengkhawatirkan Dirinya

    "Tapi, bukankah itu terlalu beresiko untuknya?!" Aku merasakan jantungku semakin berdetak tidak normal. Aku tidak sadar kalau diriku sedang panik.Mikhael menyadari tubuhku bergetar, ia menepuk bahuku. "Aku tahu ia berubah... Padahal aku hanya ingin menghukumnya karena perlakuannya dulu terhadapmu yang mana pastinya ia sangat emosional untuk dihadapi, tetapi kamu memang tidak berniat kembali."Aku menghembus nafas panjang untuk membuat kepanikan diriku sedikit berkurang dan berkata, "Mungkin karena keberadaanku, ia akan membunuh orang-orang terdekatku. Seingatku waktu kecil, ia adalah orang yang ceria dan bersemangat apalagi disaat bersama kakek Clau. Tetapi, kakek Clau terbunuh karena melindungiku. Aku merasa keberadaanku yang membuatnya menjadi emosional dan kejam. Padahal, kakek Clau bisa melindungi dirinya sendiri jika aku tidak di sandera atau bahkan jika aku tidak pernah berada disana. Meskipun aku tahu Rean berubah hingga aku bisa melihat tatapannya yang lembut s

  • Ketika Si Jenius Menjadi Tokoh Antagonis    123rd Story: Lady Seanford

    "Ada perlu apa, Agnre?" Senrio yang sudah menjadi wakil kepala kesatria tertinggi mendatangi panggilan dari putra mahkota. Beberapa tahun terakhir ini, Rean lebih mengakrabkan diri dengan orang lain dan sifatnya yang berubah menjadi melunak hingga terlihat lebih dewasa membuat banyak masyarakat tercengang."Jelaskan bagaimana aku bisa disini! Dan... Susu stroberi itu bukan darimu, bukan!!?" Rean berekspresi serius dan pastinya terasa mengintimidasi.'Susu stroberi?' Rennel pun bertanya-tanya tentang itu.Seperti biasa, Senrio selalu menunjukkan ekspresinya yang selalu santai."Susu stroberi?... Oh, ah, itu! Yu manisku-""Yu itu milikku!" Rean menunjukkan ekspresi kejamnya sambil menyilang kan tangannya di depan dada."Anda belum menikahi adikku! Jadi Yu masih milik keluarga Roseary, Yang Mulia!""Perkataanku itu mutlak! Yu adalah milikku!""Yu adalah adikku, milik keluarga! Ia masih belum milik anda!""Mau Yu itu siapa pun dia dan siapa

  • Ketika Si Jenius Menjadi Tokoh Antagonis    124th Story: Memahamiku

    "Apa kamu sering menyentuh bibirmu seperti itu saat terlalu keras berpikir?""Ya, itu... Heh!? Sepertinya aku pernah mendengar kalimat itu..."Mendengar perkataan Erika, aku sentak terkejut dikarenakan aku teringat disaat Rean sering mengatakan kebiasaanku itu dari dulu. Rean sering mengulang perkataannya hingga aku teringat disaat saat aku masih kecil, ia pernah mengatakan, "Tapi, aku tertarik padamu!"Iris Blue Diamond perlahan tertampak sempurna. Erika yang berada di hadapanku tersentak disaat melihat perubahan ekspresi wajahku yang berubah tiba-tiba."Aku ingat, Erika! Di hari itu, saat aku kecil, tidak ada yang pernah memperhatikanku, mereka hanya memperhatikan kesalahanku...""Hanya dia yang mengatakan kalau ia hanya tertarik denganku. Ia orang yang pertama benar-benar memperhatikanku. Aku senang, ada orang yang memahami diriku...""Aku senang... Karena itu...""... pandanganku selalu tertuju padanya...""Hingga tanpa sadar, aku jatuh

  • Ketika Si Jenius Menjadi Tokoh Antagonis    125th Story: Tahapan?

    "Tunanganmu, pangeran Agnreandel Leansane Diamondver! Akan datang besok untuk menjemputmu!"Aku tersentak dan raut ekspresi yang sebelumnya murung, wajahku berubah sedikit senang, 'Akhirnya... ia akan datang menjempuku.''Tentunya, aku sangat merindukannya... Meskipun aku sudah melihatnya beberapa hari yang lalu, aku ingin melihat mata merahnya itu yang mengarah padaku.'Aku bertanya pada Erika, "Itu, aku sudah lama tidak menemuinya. Beberapa waktu lalu, aku hanya melihatnya dalam keadaannya yang tidak menginganya. Aku tidak tahu akan bertindak bagaimana seharusnya... Apakah kamu punya saran?"Erika berpikir sejenak, lalu ia mengatakan dengan bersemangat, "Saat pandangan kalian bertemu, segera cium dia dengan gairah! Lalu, kalian berakhir di ranjang-!""Huh!? Meskipun kami sudah pernah tidur seranjang, maksud ranjang yang kamu ucapkan itu berbeda! Tidak tidak tidak! Mustahil!" Aku menggelengkan kepalaku berkali-kali hingga rambut perak kebiruan ini juga

  • Ketika Si Jenius Menjadi Tokoh Antagonis    126th Story: Jalan Terbaik

    "Aku masih belum tahu siapa dibalik semua kejadian ini! Tetapi aku akan mengatakan semua yang ku tahu!"Ratu Osfellia sudah menceritakan dibalik penyebab semua ini dimulai. Cerita berangsur lama karena banyaknya hal dialami wanita yang berstatus permaisuri kerajaan Diamondver.Memahami kisah ketidakberuntungnya Sang Ibu, Rean menyemburkan sihir angin ke sekelilingnya dengan raut wajah yang sangat marah. Anginnya membuat pakaian dan rambut semua orang di dalam bergerak."Maaf, karena diriku... Tragedi ini juga menimpa putraku. Agnre malah lebih tersiksa dari yang ku alami. Aku tidak mampu melawannya. Jadi karena itu, aku memilih melarikan diri," ucap Ratu Osfellia.Rean mencengkram pahanya sendiri, "Tidak, ibunda! Aku akan menghancurkan seorang atau orang-orang atau siapapun yang memulai hal ini!"'Kakanda Agnre benar-benar marah!' batin Ella berbicara.***Setelah pertemuan satu keluarga tersebut, mereka mengadakan pertemuan keluarga kerajaan dengan

  • Ketika Si Jenius Menjadi Tokoh Antagonis    127th Story: Sebelum Waktu Berubah

    Rean yang masih di dekat Mikhael pun segera mengatakan, "Bukankah wanita itu...?""Ya, seperti yang kamu pikirkan, karena itulah aku bersyukur atas perubahan waktu ini!" Rean memperhatikan Mikhael tersenyum dan ekspresi Mikhael terlihat sangat lega akan sesuatu."Kamu tahu... Di masa lalu, Erika mati. Hal itu terjadi karena kesalahanku juga. Karena status pertunangan ini, aku tidak memperhatikan hal kecil yang membuatnya berubah. Ia mengakhiri hidupnya sendiri dengan meminum racun.""Sejak kematiannya, aku tidak memiliki harapan hidup lagi. Untuk itu... Sebelum aku akan mengakhiri hidupku dengan sebuah pedang yang akan dan siap ku tancapkan sendiri ke jantungku, aku mendengarnya... Gadis yang menyelamatkanku waktu itu akan dihukum mati. Saat itu, pikiranku kembali jernih dan berpikir kenapa seorang gadis yang telah menyelamatkanku, dapat dihukum mati.""Viyuranessa Roseary tidak kenal akan kawan atau lawan, ia lebih mementingkan orang lain dibandingkan diri

Bab terbaru

  • Ketika Si Jenius Menjadi Tokoh Antagonis    159th Story: Lebih Terbuka

    "Hei, Rean! Kencan kita batal!" "Hah!? Oi, kenapa, Yu!?" Pria berstatus Putra Mahkota kerajaan Diamondver tersebut spontan memucat hanya karena kalimat tersebut. "Malezz, mau tidur! Sampai jumpa nanti!" Aku segera melangkah maju sehingga para Lady yang berada di hadapanku dengan senang hati bergeser kesamping untuk menyediakan jalan untukku lewat. Mereka segera menutupi jalan tersebut dan bersemangat lebih mendekat ke sosok pria itu. "Kalau begitu, kenapa anda tidak kencan saja dengan kami, Yang Mulia!?" "Lupakan saja wanita kasar itu!" "Iya! Ia sangat kejam, tidak cocok untuk menjadi permaisuri anda!" Rean yang sebelumnya masih shock, spontan berubah menunjukkan ekspresi wajahnya yang penuh intimidasi. "Kalian sangat berisik! Aku tidak peduli dengan kalian, yang ku inginkan hanya Viyuranessa Roseary! Dan, menyingkirlah!" Para Lady bersikeras tidak memberikan jalan. Dengan sihirnya, Rean membuat jalannya sendiri. Ia melangkah di jalan sama yang telah ku lewati. Aku

  • Ketika Si Jenius Menjadi Tokoh Antagonis    158th Story: Menjadi Kejam

    Zennofer turun dari ketinggian dan mengejutkan Riliana dan Celzuru di depan gerbang. "Gwaakhh!!!" "Maaf mengagetkanmu." Zennofer meminta maaf dengan gerakan formal. Celzuru memperhatikan pria yang belum pernah ia lihat itu, namun ia merasa kalau ia mengenalnya. "Ooooh! Hoi! Kamu! Apa kamu itu Zennofer?" "Siapa?" Zennofer terheran. "Aku adik kak Yu!" "Yu? Siapa itu?" "Itu! Aku Celzurunessi Roseary! Kakakku sudah menceritakan tentang kamu!" "Ooh!" Zennofer menjadi lebih bersemangat. "Kamu tahu tentangku!?" Zennofer di kejauhan melihat Ella sedang menghampiri Celzuru. Zennofer segera melarikan diri dengan kecepatan tinggi. "Kita bicara saja nanti, sampai jumpa adiknya Viyuranessa!" "Woi! Malah pergi.""Siapa yang kamu maksud, Zu?" Ella sudah tepat berada di belakang Celzuru."Kenalan kak Yu dari Lezarion." Saat itu Celzuru berpikir, 'Sepertinya kak Yu tidak ingin keluarga Kerajaan tahu tentangnya. Apalagi dia pembunuh salah satu keluarga mereka.'"Dia tiba-tiba m

  • Ketika Si Jenius Menjadi Tokoh Antagonis    157th Story: Turnamen

    "Lihatlah Lady Jenius itu, adiknya lebih berkarisma." "Lihatlah Lady Jenius itu hanya diam saja, apakah ia tidak bisa menari? Hem, bukankah tentunya pria mana yang ingin mengajaknya menari?" "Lihatlah Lady Jenius itu, gaun yang ia gunakan sama seperti yang ia gunakan pesta dansa kemarin. Apakah ia tidak memiliki banyak gaun sehingga menggunakan gaun usang itu lagi?" *** Saat aku masih kecil, aku pernah di kerumun oleh banyak lady seumuran denganku, mereka tidak henti mengatakan banyak kata hina yang membuatku kesal. "Lady Jenius! Kamu itu tidak berguna sebagai wanita bangsawan! Apa itu dengan gaunmu itu!? Usang!" "Betul itu! Contohkan saja adikmu itu! Lihatlah mana yang lebih baik! Bukankah lebih baik kamu menjadi rakyat jelata saja? Hahahaha!" "Setiap pesta menggunakan pakaian ini terus. Bukankah keluargamu kaya? Adikmu bahkan selalu memakai pakaian model bagus dan terbaru." "Bukankah Lady Jenius sama sekali tidak dicintai keluarganya?" "Hahahaha!" Mereka tertawa. Melihat me

  • Ketika Si Jenius Menjadi Tokoh Antagonis    156th Story: Kelemahan

    "Oh, itu benda yang kamu maksud. Aku juga baru kali ini melihatnya secara langsung.""Aku sudah meminta Derald melakukan penelitian yang berhubungan dengan hal ini.""Kamu sudah memikirkan hal itu? Aku pernah memberi saran tentang hal ini kepada Raja. Sepertinya, mereka sulit memahaminya.""Aku sudah membaca semua saran yang kamu tuliskan kepada ayahku sebelumnya. Aku akan merealisasikan semuanya. Karena itu... Bukankah kamu seharusnya lebih mengandalkan diriku daripada mereka?" Rean menunjukkan seringai yang seolah-olah mengejek keputusanku yang sering mengandalkan orang lain dibandingkan dirinya. Aku segera mengalihkan arah pandangan."Ya, bagaimana lagi? Kamu itu terlalu sulit didekati! Jalan pikiranmu itu sulit diprediksi," ucapku sambil membuang muka.Wajahku kembali datar. Aku terdiam dan berpikir, 'Ia akan merealisasikan semua yang ku pikirkan... Aku merasa senang.'Ia tercengang melihat raut wajahku yang berubah. Dari tanpa ekspresi menjadi bersemangat bahkan dihiasi dengan s

  • Ketika Si Jenius Menjadi Tokoh Antagonis    155th Story: Mata-mata

    Aku segera berbalik dan melangkah pelan menuju ranjang. Suasana sunyi ini hanya terdengar langkah pelan kakiku.'Aku tidak seharusnya mengganggunya. Tapi setidaknya, aku berharap bisa meringankan bebannya.''Aku juga tidak bisa memintanya ikut serta dalam hal ini... Dan masalah yang belum usai ini, aku akan mengandalkan diriku sendiri dan ada beberapa orang yang ku percayai. Aku tidak sendirian di kesempatan yang ia berikan ini!''Ia cukup melangkah di jalannya tanpa memperhatikan diriku.'Saat Rean melihatku, ia tersentak saat melihatku terdiam, sedikit murung dan hanya tenggelam di pikiranku.Ia berpikir, 'Heh!? Apa yang membuatnya murung? Apakah ada kesalahan kata yang ku ucapkan? ...' Rean tersenyum kaku saat menyadari suatu hal.'Oh! Bukankah barusan aku menolak permintaannya?'Aku terheran saat aliran angin mulai mengelilingi tubuhku. Aku terangkat ke udara dan melayang hingga aku terduduk di sofa. "Kamu di sini saja, Yu!"Aku mengerutkan dahiku. 'Apa sih yang ia mau!?'Menghel

  • Ketika Si Jenius Menjadi Tokoh Antagonis    154th Story: Perdebatan

    "Aku masih belum kalah, Rean!"Dengan kekuatan sihir listrikku, aku menyambung serpihan pedang yang hancur hingga pedang tersambung kembali dan utuh. Semua orang tercengang dengan hal tersebut termasuk dirinya. Aku berhasil menahan serangannya.Rean menyeringai. "Hee..."Aku memperketat ikatan molekul pedangku, ujung pedangnya yang memberikan tekanan yang kuat tidak mampu membuat pedangku hancur kembali. Ia semakin memberikan tekanan yang kuat hingga pedangnya yang hancur."...!?" Mata merahnya sedikit lebih terbuka."Rean bodoh!"Rean pastinya kalah saat ujung pedang yang ku pegang ini hampir mengenai lehernya. Ia mengangkat kedua tangannya sebagai tanda kekalahannya "Haha! A, aku menang!" Aku tersenyum lebar dengan nafas yang masih ngos-ngosan."Ya, aku kalah... Selanjutnya, aku tidak akan kalah.""Lagipula ini hanya pertandingan bersyarat.""Tapi, tetap saja aku kalah.""Padahal kamu bisa menghancurkan pedangku jika pedangmu itu dialiri bor angin misalnya. Kamu saja yang lambat men

  • Ketika Si Jenius Menjadi Tokoh Antagonis    153rd Story: Pelatihan

    Di koridor istana yang tentunya sangat luas dan panjang, aku berjalan dengan langkah kaki yang cepat. Rean menyamankan langkah kakinya di belakangku."Menyebalkan! Bisakah kamu tidak mempermalukanku!?""Aku hanya mau melihat ekspresi wajahmu yang lucu itu seratus persen. Itu sangat manis, Yu!""Huh!!?" Aku merasa semakin malu hingga langkah kakiku jadi semakin cepat. Rean terkekeh dan kemudian tertawa. "Hahahaha...""Jangan menertawaiku! Menyebalkan! Sana kembali melakukan pekerjaanmu!""Tidak mau..."Saat akan berbelok, aku hampir tertabrak dengan seorang pria berambut pirang. Untungnya aku sudah berhenti melangkah."Nean?""Selamat siang, Putri Mahkota!""Bisakah kamu memanggilku seperti biasanya? Kita tidak dalam kegiatan formal sekarang."Aku melihat senyuman tipis dari Nean. Ia mengatakan, "Ya. Aku hanya ingin mencoba memanggilmu dengan gelar itu."Aku dengan bersemangat menepuk-nepuk bahu Nean. "Haha! Kamu nanti bahkan akan memanggilku kakak ipar! Aku jadi kakakmu, padahal umur

  • Ketika Si Jenius Menjadi Tokoh Antagonis    152nd Story: Buku Diary

    'Hentikan aku, Viyuranessa!'***Aku dan Rean telah tiba di istana. Rean meletakkan tubuhku ke ranjang dengan hati-hati. Ia duduk di sebelahku dan mengusap wajahku yang mana saat itu aku sedang tertidur pulas."Aku akan mengerahkan semua kemampuanku demi dirimu, Yu...""Aku tidak akan menyia-nyiakan kesempatan ini.""Aku akan menghancurkan belenggu-belenggu itu!"Ia mengambil beberapa helai rambut perak kebiruanku dan mengecupnya. Ia menyeringai yang menunjukkan raut wajahnya yang sangat bersemangat saat ia berpikir ia memenangkan dalam keberhasilannya memiliki diriku.Ia keluar dari kamarnya untuk menemui Rennel. Mereka membicarakan banyak hal hingga Rennel mengatakan informasi penting kepada Rean."Ada kabar penting dari Paduka Raja Leondeandel. Ia ingin segera mengatakan langsung kepada anda, Yang Mulia."Aku tidur semalaman. Aku terbangun saat fajar. Aku memperhatikan pakaianku sudah berganti menjadi pak

  • Ketika Si Jenius Menjadi Tokoh Antagonis    151st Story: Tidak Ingin Melepaskan Diriku

    Mendengar semua cerita yang diucapkan dari mulutnya, aku terdiam. Saat itu, aku menundukkan kepalaku sambil mengambil ikan yang telah matang dipanggang. Suasana canggung saat kami memakan ikan tersebut karena tentunya aku terdiam meskipun pandangannya tidak lepas dari diriku.Aku berpikir, 'Setelah tahu semuanya, aku jadi bingung harus melakukan apa...''Ia benar-benar mencintaiku...''Aku jadi merasa bersalah karena tidak menyadari perasaannya padaku. Aku malah selalu kabur, mau berapa kali pun ruang dan waktu berganti, aku masih tidak berubah!''Apakah aku harus tetap seperti ini!?''Kalau ia memang benar-benar menginginkan diriku. Bagaimana bisa aku menolak keinginannya yang bahkan merupakan harapanku selama ini?Setelah perutku merasa cukup, aku segera berdiri. Aku melangkah dan berdiri tegak di dekat sungai. Aku segera melepaskan gaunku dan menyisakan pakaian dalamku. Rean hanya terkejut kenapa aku tiba-tiba melepaskan pakaianku.Aku segera nyebur ke

DMCA.com Protection Status