Sesuai janji dan tempat yang diberitahu Raden, mereka tiba tepat waktu di sana. Untuk mempercepat waktu, Raden sudah sengaja memesan tempat serta menu sehingga mereka hanya perlu menunggu makanan tersebut siap tanpa menghabiskan waktu memilih makanan lagi. "Tenang saja, aku sudah memesankan makanan yang akan pas di lidahmu."
"Oke," sahut Anna dengan cuek. Raden yang masih belum memahami situasinya melemparkan senyum tidak begitu lebar, tapi juga keluar tanpa paksaan. Dia hanya senang--entah kenapa dia merasa seperti ini--melihat Anna duduk di hadapannya lagi. Sudah lama mereka tidak bertemu sejak sebulan lalu.
Wanita itu sendiri memutuskan untuk menyibukkan diri dengan melihatb pemandangan luar. Mata cokelat gelapnya yang terkadang terlihat jernih dan cerah akibat pantulan matahari membuat Raden diam-diam betah memperhatikannya. Setidaknya sampai Anna menyadari dan mengomeli tindakan pria tersebut. "Kenapa kamu melihatku seperti itu? Apa ada yang salah denganku?"
Tidak perlu ada kecemburuan kedua, Raden sudah tahu apa yang harus dia lakukan. Jangan sering bertemu dengan Cathleen lagi. Sebenarnya cara Anna menampilkan kecemburuannya masih tidak seburuk mantan pacarnya. Sebagai lelaki normal, Raden sudah berpacaran tiga kali--terhitung sedikit karena rata-rata hubungannya berjalan dalam waktu lama. Pertama kali dia berpacaran di akhir tahun SMA. Karena saat itu mereka baru remaja, tentu kecemburuan bisa berakibat parah. Raden masih ingat bagaimana ketika sang pacar melihat dia bersama gadis lain, entah untuk sekolah atau sekedar mengobrol ringan, mendadak sang pacar akan susah untuk ditemui dan diajak ngobrol. Sampai mereka menginjak dunia kuliah pun, Raden tidak bebas untuk bersosialisasi--padahal itu penting. Beruntung di awal semester lima, pacarnya mengubah status menjadi mantan secara resmi. Raden menerima begitu saja sebab tidak ada lagi perasaan cinta yang berkobar-kobar seperti saat SMA. Toh dia harus segera fok
Setelah seminggu lebih dia memblokir nomor sang Ibu, ternyata Masya sendiri yang mendatangi wanita tersebut. Anna sempat terkejut melihat kehadiran wanita baya itu di sini. "Kenapa Ibu ke sini?" "Kamu kok terkejut, sih? Kan kamu sendiri yang memblokir nomor Ibu?" serang Masya dengan wajah sebal, semua akan berakhir sia-sia jika pertahanan Anna sekokoh ini. "Ibu mengkhawatirkanmu! Ini 'kan wajar. Apalagi Ibu baru tahu kalau Raden berselingkuh dengan aktris--" "Raden tidak selingkuh, Bu!" Saking gregetnya, Anna menggertak Masya sampai mereka sama-sama terdiam terkejut. "Kamu ... barusan saja menggertak aku? Aku ini Ibumu, lho?" Alih-alih menyuruh masuk, Masya sudah merasa dipermalukan di depan rumah seperti saat ini. "Kamu mau jadi anak yang tidak tahu diri? Anak durhaka?" "Sejak kapan aku menjadi anak kalian? Sejak kapan aku menjadi anak dari pasangan Malik Dwi Setiawan dan Masya Andinira? Bukankah aku hanya menumpang hidup di daftar KK kalian?" Suara
Setelah puas untuk berkeliling di dalam mal dan berbelanja, Anna membeli tiket masuk ke dalam akuarium. Ketika semua orang datang bersama keluarga kecil atau pasangannya, hanya Anna saja yang sendirian di sini. Sesaat dirinnya merasa iri, padahal jarang sekali dia berpikir seperti ini sebelumnya. Apakah efek karena saat ini dia mulai menerima Raden? "Cukup, cukup. Jangan pikirkan lelaki itu. Jangan berharap apapun darinya," gumamnya pada diri sendiri sambil menunggu si kasir menyelesaikan aktivitas dan memberikan tiket masuk kepadanya. Ketika tiket telah berada di tangan, kakinya melangkah masuk ke akuarium besar yang penuh dengan warna biru. Tidak banyak bicara, Anna mulai menikmati semua hal yang tersedia di depan matanya. Sedangkan di sisi lain, seperti kebanyakan pengunjung, Raden dan Cathleen datang bersama-sama dan memesan dua tiket premium. "Katanya kita bisa menikmati wahana 5D dan bebas keluar masuk selama empat jam dengan tiket ini." Rad
Karena dia tahu bahwa Raden kini mengejarnya, Anna terus mempercepat langkah larinya. Tetesan keringat keluar dari dahinya, nafasnya mulai terengah-engah. Sebenarnya Anna tidak terbiasa untuk berlari seperti ini, terlebih di tempat umum seperti mal, tapi kondisi tidak memperbolehkan dirinya untuk berhenti sekarang. Meski aneh justru orang yang diselingkuhi kabur dari si pengkhianat, saat ini Anna mati-matian berusaha tak tertangkap. "Sial ... hah ... kok ... cepet ... banget, sih...." Mulut Anna berusaha berbicara meski terus tersendat-sendat saat melihat Raden berlari dalam kecepatan kita. 'Kenapa kemampuan fisik pria tampan dan kaya selalu bagus?'batin Anna mengomel. Selayaknya drama, seperti yang sudah diduga, Raden berhasil meraih pergelangan tangan Anna ketika wanita tersebut sedan menuruni eskalator. Mulutnya hendak terbuka, tetapi otaknya sadar bahwa ini bukan tempat yang seharusnya 'tuk berbicara. Alhasil matanya bergerak memberi pering
"Minta mereka menghapus semua postingan dan berita-berita tersebut. Saya tidak masalah dengan harganya." Laila langsung dibuat sibuk dengan permintaan tersebut. Sejak pagi, kondisi kantor memang semakin ramai karena muncul banyak berita serta informasi dari akun gosip. Semua memberitakan hal yang sama, mengenai kedekatan Cathleen dan Raden akhir-akhir ini. Apalagi semua didukung oleh beberapa jepretan saat mereka ada di akuarium.Setelah tiga jam lebih berlalu, Laila datang untuk memberitahu bahwa dia sudah membuat semua pihak menghilangkan berita tersebut. Akan tetapi ada masalah lain yang mengikuti. "Berita-berita tersebut sudah terlanjur banyak dilihat oleh masyarakat. Jadi, kita tidak bisa apa-apa sekarang."Sangat merah, Raden menarik dan membuang nafas berkali-kali. Tangan kanannya mengetuk meja dengan cepat, sedangkan tangan kirinya sibuk untuk menyentuh dahi dengan harapan otaknya kembali mendapat solusi. "Cathleen! Hubungi dia! Kita harus menyuruh dia untuk me
"Apakah aku sudah keterlaluan?" tanya wanita tersebut dengan nada cemas. Cathleen tak bisa berhenti mondar-mandir di dalam apartemennya. "Sepertinya dia sudah memiliki pasangan--" "Hentikan omong kosong itu," sahut orang lain melalui ponsel. Untuk melunturkan kepanikan Cathleen, orang tersebut mulai bertanya balik, "Jika memang benar itu adalah pasangannya, kenapa seorang Raden Ezra Kusuma tidak memberitahu hubungan mereka? Seandainya wanita itu adalah orang yang penting baginya, pasti dia tidak akan menyembunyikan keberadaannya seperti menyembunyikan selingkuhan. Jangan khawatir, kamu tidak melakukan kesalahan apa pun." "Tapi ... aku tidak merasa ini benar." Memang betul jantung Cathleen sudah tidak sedebar tadi, tapi tetap ada yang ragu. "Kamu tidak melakukan kesalahan apa pun. Kalian 'kan belum melakukan apa pun. Jadi, jangan takut. Sebab kamu tidak memiliki salah atas kejadian ini." Berkat ucapan yang pintar memainkan kerja otak, Cathleen berhasil dibuat
PLAK! Tanpa aba-aba, hanya permintaan maaf tanpa niat. Rupanya Elisa memiliki amarah yang besar hingga bekas tamparannya sangat terlihat jelas menjejak di pipi Raden. Pria itu juga bisa merasakan sensasi perih. Jika Raden boleh menebak tujuan wanita tersebut datang, jelas tidak mungkin Elisa datang dengan marah tanpa penyebab apa pun. Kemungkinan paling dekat, wanita tersebut menamparnya atas nama Anna. Elisa sendiri tampak tak menyesal setelah melakukan hal kurang ajar kepada seorang direktur utama. Justru dia puas bisa melihat Raden mengaduh setelahnya. "Tidak seharusnya Anda mengingkari janji suci pernikahan." Tangan yang sedaritadi mencoba mengelus pelan pipi untuk sedikit menghilangkan rasa sakit kembali terlepas. Jujur saja, Raden sedikit tersinggung karena dia dianggap selingkuh oleh orang selain Anna. Yang punya masalah 'kan hanya mereka berdua. Kenapa ada orang lain yang ikut salah paham dan marah karena itu? "Perlu saya jelaskan, say
Sejak dipersiapkan sebagai seorang direktur, Raden sudah terbiasa untuk selalu berpikir kemungkinan-kemungkinan yang terjadi ke depan atau penyebab sesuatu terjadi. Tentu dia tidak berpikir hanya dengan perasaan, melainkan akal sehat dan fakta. Untuk kasus penyuapan pada seorang 'perwakilan' anak perusahaannya, Raden pun tidak asal saat menebak siapa pelakunya. Maka hingga detik ini, saat dia telah tiba di restoran yang menjadi tempat acara, belum dia tentukan siapa pelakunya. Namun, yang pasti itu semua berhubungan dengan Cathleen. Mengingat bagaimana si perwakilan itu menggunakan Cathleen sebagai paksaan dirinya untuk datang, wanita tersebut menjadi tersangka pertama walaupun tidak bisa dipastikan. Terlebih saat ini wanita itu juga datang ke acara. "Aku harus memastikan sendiri." Tekadnya cukup kuat sampai mendatangi Cathleen dan mengajak berbicara secara personal--hanya berduaan saja. Di luar ruangan, sengaja Raden bawa Cathleen ke tempat yang tida
Setelah yang terjadi selama beberapa bulan, waktu terus berjalan. Perlahan namun pasti, semua orang telah beradaptasi pada lingkungan baru dan bisa beraktivitas seperti biasanya. Salah satunya adalah tokoh utama kisah ini, Raden dan Anna. Sebagai CFO, Raden terus membuat pencapaian baru dan bersama-sama keluarganya di Kusumagroup, perusahaan terus berkembang besar. Sedangkan di rumah, ada Anna yang mencari kegiatan lain untuk mengisi waktunya. Karena itu, akhir-akhir ini dia lebih sering menghabiskan waktu di dapur, gym untuk berolahraga, dan tempat manapun yang nyaman untuk menulis. Sekaligus untuk mendapatkan penghasilan sendiri, Anna membuka usaha katering bersama saudara-saudara perempuannya. Tidak sulit untuk mencari kostumer baru berkat koneksi yang dimiliki Elisa dan Ariel. Selain itu, perihal Masya sesudah Malik mendekam di penjara, dia tinggal sendiri di sebuah satu unit apartemen atas nama Anna di luar kota. Untuk menghindari keributan
Tibalah Elisa, Ariel, dan Erik yang berlebam-lebam di depan rumah Anna. Setelah menunggu konfirmasi, para satpam membukakan pagar untuk mobil mereka masuk ke dalam. Para pembantu yang menyapa mereka terkejut saat melihat Erik keluar. Kenapa ada anak laki-laki yang sedang terluka di antara mereka? Ketika Anna turun dari kamar untuk menyapa sang saudara, dia sama terkejutnya ketika melihat Erik. Cepat-cepat dia mendekati si bungsu dan menyuruh seseorang menelepon dokter. Untuk kali pertamanya dia melihat Erik ada di kondisi selusuh ini. "Apa apa ini? Kok kamu bisa terluka seperti ini?" "Dia bertengkar sama beberapa anak kelas sebelas." "Astaga, pantas saja memar seperti ini." Anna masih fokus pada luka-luka Erik dan mengomel tak seharusnya Erik mengalami luka separah ini. Tetapi dia lebih kaget saat mendengar Elisa berkata, "Lukanya tidak seberapa. Malah Erik sudah membuat tiga murid kelas sebelas dirawat di rumah sakit." "Serius?" Erik yang sel
Seusai memberitahu apa yang pernah terjadi di masa lalu, Masya berhasil dibawa pulang oleh Ariel dan Erik. Mereka berjanji akan mengawasi sang Ibu lebi ketat sehingga Anna tidak perlu takut kejadian tadi akan terulang. Sampai mobil adik-adiknya tak terlihat, Anna masih melamun. Raden berusaha mengajak Anna masuk dengan sangat hati-hati. "Ayo kita kembali masuk." Baru saja mereka melangkah dua kali, badan Anna sudah terhuyung dan nyaris jatuh jika Raden tidak sergap dalam menahan tubuh sang istri. Kemudian setetes air mata berhasil lolos dari mata wanita itu. Tidak mungkin bisa berjalan dengan kedua kaki ketika pikiran sedang di antah berantah, Raden memutuskan untuk menggendong Anna alabridal style. Para pembantu yang melihat kondisi Anna bisa berubah drastis jadi kebingungan sendiri. Apa yang telah terjadi? Raden hanya menyuruh mereka untuk mengantarkan minuman untuk jaga-jaga jika Anna sudah tidak sesyok ini. "Saya tunggu di kamar," kat
"Dasar anak haram tidak tahu diri!" seru Masya keras. Nafasnya sampai terengah-engah saking semangatnya untuk mengutuk Anna. Sedangkan Anna semakin tertegun. Anak haram? Apakah itu hanya umpatan asal atau ... memang seperti itu? Seandainya Masya tidak melanjutkan ucapannya, sudah pasti Anna hanya mengganggap sebagai angin lalu. "Tentu saja kamu tidak tahu kalau sebenarnya kamu ini anak di luar nikah, kan? Ibumu mengkhianati cinta suamiku saat itu dengan melakukan persetubuhan bersama Ayahmu dan berakhir memiliki dirimu. Seandainya kamu tak pernah ada, maka mungkin Malik tidak akan pernah tahu kalau Ibumu telah mengkhianatinya.” Kembali teringat ulang masa lalu, tanpa sengaja Masya kembali mengumpat yang bukan ditujukan pada Anna. "Dasar wanita jalang." Anna terkejut berat. Ibu kandungnya mengkhianati cinta Malik? Apakah dalam kata lain, Ibunya pernah melakukan perselingkuhan? “Bukankah wajar jika Malik sakit hati setiap kali melihat wajahmu?" Ma
Di pinggir teras ada seorang wanita yang berdiri dan memandangi langit biru. Mata cokelat gelapnya tak mampu beralih dari keindahan langit padahal masih ada hal yang harus dia lakukan. "Hari ini langitnya cantik." Ia pejamkan mata untuk beberapa detik, berusaha menfokuskan telinga untuk mendengarkan suara angin yang menerpa wajahnya serta kesejukan udara hari ini. Barulah ketika dia puas, dia turun ke dapur untuk membuat kopi instan dengan cepat. "Bu Anna mau makan apa?" tanya pembantu yang bertugas mengurus makanan di rumah itu. Anna hanya menjawab seadanya saja, "Terserah kamu. Yang penting bisa dimakan. Raden juga tidak akan pilih-pilih makanan." Kopi instan sudah siap jadi dan segera Anna bawa ke meja dekat sofa. Sekarang di pagi hari ini dia ingin bersantai dengan menonton sesuatu di televisi. Perasaannya berkata, ada sesuatu yang bagus jika dia membuka televisi. Remot hitam diambil dan salah satu tombol ditekan oleh ibu jari Anna. Layar hitam it
Noah sudah menerima kabar bahwa saat ini Malik sedang berurusan dengan polisi akibat kebocoran informasi yang menyebabkan seseorang bisa melapor. Sedikit dia merasa khawatir, tapi tidak benar-benar khawatir. Mungkin kekhawatirannya hanya sekitar sepuluh persen sebagai bentuk simpati. Selain dari itu, bukan urusannya sebab dia tidak pernah berurusan dengan harta benda Setiawan. Toh, meski sudah dua puluh tahun lewat dia dirawat suami istri tersebut, tetap Noah pernah menjadi seorang korban dari kejahatan mereka. Di sela-sela istirahatnya, sang sekretaris mengetuk pintu dan masuk untuk melaporkan bahwa Raden menyampaikan permintaannya untuk makan malam bersama Noah. Tentu saja alasan di baliknya tidak dijelaskan. "Jika Bapak mengiyakan, Bapak bisa menghubungi Pak Raden," beritahunya sebelum keluar lagi dari ruangan. Noah dibuat menerka-nerka dan lebih berhati-hati untuk mengambil langkah selanjutnya. "Apakah dia mengajakku bertemu untuk menyombongkan diri? Kare
"Kak, maafkan aku." Belum apa-apa, tiba-tiba Anna menerima telepon Ariel yang kemudian diisi dengan isakan tangis. Kebingungan, Anna berusaha bertanya selembut mungkin. "Ada apa, Ariel? Kenapa kamu nangis?" Sang adik terus mengatakan hal yang sama. "Maafkan aku." "Oke, oke. Aku akan memaafkan kamu asal kamu kasih tahu dulu, apa yang membuatmu menangis seperti ini?" Jelas pasti ada hal buruk yang menimpa adik keduanya. "Ayah dan Ibu ... Mereka tahu perbuatanku yang menipu para pekerja rumah. Terus mereka bertanya kenapa aku melakukan itu. Ayah sangat menyeramkan. Jadi ... mau tidak mau aku menyebutkan nama Kakak. Maafkan aku." Menipu pekerja rumah? Apakah ini berkaitan dengan hari di mana Raden berusaha memasuki ruang kerja pribadi Malik saat berada di tubuhnya? Kalau memang benar yang dimaksud adalah hari itu, artinya mereka sudah mendapatkan surat panggilan polisi dan sedang mencari tahu apa yang sudah mereka lewatkan. "Kurasa sehabis i
Siapa orang brengsek yang sudah menerobos masuk ruang kerja pribadi miliknya? Malik menghubungi pemimpin dari pengawal yang diam-diam dia sebarkan di sekitar rumah untuk menjaga keamanan. "Apakah ada seseorang yang masuk ke dalam rumah ini ketika tidak ada aku dan Masya?" Mustahil rasanya seseorang berhasil menerobos ruang kerja jika ada Masya. Sang istrinya tidak kalahstrictuntuk melarang siapapun masuk. Reaksi orang yang kali ini ditelepon cukup berbeda dengan orang-orang sebelumnya. Malik sudah berkali-kali mendapat jawaban tidak ada kebocoran apapun, sedangkan pemimpin pengawal kali ini memberitahu, "Saya tidak tahu--" Belum apa-apa Malik sudah mulai dibuat geram. "Tapi, memang ada sesuatu yang terjadi saat Bapak dan Ibu pergi ke luar negeri selama lima hari." "Maksudmu perjalanan bisnis yang terakhir ini?" "Iya. Saat itu, secara tiba-tiba semua pengawal diserang dan untuk beberapa jam kami tidak sadarkan diri. Lalu, s
Air sudah mendidih dan segera dituangkan di teko teh. Selama beberapa menit teh diseduhkan dan kemudian dituang kembali di cangkir keramik. Dengan hati-hati agar tidak tumpah, Masya berjalan menghampiri sang suami dan meletakkan teh di meja samping. Cuaca hari ini cukup bagus. Tidak terlalu panas ataupun hujan, bisa dibilang cukup sejuk bagi ibu kota. Hari ini terlalu damai. "Aku mendengar sesuatu dari Noah," celetuk Malik mendadak sambil menutup koran yang sudah dibaca selama lima belas menit. Setelah koran langganannya kembali terlipat rapi, ia lanjutkan pembicaraan barusan, "Raden hendak melakukan sesuatu padaku. Sudah beberapa minggu ini ada orang-orang di luar pegawai kantornya yang datang ke kantornya. Huh ... Tapi ini aneh. Raden terlihat seperti sengaja membuat kita dan Noah curiga." "Haish, Raden. Kenapa kita harus menikahkan Anna dengan dia, sih? Benar-benar menantu yang merepotkan. Kira-kira apa yang sedang dia rencanakan? Apakah Noah memberi