Share

101 Belum Ingin Menikah Lagi

Author: Setia_AM
last update Last Updated: 2024-09-03 23:58:52
“Asal Gio mau cerita yang sebenarnya, pasti Tante Soraya tidak akan melapor ke polisi.”

Kalila menarik napas panjang, dia masih tidak habis pikir dengan kejadian yang berlangsung hari ini.

“Apa betul kalau Arka dan mantan istri kamu itu akan menikah?” tanya Soraya sambil menatap penuh selidik ke arah Gio.

“Mantan istri yang mana?”

“Ibunya Noah, jangan pura-pura tidak tahu kamu!”

Gio mengangkat bahu, berusaha fokus mengemudi.

“Aku memang tidak tahu apa-apa, Ibu tanyakan saja ke Arka.”

“Mustahil kamu tidak tahu, Dan.”

“Aku memang tidak tahu, Bu. Apa iya aku harus tahu semua hal tentang ibunya Noah?”

Soraya mendengus tidak puas.

“Kamu jangan mau kalah, Dan.”

“Maksud Ibu apa?”

“Segeralah menikah lagi.”

Gio langsung geleng-geleng kepala mendengar permintaan Soraya.

“Kenapa? Jangan mau kalah sama mantan kamu dua-duanya, si Nia saja juga akan menikah dengan ayah biologis Sherin kan? Terus Lila juga, kamu harus lakukan sesuatu—jangan diam saja!”

Gio
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App
Comments (6)
goodnovel comment avatar
Choirul Khasbi04
ini cerita apa ya kok gk nyambung sih
goodnovel comment avatar
Made Ayu Sumarmi
gagal fokus lagi authornya
goodnovel comment avatar
Dhian 06
kok ceritanya g nyambung.itu bab sebelah kali
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Ketika Istri Lemahku Menunjukkan Kekuatannya    102 (Tamat S1) Tidak Mencintai Kalila

    “Besok aku akan ajak kamu untuk bertemu ayahku, Lil!” ucap Arka bersemangat. Kalila tidak mengira jika respons Arka akan seantusias itu. Namun, bukankah lebih cepat lebih baik? Seandainya orang tua Arka tidak setuju, Kalila tidak perlu berlama-lama mengalaminya. “Jangan tegang begitu,” canda Arka di hari yang sudah ditentukan, dia melirik Kalila yang duduk bersama Noah di pangkuan. “Aku sedang mempersiapkan diri untuk menghadapi penolakan dari calon mertua.” “Ayolah, kamu harus berpikir positif. Aku tidak mungkin seyakin ini kalau ayahku mempersoalkan masalah status.” “Jangan bilang kalau kamu sudah menceritakan tentang latar belakangku kepada orang tuamu?” tebak Kalila. “Sesekali aku bahas kamu sih, karena itu kamu tidak perlu tegang. Santai saja apa pun hasilnya.” Kalila hanya menjawabnya dengan menarik napas panjang. Setibanya di rumah, hanya ada ayah Arka yang menyambut kedatangan Kalila. Sempat terbersit dalam hatinya, apakah ketidakhadiran ibu Arka menj

    Last Updated : 2024-09-04
  • Ketika Istri Lemahku Menunjukkan Kekuatannya    103 S2: Kamu Tidak Trauma?

    Dia mengulurkan tangan dan Kalila menyambutnya dengan senyum merekah. Semua itu tidak luput dari mata Gio yang menyaksikannya. Beberapa bulan kemudian .... “Apa kamu keburu ingin punya momongan?” tanya Kalila di bulan ke enam pernikahannya dengan Arka. “Kalau boleh jujur sih, iya. Wajar kan?” Kalila terdiam, teringat Noah yang masih terlalu kecil untuk memiliki adik. “Tapi kalau kamu belum siap, tidak apa-apa. Hitung-hitung kita membesarkan Noah dulu,” imbuh Arka sambil merangkul bahu Kalila. “Aku kira kamu juga masih ingin bekerja kan?” Kalila mengangguk. “Waktu yang aku punya sudah terbagi antara Noah dan pekerjaan, aku takut tidak mampu kalau tambah anak lagi dalam waktu dekat ini.” “Aku mengerti, tidak masalah kok.” Kalila menatap Arka dengan serius. “Aku jadi merasa tidak enak sama kamu ....” “Kenapa harus tidak enak?” “Karena kamu selalu mengerti apa yang mau.” Arka terkekeh. “Kalau begitu, kamu bisa membayarku dengan setimpal.” “Sebut

    Last Updated : 2024-09-24
  • Ketika Istri Lemahku Menunjukkan Kekuatannya    104 S2: Dia Agak Tersinggung

    Kalila sempat bertatapan dengan mantan suaminya, sebelum akhirnya mengalihkan pandangan. “... jadi seperti itu,” pungkas Arka ketika dia selesai menjelaskan tentang rencana Kalila yang ingin menyebar brosur di kafe milik Gio. “Aku akan mempertimbangkannya, tapi akan jauh lebih bagus lagi seandainya aku diberi gambaran seberapa prospek bisnis istrimu itu.” Arka manggut-manggut. “Iya juga sih, kalau soal itu hanya istriku dan teman-temannya yang tahu.” Gio tersenyum tipis, dalam hati dia agak tersinggung juga karena Kalila dinilai tidak memiliki adab yang seharusnya sebagai seorang pengusaha. Jika dia memang membutuhkan bantuan untuk promosi, kenapa tidak membicarakan hal ini baik-baik dengan dirinya? Malah menyuruh Arka yang tidak mengerti apa-apa tentang bisnis kosmetik. “Aku perhatikan Noah semakin mirip kamu,” komentar Arka mengalihkan pandangan ke arah anak sambungnya yang duduk di karpet bersama Mutia. “Begitulah, sudah banyak yang bilang juga.” “Lila mir

    Last Updated : 2024-09-25
  • Ketika Istri Lemahku Menunjukkan Kekuatannya    105 S2: Kesan Pertama Kurang Baik

    Kalila mengangguk saja, toh dia juga tidak mengenal siapa orang itu. “Itu dia mereka datang!” Ayah Arka mengembangkan senyumnya ketika sang putra mendekat bersama Kalila. “Yah, apa kabar?” sapa Kalila sambil balas tersenyum. “Beginilah, sini ayah mau gendong cucu.” Noah pun berpindah tangan dari Arka ke ayahnya. “Sania, kenalkan. Ini anakku Arka dan istrinya Lila.” Wanita yang menjadi tamu misterius tadi tersenyum ke arah Arka dan Kalila. “Makanlah yang banyak kalian,” pinta ayah Arka saat anak dan menantunya tiba di dapur. “Wah, wah, ada acara apa sebenarnya ini, Yah?” tanya Arka penasaran. “Nanti saja ayah ceritakan, sekarang makanlah dulu. Noah biar ayah gendong.” Kalila dengan sigap mengambilkan makanan untuk Arka setelah sebelumnya tersenyum ke arah Sania yang duduk santai di samping ayah mertua. “Itu anak kalian?” “Betul, Tante ....” “Masih muda, sudah punya momongan. Kalian kejar tayang, ya?” Kalila dan Arka saling pandang sejenak. “T

    Last Updated : 2024-09-26
  • Ketika Istri Lemahku Menunjukkan Kekuatannya    106 S2: Selektif Memilih Calon Istri

    “Jadi dia mantan istri?” Soraya mengangguk membenarkan. “Tapi itu sudah masa lalu, Dano punya jalan hidupnya sendiri dan kamu adalah masa depannya ....” “Bu, aku belum memutuskan apa-apa!” sergah Gio. “Makanya cepat putuskan, Stevi ini memiliki kriteria yang lebih baik dari istri-istri kamu sebelumnya.” “Aku tidak mau buru-buru memilih pendamping, tolong ibu hargai keputusan aku.” Kalila memalingkan wajahnya tidak peduli, dan memilih untuk mengirim pesan kepada Arka dan memberi tahu jika dia sudah tiba di depan ruko. “Tante, tidak perlu memaksa Gio. Aku mungkin belum cukup pantas untuk menjadi pendampingnya,” ucap Stevi dengan wajah murung. “Kamu ini bicara apa, anak Tante ini hanya butuh dorongan saja. Dan, antar ibu sama Stevi pulang.” “Aku tidak bisa, Bu. Aku pesankan taksi saja, ya?” “Mana bisa begitu?” “Kan ibu sendiri yang tiba-tiba datang ke kafe dan minta aku untuk menyusul,” bantah Gio. “Nah, itu ada taksi. Ibu sama Stevi bisa pulang duluan, ak

    Last Updated : 2024-09-27
  • Ketika Istri Lemahku Menunjukkan Kekuatannya    107 S2: Tinggal di Rumah Mertua

    “Kamu bilang Ibu menambah beban pekerjaan kamu? Ucapan macam apa itu?” Soraya semakin berang. “Temui Stevi sekarang, minimal jelaskan kalau kamu sedang sibuk!” Sebelum Gio sempat menjawab, Soraya sudah memutus pembicaraan. “Gio!” Stevi berdiri dari duduknya sambil tersenyum manis saat Gio akhirnya muncul. “Aku tidak ganggu kamu kan?” Jujur saja Gio merasa jengah dengan pertanyaan basa-basi dari Stevi. Sudah tahu dirinya sedang bekerja, kenapa masih saja datang? “Aku ada banyak pekerjaan, jadi mungkin aku tidak bisa ngobrol dengan siapa pun.” “Ah, baiklah—kebetulan aku hanya mampir saja ....” “Kalau begitu aku harus lanjut bekerja, bilang ibuku kalau dia tanya.” “Bilang apa?” “Bilang kalau aku sudah menemui kamu.” Stevi hanya bisa menganggukkan kepala, sementara Gio langsung pergi meninggalkannya tanpa kata. *** “Lil, ayahku mau menikah.” Kalila langsung membulatkan matanya saat mendengar pengakuan Arka. “Sama Tante Sania itu?” “Siapa lagi?” K

    Last Updated : 2024-09-28
  • Ketika Istri Lemahku Menunjukkan Kekuatannya    108 S2: Calon Istrinya Gio

    Kalila mengangguk pelan. “Ibu tenang saja, aku tidak pernah melakukan kewajiban aku kok. Tapi tidak sepagi ini juga, apalagi Noah masih menyusui ....” “Itu kodrat kamu, mungkin lebih baik kamu fokus saja di rumah dan tidak usah kerja. Jadi tidak ada alasan untuk terlalu capek lagi, bagaimana?” Rasa kantuk Kalila nyaris hilang setelah dia mendengarkan ucapan Sania. “Bu, maaf sekali sebelumnya. Tapi sejak awal Arka sudah menerimaku dalam kondisi seperti ini, aku bekerja, aku juga seorang ibu dan dia tidak mempermasalahkan hal itu. Aku tetap melakukan kewajibanku sebagai istri meskipun ada asisten yang membantuku.” Sania mengerutkan bibirnya. “Niat ibu baik, hanya ingin kamu jadi istri dan ibu seutuhnya. Apalagi anak kamu itu masih kecil ....” Kalila mengangguk saja. “Terima kasih untuk sarannya, Bu.” Diiringi seulas senyum tipis, Kalila terpaksa menutup pintu kamar bahkan sebelum Sania berlalu pergi. “Kenapa wajahmu begitu?” tegur Arka yang memperhatikan jika ekspres

    Last Updated : 2024-09-29
  • Ketika Istri Lemahku Menunjukkan Kekuatannya    109 S2: Sepantasnya Tidur Belakangan

    Napas Stevi berubah menjadi lebih cepat, tapi Kalila tidak peduli. Bukan dia yang mencari perkara lebih dulu, melainkan wanita itu. “Nyonya, ini kopinya!” Bik Nuri muncul sambil membawa beberapa cup kopi dingin. “Tolong sekalian Bibik bagikan ke mereka, ya.” “Baik, ini saya juga beli untuk Nyonya sekalian.” “Terima kasih, Bik.” Kalila menerima satu cup kopi dingin favoritnya. “Tadi bilang tidak ada urusan sama Gio, tapi nyatanya juga beli kopi di tempat dia.” Stevi berkomentar. “Maaf, Anda siapa ya?” Bik Nuri menoleh dengan heran. “Nyonya saya beli kopi kan juga bayar.” “Tidak usah dipikirkan, Bik. Lebih baik kopinya dibagikan sekarang saja, kasihan mereka kehausan.” “Baik, Nyonya.” Stevi berbalik sambil menghentakkan kakinya kesal. “Itu tadi siapa sih, Nyonya?” tanya Bik Nuri penasaran ketika dia dan Kalila meluncur kembali ke outlet. “Calon istrinya Tuan Gio.” “Calon istri? Ya ampun, Nyonya rela kalau Noah mendapatkan ibu sambung seperti dia?”

    Last Updated : 2024-09-30

Latest chapter

  • Ketika Istri Lemahku Menunjukkan Kekuatannya    162 (TAMAT) S2: Akad Nikahnya Batal?

    “Gio pasti mencariku!” Kalila agak kesulitan turun karena sudah mengenakan kebaya warna maron. “Kamu akan tetap di sini,” tegas Arka, mencekal pergelangan tangan Kalila. “Aku tidak bisa, mana ponselku? Aku harus pesan taksi!” “Aku bawa mobil, tidak usah pesan taksi.” Karena tidak ada pilihan lain, terlebih karena ponsel juga tidak dalam jangkauannya, Kalila terpaksa mengikuti saran Arka. Sebenarnya apa yang terjadi, batin Kalila saat mobil Arka mulai melaju. Dia ingat betul bahwa terakhir kalinya ada di gedung dan bersiap melangsungkan akad nikah dengan Gio, lalu saat berganti pakaian .... Sepertinya ada yang membekapku, sambung Kalila dalam hati. “Kenapa wajahmu tegang begitu?” tanya Arka memecah keheningan. “Tidak apa-apa!” Kalila buru-buru menggeleng. “Kamu ... hadir di acara Gio?” “Aku datang mewakili ayahku, tidak enak juga kalau tidak datang.” Kalila diam, ada setitik rasa curiga terhadap Arka. Namun, dia tidak ingin menampakkan rasa curiganya itu secara teran

  • Ketika Istri Lemahku Menunjukkan Kekuatannya    161 S2: Pernikahan Tidak Bisa Terlaksana

    “Sudah terlambat, percuma saja.” “Kenapa percuma, Mas? Aku akan bujuk Lila kalau itu yang kamu inginkan!” Arka menoleh dan menatap Sofi dengan penuh benci. “Sudah ada laki-laki lain yang akan merujuk Lila, sepupuku sendiri!” Sofi tercenung. “Jadi ... kita sudah terlambat?” Arka mendengus, merasa muak dengan sikap Sofi yang terkesan lemah. “Tapi ... apakah Lila benar-benar tidak bisa dibujuk lagi?” “Bujuk saja kalau kamu bisa,” pungkas Arka datar. Sofi masih berdiri membeku dengan pakaian dinas yang melekat di tubuhnya. Sepertinya ini bukan saat yang tepat, pikir Sofi muram. Suasana hati Arka jelas sedang buruk, sehingga akan sangat egois jika dia tetap meminta keinginannya. “Arka, akhir-akhir ini ayah perhatikan kamu semakin parah saja.” Sandy berkomentar di hadapan Sania dan Sofi saat sarapan pagi. “Pergilah berlibur kalau memang kamu membutuhkannya.” Arka menatap Sandy dengan sorot mata redup. “Ayah tahu apa yang aku inginkan.” “Arka, kamu bukan anak kecil lag

  • Ketika Istri Lemahku Menunjukkan Kekuatannya    160 S2: Arka Tidak Memiliki Hasrat?

    Ayah dan ibu Kalila saling pandang. “Kamu serius?” “Pernikahan ini tidak untuk main-main, kamu sadar?” “Aku sangat serius, dan aku sadar itu.” Gio menatap kedua orang tua Kalila bergantian. “Kamu pernah menduakan putri kami,” ungkit ayah Kalila, seolah hal itu belum lama terjadi. “Sekali lagi aku minta maaf, Yah. Tapi kali ini aku jamin, aku tidak akan mengecewakan Lila. Dia hanya jadi satu-satunya istri jika kami rujuk nanti.” Ayah Kalila menarik napas panjang dan tidak menjawab. “Lila sendiri bagaimana?” tanya ibu ingin tahu. “Kami sudah bertemu dan Lila menyerahkan sepenuhnya kepada Ayah dan Ibu.” “Kalau begitu kami juga harus membicarakannya dengan Lila terlebih dahulu,” pungkas ayah. “Kamu tidak bisa mengambil keputusan sepihak, karena nantinya Lila yang akan menjalani ini semua.” Gio mengangguk, menurutnya pertemuan ini tidaklah terlalu buruk dari yang dia bayangkan. Kalila sedang ikut mengepak pesanan reseller ketika ponselnya berdering nyaring. “Izin seb

  • Ketika Istri Lemahku Menunjukkan Kekuatannya    159 S2: Jangan Mencari Kekuranganku

    Sesaat setelah mobil Gio melaju pergi, mobil Arka justru baru saja menepi di depan outlet Zideka. “Sepertinya Lila serius mau rujuk sama Gio,” gumam Arka nyaris putus asa. “Ya ampun, aku harus bagaimana?” Ingin rasanya Arka membuntuti mereka, tapi dia tidak kuat menyaksikan kebersamaan mantan istrinya. “Sudah kamu pertimbangkan matang-matang?” tanya Gio begitu dia dan Kalila sudah berada di dalam kafe miliknya. “Pertimbangkan apa?” “Rujuk lah!” Kalila mengerutkan keningnya. “Itu serius? Tidak, kan? Aku tahu kamu mengatakannya spontan saja karena terbatasnya waktu untuk berpikir, sekarang jadi seperti ini kan ...” Giliran Gio yang mengerutkan keningnya, dia tidak mengira jika Kalila menganggap apa yang dia katakan di media tempo hari adalah sebuah ketidaksengajaan. “Kita bisa menjadikannya benar-benar serius,” cetus Gio, tapi malah mendapat tatapan tajam dari Kalila. “Demi Noah, tentu saja!” imbuh Gio buru-buru supaya Kalila tidak salah paham. “Anak keci

  • Ketika Istri Lemahku Menunjukkan Kekuatannya    158 S2: Laki-laki itu Sama Saja

    Kalila untuk sementara tidak mau pusing-pusing memikirkan berita yang beredar tentang dirinya dan Gio. Namun, tetap saja dia merasa kebingungan juga saat ibunya menelepon untuk mengonfirmasi kebenaran itu. “Kamu serius mau rujuk sama Gio?” Kalila menarik napas panjang, tidak tahu harus memulai dari mana untuk menjelaskan duduk perkara yang sebenarnya. “Belum pasti kok, Bu ...” “Kok belum pasti, bagaimana sih? Jangan jadikan pernikahan sebagai permainan, Lil!” “Bukan maksudku begitu, tapi memang semua ini serba mendadak dan belum pasti. Aku tidak menganggap serius ucapan Gio di depan media, mungkin biar meredam kesalahpahaman saja.” “Salah paham seperti apa sampai kalian harus bicara dusta di depan orang-orang?” Kalila lagi-lagi bingung jika harus menjelaskan kejadian yang bermula di rumah kontrakannya. “Ceritanya panjang, Bu. Mungkin Ibu bisa hubungi Gio karena dia pertama kali punya ide bilang rujuk di depan orang-orang,” usul Kalila, mau tak mau harus menumbalkan Gio.

  • Ketika Istri Lemahku Menunjukkan Kekuatannya    157 S2: Kehadiran Gio Merusak Segalanya

    “Jelaskan ini, Dan! Apa maksudnya?” Dengan suara melengking miliknya, Soraya mengintrogasi sang putra begitu mereka bertemu. “Jelaskan soal apa, Bu?” “Itu, berita yang sedang beredar! Kamu bilang kalau kamu akan rujuk dengan mantan istri kedua kamu kan?” Gio menatap Soraya sekilas. “Doakan saja, Bu.” “Maksud kamu apa? Kalian betulan mau rujuk?” “Kalau memang itu takdirku, mau bagaimana lagi?” “Kamu jangan bercanda, Dan! Kalau kamu sudah ada keinginan untuk menikah lagi, kenapa tidak cari orang lain saja?” “Memangnya kenapa, Bu? Lila kan ibu dari anakku juga ...” “Tapi ibu tidak setuju! Apa kamu tidak ingat bagaimana dia berkeras untuk cerai dari kamu, jadi buat apa sekarang kamu rujuk sama dia? Buang-buang waktu, tenaga, dan pastinya uang!” Gio menarik napas. “Entahlah, kita lihat saja nanti. Setidaknya Lila bukanlah orang lain dalam keluarga kita.” Tidak puas dengan jawaban Gio, Soraya mencebikkan bibirnya. Susah payah dia mencarikan calon yang sesuai untuk Gio

  • Ketika Istri Lemahku Menunjukkan Kekuatannya    156 S2: Anda Berdua Akan Rujuk?

    Kalila memijat-mijat kepalanya yang terasa pening, di sebelahnya ada Bik Nuri yang sedang menyeduh secangkir teh lemon untuknya. “Jangan terlalu dipikirkan, Nyonya. Saya saksinya kalau Nyonya dan Tuan tidak berbuat seperti apa yang mereka tuduhkan ...” hibur Bik Nuri seraya menghidangkan teh buatannya. “Tapi kan masalahnya mereka lihat sendiri bagaimana Tuan ada di rumah ini, kami tidur hanya dengan Noah sebagai pembatas ... Saya malu, Bik. Orang-orang di luar sana pasti berpikiran macam-macam tentang kami ...” Bik Nuri mengusap-usap bahu Kalila untuk meredakan kegelisahannya. “Kita memang tidak bisa memaksa orang untuk percaya dengan apa yang kita jelaskan, Nyonya. Mereka cenderung mempercayai apa yang mereka lihat saja,” ujar Bik Nuri. “Mungkin butuh beberapa waktu lagi sampai kejadian ini mereka lupakan ...” Kalila menatap tehnya. Apa mungkin mereka akan lupa kejadian tadi seiring berjalannya waktu? Dia tidak yakin karena beberapa orang dari mereka bahkan secara terang-ter

  • Ketika Istri Lemahku Menunjukkan Kekuatannya    155 S2: Kalian Kumpul Kebo?

    Noah terbangun dengan kaget dan kebingungan melihat keberadaan banyak orang di depannya. “Sebentar, sebentar ... ada apa ini?” Gio yang baru terbangun dari tidurnya, tampak bingung dengan situasi ruang tamu yang kini penuh orang. “Ada apa, ada apa, ada yang mesum di lingkungan ini!” “Mesum?” “Jangan pura-pura tidak tahu, kamu bukan warga sini kan?” Melihat Noah yang bingung sekaligus ketakutan, Kalila mengisyaratkan kepada Bik Nuri untuk memeluknya. “Saya cuci muka sebentar,” kata Kalila tegas. “Tidak bisa begitu, kamu pasti mau kabur ya?” “Kalian harus mempertanggungjawabkan perbuatan kalian!” Suara-suara ribut terus terdengar di seluruh ruangan. “Paling tidak jangan membuat anak ini takut!” seru Bik Nuri sambil mendekap Noah erat-erat. “Ini hanya salah paham, berikan kesempatan pada majikan saya untuk menjelaskan. Paling tidak biarkan nyonya saya cuci muka dulu!” “Nanti dia kabur ...” “Untuk apa saya kabur? Rugi, saya sudah membayar sewa rumah ini

  • Ketika Istri Lemahku Menunjukkan Kekuatannya    154 S2: Dikira Pasangan Mesum

    Ketika hari mulai malam, demam di tubuh Noah semakin meninggi. “Minum obat dulu, ya?” bujuk Kalila. “Habis ini Noah tidur ...” “Ayah kapan datang, Bu?” Kalila tidak segera menjawab. “Telepon ayah ...” pinta Noah pelan, wajah yang biasanya ceria itu kini terlihat sayu. Sumpah demi apapun, Kalila tidak tega melihat Noah sakit seperti ini. Apa dia betul-betul harus menelepon Gio? Tapi ini kan sudah malam, batin Kalila tidak mengizinkan. “Noah tidur dulu ya, besok baru ibu telepon ayah.” “Gak mau, aku mau ayah sekarang ...” Kalila tidak mendengarkan dan malah berbaring di samping Noah, di dekatnya sang putra dengan erat dan berharap panas itu berpindah ke tubuhnya saja. “Sama ibu dulu, nama Harus istirahat biar cepat sembuh.” “Mau ayah sekarang ... Ayah ...” Kalila terlihat bimbang, dia tentu segan jika harus menghubungi Gio malam-malam begini. Namun, melihat keadaan Noah yang sedang terbaring demam, membuatnya tidak tega untuk tetap menolak keinginannya. “Halo?

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status