Tiba-tiba saja, situasi tegang menyelimuti mereka bertiga yang saat ini sedang berdiri di pinggir lorong menuju kantin. Tom yang tidak ada sangkut pautnya dalam masalah ini, sekarang seakan menjadi terdakwa dari tatapan tajam Patricia yang sedang mencari sebuah jawaban.Sementara saat Tom melirik ke arah Ares, pria itu jelas sedang tidak berada pada situasi yang akan menjawab pertanyaan Patricia. Tom mengumpat dalam hati untuk Ares, dan juga membodohkan dirinya sendiri karena membahas ini di tempat yang tidak aman.“Kita sedang membicarakan masalah temanku,” ucap Tom pada akhirnya, karena sejak tadi Ares hanya diam. Tak mungkin dia hanya diam saja di kala kondisi menegang seperti sekarang ini. “Dia menceritakan masalahnya padaku, something problem with his girlfriend, dan dia ingin mendengar saran dari sesama teman pria, jadi aku menceritakannya juga pada Ares untuk menambah opsi sudut pandang. Benar begitu kan, Ares?” lanjutnya sambil melirik Ares. Ares hanya mengangkat kedua alisn
Sepertinya wafel panas dan lelehan es krim di atasnya dengan potongan buah akan menjadi sarapan yang lezat. Belva sudah memikirkan hal itu dari sejak dia membuka mata. Entah sudah berapa banyak berat badannya bertambah, kali ini dia tidak memikirkannya lagi.Menurut Elea, tubuh Belva tetap seperti dulu, kecuali di bagian perut. Mungkin hal itu yang membuat Belva saat ini menjadi tidak merasa bersalah ketika saat ini dia makan banyak. Well, bukankah bertambah gemuk memang wajar pada ibu hamil?Setelah mandi dan berganti pakaian, Belva segera menuju ke dapur untuk membuat menu impiannya pagi ini. Tepung, telur, dan susu telah dikeluarkan, dia juga telah menimbang takarannya, saat ponselnya mengeluarkan notifikasi pesan masuk.Melihat pesan yang masuk, sekejap kedua mata Belva membelalak lebar. Ibunya mengatakan akan berkunjung ke apartemen lamanya. Oh, tidak boleh! Apartemen itu pasti sudah dihuni oleh orang lain. Bagaimana ini? Lagi pula dia juga tidak mungkin untuk menemui ibunya dala
Menjelang sore mereka telah sampai di Philadelphia. Belva dan Ares melangkahkan kaki ke sebuah hotel di sana, dan Ares segera menuju ke meja respsionis untuk melakukan check-in. Belva tidak menangkap ada hal yang aneh, sampai akhirnya dia menyadari satu hal.Ares hanya memesan satu kamar!Hatinya bergemuruh saat menyadari hal itu. Mereka tidak mungkin tinggal di satu kamar, kan? Pasti Ares salah. Saat pria itu menoleh dan menangkap gurat protes yang akan dilayangkan oleh Belva, pria itu segera merundukkan kepalanya dan berbisik pelan.“Jangan protes, nikmati saja yang ada.”Belva langsung mengurungkan keinginannya untuk protes. Berkali-kali dia mengumpat dalam hati, sepertinya dirinya telah masuk ke dalam perangkap Ares. Namun, Belva segera sadar bahwa Presiden Suite Room pasti memiliki tempat yang luas. Jika mereka tinggal sekamar, so what? Malamnya dia bisa tidur di sofa.Sampai di dalam kamar, Belva lagsung mendekat ke sisi jendela lebar yang memperlihatkan semua sisi kota Philadel
“Kau sudah siap?” tanya Ares, sambil berjalan ke belakang Belva yang sedang berdiri di depan cermin, mengenakan dress terusan hitam yang membalut cantik tubuhnya.“Bisa minta tolong kau naikkan ke atas resleting dress-ku? Aku tidak bisa menjangkaunya.” Belva menyibak rambutnya yang terurai ke belakang. Perempuan itu tanpa ragu meminta pertolongan dari Ares di kala mengalami kesulitan ini.Kulit punggung mulus Belva terlihat kontras dengan dress hitam berpendar yang dia kenakan. Ares meneguk ludahnya, berusaha untuk menahan rasa yang tiba-tiba bergejolak dalam dirinya. Bayangan ciuman mereka tadi kembali terngiang.Tangan Ares meraih resleting itu, lalu menariknya ke atas secara perlahan. Ujung jari Ares menyentuh kulit punggung Belva, membuat Belva tak kuasa menahan desahan pelannya.Jantung perempuan itu berdebar kencang. Tak hanya Ares, Belva juga mengingat setiap sesapan yang tadi dia rasakan bersama dengan Ares. Bagaimana napas mereka saling memburu, dan keduanya yang tersengal sa
Meskipun telah berciuman dengan mesra, nyatanya tak membuat Belva menjadi bersikap biasa saat malam tiba. Kebingungan melanda hatinya. Dia tidak mungkin begitu saja tidur di sebelah Ares yang sudah berbaring di ranjang. Belva kembali keluar kamar. Dia melangkahkan kakinya menuju ke sofa besar yang tadi siang telah menjadi incarannya. Not bad, cukup luas dan sangat empuk. Dia akan dengan mudah terlelap di sana sambil melihat pemandangan kota.Baiklah, keputusan telah diambil. Malam dia akan tidur sofa. Anggukkan puas menyertai langkah Belva saat kembali ke kamar. Dia bermaksud untuk mengambil bantal dan selimut.Namun rupanya gerak-gerik Belva dari tadi telah diperhatikan oleh Ares. Pria itu hanya mengulum senyum setiap kali Belva mondar-mandir mencari tempat. Dirinya bahkan berpura-pura memejamkan matanya saat Belva mendekat.Gerakan kecil dari Belva yang sedang mengangkat bantal berhasil menarik tipis sudut bibir Ares. Saat Belva mulai menarik selimut, saat itulah Ares membuka matan
Belva membuka matanya dengan tergesa-gesa. Otaknya sedang memproses setiap hal yang telah terjadi sebelumnya. Benarkah kejadian semalam itu nyata? Rasanya Belva merasa bahwa sentuhan Ares sangat nyata, tapi dia takut bahwa semua hanya mimpi. Sebab, terkadang mimpi indah begitu menghanyutkannya. Mimpi indah bisa membuat semua orang tenggelam dalam harapan.Namun, Belva menyadari bahwa ada tangan kokoh yang membekap tubuhnya. Dia mulai menoleh—mendapati Ares yang masih tertidur. Tampak jelas tatapan Belva menatap Ares dengan tatapan penuh pujaan.Hal tersebut menandakan bahwa permainan panasnya dengan Ares tadi malam sangat nyata. Terbangun dalam keadaan tubuh polos menandakan bahwa memang pergulatan panas kedua kali dengan Ares telah terjadi. Hanya berbeda kali ini Belva melakukannya dengan keadaan sadar, bukan mabuk.Belva hanyut akan pandangannya menatap Ares yang terlelap. Rahang tegas. Hidung mancung menjulang melebihi bibir. Paras tampan. Kulit bersih. Ya, semua yang ada pada Ares
Beberapa hari setelah pernyataan Ares pada Belva di Philadelphia, kedua insan itu telah kembali menjalani aktivitas mereka di Manhattan. Belva tetap fokus dengan kehamilannya dan baru-baru ini menjadi rutin melakukan yoga yang dia lakukan setiap hari di penthouse, sementara Ares selalu enggan untuk meninggalkan Belva setiap pagi. Seperti saat ini, pria tampan itu terus mengulur waktu untuk selalu berada di sisi Belva.“Kurasa kau memerlukan mantras yoga yang baru.” Ares memperhatikan Belva yang sedang menggelar matras di depan tv.Belva menoleh, mengerutkan keningnya dengan mengarahkan tatapan protes pada Ares. “Bukankah seharusnya kau sudah berangkat lima menit yang lalu, Dokter Ares Ducan? Kenapa masih di sini?”Ares terkekeh rendah. Alih-alih menuju ke pintu keluar untuk segera berangkat ke rumah sakit, pria tampan itu justru mendekat dan duduk di sofa yang paling dekat dengan posisi Belva sambil terus memperhatikan istrinya tersebut. “Masih ada sedikit waktu untuk terus bersamamu
Tom berlari cepat menuju ke ruangan Ares. Dia bahkan tidak memedulikan tatapan beberapa perawat dan dokter lain yang melihatnya berlarian di koridor klinik bedah. Kabar berita yang baru saja dia dapatkan baru saja lebih penting dari rasa heran mereka melihat seorang Dokter Obgyn berlarian di sana.Hal yang sedang dibawa oleh Tom tampaknya sangat penting sampai dia tidak sempat mengetuk pintu ruangan Ares. Dia masuk begitu saja dan membuat Ares langsung mendongak cepat dengan wajah heran.“Di mana tata kramamu, Dokter Tom? Ketuklah pintu dulu sebelum masuk ke ruangan,” sindir Ares sebelum kembali menunduk untuk memeriksa daftar pengajuan obat dari sales farmasi yang dia dapat tadi pagi.“Ini bukan waktunya untuk bertata krama, Ares!” seru Tom dengan wajah panik. “Ada hal yang lebih penting yang harus kau ketahui.”Melihat sahabatnya itu bertingkah aneh, Ares segera menutup dokumennya dan menatap heran pada Tom. “Ada apa? Apa yang terjadi?”“Patricia membuat masalah!” jawab Tom dengan n
Tiga Tahun Kemudian,Hari ini adalah ulang tahun Vintari, ibunya Ares. Seluruh keluarga diundang oleh Zeus untuk merayakan ulang tahun istrinya tersebut dengan acara makan malam bersama. Ares dan Belva saat ini baru saja keluar dari mobil yang telah terparkir di tempat parkir mansion mewah itu.Charels langsung berlari menuju ke dalam mansion, sementara Chloe berjalan pelan bersama dengan Belva sambil menggenggam erat tangan ibunya tersebut. Ketika masuk ke dalam mansion, Chloe segera diculik oleh Viona untuk bermain bersama. Mereka kejar-kejaran di taman bersama dengan Charles, dan saling tertawa gembira.Zeus dan Ares terlihat sedang membicarakan sesuatu yang tidak diketahui oleh Belva. mungkin tentang urusan pekerjaan di rumah sakit, atau isi berita terkini yang terkadang mereka bahas saat sedang bersama. Sedangkan Belva bersama dengan Vintari membantu para pelayan mansion yang sibuk di dapur,Tidak banyak yang mereka kerjakan sebenarnya, karena semuanya dilakukan oleh pelayan mans
Pernikahan Neil dan Elea dilangsungkan hari ini. Alih-alih mengadakan pesta di indoor, mereka lebih memilih mengadakan pernikahannya di halaman sebuah villa yang dengan cantiknya telah disulap menjadi suasana pernikahan yang seperti pada umumnya. Wedding aisle, deretan kursi di kiri kanannya, dan juga sebuah altar di depan dengan background penuh beraneka macam bunga dengan nuansa putih. Semuanya terlihat sangat cantik dan mewah.Belva dan Ares datang berdua saja. Hari ini Charles lebih memilih untuk ikut pergi piknik bersama dengan kedua neneknya, Zelda dan Vintari. Setelah itu dia akan memilih untuk tidur di mansion Vintari karena besoknya akan berenang dengan Viona—adiknya Ares. Belva dan Ares tidak mempermasalahkannya. Justru mereka melihat sebuah kesempatan untuk bisa menghadiri pernikahan ini dengan lebih fokus pada setiap momen yang ada, dan juga bisa menikmati waktu quality time berdua.Belva berdiri dengan penuh antusias saat acara dimulai. Elea berjalan di wedding aisle deng
Belva berdiri di belakang panggung Fashion Week dengan rasa gelisah dan gugup yang bercampur menjadi satu. Dia tidak henti-hentinya menatap monitor kontrol yang tersedia di sana untuk melihat jalannya acara di panggung. Setiap sorakan dari penonton ketika model yang membawakan hasil rancangannya semakin membahana, akhirnya membantunya untuk mengurangi sedikit demi sedikit rasa gelisahnya itu.Dedikasinya yang dicurahkan untuk dunia pekerjaan yang dicintainya ini membuahkan hasil yang sangat bagus. Sorakan penonton semakin ramai saat nama Belva dipanggil untuk naik ke atas panggung sebagai sang desainer. Langkah kaki yang sedikit gugup, dia menapaki runway dengan senyum mengembang dan lambaian tangan ke arah penonton.Sampai di ujung panggung, dia berhenti dan membungkuk untuk menunjukkan rasa hormat dan terima kasihnya sebelum menerima buket bunga besar dari salah satu model yang mengenakan rancangan bajunya.Beberapa staff kantornya yang ikut dalam acara ini terlihat mengacungkan jed
Siang ini di kantin rumah sakit khusus karyawan, tampaknya Ares tidak bisa menikmati makan siangnya dengan tenang lagi. Dari arah pintu masuk sudah terlihat Tom yang berjalan tergesa-gesa menuju mejanya. Dari raut wajah yang ditunjukkan oleh pria itu, jelas kalau ada sesuatu hal yang ingin dia ceritakan padanya.“Hei, kau dengan sebuah berita hari ini?” tanya Tom penasaran.Ares menatap Tom tanpa berekspresi. Dugaannya benar, pria itu sedang di hadapannya dengan sorot mata penuh informasi yang sebentar lagi pasti akan dia ceritakan padanya. Sering orang merasa heran dengan persahabatan mereka. Ketika seorang yang terlihat cuek dan dingin seperti Ares bisa bersahabat dengan Tom yang super extrovert dan suka beramah tamah dengan siapa saja.Belva pernah mengatakan bahwa itu seperti yin & yang. Sosok seperti Ares memang selalu membutuhkan sosok seperti Tom dalam hidupnya. Ketika awalnya Ares denial tentang hal itu, tapi jika dipikir lagi memang benar. Hidupnya menjadi lebih mudah karena
Lima tahun berlalu. Banyak yang yang telah terjadi pada kehidupan Belva dan Ares. Tentang Charles, putra mereka yang sekarang telah tumbuh menjadi anak yang cerdas dan sangat sayang pada keluarga. Pun sekarang Ares sedang disiapkan untuk menggantikan Zeus sebagai direktur utama rumah sakit, begitu juga dengan Belva yang akhirnya menempuh impiannya sendiri menjadi seorang Fashion Designer.Malam ini, Belva masih sibuk di ruang kerja pribadinya di penthouse. Dia sengaja membawa pekerjaanya ke rumah agar bisa menyelesaikanya lebih cepat dari tenggat waktu yang telah ditetapkan. Banyak desain baju yang dia ciptakan untuk acara Fashion Week besar yang dilangsungkan dua bulan lagi. Brand miliknya akan dipamerkan di sana, bersanding dengan brand ternama yang jauh lebih senior dari miliknya.Semenjak dia meluncurkan brand miliknya sendiri, angka penjualannya langsung melejit tinggi. Target utamanya yang ditujukan untuk para dewasa muda disambut hangat dan menjadi trend baru di New York. Seler
Ares dan Belva mendapatkan kado pernikahan dari David Ducan—kakek Ares, untuk pergi honeymoon ke Hawaii. Tiket pesawat pulang pergi telah disiapkan. Mereka hanya tinggal berangkat dan bersenang-senang.Sebelum mereka menginjakkan kaki di bandara saat ini, tentu saja ada sedikit perdebatan dengan Belva yang ragu karena harus meninggalkan Charles. Meskipun ada Zelda dan Vintari yang sangat senang untuk membantu menjaga Charles, tapi sebagai seorang ibu pasti ada rasa khawatir saat meninggalkan anaknya.Ares berkali-kali meyakinkan bahwa Charles akan baik-baik saja, begitu juga dengan Zelda dan Vintari. Mereka bahkan sampai membuat jadwal kegiatan agar Belva bisa mengetahui kegiatan apa saja yang akan Charles lakukan bersama dengan mereka.Sampai akhirnya, Belva merasa tenang dan di sinilah mereka saat ini berada. Ruang boarding mulai ramai. Beberapa menit lagi mereka akan masuk melalui garbarata menuju ke pesawat. Ini adalah pertama kalinya Belva akan pergi ke Hawaii.Belva tersenyum sa
Hari pernikahan Belva dan Ares telah tiba. Tak lagi menikah di sebuah gereja kecil di pinggiran kota dan hanya disaksikan oleh Elea saja, kali ini mereka melangsungkan pernikahan di gereja katredal dengan rangkaian bunga yang mewah dan terlihat elegan dari toko bunga milik Elea.Tamu undangan dari kedua belah pihak telah memenui gereja dan siap untuk mengikuti proses pengesahan pernikahan Belva dan Ares. Seluruh undangan terlihat bahagia, terlebih lagi bagi mereka yang mengetahui bagaiamana lika-liku perjuangan keduanya untuk bersama.Sementara itu di ruangan tunggu pengantin wanita, Belva berkali-kali mengembuskan napasnya dalam-dalam. Sesekali dia juga memeriksa riasan minimalisnya yang terlihat sangat cantik dan menawan. Balutan gaun putih dengan veil panjang membuatnya terlihat sangat elegan.Neil yang sengaja diminta Ares untuk menjadi pendamping Belva saat masuk menuju altar, menatapnya dengan sorot kagum. Betapa cantiknya wanita yang sampai saat ini masih dia cintai, meskipun d
Sudah enam bulan semenjak Belva dan Ares kembali bersama. Hari ini Ares terlihat sangat bingung dan jelas terlihat gelisah. Berkali-kali dia keluar masuk ke ruangannya hanya untuk mencari inspirasi yang tidak kunjung datang. Merasa tidak tenang, dia akirnya pergi ke gedung rumah sakit tempat klinik Obgyn berada.“Berapa lama lagi dokter Tom selesai?” tanya Ares pada perawat yang bertugas di depan ruangan praktik.“Lima belas menit lagi, Dok,” jawab perawat itu.Ares mengangguk, kemudian kembali berlalu untuk mengitari lorong rumah sakit lagi. Mungkin saja dengan begitu dirinya bisa mendapatkan jalan keluar atas masalah yang sedang dia hadapi saat ini.Tepat lima belas menit berlalu, Ares kembali ke ruangan praktik milik Tom. Dia bahkan tidak memiliki kesabaran untuk menunggu Tom untuk kembali ke ruangan pribadinya di gedung yang sama dengan ruangan pribadi miliknya. Setiap dokter spesialis selalu mendapatkan ruang pribadi di Alpha Hospital.“Kenapa lagi? Asisten perawatku sampai berka
Hari pertama Ares kembali bekerja sudah mendapatkan panggilan khusus dari Zeus untuk datang ke ruangan ayahnya tersebut. Ares berpikir mungkin ayahnya ingin berdiskusi mengenai kasus penyakit pasien—biasanya memang seperti itu. Dia sama sekali tidak memiliki pikiran lain selain itu sampai dia berdiri di hadapan ayahnya saat ini.“Kapan kau mau meresmikan hubungan dengan Belva lagi?” tanya Zeus tanpa basa-basi.Ares tidak menyangka akan mendengar pertanyaan itu, tapi itu bukan hal buruk. Justru saat ini dia merasa senang ketika diburu untuk menikah lagi dengan Belva. Namun ada pertimbangan lain yang telah dia pikirkan sampai belum memutuskan untuk melakukannya dalam waktu dekat.“Tunggu beberapa bulan lagi. Setidaknya setelah luka jahitan operasi Belva benar-benar membaik, Dad. Selain itu, aku juga ingin menunggu Charles lebih besar sedikit. Saat ini terlalu dini untuk membicarakan hal itu. Aku takut hal itu justru menguras tenaga dan pikiran Belva,” jawab Ares tenang, dan sopan.Zeus