Semua barang milik Tegar sudah tidak ada, termasuk alat-alat pertukangan miliknya. Itu menandakan jika Tegar telah benar-benar meninggalkan Cinta, bukan hanya keluar sebentar untuk mencari makan untuk sarapan mereka pagi ini atau ke warung untuk membeli rokok seperti yang biasa dilakukan oleh Tegar.Cinta memeluk tubuhnya sendiri sambil menangis tergugu meratapi nasibnya, nasib ditinggal pergi oleh sang suami setelah mereka menghabiskan malam yang panas dan penuh gairah. Jika tadi Cinta hanya merasakan tubuhnya yang serasa remuk, kini hatinya pun tidak kalah remuk. Tidak tahu harus berbuat apa lagi, sejenak Cinta meluapkan kesedihannya dengan menangis sepuasnya. Setelah merasa lelah, Cinta menyeka air matanya dan berusaha bangkit.Tidak ingin terus berada dalam belenggu kesedihan karena kepergian Tegar, Cinta bergegas melangkah menuju ke kamar mandi, mengguyur tubuhnya untuk membersihkan diri dari sisa-sisa pergumulan semalam dan berharap tubuhnya lebih segar dan bisa melupakan Tegar.
Hening, sepi, itulah yang dirasakan Cinta kala kakinya memasuki rumah. Dahulu sang ibu yang selalu menyambut kedatangannya dengan seulas senyum di bibir. Setelah kepergian wanita yang telah melahirkannya, Tegar lah yang akan menyambut kedatangannya dengan tatapa matanya yang akan dengan begitu cepat kembali ke kesibukannya kala itu. Meskipun terkesan mengabaikan dirinya, tetapi tidak bisa dipungkiri jika keberadaan Tegar cukup menemani dirinya yang kala itu sedang berduka karena kepergian sang ibu untuk selamanya.Cinta sadar apa yang telah menimpanya saat ini adalah sebuah konsekuensi yang dia terima. Kepergian Tegar sebenarnya sudah pernah dia perkirakan sebelumnya, tetapi tentu tidak secepat ini, karena dia merasa hubungan antara Aura dan Damar belum mengalami perkembangan yang berarti.Saat ini yang paling Cinta takutkan bukanlah Tegar yang meninggalkan dirinya, tetapi Damar yang akan meninggalkan Aura saat mengetahui hubungannya dengan Tegar telah berakhir. Kini Cinta sedang berp
Sudah hampir satu bulan Tegar pergi tanpa memberi kabar. Hanya dengan menyibukkan diri yang bisa dilakukan oleh Cinta untuk mengalihkan pikirannya dari banyaknya permasalahan hidup yang dia alami saat ini. Hingga tanpa berpikir panjang, Cinta menerima pekerjaan untuk membuat beberapa desain baru yang harus unik dan menarik untuk produk andalan cabang baru yang akan dibuka dalam waktu dekat. Meskipun Cinta harus menjalani lembur hingga malam, karena dia dan Joni juga harus memperhatikan dummy atau contoh furniture yang akan dipajang saat acara grand opening pembukaan cabang baru.“Mentang-mentang yang bayar gaji, memberi perintah semaunya,” gerutu Joni saat merasakan kebuntuan untuk membuat karya terbaru bersama dengan Cinta.Lelaki yang merupakan kepala desain di Mulia Abadi Mebel itu menyugar rambutnya dengan kasar untuk melampiaskan kekesalannya. Pandangannya beralih kapada Cinta yang terlihat tetap fokus dengan layar laptop dan walaupun sesekali memijat pangkal hidungnya sambil mem
Meskipun pekerjaan mereka belum selesai, Joni mengajak Cinta dan Raga untuk pulang saat melihat jam sudah menunjukkan pukul delapan malam. Kesehatan kedua anak buahnya sangat penting bagi Joni sehingga dia tidak memaksa mereka untuk terus bekerja. Sudah lama Joni menjadi kepala desain, dia sadar bekerja menjadi tenaga desain bukanlah pekerjaan yang hanya mengandalkan fisik tetapi juga membutuhkan imajinasi yang kadang tergantung oleh mood yang baik agar bisa terus mengalir.Cinta keluar dari kantor bersama Joni dan Raga. Setibanya di luar pandangan mereka tertuju pada Widi yang telah berdiri bersandar pada mobil mewahnya di halaman kantor. Bukan hanya Cinta yang tampak tidak nyaman dengan saat melihat suami sang bos berada di sana, Joni dan Raga pun tampak tidak tega jika harus membiarkan Cinta menghadapi Widi sendiri. Apalagi pria paruh baya itu kini melangkah penuh percaya diri Widi mendekat ke arah Cinta berada,“Pak Jon, saya pulang dulu ya, karena saya harus antar Kak Cinta dulu.
Dengan lembut Tegar mencium kening Cinta. Mata yang terpejam dan napas yang terhembus dengan teratur menandakan jika wanita yang baru saja menyerahkan harta berharganya itu telah terlelap dalam tidurnya. Ada rasa bersalah di hati Tegar yang tidak bisa mengendalikan dirinya saat menikmati kesyahduan yang sudah lama dia nantikan. Tak jemu Tegar memandangi wajah ayu yang terkapar karena lelah, dan sekali lagi kecupan lembut itu mendarat di dahi sang istri.Tegar bangkit dari tempat tidur berukuran single yang begitu sempit untuk mereka gunakan berdua. Setelah memungut dan menggunakan celananya kembali Tegar melangkah menuruni tangga bergegas menuju ke kamar mandi. Suara gemericik air mengguyur kepala Tegar, seolah mengembalikan akal sehatnya yang sebelumnya hanya dipenuhi oleh hasrat dan gairah.Tegar sadar apa yang baru saja dia lakukan bersama Cinta bukan hanya ritual yang sangat menyenangkan yang akan dengan mudah menjadi candu bagi siapa pun yang telah melakukannya, tetapi ada resiko
Brak!Terdengar suara pintu yang ditutup dengan keras. Adnan hanya menggelengkan kepala karena sudah terbiasa. Sedangkan Tegar memandang dengan saksama pintu kamar yang dia yakini sebagai kamar Randy."Maaf! Karena keberadaan saya di rumah ini telah membuat Randy marah.""Tak apa, itu sudah biasa. Saya sudah bingung untuk memberikan penjelasan kepadanya," ucap Adnan yang terlihat sudah putus asa. "Bersiap-siaplah kita akan segera menemui ibumu," sambung Adnan, berusaha mengalihkan pembicaraan.Sebagai seorang ayah sebenarnya Adnan ingin memiliki hubungan yang dekat dengan putra semata wayangnya. Sikap posesif dan rasa cemburu yang berlebihan dari mendiang istrinya tampaknya menimbulkan salah paham pada diri Randy. Sebelum kepergiannya, sang istri selalu membisikkan ke telinga Randy cerita perselingkuhan yang telah dilakukan oleh Adnan. Meskipun tidak ada bukti, meskipun Adnan sudah menyangkalnya, tetapi Randy lebih percaya dengan penuturan sang ibu yang tiada henti menggetarkan gendan
Tegar membuka pintu apartemen yang kini menjadi tempat tinggalnya. Seperti apa yang telah disampaikan Lisa sebelumnya, Janmo akan menemani dan membantu Tegar dalam mempersiapkan pembukaan cabang baru."Akhirnya kau mau kerja juga," sindir Janmo sambil melangkahkan kaki memasuki apartemen Tegar.Ada rasa bahagia di hati Janmo saat mengetahui sahabatnya telah bekerja kembali. Apalagi saat ini Tegar sudah menikah dan memiliki tanggung jawab untuk menafkahi istrinya."Antar aku ke ruko yang akan menjadi cabang baru Mulia Abadi!" Tegar terlihat antusias untuk segera menyelesaikan pekerjaannya."Kenapa buru-buru? Santai saja! Besok sudah ada yang mengerjakan, kita tinggal mengawasi saja.""Ayo!" ajak Tegar seolah tidak memberi kesempatan kepada Janmo untuk mengistirahatkan tubuhnya barang sejenak.Tegar ingin semua urusan pembukaan cabang baru Mulia Abadi Mebel bisa selesai secepatnya agar dia bisa segera berkumpul dengan Cinta lagi. Tegar merasa semua yang dia dapatkan terasa sia-sia jika
"Kak Cinta, aku pulang dulu," pamit Sasa saat taksi pesanannya sudah datang."Ya," jawab singkat Cinta yang terlihat tidak nyaman karena tidak ada yang menemaninya.Cinta membalas lambaian tangan Sasa yang berada di dalam taksi online yang sudah mulai melaju.Damar mulai melangkahkan kakinya mendekati Cinta saat taksi yang membawa Sasa sudah tidak terlihat lagi."Bagaimana kabarmu?" tanya Damar dengan langkah yang semakin mendekat. "Baik," jawab singkat Cinta, dengan seulas senyum yang terlihat sangat dipaksakan. "Bagaimana kabar Aura?"Sebagai pasangan kekasih, status Cinta dan Damar saat ini hanya sebatas mantan, tetapi mereka tetap harus menjaga hubungan baik sebagai ipar."Tampaknya kau sangat sibuk setelah resign dari Sanjaya, sampai-sampai tidak punya waktu untuk bertemu dengan Aura. Tapi tidak ada yang perlu kau khawatirkan, karena aku akan selalu menjaga Aura untukmu."Tatapan mata Damar yang teduh, terasa begitu menenangkan hati Cinta. Kilatan masa lalu kebersamaan yang pern
Waktu terus berjalan, dan lima tahun telah berlalu. Tegar dan Cinta mencoba berjuang mendirikan usaha mereka sendiri. Meskipun harus merangkak dari bawah tetapi pasangan suami istri itu tetap terlihat bahagia dan sangat menikmati setiap prosesnya. Sebagai anak yang lahir di luar nikah, Tegar sadar dirinya tidak memiliki sedikitpun hak atas Sanjaya Furniture. Semua itu adalah milik Damar, dan dia tidak akan mengganggunya. Begitu juga dengan Mulia Abadi Mebel, perusahaan itu adalah hasil kerja keras Lisa saat menjadi istri dari seorang Widiantoro Muliawan, dia pun tidak memiliki hak di sana, meskipun ibunya bekerja lebih dominan. Apalagi saat perceraian Lisa dengan Widi harta bersama yang mereka miliki langsung dilimpahkan kepada Cantika. Tegar bersyukur karena Cinta bisa memahami keputusannya tersebut, meskipun dirinya harus ikut bekerja keras dalam membantu Tegar menjalankan usaha yang benar-benar dari nol. Ketekunan Tegar dan Cinta pun membuahkan hasil, meskipun usaha mereka masih b
“Ini bukan malam pertama kita, Gar! Walaupun kita baru saja menikah tetapi kita bukan pengantin baru lagi,” ucap Cinta yang merasa tidak mampu mengimbangi gairah sang suami.Melihat sang istri yang terlihat sudah kelelahan akhirnya Tegar pun mengalah. Ditariknya selimut untuk menutupi tubuh polos mereka. Tegar merapatkan tubuhnya dan berbaring dengan kepala bertumpu pada lengan kekarnya, hingga dia bisa memandang dengan saksama wajah pucat sang istri karena kelelahan melayaninya.“Apa kau sudah dengar kabar?” tanya Tegar sambil merapikan anakan rambut yang menjuntai ke wajah sang istri, lalu diselipkannya di belakang daun telinga.“Apa?” tanya balik Cinta dengan mata yang hampir terpejam karena sudah tidak kuat lagi menahan kantuk.“Pak Adnan akan menikah, lamarannya tadi diterima.”“Ha!” Kabar yang baru saja menggetarkan telinganya, membuat kantuk Cinta hilang seketika. “Sama ibu? Kapan?” cecar Cinta yang tidak bisa menahan rasa penasarannya.“Buka,” jawab Tegar sambil menggelengan
Perbincangan yang terasa sangat private berlangsung di ruang kerja Lisa. Dengan didampingi oleh sang ayah yang merupakan seorang pengacara, Randy memberanikan diri untuk melamar Cantika. Tetapi tampaknya keinginan Randy tidaklah mudah untuk bisa terwujud, karena di hadapan Tegar, Cinta dan juga Lisa, dengan terang-terangan Cantika menolak niat Randy tersebut.“Itu sudah menjadi keputusan saya,” ucap Cantika dengan tegas.“Pikirkan masa depan anak yang sedang kau kandung saat ini,” sahut Adnan yang terlihat masih belum percaya jika janin yang saat ini dikandung oleh Cantika adalah calon cucunya.“Saya mengambil keputusan ini karena benar-benar memikirkan masa depan anak yang sedang saya kandung. Saya tidak ingin anak saya tumbuh seperti saya, tumbuh dalam keluarga yang penuh dengan kepalsuan.” Cantika tetap teguh dengan pendiriannya, seolah tidak ada yang bisa mengubah keputusannya lagi.Setelah lelah memohon kepada Cantika, kini Randy hanya mengandalkan sang papa untuk bisa membujuk C
Hesti memejamkan mata sambil mengatur napasnya. Wanita yang dinikahi secara sah oleh Dharma Sanjaya itu mencoba menahan segala amarah setelah mendengar pengakuan dari Lisa. Damar meraih jemari mamanya, berharap wanita yang telah melahirkannya bisa lebih tenang.Berpuluh tahun Hesti menyimpan amarah dan kebencian. Sungguh sangat sulit dipercaya jika ternyata sumber malapetaka dalam kehidupan rumah tangganya adalah orang yang begitu dekat dengannya.Hesti menghembuskan napas dengan kasar lalu membuka matanya dan memandang Lisa yang sedang menangis tergugu di hadapannya. Sudah bukan waktunya lagi untuk membalas dendam, tanpa harus mengotori tangannya ternyata Tuhan telah memberi keadilan kepada Lisa.Meskipun memiliki harta yang melimpah dan usaha yang maju dengan pesat, Lisa terjebak dalam pernikahan yang tidak sehat dengan Widiantoro Moeliawan. Berpuluh tahun Lisa harus hidup bersama seorang suami yang tukang selingkuh. Hingga membuat Lisa memilih untuk menyibukkan diri dengan pekerjaa
Tegar langsung menghampiri Cantika yang saat ini sudah berdiri di hadapannya. Sesaat dua bersaudara yang lahir dari rahim yang sama meskipun dari benih pria yang berbeda itu saling berpelukan untuk melepas kerinduan.Tegar segera mengurai pelukannya kala merasa ada yang membatasinya. Ya, perut Cantika yang terlihat mulai menyembul. Diusapnya perut sang adik, ada rasa bangga kala mengetahui Cantika masih tetap mempertahankan kehamilannya meskipun harus menghadapi banyak rintangan dan hinaan.Di sudut yang berbeda, Cinta menyaksikan interaksi antara Tegar dengan Cantika. Rasa cemburu yang dahulu sempat membuat Cinta kalap kini raib berganti haru. Hubungan dua bersaudara di depannya, mengingatkan Cinta pada Aura, adiknya yang belum lama meninggal. Kesedihan kembali mendera hati Cinta karena rasa kehilangan dan kerinduan kepada Aura yang sudah tidak mungkin lagi bisa dia temui. Belum lagi perut Cantika yang membuncit mengingatkan Cinta pada calon anak yang harus pergi sebelum melihat ind
Dengan langkah lebar dan terlihat tergesa-gesa, Adnan memasuki sebuah restaurant. Pandangan matanya menyapu seisi ruangan mencari sosok yang sudah melakukan janji untuk bertemu di tempat tersebut. Tidak butuh waktu yang lama, akhirnya netra Adnan menemukan sosok yang dia cari.“Maaf! Orang-orang suruhanku belum mendapatkan kabar tentang Cantika,” ujar Adnan kala menjatuhkan bobot tubuhnya di kursi yang berada di depan Lisa. “Tapi orang-orangku masih terus mencarinya, semoga Cantika bisa secepatnya ditemukan.Lisa hanya mengangguk pelan menanggapi ucapan Adnan. Ada rasa kecewa yang sedang dia redam, bagaimana pun dia sangat ingin segera mengetahui kabar putrinya yang sudah beberapa hari meninggalkan rumah.“Selain masalah Cantika, sebenarnya ada urusan lain yang membuatku ingin menemuimu.”Pandangan Adnan langsung terfokus pada Lisa. Pria yang berprofesi sebagai pengacara itu terdiam menunggu wanita yang duduk di hadapannya untuk mengungkapkan kepentingannya.“Bantu aku untuk mengurus
“Dia sudah pergi?”Hesti terjingkat kaget saat mendengar suara yang sudah beberapa hari dia nantikan. Bersama dengan senyum yang ditemani oleh lelehan air mata Hesti melangkahkan kakinya mendekati brankar putra semata wayangnya.“Kau sudah sadar?”Hesti tidak bisa menyembunyikan rasa bahagianya kala melihat Damar sudah sadar. Tidak lupa dia menekan tombol nurse call agar Damar segera mendapat pemeriksaan lanjutan untuk mengetahui keadaannya saat ini.Senyum di bibir Hesti semakin melebar saat dokter menjelaskan jika organ-organ vital Damar dalam keadaan yang baik dan bisa berfungsi dengan normal. Hanya kaki Damar yang membutuhkan tindakan lebih berupa fisioterapi agar bisa berjalan seperti sedia kala.“Aku akan mengabari Tegar,” ucap Hesti setelah dokter dan asistennya meninggalkan ruang perawatan Damar.“Apakah Tegar juga akan mengambil mama dariku?” tanya Damar dengan mata yang berkaca-kaca. “Tegar sudah mengambil papa, dia juga mengambil Cinta dariku, apakah sekarang mama juga aka
Pagi-pagi sekali Lisa sudah tiba di ruang perawatan Cinta. Bukan hanya untuk melihat keadaan anak dan menantunya tetapi juga pelarian atas masalah Cantika yang sampai saat ini belum ada kabarnya.Rasa canggung itu masih ada, hingga Cinta hanya melempar senyum untuk menyambut kedatangan wanita yang telah melahirkan Tegar terseb.ut. Cinta yang awalnya sibuk memainkan ponselnya pun bergegas meletakkan ponsel tersebut di nakas untuk menghargai kedatangan Lisa.“Sudah mau pulang?” tanya Lisa saat melihat Tegar sedang berkemas.“Ya, hanya tinggal tunggu visit dokter saja,” jawab Tegar.Sebenarnya untuk proses kuretase, Cinta tidak harus menjalani rawat inap. Tapi karena kondisi mental Cinta yang terlihat sangat terpuruk dan juga kesibukan Tegar mengurus pemakaman Aura dan juga anak mereka membuat Tegar memutuskan agar Cinta menjalani rawat inap.“Syukurlah, ibu akan menghubungi Bi Ani agar menyiapkan apartemen kalian.”“Kami akan pulang ke rumah dulu, masih banyak tetangga yang datang untuk
Cinta mulai membuka matanya saat mendengar sayup-sayup suara panggilan untuk melaksanakan ibadah di pagi hari. Ada rasa kehilangan kala tangannya menyentuh perutnya yang rata. Janin yang baru beberapa hari dia sadari kehadirannya kini sudah pergi meninggalkannya.Air mata Cinta kembali menetes saat dia teringat jika dia bukan hanya kehilangan calon anaknya tetapi juga Aura. Dan Cinta tidak bisa mengiring keduanya saat menuju ke tempat peristirahatan yang terakhir. Dengan dibarengi oleh lelehan air mata, bibir Cinta merapalkan doa-doa untuk orang-orang yang dia sayangi yang telah meninggalkannya.Cinta bergegas menyeka air matanya saat mendengar suara pintu dibuka. Penampilan yang berbeda dari sosok yang sangat dia kenal membuat Cinta sedikit terpana. Mungkin berbagai ujian dan cobaan yang menghampiri mereka akhir-akhir ini membuat Tegar membutuhkan pegangan yang kuat, yang hanya bisa dia dapatkan dari Tuhannya.Biasanya di waktu subuh, Tegar sedang nyenyak-nyenyaknya tidur, dan sulit